Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Damastuti
"Zat warna Azo merupakan zat warna yang b nyak digunakan dalam
industri tekstil. Zat warna Azo dapat larut dalam air, resisten terhadap degradasi
~
aerob se"hinooa pertggunaan metode konvensional seperti metode biodegradasi,
koagulasi dan absorbsi dengan karbon aktif menjadi tidak efektif dalam
mendegradasi zat warna Azo.
r
Pada penelitian ini dilakukan pengurangan kadar warna dari zat warna
azo dengan menggunakan metode fotokatalitik suspensi UV I Ti02 untuk
mengetahui keefektifan metode tersebut, sehingga diharapkar. dapat menjadi
metode alternatif dalam-proses-de·gradasi -zat warna Azo. Metode ini didasarkan
...
pada proses degradasi molekul zat warna oleh radikal hidroksil yang dihasilkan
dari radiasi sinar UV pada larutan suspensi )"i02. Pada penelitian didapatkan kondisi optimum untuk degradasi zat warna
azo sebagai beril
lampu UV 30 watt dan pH 4,5. Kondisi optimum yang diperoleh diujikan pada
sampel warnc:1 lain dan dihasilkan persentase rata-rata penurunan kadar warna
sebes8r 98 "/.). Oil8l<.uKan juga perbanoingan perlakuan antara UV-Ti02, UV saja
dan Ti 02 s:aja dengan hasil persentase penurunan warna sebesar 1 00 % untuk
perlal<.uan clengan UV-Ti0 2, 1,46 % untuk perlakuan UV saja dan 1,06 % untuk
perlakuan Ti02 saja.
Dari hasil pengukuran COD yang didapatkan, zat warna hanya mengalami
penurunan nilai COD dibawah 50 % dari nilai COD awal yang menunjukan
bahvva proses mineralisasi zat warna belum sempurna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Telah dilakukan upaya untuk mempersempit lebar garis keluaran laser zat warna pulsa dengan menggunakan teknik susunan prisma. Untuk mengamati secara langsung lebar garis spektral keluaran laser, berkas laser didispersikan oleh kisi pantul di dalam suatu alat pengukur panjang gelombang. Uraian panjang gelombang (spektrum warna) yang tampak dari mikroskop pengukur panjang gelombang dipotret dan disajikan dalam bentuk foto-foto. Dengan susunan 4 (empat) prisma diperoleh penyempitan lebar garis dengan faktor -1/17, yakni dari – 0,952 nm menjadi – 0,056 nm. Pengujian lebib lanjut dilakukan dengan menggunakan berkas laser tersebut dalam spektroskopi laser-berkas atom untuk mengamati garis-garis DI dan D2 pada atom Na. Dari pengujian spektroskopi diperoleh lebar garis spektral laser dengan susunan 4 prisma – 0,075 nm"
JURFIN 1:2 (1997)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Suprapto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Maruatal
"Zat warna sintetis beredar secara luas, pada hal belum te
tu ainan dipakai sebagai Pewarna. Dalam rangka pengawasan
dan pemeriksaan rutin perlu suatu inetoda pezneriksaan.
Pujuan, penelitian mi adalah untuk memilih suatu cara yang
lebih mudah dan sesuai untuk mengenal zat warna sintetis
yang larut dalam air den umum digunakan da.lam makanan.
Metoda utama yang digunakan untuk niencapai tujuan jul adalah
metoda kromatografi kertas dan sebagai pelengkap dipakai
reaksi warna.
Dilakukan survey lit eratur sebagai tahap pertama untuk pemilihan
eluen yang lebih tepat. Diperoleh 8 macam eluen
yang dinilai lebih balk. Masing-masing eluen kemudian dig
nakan untuk mengelusi 18 zat warna standard. Elien yang
niemberi hasil terbaik digunakan sebagai eluen utama. Untuk
zat warna yang tidak dapat dipisahkan dengan eluen utama,
sebagai eluen peiibantu dipi].ih eleun yang memberi pemisahan
yang lebih balk pada k'elompok warna yang bendak dite
tukan. Dari percobaan yang dilakukan didapat hashl pemis
han yang berbeda-beda untuk setiap eluen tersebut; Rf tidak
konstan dan jumlah penibanding yang digunakan maaih k
rang.
