Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinatrya Azali Aryadhani
Abstrak :
ABSTRAK Pengelasan pertama berkembang sebagai teknik kepentingan ekonomi utama ketika penggunaan besi menjadi luas, karena diperlukan tidak hanya untuk membuat produk jadi tetapi juga sebagai bagian dari pembuatan besi itu sendiri. Pengelasan terdiri dari fusi atau penyatuan dua atau lebih potongan bahan (logam atau plastik) dengan aplikasi panas dan / atau tekanan. Pengelasan adalah cara utama untuk membuat dan memperbaiki produk logam. Prosesnya efisien, ekonomis, dan dapat diandalkan sebagai cara untuk menggabungkan logam. Pada penelitian ini, dilakukan proses pengelasan pada Baja Tahan Karat SUS 304. Pengelasan dilakukan tanpa bahan tambah (autogenous). Pengelasan dilakukan dengan dua cara yaitu tanpa fluks dan dengan fluks (A-TIG Welding). Fluks yang digunakan yaitu SiO2, TiO2, dan NSN308. Pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan struktur makro dan sifat mekaniknya. Pada ketiga fluks terjadi peningkatan kedalaman penetrasi sebesar 56.7% dibandingkan dengan pengelasan tanpa fluks. Nilai kekerasan pada daerah terpengaruh panas lebih rendah sebesar 18.9% pada pengelasan A-TIG dibandingkan dengan pengelasan tanpa fluks. Nilai kekuatan tarik semakin meningkat sebesar 12.9% dengan metode A-TIG dibandingkan tanpa fluks. Sifat mekanik pada pengelasan A-TIG lebih ductile dibandingkan dengan pengelasan tanpa fluks.
ABSTRACT The first welding developed as a technique of primary economic importance when the use of iron became widespread, because it was needed not only to make finished products but also as part of making iron itself. Welding consists of fusion or joining of two or more pieces of material (metal or plastic) with the application of heat and / or pressure. Welding is the main way to make and repair metal products. The process is efficient, economical, and reliable as a way to combine metals. In this study, the welding process was carried out on SUS 304 Stainless Steel. Welding was carried out without added material (autogenous). Welding is done in two ways, without flux and with flux (A-TIG Welding). Fluxes used are SiO2, TiO2, and NSN308. Tests carried out to obtain the macro structure and mechanical properties. In all three fluxes there was an increase in penetration depth of 56.7% compared to welding without flux. The value of hardness in heat-affected areas is lower by 18.9% in A-TIG welding compared to welding without flux. The value of tensile strength increased by 12.9% with the A-TIG method compared without flux. Mechanical properties of A-TIG welding are more ductile compared to welding without flux.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriawan Dwi Putra
Abstrak :
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan salah satu jenis pengelasan tipe las busur listrik (Arc Welding) yang banyak digunakan dalam industri karena aplikasinya yang luas dan stabilitas proses yang baik. Namun kekurangan utama dalam pengelasan TIG adalah sulitnya mendapatkan penetrasi yang dalam pada pengelasan TIG single pass untuk pelat-pelat tebal diatas 6mm. Metode pengelasan dengan fluks atau A-TIG welding pertama kali dikembangkan di Paton Welding Institute pada 1960, metode ini mampu menghasilkan penetrasi yang lebih dalam dibandingkan dengan pengelasan TIG konvensional. Pada penelitian ini, dilakukan proses pengelasan pada Baja Tahan Karat SUS 304 dengan metode pengelasan Activated Flux Tungsten Inert Gas (A-TIG). Pengelasan dilakukan tanpa logam pengisi (autogenous). Fluks yang digunakan yaitu SiO2, TiO2, dan NSN308. Pengujian yang dilakukan untuk mendapatkan struktur mikro dan komposisi kimia pada daerah lasannya. Pengujian struktur mikro dilakukan dengan metode metalografi pada hasil pengelasan dengan menggunakan mikroskop optik sementara pada pengujian komposisi kimia dilakukan dengan metode Energy-dispersive X-ray spectroscopy (EDS). Dari hasil pengujian metalografi ditemukan bahwa terjadi peningkatan jumlah δ-ferrite pada daerah weld metal dari semua pengelasan yang menggunakan fluks sementara pada daerah HAZ dan logam induk struktur mikro menunjukan butir austenite yang lebih halus jika dibandingkan