Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afif Farhan Rizqullah
"ABSTRAK

Setiap manusia membutuhkan kenyamanan ketika sedang berada didalam suatu ruang, agar dapat menunjang aktivitasnya dan menciptakan ruangan yang ideal. Salah satu hal yang dapat menciptakan ruangan yang ideal adalah ruangan yang memiliki kenyamanan akustik yang baik seperti ruangan yang tenang dan tidak menimbulkan kebisingan. Menurut Leslie L. Doelle (1986), kebisingan adalah suara yang menganggu dan dapat menimbulkan permasalahan yang ada seperti gangguan kesehatan rohani dan jasmani kita. Maka dari itu, penulis melakukan studi kasus pada penulisan skripsi yang dibuat dan akan membahas mengenai kenyamanan akustik pada suatu ruang yaitu didalam kamar hotel, yang bertujuan untuk memahami lebih dalam konsep dan kriteria-kriteria dari kenyamanan akustik.


ABSTRACT
Every human being needs comfort while in a room, so he can support his activities and create an ideal room. One of the things that can create an ideal room is a room that has good acoustic comfort such as a quiet room and no noise. According to Leslie L. Doelle (1986), noise is a noise that disturbs and can cause existing problems such as our spiritual and physical health problems. Therefore, the author conducted a case study on the writing of the thesis that was made and will discuss the comfort of acoustics in a room that is in a hotel room, which aims to understand more deeply the concepts and criteria of acoustic comfort.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Maharani Eka Buana
"Setiap manusia membutuhkan kenyamanan untuk menunjang aktivitas kesehariannya di dalam ruangan. Kenyamanan khususnya dalam arsitektur dapat dilihat melalui beberapa indikator yang saling terkait, seperti kenyamanan termal dan akustik. Tingkat kenyamanan setiap manusia berbeda-beda, tak terkecuali bagi para lansia, khususnya di panti werdha. Di panti werdha, beberapa faktor kenyamanan dianggap menjadi pertimbangan lebih berkaitan dengan penurunan atau perubahan yang terjadi pada lansia itu sendiri. Untuk memahami kriteria kenyamanan termal dan akustik di panti werdha, maka dilakukan studi kasus di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. Penelitian dalam studi kasus ini dilakukan dengan melakukan kunjungan lapangan. Pengamatan dilakukan dengan mengukur dan menghitung parameter secara langsung. Kemudian dilakukan simulasi untuk mendukung data pengukuran dan menilai keefektivitasnya. Berdasarkan hasil kunjungan studi ditemukan masih terdapat beberapa kondisi ruangan yang belum memenuhi standar kenyamanan termal dan akustik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti material yang digunakan, orientasi bangunan, sistem bukaan atau ventilasi, buffer zone, dan aktivitas di dalamnya. Dalam menanggapi hasil ini, tiga hal yang dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan kenyamanan termal dan akustik, yaitu jenis material, bukaan, dan penghalang (barriers).

Every human being needs comfort to support their daily activities in the room. Comfort, especially in architecture, can be seen through several interrelated indicators, such as thermal and acoustic comfort. The comfort level of every human being is different, not least for the elderly, especially in panti werdha. In panti werdha, several comfort factors are considered more related to the decline or changes that occur in the elderly themselves. In a way to understand the criteria for thermal and acoustic comfort in panti werdha, a case study was conducted at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. The research in this case study was conducted by conducting study visits. The observations were made by measuring and calculating parameters directly. Then, simulations are carried out to support the measurement data and assess its effectiveness. Based on the results of the study visit, it was found that there were still some room conditions that did not meet the thermal and acoustic comfort standards. In this case, there are influencing factors such as the material used, the orientation of the building, the opening or ventilation system, the buffer zone, and the activities in it. Three things can be considered to increase thermal and acoustic comfort in response to these results: the type of material, openings, and barriers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanna Anindya Budi Pusparani
"Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan neurologis yang mempengaruhi cara
individu berinteraksi, belajar, dan berperilaku. Individu dengan ASD memiliki
kebutuhan sensorik yang spesifik, terutama terhadap lingkungan akustik. Dalam konteks
terapi, lingkungan dengan akustik yang tidak nyaman dapat menghambat proses belajar
dan interaksi dalam terapi. Perancang harus menyadari adanya sensitivitas sensori yang
dialami oleh individu dengan ASD agar dapat menyediakan lingkungan yang sesuai.
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis kenyamanan akustik pada ruang terapi
autisme di Klinik Terapi Tumbuh Kembang Anak HAYQO, Bogor, dengan fokus pada
waktu reverberasi (RT) sebagai indikator utama kualitas akustik klinik terapi.
Metodologi penulisan melibatkan studi literatur, studi kasus dengan melakukan
observasi, pengukuran RT, dan wawancara dengan pengguna klinik. Analisis dilakukan
dengan membandingkan hasil observasi studi kasus di lapangan dengan studi literatur
mengenai Akustik Ruang untuk Autisme. Penulisan ini menegaskan pentingnya kualitas
akustik ruang dalam yang sesuai untuk menciptakan lingkungan terapi yang lebih
nyaman. Analisis dalam studi kasus mendukung teori bahwa lingkungan dengan
stimulus akustik yang terkendali dapat meningkatkan perhatian, konsentrasi, dan
efektivitas terapi bagi individu dengan ASD.

Autism Spectrum Disorder (ASD) is a neurological disorder that affects the way individuals interact, learn, and behave. Individuals with ASD have specific sensory needs, especially regarding the acoustic environment. In a therapeutic context, an environment with uncomfortable acoustics can hinder the learning process and interaction in therapy. Designers must be aware of the sensory sensitivities experienced by individuals with ASD in order to provide an appropriate environment. This paper aims to analyze the acoustic comfort in the autism therapy room at the HAYQO Child Growth and Development Therapy Clinic, Bogor, with a focus on reverberation time (RT) as the main indicator of the acoustic quality of the therapy clinic. The writing methodology involves literature study, case studies by conducting observations, RT measurements, and interviews with clinic users. The analysis was carried out by comparing the results of case study observations in the field with literature studies regarding Room Acoustics for Autism. This paper emphasizes the importance of appropriate indoor room acoustic quality to create a more comfortable therapeutic environment. Analysis in case studies supports the theory that environments with controlled acoustic stimuli can improve attention, concentration, and therapeutic effectiveness for individuals with ASD. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library