Diantara 8 eluen yang dicoba ternyata, EUl metil keton -
Aceton - Air (70 : 30 : 30 bagian volume) merupakan eluen
terbaik untuk tujuan jut. Untuk membedakan zat-zat yang -tidak dapat dibedakan dengan eluen tersebut dianjffi
guxiakan NaCl 1% dalam air sebagai eluen pernbantu. Agar ni -
lai Rf dapat dipakai sebagai patokan dalam identifikasi pe
lu dilakukan penelitian terbadap faktor-faktor yang mempenz
aruhi nilai Rf tersebut dan juga disarankan agar Direktorat
Jendral Pengawasan Obat dan Makanan melengkapi zat warna
standard.
......Synthetic colors have been widely used eventhough theyh
ye not necessarily been proven to be safe tobe used as
food colors. Within the framework of routine control and
inspection, it is necessary to have an inspection method.
The objective of this research is to choose an appropriate
and simple method to recognize water soluble synthetic colors
commonly used in food.
To achieve this objective, the paper chromatography method -
is used as the main method, and color reactions are used
besides.
A literature survey was carried out as the first step to s,
lect the appropriate eluents, eight eluents were selected.
Each eluent was used to develop 18 standard colors. The el
V
ent which gave the best result was used as the main eluent.
For colors which could not be separated by the main eluent,
the e].uent which gave the best separation for the group of
colors to be determined was used as the supporting eluent.
Different results of separation for each of those 8 eluents
were obtained from the experiments; RI values were not constant
and the number of standards used was not sufficient.
Among 8 eluents tested it appears that Ethyl methyl ketone -
Aceton - water (70 : 30 : 30 by volume) was the best eluent
for the purpose mentioned above. In order to differentiate
the substances which could not be differentiated with that
eluent, it is suggested that a 1% solution of NaCl in water
be used as the supporting éluent. In order to use the RI
values for identification, it is necessary to investigate
the factors that influence them. it is also suggested that
the Directorate Generale for Drug and Food Control takes
necessary steps towards complating the standard colors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1980
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Hayati
"Industri tekstil dan produk tekstil merupakan salah satu bidang yang sangat berkembang di Indonesia. Terlepas dari peranannya sebagai komoditi ekspor yang diandalkan, ternyata industri tekstil ini menimbulkan masalah yang serius bagi lingkungan terutama masalah yang diakibatkan oleh limbah cair yang dihasilkan. Industri tekstil mengeluarkan air limbah dengan parameter BOD, COD, padatan tersuspensi dan warna yang relatif tinggi.
Pada penelitian ini percobaan untuk menghilangkan warna dari larutan zat warna azo Scarlet Red dilakukan dengan menggunakan metode oksidasi fotokatalitik dengan katalis suspensi ZnO dan sinar UV. Hasil percobaan didapatkan kondisi optimum untuk mendegradasi 100 mL larutan Scarlet Red 50 ppm adalah jumkah katalis ZnO 250 mg, waktu optimum 120 menit dan pH optimum 10."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S30634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Zat warna tekstil (azo) merupakan zat warna yang banyak digunakan
untuk pewarnaan dalam industri tekstil. Direct blue merupakan salah satu zat
warna azo yang banyak digunakan, namun penggunaan zat warna azo ini
dapat mengganggu keseimbangan perairan apabila dibuang sebagai limbah.
Pada penelitian ini telah dilakukan proses degradasi zat warna tekstil
direct blue menggunakan metode fotofenton (H2O2, Fe-Bentonit, UV). Metode
fotofenton adalah kombinasi dari hidrogen peroksida (H2O2) dan ion ferro
(Fe2+) dengan adanya radiasi sinar UV.
