Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
This research is aimed at studying correlation between motivation and mastery of materials particularly in context of test construction among teachers. This research used quantitative method in collecting and analyzing data. It found that there was a correlation between motivation and mastery of materials among teacher. Therefor, researcher suggested that teachers of Islam education had to be given training so that they could enhence their abilities in teaching and particularly in constructing a test. In addition thereto, the researchers suggested that Ministry of Religious Affairs administers continuous programs that are intended to prepare the teachers to be qualified educators.
EDJPPAK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Salim
Abstrak :
Inteligensi adalah konsep penting dari atribut psikologis dalam diri manusia. Berbagai penelitian inteligensi menunjukkan bahwa faktor bawaan dan faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap perkembangan inteligensi seseorang. Dan salah satu proses yang sangat berpengaruh dari faktor lingkungan adalah melalui proses belajar. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar formal diharapkan dapat membantu siswa/i untuk lebih mengenali kemampuan yang dimilikinya. Dengan berdasarkan model struktur intelek dari J.P Guilford (1959), Meeker & Meeker (1963-1979) menghadirkan tes 541-LA (Structure of Intellect - Learning Abilities). Tes inteligensi ini akan memberikan informasi peta kemampuan yang telah dimiliki siswali-nya dan tehnik Berta metode pengajaran yang sebaiknya dilakukan oleh sekolah untuk membantu siswa/i dalam mengembangkan kemampuannya. Salah satu kemampuan yang diuji dalam penelitian ini adalah kemampuan matematika, yang terdiri dari sebelas subtes -dengan total item tes sebanyak 198 buah. Dengan tehnik sampling simple random sampling without replacement terpilih 400 siswa/i kelas X dari dua sekolah menengah atas di kota Malang sebagai sampel pada uji validasi tes SOI LA. Pada pengujian dengan bantuan program komputer Quest version 21 diketahui bahwa seluruh subtes SOI-LA memiliki kesesuaian antara skor item tes dengan model, dimana nilai infit means square untuk masing-masing subtes berada pada batas penerimaannya. Berdasarkan perbandingan antara tingkat kemampuan siswa/i peserta tes dengan tingkat kesukaran item diketahui bahwa subtes CFS adalah subtes yang paling sulit, sedangkan subtes ESS adalah subtes yang paling mudah. Analisis item juga menunjukkan bahwa dari kesebelas subtes S01 LA yang diujikan terdapat dua puluh item tes yang memiliki nilai infit means square yang berada diluar batas penerimaannya, sehingga item-item tes tersebut yang dinyatakan tidak fit. Tetapi pada pengujian lebih lanjut - dengan menggunakan bantuan program Prelis version 2.27 dan Lisrel version 8.7 - memperlihatkan bahwa pada uji kesesuaian model, hasil pengujian yang diberikan oleh seluruh item tes tidak menunjukkan adanya perubahan yang signifikan jika dibandingkan dengan hasil pengujian yang diberikan oleh item yang dinilai fit. Ini berarti bahwa seluruh item tes yang ada pads kesebelas subtes dapat diterima sebagai item tes yang fit. Nilai reliabilitas yang diperoleh berdasarkan estimasi item dan konsistensi internal dari kesebelas subtes ini juga menunjukkan hasil yang baik. Berdasarkan kedua pengujian nilai reliabilitas, subtes CFS adalah subtes yang paling reliabel (r1 = 0,99 ; r2 = 0,91). Sedangkan subtes ESS adalah subtes dengan nilai reliabilitas yang terendah berdasarkan pengujian reliabilitas dengan estimasi item (r1 = 0,72) dan subtes CSS subtes dengan nilai reliabilitas yang terendah berdasarkan pengujian konsistensi internal (r2 = 0, 29). Uji validitas konstruk untuk tes SOI-LA menunjukkan bahwa kesebelas subtes memiliki validitas konstruk yang baik, yang berarti bahwa kesebelas indikator tersebut terbukti mengukur variabel latennya - yaitu kemampuan matematika. Dengan melihat nilai koefisien muatan faktor (factor loading/.) dan nilai t, subtes ESC adalah subtes yang memberikan peranan yang paling besar dalam mengukur kemampuan matematika ( A1= 0,51 , t1 = 8,60 ; A2 = 0,52 , t2 = 8,64) sedangkan subtes ESS adalah subtes yang memberikan peranan paling kecil (A1 = 0,17, t1 = 2,82 ; .A2 = 0,17, t2 = 2,74) . Untuk mendapatkan model yang lebih baik dilakukan modifikasi terhadap model, yaitu dengan mengeliminasi subtes ESS. Hasil uji kesesuaian model dan validitas konstruk terhadap model yang dimodifikasi ternyata tidak memberikan hasil yang lebih baik. Tidak ada perubahan yang signifikan untuk uji kesesuaian model maupun uji validitas konstruk dari model yang dimodifikasi.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henryk Krawczyk
