Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Massachusetts : Merriam-Webster Inc., 1988
R 920.003 WEB
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Springfield: Merriam Webster, 1995
R 423 MER
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Danbury, Connecticut: Grolier Incorporated, 1992
R 423 GRO n
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Boston: Houghton Miffin, 1991
R 423 WEB
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Delair Publishing Company, 1981
R 423 NEW
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Elta Diah Pasmanasari
"Pendahuluan
Myasthenia gravis merupakan penyakit autoimun pada taut saraf otot yang terkait dengan antibodi asetilkolin. Pathologi dari MG terkait dengan pathologi timus yang mengakibatkan terjadinya defek pada maturasi sel intra-timus. Model hewan coba MG selama ini digunakan dengan menginjeksi T.californica yang mengakibatkan kelemahan otot seperti MG, namun model tersebut tidak dapat menjelaskan patologi imunologi MG. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu model hewan MG dengan injeksi plasma pasien MG menggunakan mecit Swiss-Webster.
Metode
Plasma pasien didapatkan dari pasien MG yang telah terdiagnosa MG dan kontrol di Poli RSDK Semarang. Plasma individu sehat didapatkan dari individu sehat yang memenuhi kriteria inklusi. Seluruh plasma diperiksa kadar T-reg dan plasma pasien MG dipisahkan menjadi kelompok dengan plasma lebih rendah dari individu normal dan kelompok dengan kadar T-reg lebih tinggi dari individu normal. Mencit Swiss-Webster, betina berusia 10-12 minggu dikelompokkan menjadi kelompok yang diinjeksi dengan plasma normal, plasma MG dengan kadar T-reg tinggi dan plasma MG dengan kadar T-reg rendah dan injeksi dilakukan pada hari 1-5 setiap minggu, selama dua, tiga dan empat minggu. Fungsi motorik diperiksa sebelum dan setelah perlakuan. Fungsi motorik diukur dengan wire hanging test. Mencit yang telah memenuhi lama perlakuan diperiksa kadar IL-2, IFN-γ, antibodi asetilkolin dan reseptor asetilkolin terlarut dalam serum. Otot dan timus diperiksa dengan pewarnaan HE.
Hasil Penelitian
Didapatkan 5 plasma normal (1 laki-laki dan 4 perempuan) dengan rerata T-reg 15,8±1,627%. Plasma 5 pasien MG T-reg rendah (1 laki-laki dan 4 perempuan) dengan rerata T-reg 3,74±0,814% dan 4 plasma pasien MG T-reg tinggi (1 laki-laki dan 3 perempuan) dengan rerata kadar T-reg 24,30±4,700%. Hasil bermakna didapatkan pada variabel-variabel fungsi motorik dengan p=0,047 dan p=0,22 pada kelompok T-reg rendah dengan lama perlakuan 2 dan 3 minggu. Hasil bermakna juga didapatkan pada variabel berat basah timus (p=0,034, p=0,034 dan p=<0,001) pada kelompok T-reg rendah dengan perlakuan 2, 3 dan 4 minggu. Analisis luas otot didapatkan hasil bermakna pada kelompok yang diinjeksi dengan plasma kadar T-reg rendah. Kadar IFN-γ dan IL-2 menurun bermakna pada kelompok yang diinjeksi dengan kadar T-reg rendah dengan p=0,007 dan p=<0,001 (IFN-γ) serta p=0,047, p=0,005 dan p=0,042 untuk IL-2. Variabel-variabel berat badan, rasio korteks-medula pada timus, kadar antibodi asetilkolin dan kadar reseptor asetilkolin terlarut didapatkan hasil yang tidak bermakna.
Kesimpulan
Injeksi plasma pasien MG dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membuat model MG pada mencit Swiss-Webster dengan mempertimbangkan kadar T-reg pada plasma yang diinjeksikan.

Introduction
Myasthenia gravis is a rare autoimmune disorder that affects the neuromuscular junction because of the acetylcholine antibody. Pathology of MG is related to the disorder in the thymus that causes the defect of the maturation of the T cell intra thymic. For the purpose of research, an MG animal model was built. The model often used is the injection of antibodies from T. California, which causes muscle weakness. However, the model can not explain the immune pathology of the MG. This study aims to build an animal model of MG with the plasma patient MG injection on Swiss-Webster mice.