Hasil yang didapat dari percobaan ini adalah untuk larutan zat warna
direct blue 30 ppm dengan pH 3,0, diperlukan 10 ml hidrogen peroksida 300
ppm dan 50 mg katalis Fe-Bentonit, serta waktu radiasi 60 menit. Persen degradasi zat warna direct blue yang dihasilkan adalah sekitar 99,74%±0,14.
Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode fotofenton
merupakan metode yang efektif untuk mendegradasi zat warna tekstil direct
blue."
Universitas Indonesia, 2007
S30665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmawaty
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Handoyo
"[Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dalam konfigurasi tabung telah berhasil dibuat. DSSC dirakit menggunakan Inner Wall Conductive Glass Tube (IWCGT) yang mengandung SnO2-F (Fluorine Tin Oxide) sebagai lapisan konduktif. IWCGT dipreparasi menggunakan tehnik penguapan dan spray nebulizer, menghasilkan kaca transparan berpenghantar yang memiliki hambatan jenis antara 11-80 Ω/cm2.
Sol TiO2 dilapiskan pada IWCGT dengan tehnik dip coating, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500° C dan 550° C. Terhadap TiO2 hasil sintesis dilakukan karakterisasi menggunakan UV-Vis Diffuse Reflectance Spectrometry (DRS), Xray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan spektrofotometer
Raman. Lapisan tipis yang diimobilisasi pada IWCGT dikarakterisasi menggunakan Field Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM) dan sistem elektrokimia. Berdasar spektrum UV-Vis dapat diketahui TiO2 yang dihasilkan memiliki energi celah (band gap) sebesar 3,01 dan 3,04 eV. Hasil pengukuran spektroskopi Raman dan XRD menunjukkan bahwa film yang dihasilkan didominasi oleh TiO2 dalam bentuk anatase dan mempunyai ukuran kristal sebesar 9,79 nm (kalsinasi pada suhu 500° C) dan 10,59 nm (kalsinasi pada suhu 550° C). Hasil FE-SEM menunjukkan bahwa lapisan TiO2 yang dipreparasi dengan bantuan template PEG memiliki ketebalan sebesar 496,56 nm. Sistem DSSC dalam konfigurasi tabung yang disiapkan dengan menggunakan TiO2 dan zat warna Rhodamin B, Klorofil dan campuran keduanya mampu menghasilkan efisiensi (η) antara 0,03 – 0,91%.;Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) dalam konfigurasi tabung telah berhasil dibuat. DSSC dirakit menggunakan Inner Wall Conductive Glass Tube (IWCGT) yang mengandung SnO2-F (Fluorine Tin Oxide) sebagai lapisan konduktif. IWCGT dipreparasi menggunakan tehnik penguapan dan spray nebulizer, menghasilkan kaca transparan berpenghantar yang memiliki hambatan jenis antara 11-80 Ω/cm2.
Sol TiO2 dilapiskan pada IWCGT dengan tehnik dip coating, dilanjutkan dengan kalsinasi pada suhu 500° C dan 550° C. Terhadap TiO2 hasil sintesis dilakukan karakterisasi menggunakan UV-Vis Diffuse Reflectance Spectrometry (DRS), Xray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan spektrofotometer
Raman. Lapisan tipis yang diimobilisasi pada IWCGT dikarakterisasi menggunakan Field Emission Scanning Electron Microscope (FE-SEM) dan sistem elektrokimia. Berdasar spektrum UV-Vis dapat diketahui TiO2 yang dihasilkan memiliki energi celah (band gap) sebesar 3,01 dan 3,04 eV. Hasil pengukuran spektroskopi Raman dan XRD menunjukkan bahwa film yang dihasilkan didominasi oleh TiO2 dalam bentuk anatase dan mempunyai ukuran kristal sebesar 9,79 nm (kalsinasi pada suhu 500° C) dan 10,59 nm (kalsinasi pada suhu 550° C). Hasil FE-SEM menunjukkan bahwa lapisan TiO2 yang dipreparasi dengan bantuan template PEG memiliki ketebalan sebesar 496,56 nm. Sistem DSSC dalam konfigurasi tabung yang disiapkan dengan menggunakan TiO2 dan zat warna Rhodamin B, Klorofil dan campuran keduanya mampu menghasilkan efisiensi (η) antara 0,03 – 0,91%.