Abstrak :
ABSTRAK
The paper investigates both the causes and effects of the rapid increase in the data volume Big Data and their impact on human cognition. The role of the Internet in distributing and exchanging of such data, and their impact on the growth of the Information Society are emphasized. As a result, Wisdom Science a new kind of research emerges which has the potential to facilitate more advanced solutions in the digital world. In consequence, new kinds of info driven devices, services and systems called smart are developed and applied in almost every aspect of human activities around the world. However, this is not enough for humans to use all those well informed smart devices and systems because, first of all, their decisions should be wise. Therefore, the paper, coming from a cognitive informatics approach defines wisdom and its applications, illustrated by some practical cases. Based on this, relations between knowledge and wisdom are shown, and human abilities corresponding to them are defined. They can decide about a transformation of a knowledge society to a wisdom society.
TASK, 2017
600 SBAG 21:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sabine Versayanti
Abstrak :
Latar Belakang. Pasien cedera medula spinalis CMS hampir selalu mengalami penurunan fungsi kardiovaskular, sedangkan aktivitas sehari-hari memerlukan kebugaran kardiorespirasi yang tinggi. Latihan endurans kardiorespirasi memiliki manfaat yang baik pada pasien CMS dan latihan ini harus dimulai dari awal sehingga dapat menunjang latihan fungsional yang akan diberikan untuk memperoleh kemandirian dengan lebih cepat. Tujuan. Menilai manfaat penambahan terapi latihan endurans kardiorespirasi arm ergocycle pada kemampuan fungsional pasien CMS yang dinilai melalui jarak 6 Minutes Push Test 6MPT , Functional Independence Measure FIM, dan Fatique Severity Scale FSS. Metode. Desain penelitian adalah uji klinis acak terkontrol. Subyek adalah pasien CMS rawat inap RSUP Fatmawati yang dirawat untuk latihan kemandirian. Subyek dibagi menjadi dua kelompok secara randomisasi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberikan tambahan terapi latihan endurans kardiorespirasi arm ergocycle, 3 kali/minggu, durasi awal 10 menit yang dinaikkan secara bertahap, selama 3 minggu, intensitas latihan 40 power output maksimal. Hasil. Terdapat 26 subjek yang mengikuti penelitian, namun 24 yang menyelesaikan penelitian yaitu 13 pada kelompok perlakuan dan 11 pada kelompok kontrol. Terdapat peningkatan jarak 6MPT pada kelompok perlakuan 136,36 39,02m menjadi 231,20 97,15m p=0,000 dan kelompok kontrol 134,55 52,32m menjadi 186,67 63,57m p=0,006. Delta jarak 6MPT pada kelompok perlakuan 94,83 66,92m dan kelompok kontrol 60,66 57,63m p=0,198. Kelompok perlakuan mengalami peningkatan FIM 66,77 13,88 menjadi 95,77 14,23 p=0,000, kelompok kontrol 68,46 18,12 menjadi 93,27 16,24 p=0,003. Delta FIM pada kelompok perlakuan 29 17,13 dan kontrol 25,45 21,75 p=0,659. Delta FSS pada kelompok perlakuan -4,3 5,14 dan pada kelompok kontrol -6,36 5,95 p=0,373. Tidak didapatkan korelasi yang bermakna peningkatan jarak 6MPT terhadap FIM dan FSS. Pada kelompok perlakuan didapatkan korelasi peningkatan jarak 6MPT dengan FIM r=0,359 p=0,228 dan pada kontrol r=0,120 p=0,725. Korelasi peningkatan jarak 6MPT dengan FSS pada kelompok perlakuan adalah r=-0,015 p=0,961 , sedangkan kontrol r=0,004 p=0,991. Kesimpulan. Terdapat peningkatan jarak 6MPT, FIM dan FSS pada penambahan latihan endurans kardiorespirasi dengan arm ergocycle namun kenaikannya dibandingkan dengan kontrol tidak berbeda bermakna.
