Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widayanti Dewi Wulandari
"Obyektif: Untuk menilai kualitas hidup pada pasien dengan penyakit kronis, WHO mengembangkan instrumen penilaian kualitas hidup yaitu WHOQOL-100 yang terdiri dari 100 butir pertanyaan dalam 6 domain dan 24 facet. Untuk kepentingan kepraktisan dikembangkan pula versi singkatnya yaitu WHOQOL-BREF yang terdiri dari 26 pertanyaan dalam 4 domain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah WHOQOL-100 dan WHOQOL-BREF stabil dan terpercaya dalam menilai kualitas hidup pada pasien yang berobat jalan di RSCM.
Metode: Responden adalah pasien yang didiagnosis menderita penyakit kronis dan sedang berobat jalan di poli rawat jalan RSCM dan petugas kesehatan (perawat, pegawai dan residers) yang bertugas di RSCM. Validasi dilakukan dengan menguji Discriminant Validity dengan r test, sensitivitas, spesifisitas dan akurasi menggunakan Analisis Diskriminan, dan Analisis Faktor menggunakan Principal Componen Analysis. Untuk mengetahui reliabilitas dilakukan uji Cronbach 's alpha untuk memperkirakan internal consistency dan Test-Retest menggunakan Pearson 's r correlation.
Hasil: Hasil uji sentivitas, spesifitas menunjukkan hasil yang cukup valid sedangkan pada Analisis Faktor terdapat 15 pertanyaan yang berkorelasi lemah pada WHOQOL-100 dan pada WHOQOL-BREF 9 pertanyaan. Uji Cronbach's alpha menghasilkan internal consistency seperti yang diharapkan. yaitu antara 0,6138-0,7808 untuk WHOQOLBREF dan 0,6320-0,8190 untuk WHOQOL-100 Test-Retest menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antara test dan retest. Sedangkan pada t-test menunjukkan perbedaan yang bermakna antara pasien dan orang sehat, kecuali pada domain spiritual.
Kesimpulan: WHOQOL-100 dan WHOQOL-BREF valid dan terpercaya namun ada beberapa pertanyaan yang perlu diperbaiki, terutama pads tats bahasa agar mudah dipahami.

Objective: To assess quality of life in chronically ill patients, WHO developed an instrument which is called WHOQOL-100 contain 100 items of questions in 6 domain and 24 facets. For practical purpose an abbreviated 26 item and 4 domain instrument, the WHOQOL-BREF has been developed. The aim of this research is to analyze the reliability and validity of the WHOQOL-100 and WHOQOL-BREF in assessing the quality of life of patients Cipto Mangunkusumo Hospital.
Methods: Respondents consist of the chronically ill ambulatory patients who came to Cipto Mangunkusumo Hospital and hospital personnel (paramedics, administrative and the residents) who are on duty in RSCM. Data analyses were carried out using SPSS 11.0. To analyze the validity, the Discriminant validity determined via t-test. For sensitivity, specificity and accuracy determined via Discriminant Analysis and Confirmatory Factor Analysis of the items was carried out using Principal Component Analysis. To analyze the reliability we uses Cronbach's alpha to estimate the internal consistency, and for test-retest we use Pearson's r correlation.
Result: The sensitivity, specificity and accuracy show good validity, even though there are 15 questions which have low correlation in WHOQOL-100 and 9 questions in WHOQOL-BREF. Cronbach's alpha show good internal consistency in the range 0.6138-0.7808 for the WHOQOL-BREF and 0.6320-0.8190 for the WHOQOL-100. For test-retest there is no significant difference between test and retest. And for t test there is significant difference between patients and health persons, except for spiritual domain.