......A dye sensitized solar cell (DSSC) having tube geometry has been successfully constructed. The DSSC employ an Inner Wall Conductive Glass Tube (IWCGT) containing SnO2-F (Fluorine Tin Oxide) as conductive layer, which was prepared by evaporation and spray nebulizer method. The IWGCT has a transparent
conductive oxide with high optical transmittance and low sheet resistance, that is 11-80 Ω/cm2. TiO2 film, immobilized on the IWCGT, was successfully prepared by a dip-coating technique from titania sol-gel, followed by heat treatment at 500° C and 550° C. The TiO2 was characterized by diffuse reflectance UV-Vis
spectroscopy and XRD, photoelectrochemical system (PES) and field emission scanning electron microscopy (FE-SEM). Characterization results indicated that the prepared TiO2 has band gap of 3,01 and 3,04 eV (DRS UV-Vis); predominantly by anatase phase (XRD and Raman); having crystallite size of
9.79 nm (at 500° C calcinations) and 10.59 nm (at 550° C calcinations), and having 496,56 nm film thickness. By employing rhodamine B, chlorophyll and its mixture, as the dyes, the tubular DSSC reached efficiency (η) in the range of 0.03 to 0.91 %.;A dye sensitized solar cell (DSSC) having tube geometry has been successfully
constructed. The DSSC employ an Inner Wall Conductive Glass Tube (IWCGT)
containing SnO2-F (Fluorine Tin Oxide) as conductive layer, which was prepared
by evaporation and spray nebulizer method. The IWGCT has a transparent
conductive oxide with high optical transmittance and low sheet resistance, that is
11-80 Ω/cm2. TiO2 film, immobilized on the IWCGT, was successfully prepared
by a dip-coating technique from titania sol-gel, followed by heat treatment at
500° C and 550° C. The TiO2 was characterized by diffuse reflectance UV-Vis
spectroscopy and XRD, photoelectrochemical system (PES) and field emission
scanning electron microscopy (FE-SEM). Characterization results indicated that
the prepared TiO2 has band gap of 3,01 and 3,04 eV (DRS UV-Vis);
predominantly by anatase phase (XRD and Raman); having crystallite size of
9.79 nm (at 500° C calcinations) and 10.59 nm (at 550° C calcinations), and
having 496,56 nm film thickness. By employing rhodamine B, chlorophyll and its
mixture, as the dyes, the tubular DSSC reached efficiency (η) in the range of
0.03 to 0.91 %.;A dye sensitized solar cell (DSSC) having tube geometry has been successfully
constructed. The DSSC employ an Inner Wall Conductive Glass Tube (IWCGT)
containing SnO2-F (Fluorine Tin Oxide) as conductive layer, which was prepared
by evaporation and spray nebulizer method. The IWGCT has a transparent
conductive oxide with high optical transmittance and low sheet resistance, that is
11-80 Ω/cm2. TiO2 film, immobilized on the IWCGT, was successfully prepared
by a dip-coating technique from titania sol-gel, followed by heat treatment at
500° C and 550° C. The TiO2 was characterized by diffuse reflectance UV-Vis
spectroscopy and XRD, photoelectrochemical system (PES) and field emission
scanning electron microscopy (FE-SEM). Characterization results indicated that
the prepared TiO2 has band gap of 3,01 and 3,04 eV (DRS UV-Vis);
predominantly by anatase phase (XRD and Raman); having crystallite size of
9.79 nm (at 500° C calcinations) and 10.59 nm (at 550° C calcinations), and
having 496,56 nm film thickness. By employing rhodamine B, chlorophyll and its
mixture, as the dyes, the tubular DSSC reached efficiency (η) in the range of