Background. Spinal cord injury SCI patient always experience decrease in cardiovascular function, while daily activities require high cardiorespiratory fitness. Cardiorespiratory endurance exercises have good benefits in CMS patients and this exercise should be started from the beginning to support the functional exercises that will be given to gain independency faster. Aim. Assessing the benefits of additional endurance exercise therapy of arm ergocycle in SCI patients with the outcomes are 6 Minutes Push Test 6MPT distance, Functional Independence Measure FIM , Fatique Severity Scale FSS. Method. The study design was a randomized, controlled trial. The subjects were SCI patient in inpatient RSUP Fatmawati who was treated for independency. The subjects were divided into two groups randomly into the control group and the treatment group that given additional cardiorespiratory exercise with ergocycle, 3 times week, the initial duration of 10 minutes gradually increased, 3 weeks, 40 maximum power output. Results. There were 26 subjects who followed the study but 24 who completed the study, 13 in the treatment group and 11 in the control group. There was an increase of 6MPT distance in the treatment group 136,36 39,02m to 231,20 97,15m p 0,000 and the control group 134,55 52,32m to 186,67 63,57m p 0,006. Delta distance of 6MPT in treatment group 94,83 66,92m and control group 60,66 57,63 m p 0,198. The treatment group experienced an increase of FIM 66,77 13,88 to 95,77 14,23 p 0,000 , control group 68,46 18,12 to 93,27 16,24 p 0,003. Delta FIM in treatment group 29 17,13 and control 25,45 21,75 p 0,659. Delta FSS in the treatment group 4,3 5,14 and in the control group 6,36 5,95 p 0,373. There was no significant correlation between 6MPT increase in FIM and FSS. In the treatment group, the correlation of 6MPT distance increased with FIM r 0,359 p 0,228 and control r 0,120 p 0,725. The correlation of 6MPT distance increase with FSS in treatment group was r 0,015 p 0,961 , while control r 0,004 p 0,991. Conclusion. There was an increase in the distance of 6MPT, FIM and FSS in the exercise group but the increment was not significant compared with controls in inpatient SCI.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55536
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Dwi Retno Kumorosari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan needs-supplies fit dan demands-abilities fit dengan dua bentuk dari kesuksesan karier subjektif yaitu kepuasan kerja dan kepuasan karier. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur Career Satisfaction untuk mengukur kepuasan karier dan Michigan Organizational Assessment Questionnaire mengukur kepuasan kerja serta alat ukur Person-Job Fit untuk mengukur needs-supplies fit dan demands-abilities fit. Penelitian ini dilakukan pada 197 responden dalam konteks organisasi. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa needs-supplies fit r = 0,54, p < 0,01 dan demands-abilities fit r = 0,53, p < 0,01 memiliki hubungan positif terhadap kepuasan kerja. Penelitian juga menunjukkan hasil bahwa needs-supplies fit r = 0,51, p < 0,01 dan demands-abilities fit r = 0,44, p < 0,01 memiliki hubungan positif terhadap kepuasan karier.
ABSTRAK
The aim of this study is to examine the relationship between needs supplies fit and demands abilities fit on two forms of subjective career success, which is job satisfaction and career satisfaction. This is a quantitative study using Career Satisfaction measurement to measure career satisfaction, Michigan Organizational Assessment Questionnaire to measure job satisfaction, and Person Job Fit measurement to measure needs supplies fit and demands abilities fit. This research was conducted on 197 respondents at organization context. Results indicated that both needs supplies fit r 0,54, p 0,01 and demands abilities fit r 0,53, p 0,01 were positively related to job satisfaction. Results also indicated that both needs supplies fit r 0,51, p 0,01 and demands abilities fit r 0,44, p 0,01 were positively related to career satisfaction.
