Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Dwi Satryo Purwahyudi
Abstrak :
Pengambilan keputusan merupakan bagian dari tindakan manusia yang memiliki berbagai pendekatan dalam pelaksanaannya, termasuk model rasional dan prosedural. Pada dasarnya, setiap pengambilan keputusan, merefleksikan proses kognitif yang kompleks karena adanya dilema atas dua pilihan atau lebih yang dihadapi oleh manusia. Hal ini tercermin dalam banyak cerita rakyat, salah satunya dalam epos Mahabharata yang mengisahkan keputusan tokoh Yudhistira dalam menerima tantangan tokoh Duryudana yang akan menjadi acuan putusan moral dalam pemenuhan kewajibannya. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan keterangan secara deontologi terhadap pilihan Yudhistira tersebut. Penelitian ini menganalisis karakter Yudhistira dalam pemilihan keputusannya dan objek formalnya dalam bidang etika dengan menggunakan metodologi Kepustakaan (library research) melalui pendekatan kualitatif dan teori deontologi oleh Allen Wood sebagai pisau analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tindakan karakter Yudhistira dapat dikatakan sebagai tindakan yang bermoral. Yudhistira menjalankan kewajibannya sebagai seorang kesatria dengan penuh tanggung jawab dan menentukan suatu tindakan berdasarkan kewajiban, Yudhistira menunjukkan predikat-predikat moral yang menjadikannya sebagai pelaksana imperatif kategoris. Kehendak baik yang melekat dalam dirinya, seperti yang didefinisikan oleh Wood, turut memberikan dimensi moral yang kuat pada setiap keputusannya.
......Decision-making is part of human action which has various approaches to its implementation, including rational and procedural models. Basically, every decision reflects a complex cognitive process due to the dilemma of two or more choices that human faces. It reflects in many folk tales, one of which is in the Mahabharata epic that tells the story of the character Yudhistira's decision to accept the challenge of Duryudana which will become the reference for moral decisions in fulfilling his obligations. Based on this background, this study aims to review deontological explanation of Yudhistira's choice. This study analyzes Yudhistira's choice of decisions and formal objects in the field of ethics using library research methodology through a qualitative approach and deontological theory by Allen Wood. The results of this study indicates that the actions of Yudhistira can be concluded to be moral actions. Yudhistira carries out his obligations as a knight with full responsibility and determines an action based on obligation. Yudhistira shows moral predicates that make him an implementer of categorical imperatives. His inherent good will, as defined by Wood, also provides a strong moral dimension to every decision he makes.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Angger Joko Timur
Abstrak :
Serat Pakem Ringgit Purwa Lampahan Dewa Amral (SPRPLDA) merupakan sebuah karya sastra Jawa yang ditemukan dalam Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3 Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Teks SPRPLDA merupakan lakon carangan yang memuat kisah tentang tokoh Yudhistira ketika berubah menjadi Dewa Amral. Dewa Amral adalah raksasa tiwikrama dapat terjadi ketika tokoh Yudhistira murka. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana sifat tokoh Yudhistira yang teridentifikasi dalam naskah SPRPLDA? Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kandungan isi teks SPRPLDA dan mengidentifikasi sifat tokoh Yudhistira di dalamanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menerapkan metode filologi. Kajian isi teks dilakukan menggunakan pendekatan psikoanalisis Sigmund Frued. Hasil penelitian ini menyatakan: (1) SRPLDA merupakan naskah lakon gaya Surakarta yang memuat kisah Dewa Amral (2), Dewa Amral sebagai sosok raksasa putih termasuk dalam kategori raksasa tiwikrama, 3) Yudhistira memiliki kepribadian antar lain: (a) Unsur Id Yudhistira yaitu rasa balas dendam kepada Dewa di Kahyangan, (b) Unsur Ego Yudhistira yaitu sifat penyayang dalam menyelamatkan adik-adiknya dari Cemaniloka, (c) Unsur Super Ego Yudhistira yaitu sikap lila legawa dalam menerima dengan tulus. Berdasarkan analisis tokoh Yudhistira dinyatakan bahwa Yudhistira bukan manusia sempurna. Yudhistira masih memiliki sifat baik dan buruk pada dirinya.
......Serat Pakem Ringgit Purwa Lampahan Dewa Amral (SPRPLDA) is a Javanese literary found in the Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3 Fakultas Sastra Universitas Indonesia.The SPRPLDA text is a carangan play that contains a story about the character of Yudhistira when he turned into Lord Amral.The god Amral is a giant of tiwikrama who appears when the character Yudhistira is enraged.The main problem in this research is how the nature of the Yudhistira's character identified in the SPRPLDA manuscript?This study aims to reveal the content of the SPRPLDA text and identify the nature of yudhistira's character in it. This research is a qualitative descriptive research by applying philological methods.The content's research of the text was carried out using the psychoanalytic approach of Sigmund Freud. The results of this study stated: (1) SRPLDA is a Surakarta-style play manuscript that contains the story of Lord Amral (2), Lord Amral as a white giant figure is included in the category of giant tiwikrama, (3) Yudhistira has a personality among others: (a) The element of Id Yudhistira, is a sense of revenge for the God's in Kahyangan, (b) The ego element of Yudhistira, is the compassionate nature in saving his younger siblings from Cemaniloka, (c) The element of the Yudhistira Superego is the attitude of lila legawa in accepting sincerely.Based on the analysis of yudhistira, it is stated that Yudhistira is not a perfect human being.Yudhistira still has a good and bad qualities to him.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library