Material and Methods
Plasma obtained from MG patients that have diagnosed of MG as the out-patients in KAriadia Hospital Semarang. Plasma from healthy control obtained from healthy subject that fulfill the inclusion criteria. Female Swiss-Webster mice, 10-12 weeks old, were grouped into: injected normal plasma, injected plasma MG patients with low T-reg level, and injected plasma MG patients with high T-reg levels. Plasmas were injected on 1st-5th day. Motor function was assessed with a wire-hanging test. The mice’s serum was examined for IL-2, IFN-γ, acetylcholine receptor antibody, and soluble receptor acetylcholine level using ELISA. After termination, the muscle and thymus were examined under microscope with HE staining.
Result
Five normal plasmas were obtained (1 man and 4 women), and the mean T-reg level was 15,8±1,627%. Five plasma MG patients with low T-reg level (1 man and 4 women) with a mean T-reg level of 3,74±0,814%, and 4 plasma MG patients with high T-reg level (1 man and 3 women) with a mean T-reg level of 24,30±4,700%. Motor function was statistically significant in the group injected with plasma patients with low T-reg levels (p=0,047 and p=0,22) in groups 2- and 3-week treatment. Thmus weight was significantly different in the group injected with low T-reg level MG patients compared with control in 2-,3- and 4-week treatment (p=0,034, p=0,034 dan p=<0,001). The width of the muscles was found to be significantly different in the group injected with low T-reg level plasma of MG patients on 2-,3- and 4-week treatment p=0,047, p=0,005 dan p=0,004. The level of IFN-γ was decreased significantly in the groups that were injected with low T-reg levels of MG patient's plasma (p=0,007; 3-week treatment and p=<0,001; 4-weeks treatment). Interleukin-2 levels were decreased in groups injected with low T-reg levels (p=0,047, 2-weeks treatment; p=0,005, 3-weeks treatment and p=0,042, 4-weeks treatment). Some variables were not significantly different, such as body weight, thymus cortex-medulla ratio antibody level, and soluble receptor acetylcholine.
Conclusion
Plasma injection of MG patients into Swiss-Webster mice may be used to build a model of MG, with the T-reg level as the consideration.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzajjanah
"Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Telah diketahui keseluruhan tanaman pare (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) dilaporkan berkhasiat sebagai obat tradisional. Hasil penyarian, ekstrak biji pare mengandung banyak komponen yang belum teridentifikasi dengan baik. Komponen tersebut antara lain Momordikosid yang tergolong dalam glikosida triterpen, cucurbitasin glikosida, dan momorcharin serta MAP 30 yang termasuk kelompok protein tanaman. Komponen dalam tanaman pare mempunyai aktivitas biologis yaitu antifertilitas, antidiabetik, antivirus, antitumor dan mempunyai efek sitostatik dan sitotoksik.
Dari beberapa penelitian diketahui bahwa momorcharin yang diekstrak dari biji pare, yang diberikan secara intraperitonium dapat menghampat implantasi zigot. Demikian juga ekstrak buah pare dapat menurunkan kesuburan individu jantan. Penelitian ini ingin mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji dan ekstrak daging buah pare terhadap kesuburan mencit betina. Dilakukan penelitian pemberian ekstrak biji dan daging buah pare secara oral selama 40 hari pada dosis 500 mg/kg bb, 750 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb terhadap kesuburan mencit betina. Setelah selesai perlakuan dilakukan pengambilan data berat badan mencit dan parameter kesuburan yaitu lama sikius estrus, jumlah folikel ovarium, berat ovarium dan jumlah anak yang dilahirkan.
Hasil dan Kesimpulan: Ekstrak biji dan daging buah pare yang diberikan secara oral pada semua dosis perlakuan tidak berpengaruh terhadap berat badan dan jumlah folikel primer (p>0.05). Akan tetapi dapat menyebabkan sikius estrus menjadi lebih panjang, penurunan jumlah folikel sekunder/tersier dan folikel de Graaf, menaikkan jumlah folikel atresia dan berat ovarium. Mulai dosis 750 mg/kg bb beberapa mencit tidak beranak (p<0.01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T4648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku yang berjudul "Merriam-Webster's guide to business correspondence : a merriam-webster" ini merupakan sebuah buku panduan mengenai korespondensi bisnis."