dengan pengelasan yang dilakukan tanpa fluks. Komposisi kimia pada weld metal dari semua jenis pengelasan tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan pada kandungan unsur kimia. ......Tungsten Inert Gas (TIG) welding is a type of electric arc welding that is widely used in industry because of its wide application and good process stability. However, the main disadvantage of TIG welding it is difficult to get deep penetration in single pass welding for plates over 6mm thick. Flux or A-TIG welding method was first developed at Paton Welding Institute in 1960, this method is capable to produce deeper penetration compared to conventional TIG welding. In this study, the welding process was carried out on SUS 304 Stainless Steel by using Activated Flux Tungsten Inert Gas (A-TIG) welding method. Welding was carried out without filler metal (autogenous). Fluxes used are SiO2, TiO2, and NSN308. Tests carried out to obtain the microstructure and chemical composition of the weld area. Microstructure testing was carried out by metallography using an optical microscope while chemical composition testing was done by Energy-dispersive X-ray spectroscopy (EDS). From the results of metallographic testing it was found that an increase in the amount of δ-ferrite in the weld metal region of all welding using flux, while in the HAZ and the base metal micro structure showed finer grain of austenite compared to welding carried out without flux. The chemical composition of weld metal of all types of welding does not show any significant difference in the content of chemical elements.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexandro Marshall Zakaria
Abstrak :
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau dapat disebut juga tungsten inert gas (TIG) merupakan proses pengelasan yang memberikan kualitas hasil lasan yang baik dengan biaya yang relatif lebih rendah. Namun, kemampuan proses pengelasan ini terbatas pada pada kapasitas penetrasi yang berujung pada produktivitas yang rendah. Dengan itu, pengembangan harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan penetrasi. Untuk pengembangan tersebut, metode penggunaan fluks pengaktif diperkenalkan pertama kali oleh Paton Welding Institute untuk pengelasan TIG yang digunakan pada material sebelum pengelasan. Dapat diketahui bahwa adanya peningkatan penetrasi dari pengamatan geometri hasil lasan dan sejak itu penggunaan fluks pengaktif yang disebut A-TIG menjadi banyak digunakan dan memberikan pengaruh besar. Penelitian kali ini meninjau proses pengelasan A-TIG yang mencakup beberapa kegiatan eksperimental yang sudah diteliti sebelumnya pada material baja tahan karat SUS 304. Dalam pengelasan A-TIG, parameter-parameter seperti arus, tegangan, kecepatan pengelasan, gas pelindung, dan jenis fluks mempengaruhi kualitas lasan. Selain itu, beberapa pengujian telah dilakukan pada struktur makro dan sifat mekanik untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pengelasan A-TIG. ......Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) or can also known as tungsten inert gas (TIG) is one of the welding processes that provide good weld quality with relatively lower costs. However, this welding process is limited to penetration capacity which results in low productivity. With that regard, a development must be done to improve the ability of penetration. In this case, the method of using activated flux was first introduced by Paton Welding Institute for TIG welding by using it on the material before welding. It was obsereved that there was an increase in penetration on the weld geometry and by that the use of activated flux, called A-TIG, becomes more widely used and has a major influence. In this study, the A-TIG welding process is discussed from several experimental activities that have been previously carried out on stainless steel SUS 304. In A-TIG welding, parameters process such as current, voltage, welding speed, gas shield, and type of flux affect weld quality. In addition, several testings was made on the macrostructure and mechanical properties to have a better understanding on A-TIG welding.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library