Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 629 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iqlima Fuqoha
Abstrak :
Gas asam berupa CO2 dan H2S dalam gas alam merupakan zat pengotor yang harus dipisahkan hingga spesifikasi tertentu sebelum masuk ke pipa transmisi. Teknologi Amine Guard FS mampu memisahkan gas alam pada laju alir 165 MMSCFD dengan kandungan CO2 33% mol dan H2S 12000 ppm hingga kandungan pada produk 0.67%mol CO2 dan 3.6 ppm H2S. Produk sweet gas yang dihasilkan sebanyak 93.12 MMSCFD dengan kandungan air 5.3lbmole/MMscf. Estimasi total Capital Expenditure (CAPEX) hampir mencapai Rp562 milyar dan total Operating Expenditure (OPEX) sebesar Rp351 milyar per tahun. ......Acid gas contains significant amounts of CO2 and H2S in natural gas is usually considered as a contaminant that must be separated to a certain specification before entering into transmission pipeline. Amine Guard FS technology is able to separate natural gas at the flow rate of 165 MMSCFD with a content of 33% mole CO2 and 12000 ppm H2S up to 0.67%mole CO2 and 3.6 ppm H2S at the product. Sweet gas product reached at 93.12 MMSCFD with 5.3lbmole/MMscf water content. The total estimation of Capital Expenditure (CAPEX) amounted to Rp562 billion and Operating Expenditure (OPEX) around Rp351 billion per year.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1950
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Reinhold, 1959
546.723 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fasullo, Oscar T.
New York: McGraw-Hill Book , 1965
546.723 FAS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Radhinal Zikri Firdaus
Abstrak :
Penyakit akibat infeksi bakteri masih menjadi masalah di masyarakat. Salah satu cara untuk mengatasi infeksi tersebut dengan menggunakan antibiotika. Namun, beberapa penelitian melaporkan banyak bakteri telah resisten terhadap antibiotika tertentu. Penelitian ini dilakukan untuk memodifikasi asam risinoleat dan mereaksikannya dengan asam galat untuk menghasilkan produk yang memiliki aktivitas antibakteri. Esterifikasi dilakukan dengan mereaksikan asam risinoleat dan oleat dengan metanol serta adanya penambahan katalis asam sulfat. Metil ester yang terbentuk selanjutnya dioksidasi menggunakan H2O2 30%. Tahap berikutnya adalah reaksi esterifikasi Steglich dengan asam galat. Tahapan reaksi dipantau menggunakan KLT. Produk hasil reaksi dikarakterisasi menggunakan FTIR, NMR dan UV, setelah dilakukan pemurnian dengan kromatografi kolom. Dari tahapan sintesis fenolipid didapatkan produk berupa fenolipid metil risinoleat, fenolipid oksida risinoleat, dan fenolipid oksida metil oleat. Hasil karakterisasi FTIR produk fenolipid didapatkan peningkatan intensitas pita serapan gugus -OH pada rentang bilangan gelombang 3500 cm-1 sampai 3200 cm-1 yang menunjukkan adanya pertambahan gugus -OH. Ciri khas serapan lainnya terdapat serapan -C-O ester aromatik pada bilangan gelombang 1300 cm-1 sampai 1000 cm-1. Selain itu, terdeteksi serapan infra merah gugus C=C aromatik pada bilangan gelombang 1625 cm-1 samapai 1500 cm-1. Produk fenolipid yang diperoleh diuji tosisitasnya terhadap Daphnia magna. Hasil uji menunjukkan bahwa senyawa fenolipid memiliki toksisitas yang sangat tinggi dengan nilai LC50 <100 ppm. Produk hasil sintesis jugdiuji aktivitas antibakterinya terhadap Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa produk fenolipid mengalami sedikit peningkatan aktivitas dibandingkan senyawa prekursor yang ditunjukkan pada nilai zona inhibisin namun masih tergolong memiliki aktivitas lemah ......Diseases caused by bacterial infections are still a problem in society. One way to treat the infection is to use antibiotics. However, some studies report that many bacteria have become resistant to certain antibiotics. This research was conducted to modify ricinoleic acid and react with gallic acid to produce a product that has antibacterial activity. Esterification was carried out by reacting ricinoleic and oleic acids with methanol with the addition of sulfuric acid as a catalyst. The methyl ester formed was then oxidized using 30% H2O2. The Steglich esterification reaction with gallic acid. The reaction steps were monitored using TLC. The reaction products were characterized using FTIR, NMR, and UV after purification by column chromatography. From the phenolipid synthesis stage, the products obtained were phenolipid methyl ricinoleate, phenolipid ricinoleic oxide, and phenolipid oxide methyl oleate. The results of FTIR characterization of phenolipid products showed an increase in the intensity of the absorption band of the-OH group in the range of wave numbers from 3500 cm-1 to 3200 cm-1, which indicated an increase in the-OH group. Another characteristic of absorption