Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Syafri K.,
Abstrak :
Tujuan tesis ini adalah untuk menunjukkan bagaimana kedua novel merespon secara kritis sistem patriarki dan kondisi poskolonial melalui sikap dingin tokoh-tokoh perempuan. Tesis ini menunjukkan bagaimana teks merespons hubungan kekuasaan antara kelompok dominan kulit putih terhadap pendatang dan Dunia Ketiga yakni Haiti dan Chicano; serta gambaran permasalahan perempuan oleh kedua pengarang tersebut dalam Lucy dan Delia's Song.
Dengan prespektif feminis dan poskolonial, tesis menunjukkan bahwa keberadaan perempuan digambarkan dalam dua jenis penindasan yakni penindasan perempuan oleh kaum laki-laki dan penindasan perempuan kulit berwarna oleh kaum mayoritas kulit putih. Penindasan perempuan merupakan warisan sistem patriarki yang berasal dari negeri perempuan yang mengalami penindasan. Penindasan perempuan sebagai warisan patriarki sering digambarkan melalui hubungan ibu dan anak perempuan dalam proses yang unik. Penindasan kaum kulit berwarna yang berasal dari Dunia Ketiga digambarkan melalui hubungan antara kaum kulit putih dengan perempuan pendatang dad Chicano. Perempuan pendatang ini didiamkan oleh sistem patriarki dan kondisi poskolonial. Dalam hal ini posisi mereka sebagai objek. Akan tetapi, posisi itu berubah kemudian. Mereka mendiamkan diri sebagai wujud pemberontakan hati mereka dalam menentang sistem patriarki dan dominasi kekuasan kelompok masyarakat kulit putih. Jadi posisi mereka sebagai subjek. Sikap diam mereka sebagai resistensi terhadap "penjajahan" perempuan karena pada hakekatnya ada dua jenis "penjajahan" dalam kedua karya (Lucy dan Delia's Song) tersebut yakni penjajahan terhadap kaum perempuan oleh kaum laki-laki dan penjajahan oleh kelompok mayoritas kulit putih terhadap kaum pendatang dan Dunia Ketiga.
Ketidakmauan kaum laki-laki dalam memahami perasaan kaum perempuan sebagai permasalahan yang dominan dalam kedua karya tersebut pada hakekatnya disebabkam oleh kecenderungan kaum laki-laki dalam menguasai kaum perempuan karena kaum laki-laki sering merasa kedudukan mereka lebih tinggi dari kedudukan perempuan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T8997
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Naura Shahira Putri
Abstrak :
Sejak Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia terjadi beberapa peristiwa yang mengakibatkan banyak perlakuan diskriminatif dari beberapa kelompok seperti orang berkulit putih, etnis tionghoa, dan siapa saja yang dianggap sebagai pembela Belanda sehingga banyak terjadi pertumpahan darah. Masa 'bersiap' adalah masa yang dimulai sesaat setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 dan mencapai puncak kekerasannya dua bulan kemudian. Bagaimana perlakuan terhadap masyarakat kulit putih sebagai kelompok yang paling terdampak di Surabaya merupakan permasalahan penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah dengan menggunakan sumber primer dan sekunder. Sumber primer yang digunakan adalah tujuh dokumen Jack Boer tahun 1945 dari 125 eksemplar dokumen resmi pemerintah Belanda dan Hindia Belanda koleksi Archief van Tranen project yang memuat keterangan saksi dan dokumen lain yang menggambarkan keadaan pada masa bersiap. Sumber lainnya adalah surat kabar Belanda dan Australia. Penelitian ini melihat dari sudut pandang barat. Selama masa "bersiap", kekejaman terhadap orang kulit putih tanpa memandang jenis kelamin atau usia terus terjadi. Kekerasan yang terjadi pada masa persiapan merupakan akibat dari sistem politik Jepang untuk mewujudkan Asia Raya bersama Asia Timur Raya. Kejadian di Surabaya pada bulan Oktober 1945 merupakan kelanjutan dari sistem militer dan propaganda yang digaungkan pada masa pendudukan Jepang. Tidak hanya kebencian terhadap orang kulit putih, Masa Bersiap di Surabaya pada bulan Oktober 1945 juga terjadi akibat kekhawatiran akan kedatangan NICA melalui pasukan Sekutu.
......Since the Proclamation of Independence of the Republic of Indonesia has occurred several events that resulted in many discriminatory treatments from several races, anyone who was considered as a defender of the Dutch so that there was a lot of bloodshed. The ‘bersiap’ period was the time that began shortly after Indonesia's independence on August 17, 1945 and reached the peak of violence two months later which was full of violence. When the‘bersiap’ white people was treated unfairly by being boycotted, tortured, and killed. The research method used is a historical research method using primary and secondary sources. The primary source used was 7 Jack Boer documents in 1945 out of 125 official documents from the Dutch and Dutch East Indies Government of Archief Van Tranen Project which contained witness statements and other documents that described the situation during the ‘bersiap’ period. Other sources are Dutch and Australian newspapers. During the "\‘bersiap’ period, cruelty to white people regardless of sex or age continues to occur. Violence that occurred during the preparation period was a result of the Japanese political system to realize Raya Asia with the Great East Asia. What happened in Surabaya in October 1945 was a continuation of the military and propaganda system echoed during the Japanese occupation. Not only hatred of white people, the period of ‘bersiap’ in Surabaya in October 1945 also occurred due to concerns about the arrival of NICA through the Allied forces.
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library