Springfield: Merriam-Webster's, Incorporated, 1993
R 651.75 MER
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Astri Paramaramya
"Angka kejadian positif malaria di Indonesia pada tahun 2013 adalah 343.527 jiwa. Diperlukan pengobatan efektif untuk penyakit malaria, salah satu caranya dengan mencari obat alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kulit batang Flamboyan dalam memberikan efek antiplasmodium dan untuk melihat dosis mana yang memberikan peningkatan Plasmodium yang paling rendah (9,8 mg, 11,2 mg, atau 12,6 mg per 20 g mencit). Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan subjek penelitian mencit Swiss webster yang diinfeksi Plasmodium berghei. Sampel terdiri atas 25 mencit yang dibagi dalam 5 kelompok. Perlakuan diberikan setiap hari dan dipantau parasitemia pada mencit selama 5 hari. Parasit dilihat di bawah mikroskop menggunakan sediaan apus darah tipis dengan pewarnaan Giemsa. Data diolah dengan program IBM SPSS Statistics 22.
Hasil analisis pertumbuhan parasit setelah percobaan hari ke-4 didapatkan (p= 0,010), (p=0,108), (p=0,050), (p=0,180) untuk kontrol positif, dosis kecil, dosis sedang dan dosis besar secara berurutan bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Hasil pertumbuhan parasit hari ke-5 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna (p=0,058) antar masing-masing kelompok. Persentase penghambatan densitas parasit pada hari ke-4 menunjukkan hasil <50% untuk ketiga dosis. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis 9,8 mg, 11,2 mg dan 12,6 mg per 20 g mencit tidak memiliki efek antiplasmodium.

The incidence of malaria in Indonesia in 2013 was 343 527 people. Thus, it is very important to have an effevtive medicine against malaria. One of the effort is to find an alternative medicine. This study aimed to evaluate the effectivity of antiplasmodium of Flamboyant's stem bark and which dosage of that has the least increase in density of parasite (9.8 mg, 11.2 mg, 12.6 mg per 20 g mice). This was an experimental study on Swiss webster mice infected by Plasmodium berghei. Here was used 25 mice, divided into 5 group. The extracts were given once daily for 5 days and the density of parasites in peripheral blood were evaluated everyday with a thin blood smear colored with Giemsa staining. The data gained then analyzed using IBM SPSS Statistics 22 to see the increase in parasite density.
The results on 4th day treatment for the positive control, small dose, medium dose, and high dose, all compared to negative control are as follow (p= 0.010), (p=0.108), (p=0.050), (p=0.180). On the 5th day analysis, the increase in density of parasite of all group also not significantly difference (p=0.058). The percentage inhibition of parasite's density on 4th day treatment are <50% for those three dosages. From this, can be concluded that all the three dosages have no antiplasmodium effect.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Larastika Riyanto
"Cepat berkembangnya resistensi terhadap pengobatan malaria menuntut gencarnya usaha untuk menemukan pengobatan baru dan cara untuk menghambat timbulnya resistensi, seperti menggunakan terapi kombinas. Dua ekstrak tanaman yang terbukti pada beberapa penelitian in vivo memiliki efek antimalarial adalah kulit batang Flamboyan (Delonix regia) dan daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees). Pada penelitian ini diujikan kombinasi dari kedua ekstrak tersebut pada rasio 1:1, 3:1, dan 1:3 dengan desain penelitian eksperimen in vivo, menggunakan mencit Swiss-webster dan Plasmodium berghei. Setelah dievaluasi pada hari ke-4, peningkatan parasitemia ketiga kelompok uji tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kelompok placebo. Selain itu, hasil persentase inhibisi masing-masing kelompok uji < 50%. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga jenis kombinasi tidak terbukti memiliki efek antimalaria. Dari ketiga jenis kombinasi, kelompok rasio 1:1 memiliki efek inhibisi parasitemia paling baik, ditinjau dari median peningkatan parasitemia pada hari ke-4 dan persentase inhibisi di hari ke-4.

The fast growing resistance toward malaria treatment, demand us to develop a new medicine that can also prevents resistance. One way of doing this is by using a combination therapy. Two herbal extract that had been proven to have antimalarial property is Flamboyan's (Delonix regia) stem bark and Sambiloto's (Andrographis paniculata Nees)'s leaves. In this in vivo experimental study, we evaluate the antimalarial effect of the combination of both extracts in a Swisswebster mice that is infected by Plasmodium berghei in the ratio of 1:1, 3:1, and 1:3. In the 4th day of therapy, all 3 combination ratios show no significant difference compared to the mice treated with placebo. Moreover, the percentage of inhibition of the three combination ratio are less than 50% which indicates that all three therapy has no antimalarial effect. Among the three combination, 1:1 ratio has the best inhibition of parasitemia of 15 percent."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>