is the absorption of-C-O aromatic esters at wave numbers of 1300 cm-1 to 1000 cm-1. In addition, infrared absorption of the aromatic C=C group was detected at wave numbers from 1625 cm1 to 1500 cm-1. The phenolipid products obtained weres examined for their toxicity against Daphnia magna. The results showed that all phenolipid compounds were categorized as very strong toxicity with an LC50 value of <100 ppm. The synthesized products were also tested for their antibacterial activity against Escherichia coli and Staphylococcus aureus. The test results showed that the phenolipid product experienced a slight increase in activity compared to the precursor compound, indicated by the inhibitory zone value, but was still classified as having weak activity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donna Meyer
Abstrak :
Dengan semakin banyak beredarnya campuran asam asetil salisilat dan asam askorbat dalam sediaan tablet efervesen, maka perlu dikembangkan suatu metode yang sensitif dan mudah didalam menganalisis kadar sediaan tersebut. Metode yang digunakan adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) dengan menggunakan kolom C-18 ODS (3,9 mm x 300 mm); detektor UV-Vis (panjang gelombang 280 nm); fase gerak asetonitrildapar fosfat pH 3,5 (30:70, v/v) dengan laju alir 1,2 mL/menit.Parameterparameter analitik menunjukkan bahwa metode ini dapat digunakan untuk menetapkan kadar asam asetil salisilat dan asam askorbat secara bersamaan. Pada penetapan kadar sampel diperoleh hasil kadar asam asetil salisilat 94,59 ± 1,33% dan kadar asam askorbat 104,58 ± 1,01%.
Universitas Indonesia, 2007
S32625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finston, Harmon L.
New York: John Wiley & Sons, 1982
541.394 FIN n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Juwanda
Abstrak :
Penyakit layu fusarium atau moler adalah penyakit utama pada bawang merah yang disebabkan oleh Fusarium oxypsporum f. sp. cepae (Foc), yaitu sejenis jamur tular tanah dan pada umumnya bersifat sistemik sehingga sulit dikendalikan dengan fungisida. Kerugian akibat penyakit moler ini dapat mencapai 50%, bahkan dapat menyebabkan gagal panen. Akibatnya terjadi penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen. Sehingga perlu sekiranya penggunaan varietas tahan penyakit moler dan berdaya hasil tinggi. Induksi ketahanan merupakan salah satu metode untuk mendapatkan kultivar bawang merah tahan penyakit layu fusarium. Induksi ketahanan dapat dilakukan secara in vitro dengan agen penginduksi berupa bahan kimia seperti asam salisilat. Untuk mengetahui respon asam salisilat dalam menginduksi ketahanan dilakukan dengan menggunakan asam fusarat sebagai bahan penyeleksi untuk mendapat planlet tahan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat respon tunas bawang merah kultivar Bima Brebes secara in vitro terhadap keefektifan asam salisilat berbagai konsentrasi (0 ppm, 2,5 ppm, 5 ppm, dan 7,5 ppm) dalam menginduksi ketahanan yang selanjutnya dilakukan seleksi untuk karakter ketahanan penyakit dengan asam fusarat sebagai agen penyeleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi asams alisilat eksogen mampu meningkatkan ketahanan planlet bawang merah yang ditunjukan dengan penurunan intensitas serangan fusarium, menurunkan status ketahanan planlet dari rentan menjadi moderat. Konsentrasi terbaik asam salisilat dalam menginduksi ketahanan planlet bawang merah adalah 5 ppm dan 7,5 ppm.

Fusarium whitere disesase or moler is a major disesase on shallot that is caused by Fusarium oxypsporum f. Sp. Cepae (Foc), it is spread soil mushroom kind and generally sistemacally hence it?s dificult controled by fungicid. Suffer caused by this moler disesase can reache 50% moreover can cause failed fiver. For that reason it needs the use of varietes endurance of moler disesase and high productivity. Endurance induction is one of the methods to get shallot cultivar endure fusarium whietere disease. Endurance induction can be done in vitro with the inducing agent is chemist matter likes salisilic acid. For knowing the respon of salisilyc acid in inducing the indurance is done by using fusarat acid as selector matter to get endurance planlet. This research is done to recogize the respon of bud Bima cultivar shallot of Brebes in vitro againts the effectity of salisilyc acid of vareites of concentration (0 ppm, 2.5 ppm, and 7.5 ppm) in inducing endurance then it?s done selection to get endurance character of disease by exogen salisilyc acid able to impove shallot planlet endurance that is showen by descent intensities of fusarium attact, descending planlet endurance status form susceptibe become moderate. The best concentration of salisilyc acid in inducing onion planlet endurance is 5 ppm and 7.5 ppm.