0.03 to 0.91 %., A dye sensitized solar cell (DSSC) having tube geometry has been successfully
constructed. The DSSC employ an Inner Wall Conductive Glass Tube (IWCGT)
containing SnO2-F (Fluorine Tin Oxide) as conductive layer, which was prepared
by evaporation and spray nebulizer method. The IWGCT has a transparent
conductive oxide with high optical transmittance and low sheet resistance, that is
11-80 Ω/cm2. TiO2 film, immobilized on the IWCGT, was successfully prepared
by a dip-coating technique from titania sol-gel, followed by heat treatment at
500° C and 550° C. The TiO2 was characterized by diffuse reflectance UV-Vis
spectroscopy and XRD, photoelectrochemical system (PES) and field emission
scanning electron microscopy (FE-SEM). Characterization results indicated that
the prepared TiO2 has band gap of 3,01 and 3,04 eV (DRS UV-Vis);
predominantly by anatase phase (XRD and Raman); having crystallite size of
9.79 nm (at 500° C calcinations) and 10.59 nm (at 550° C calcinations), and
having 496,56 nm film thickness. By employing rhodamine B, chlorophyll and its
mixture, as the dyes, the tubular DSSC reached efficiency (η) in the range of
0.03 to 0.91 %.]"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T35525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suardi Akhmad
"Saos tomat adalah penyedap makanan dan banyak dinikmati dipasaran dan penjual makanan keliling dengan warna yang bervariasi yaitu rnerah, rnerah jingga dan merah tua/violet.
Telah dilakukan penelitian terhadap zat wa.rna yang di tarnba.hkan dalarn 22 jenis saos tomat yang beredar dise kitar Jakarta (16 jenis tidak terdaftar dan 6 jenis terdaftar), menggunakan rnetode khromatografi kertas dengan 3 pelarut dan reaksi warna.
Hasil dari penelitian ditemukan zat warna Carmoisin dan warna jingga pada 17 jenis saos tomat yang tidak terdaf tar, zat warna mi tidak diizinkan untuk makanan berdasarkan Permenkes Lo.235 tahun 1979.
Zat warna Ponceau 4R, Arnaran dan Sunset Yellow FCF rnrupakan zat warna berizin, diteniukan dalarn 4 merek saos tomat dan satu jenis saos tomat tidak ditemukan adanya penarnbahan zat warna."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1984
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrizah Ronawati
"ABSTRAK
Industri tekstil merupakan industri yang menghasilkan limbah cair berwarna yang dapat merusak estetika badan air dan meracuni biota di dalam badan air tersebut. Dyestuff chloranil yellow banyak digunakan dalan pewarnaan tekstil sehingga limbah zat warna ini harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke perairan. Pada penelitian ini dipelajari penurunan konsentrasi larutan dyestuff chloranil yellow dan nilai COD dengan menggunakan metode fenton, yang didasarkan pada reaksi antara ion ferro dan hidrogen peroksida dalam suasana asam yang akan menghasilkan radikal hidroksil. Radikal hidroksil berperan dalam mengoksidasi/mendegradasi zat warna sehingga konsentrasi larutan zat warna akan berkurang. Untuk menghasilkan proses degradasi yang optimum dilakukan variasi pH, konsentrasi H2O2, konsentrasi FeSO4, dan waktu kontak sehingga diperoleh nilai optimum dari masing-masing variabel. Hasil yang diperoleh pada degradasi sampel chloranil yellow 30 ppm adalah: pH 3.5, konsentrasi H2O2 30 ppm, konsentrasi FeSO4 25 ppm, dan waktu kontak 60 menit di mana persentase penurunan kadar warna adalah 66.45% dan persentase penurunan nilai COD adalah 83.33%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>