2017
S67481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tefilla Hendita Pelafu
Abstrak :
Alzheimer’s disease dapat dianggap sebagai sebuah bencana. Penyakit ini merenggut memori dari kehidupan seseoarang, yang merupakan suatu hal yang penting bagi kesejahteraan dan identitasnya. Di tengah hilangnya memori, ada beberapa kemampuan yang tidak akan hilang bahkan hingga tahap terakhir dari Alzheimer’s: hardwired abilities atau kemampuan bawaan. Kemampuan ini terdiri dari reaksi terhadap sentuhan, landmark untuk mencari jalan, perasaan terhadap alam, pengertian terhadap musik dan karya seni serta raut wajah. Isyarat dan petunjuk yang disediakan oleh lingkungan dapat diterima oleh otak manusia melalui indera penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba, dan pengecap, memungkinkan orang tersebut dapat memperoleh kembali beberapa memorinya. Lingkungan rumah nantinya akan memungkinkan mereka untuk hidup dengan mandiri dan memperoleh martabat mereka kembali, dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan konstan dari pengasuh maupun orang lain. ......Alzheimer’s disease can be considered as a disaster. It takes memories – which is important for well-being and identity of a man – out of people’s lives. Amid memory loss, there is still some abilities that will not be diminished over time even until the latest stage of Alzheimer’s – hardwired abilities. They consist of reacting to touch, landmark for wayfinding, feelings about green and trees, understanding music and art, and facial expression. These abilities can be integrated into the built environment, providing a chance for them to live as everyone else, even after the diagnosis. Cues and clues that are given by the environment can be received by human brain through smell, sight, hearing, touch, and taste, allowing the person to retrieve some memories back. The home environment will later allow them to live independently and regain their dignity, doing daily activities without constant help from caregivers and others.
2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The purpose of this article are to describe bandler's critism toward behaviorsm and its further influence to the works of helping professions (Psychologists, psychiatrists, counselor, psychoterapists, etc)...
150 PJIP 1:1 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Isti Monica Wuryandita R
Abstrak :
Prevalensi paparan asap rokok yang tinggi di rumah di Indonesia semakin mengancam anak-anak sebagai pihak mayoritas yang secara sukarela terpapar. Studi ini menyelidiki hubungan antara paparan asap rokok pada masa prenatal dan usia dini dan hasil kognitif anak-anak berusia 7-12 tahun, menggunakan data dari Survei Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (SAKERTI) 2014. Dengan model regresi probit, hasilnya menunjukkan bahwa paparan asap rokok sangat penting dalam mempengaruhi hasil kognitif anak bahkan setelah dikendalikan oleh karakteristik keturunan, karakteristik anak-anak, dan karakteristik sosial ekonomi ibu. Status merokok ibu memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap hasil kognitif anak. ...... The high prevalence of secondhand smoke at home in Indonesia is increasingly threatening children as the majority party who voluntarily exposed. The study investigated the relation between exposure to secondhand smoke on prenatal and early childhood development and cognitive outcome of children aged 7-12 years, using data from Indonesia Family Life Survey (IFLS) 2014. With probit regression model, the result indicates that exposure to secondhand smoke is significant in affecting children cognitive outcome even after controlled by heredity characteristic, children characteristics, and socioeconomic characteristics. Maternal smoking status has negatively significant impact on children cognitive outcome.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yefta Primasari
Abstrak :
Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadinya gagal tumbuh pada anak kanak-kanak akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Stunting dapat terjadi sejak masih dalam kandungan dan baru dapat teridentifikasi pada usia 2 (dua) tahun. Faktor risiko stunting meliputi faktor biologis, psikologis, dan sosial. Dampak yang dapat tejadi pada kanak-kanak yang mengalami stunting selain pada pertumbuhan, dapat berdampak pula pada perkembangan kanak-kanak stunting. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh Pendidikan Kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap peningkatan perkembangan kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Metode penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental pre post test with control group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 102 responden yang terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok stunting intervensi I, tidak stunting intervensi I, dan tidak stunting intervensi II. Kelompok intervensi I diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT), sedangkan kelompok intervensi II hanya diberikan tindakan pendidikan kesehatan. Pengambilan data dengan penyebaran kuesioner secara online. Hasil penelitian ini terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu pada kanak-kanak tidak stunting secara signifikan setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan (p value <0,005). Terjadi perubahan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan tugas perkembangan pada kanak-kanak tidak stunting lebih tinggi dibandingkan dengan kanak-kanak stunting setelah diberikan tindakan pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) kanak-kanak (p value <0,005). Terdapat perbedaan aspek perkembangan, tugas perkembangan, dan kemampuan ibu antara kanak-kanak tidak stunting pada kelompok intervensi I dan kelompok intervensi II (p value < 0,005). Terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi badan, aspek perkembangan, dan kemampuan ibu dalam pola asuh nutrisi (perilaku) antara kelompok intervensi I stunting dan kelompok intevensi I tidak stunting (p value < 0,005). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pendidikan kesehatan dan terapi kelompok terapeutik (TKT) dapat meningkatkan pertumbuhan, perkembangan, serta kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting dan tidak stunting. Penyediaan perawat generalis yang kompeten dalam memberikan Pendidikan Kesehatan dan tersedianya perawat spesialis jiwa di Puskesmas untuk pelaksanaan terapi kelompok terapeutik (TKT) untuk meningkatkan perkembangan psikososial serta meningkatkan kemampuan ibu pada kanak-kanak stunting maupun tidak stunting ......Stunting is a condition where the occurrence of failure to thrive in children as a result of chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Stunting can occur since it is still in the womb and can only be identified at the age of 2 (two) years. The risk factors for stunting include biological, psychological, and social factors. The impact that can occur on stunted children in addition to growth, can also have an impact on the development of stunted children. The purpose of this study was to determine the effect of health education and therapeutic group therapy (TKT) on the improvement of stunting and non-stunting childhood development. This research method used a quasi experimental design pre post test with control group. The sample in this study amounted to 102 respondents who were divided into 3 groups, namely the intervention group stunting I, not stunting intervention I, and intervention stunting II. The intervention group I was given health education action and therapeutic group therapy (TKT), while the intervention group II was only given health education action. Collecting data by distributing questionnaires online. The results of this study were significant changes in height growth, developmental aspects, developmental tasks, and the ability of mothers to not stunt children after being given health education measures (p value <0.005). There was a change in height growth, developmental aspects, and developmental tasks in non-stunting children which was higher than in stunted children after being given health education measures and therapeutic group therapy (TKT) for children (p value <0.005). There were differences in aspects of development, developmental tasks, and maternal abilities between non-stunting children in the intervention group I and the intervention group II (p value <0.005). There were differences in height growth, developmental aspects, and the ability of mothers in nutritional care (behavior) between the intervention group I stunting and the intervention group I did not stunting (p value <0.005). The conclusion of this study is that health education and therapeutic group therapy (TKT) can improve growth, development, and the ability of mothers in stunted and non-stunting children. Provision of competent generalist nurses in providing Health Education and the availability of psychiatric nurses at the Puskesmas for the implementation of therapeutic group therapy (TKT) to improve psychosocial development and improve the ability of mothers in stunted and non-stunting children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Ketut Sudiatmika
Abstrak :
Tesis ini bertujuan mengetahui efektivitas cognitive behaviour therapy (CBT) dan rational behaviour therapy (REBT) terhadap perubahan gejala dan kemampuan klien perilaku kekerasan dan halusinasi di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Desain penelitian quasi eksperimental dengan jumlah sampel 60 responden. Hasil penelitian ditemukan penurunan gejala perilaku kekerasan dan halusinasi lebih besar pada klien yang mendapatkan daripada yang tidak mendapatkan CBT dan REBT (p value < 0.05). Kemampuan kognitif, afektif dan perilaku klien yang mendapatkan CBT dan REBT meningkat secara bermakna (p value < 0.05). CBT dan REBT direkomendasikan sebagai terapi keperawatan pada klien perilaku kekerasan dan halusinasi.
This thesis aims to examine the effectiveness of cognitive behaviour therapy (CBT) and rational emotive behaviour therapy (REBT) to changes in symptoms and the client's ability to violent behaviour and hallucinations at Dr. H. Marzoeki Mahdi Hospital in Bogor. Quasi-experimental research design with a sample of 60 respondents. The study found a decrease symptoms of violent behaviour and hallucinations greater gain than the clients that did not receiving CBT and REBT (p value < 0.05). Cognitive, affective and behavioral abilities the clients who receiving CBT and REBT have increased significantly (p value < 0.05). CBT and REBT is recommended as a therapeutic nursing at the client?s violent behaviour and hallucinations.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library