Discussion; WHOQOL-100 and WHOQOL-BREF are valid and reliable, even though there are several questions that have to be' reviewed' especially in connotation to make the questions more comprehensible for Indonesians."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armadini Caesar Ika Jati
"Latar belakang berawal dari jumlah anak HIV/AIDS di Indonesia mengalami peningkatan diiringi dengan kualitas hidup yang rendah. Anak HIV/AIDS perlu mempunyai kualitas hidup yang baik agar mereka dapat mengelola kondisi kesehatan sehingga mendapatkan kesejahteraan dalam hidupnya. Untuk menilai kualitas hidup maka digunakan WHOQOL-100 (World Health Organization Quality of Life-100) karena dapat menilai persepsi anak terhadap kehidupannya dalam konteks budaya dan sistem nilai. Anak HIV/AIDS yang mempunyai kualitas hidup buruk dapat berubah menjadi baik karena berdasarkan perspektif life span, anak HIV/AIDS mengalami perkembangan semasa hidupnya. Perspektif life span membantu dalam memahami perkembangan yang terjadi sepanjang kehidupan anak HIV/AIDS serta membantu mereka menuju kehidupan yang lebih bermakna sesuai dengan tahapan perkembangannya. Berangkat dari hal itu, tujuan penelitian untuk menggambarkan kualitas hidup anak dengan HIV/AIDS berdasarkan WHOQOl-100 dan menggambarkan kualitas hidup anak dengan HIV/AIDS dalam memenuhi tahap perkembangannya berdasarkan WHOQOL-100. Metode yang digunakan literature review dengan case study yang menganalisis delapan kasus yang dikelompokkan berdasarkan tahap perkembangan anak dan remaja, yaitu early childhood hingga adolescence, middle and late childhood hingga adolescence, dan adolescence. Hasil analisis gambaran kualitas hidup anak HIV/AIDS berdasarkan WHOQOL-100 adalah anak HIV/AIDS yang tua mengalami peningkatan rasa sakit, anak HIV/AIDS memiliki nutrisi yang rendah, anak HIV/AIDS memiliki kualitas tidur yang rendah, anak HIV/AIDS memiliki kinerja yang buruk dalam bidang kognitif, anak HIV/AIDS memiliki harga diri yang rendah, anak HIV/AIDS memiliki citra diri yang cukup baik, anak HIV/AIDS perlu pengobatan ART sedini mungkin, anak HIV/AIDS memiliki fungsi sekolah yang rendah, caregiver memiliki beban mengasuh anaknya, anak HIV/AIDS perlu strategi mengatasi masalah yang tepat, stigma anak HIV/AIDS memberikan dampak buruk, anak HIV/AIDS perlu menggunakan keuangan yang diawasi dengan baik, anak HIV/AIDS perlu layanan kesehatan yang memadai, anak perlu informasi mengenai HIV/AIDS, dan anak HIV/AIDS menggunakan dukungan spiritual. Gambaran kualitas hidup anak HIV/AIDS dalam memenuhi tahap perkembangannya juga beragam. Hal-hal yang membuat anak HIV/AIDS tidak memenuhi tahap perkembangannya adalah gaya asuh caregiver yang overprotective atau tidak peduli, pengawasan keuangan yang tidak memadai, dukungan spiritual yang tidak sesuai, anak terhambat berhubungan sosial dan mendapatkan stigma sosial, anak HIV/AIDS merasakan rasa sakit dan nutrisi yang rendah, anak HIV/AIDS harus meninggalkan sekolahnya karena pergi ke rumah sakit, anak HIV/AIDS memiliki kualitas tidur yang rendah, dan anak HIV/AIDS memiliki harga diri rendah. Sedangkan hal-hal yang membuat anak HIV/AIDS dapat memenuhi tahap perkembangannya adalah anak HIV/AIDS tahu informasi tentang HIV/AIDS, ada upaya pemerintah dalam membuat layanan kesehatan yang memadai, ada dukungan sosial dari caregiver kepada anak HIV/AIDS, dan anak HIV/AIDS menjalani perawatan rutin di rumah sakit. Kesimpulannya adalah domain hubungan sosial merupakan domain yang paling dominan karena dukungan dari caregiver membuat perubahan atas kualitas hidup anak HIV/AIDS di domain kualitas hidup lainnya dan peran pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan dan penyuluhan informasi HIV/AIDS juga aspek yang paling dominan dalam kualitas hidup anak HIV/AIDS. Untuk memenuhi tahap perkembangan anak HIV/AIDS, perlu adanya pengasuhan dari caregiver sehingga anak memiliki otonomi sendiri dan anak membutuhkan layanan kesehatan yang membuat kesehatannya tidak memburuk.

It begins with the increasing number of children living with HIV/AIDS in Indonesia accompanied by low quality of life. It’s crucial for children with HIV/AIDS to have a good quality of life so they can manage their health conditions and achieve their well-being. To assess their quality of life, the WHOQOL-100 (World Health Organization Quality of Life-100) is used because it evaluates children's perceptions of their lives within cultural contexts and value systems. Children with poor quality of life can improve over time. From a life span perspective, they undergo developmental changes throughout their lives. This life span perspective helps understand their developmental trajectory and guides them toward a more meaningful life according to their developmental stages. Based on this, the research aims to describe the quality of life of children with HIV/AIDS using the WHOQOL-100 and to depict how they meet their developmental stages according to WHOQOL-100. The methodology includes a literature review and a case study analyzing eight cases categorized by early childhood to adolescence, middle and late childhood to adolescence, and adolescence. The analysis reveals various aspects of the quality of life of children with HIV/AIDS based on the WHOQOL-100, older children with HIV/AIDS experience increased pain, they often have poor nutrition and low sleep quality, perform poorly in cognitive areas, struggle with low self-esteem yet have a somewhat positive self-image. They require early ART treatment, face challenges in school functioning, and impose caregiving burdens on their caregivers. Regarding meeting developmental stages, factors hindering children with HIV/AIDS include overprotective or neglectful caregiving styles, inadequate financial oversight, mismatched spiritual support, social barriers, pain, low nutrition, disrupted schooling due to hospitalization, poor sleep, and low self-esteem. Conversely, factors facilitating their developmental stages include HIV/AIDS knowledge, government efforts in providing adequate healthcare, social support from caregivers, and regular hospital care. In conclusion, the social domain emerges as the most dominant in children's quality of life according to the WHOQOL-100, primarily due to caregiver support impacting changes in other life domains. Additionally, governmental roles in healthcare provision and HIV/AIDS education are crucial. To meet developmental stages, children with HIV/AIDS require nurturing from caregivers to foster their autonomy and access to healthcare to maintain their health stability."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library