Universitas Muhadi Setiabudi (UMUS), 2016
630 AGRIN 20:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Leornardie D. Herlim
Abstrak :
Air merupakan suatu komoditi yang sangat diperlukan oleh mahluk hidup dan banyak digunakan di industri sebagai air proses maupun sebagai pengolah limbah. Satu dekade yang lalu industri lebih memilih proses end of-pipe-treatment yaitu pengolahan limbah pada akhir proses. Saat ini industri mulai beralih ke konsep minimisasi limbah yang tidak hanya mengurangi terbentuknya limbah tetapi juga mengurangi pemakaian air. Air berperan dalam proses pembentukan limbah karena air yang terkontaminasi sering kali perlu diolah terlebih dahulu dengan air sebelum dibuang atau dipergunakan kembali. Tesis ini membahas usaha minimisasi air dalam industri asam sulfamat yang pabriknya akan dibangun dalam waktu dekat ini. Asam sulfamat adalah suatu produk kimia dengan rumus kimia HS03NH2 berbentuk kristal dan merupakan asam inorganik yang kuat tetapi tingkat korosinya rendah. Bahan baku dari asam sulfamat adalah urea, sulfur trioksida, dan asam sulfat. Asam sulfamat antara lain digunakan sebagai bahan pembersih untuk mesin-mesin, sebagai bahan pemutih dalam industri kertas, sebagai bahan baku pemanis buatan. Metode yang diterapkan dalam tesis adalah metode pengalokasian air berdasarkan pinch yaitu metode yang mengalokasikan jumlah minimum air yang diterapkan pada pinch untuk keseluruhan proses. Total kebutuhan air pada pabrik asam sulfamat sebelum dilakukan analisa pinch adalah 254.68 Ton/ hari sedangkan setelah dilakukan analisa menjadi 140.5 Ton/ hari dimana terdapat penghematan air sebesar 45%. Secara ekonomis, jika biaya pemakaian air diasumsikan Rp. 5.200; per m3 maka perusahaan dapat menghemat sebesar Rp. 141.872.640.-setahun. Tesis ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi penggunaan air yang minimal dan efisien dalam proses produksi asam sulfamat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T2675
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zuraida Fatma P. Irawan
Abstrak :
Selain memproduksi kayu, pohon pinus juga menghasilkan getah atau oleoresin. Bila terpentin dan air dari oleoresin ini diuapkan, akan dihasilkan rosin, yaitu suatu padatan yang bersifat resin. Rosin ini telah dimanfaatkan dalam keperluan industri yaitu industri kertas, sabun, batik, vernis, semen dan lain-lain. Pada industri kertas dan semen, rosin digunakan sebagai penolak air, sehingga tahan terhadap cairan seperti air, tinta dan minyak. Pada penelitian ini telah dilakukan analisis komposisi asam-asam resin dari rosin jenis WW dan WG secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan kromatografi kertas gas. Percobaan yang dilakukan didahului dengan memisahkan fraksi asam dan fraksi netralnya dengan cara mengekstraksi dengan larutan natrium hidroksida dengan konsentrasi to hingga 5%- dan natrium bikarbonat 5%. Fraksi asam yang terbesar diperoleh dari rosin WG Sapuran dengan menggunakan larutan natrium hidroksida 4%. Analisis kualitatif dilakukan dengan cara membandingkan waktu retensi metil ester resin dari contoh rosin dengan waktu retensi metil ester resin baku. Hasil analisis menunjukkan bahwa komposisi rosin terdiri dari asam sandarokopimarat, asam palustrat, asam isopimarat, asam abietat, asam dehidroabietat, asam merkusat, asam neoabietat dan komponenkomponen lain yang belum dapat ditetapkan. Analisis kuantitatifnya dilakukan dengan menghitung masing-masing komposisi metil ester resin dengan menggunakan cara area kompensasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa komposisi asam-asam resin tidak ditentukan oleh banyaknya asam resin dan komposisi asam resin tidak banyak mengalami perubahan pada konsentrasi natrium hidroksida 31.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>