Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asri Febriyanti
"Jamu ?DNR? merupakan salah satu obat tradisional Indonesia yang telah digunakan untuk mengatasi diare. Jamu ini mengandung attapulgit, karbon aktif, ekstrak daun jambu biji, ekstrak rimpang kunyit, ekstrak buah mojokeling, ekstrak kulit buah delima, dan ekstrak biji jali. Untuk menjamin penggunaannya, maka perlu dilakukan penelitian terhadap keamanannya, salah satunya dengan melakukan uji toksisitas akut.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai LD50 dan mengetahui efek toksik terhadap fungsi hati ditinjau dari aktivitas aminotransferase dan fungsi ginjal ditinjau dari kadar urea dan kreatinin plasma. Penelitian menggunakan hewan uji mencit putih galur ddY, yang dikelompokkan menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas 5 ekor mencit jantan dan 5 ekor mencit betina. Kelompok I, II, III, IV adalah kelompok perlakuan yang diberikan larutan uji dengan dosis berturut-turut 1650, 3300, 6600, dan 13200 mg/kg bb, sedangkan kelompok V adalah kelompok kontrol yang diberikan larutan CMC 0,5%. Penentuan nilai LD50 dilakukan dengan menghitung jumlah hewan yang mati selama 24 jam pemberian jamu ?DNR?.
Hasilnya adalah pada dosis tertinggi yang diberikan (13200 mg/kg bb) tidak menimbulkan kematian pada hewan uji. Selanjutnya, dilakukan pengambilan darah melalui sinus orbital mata pada 24 jam dan 14 hari setelah perlakuan. Darah tersebut digunakan untuk mengukur aktivitas aminotransferase dengan metode kolorimetri(Reitmann-Frankel), kadar urea plasma dengan metofe Jaffe termodifikasi, dan kadar kreatinin plasma menggunakan Diasetil Monoksim.
Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Analisis Varian Satu Arah dengan = 0,05. Pada hasil pengukuran tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna antar kelompok dosis dengan kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan bahwa pada pemberian jamu ?DNR? sampai dosis tertinggi 13200 g/kg bb tidak mempengaruhi fungsi organ hati dan ginjal mencit putih. "
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S32738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warin Sangkitikomol
"Pengaruh pencegahan Vitamin A terhadap sifat-sifat karsinogenik dan toksik yang diinduksikan oleh Dimethylnitrosamine (DMN) terhadap hati tikus, telah diteliti melalui 2 (dua) pendekatan: pendekatan tes karsinogenitas dan pendekatan tes toksisitas subakut.
Pada penelitian pangaruh karsinogenitas DMN dalam tes prakarsinogenisitas, telah dipergunakan 60 (enam puluh) ekor tikus putih percobaan betina dari Lembaga Makanan Rakyat (LMR), masing-masing berumur satu bulan.
Berdasar penemuan dalam penelitian pendahuluan, Vitamin A diberi selama satu minggu sebelum dan delapan minggu selama pemberian dosis DMN. Dosis efektif Vitamin A yang dipergunakan sebesar 3,000 S.I./tikus secara berseling hari,dengan memasukkannya langsung ke dalam mulut tikus, sedangkan DMN diberikan pada dosis 30 ppm (mg per kg air), dilarutkan dalam air minum secara bebas (ad libitum).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DMN menurunkan konsumsi air minum dan makanan pada tikus-tikus percobaan dan DMN, seperti juga sebagian besar jenis bahan beracun lain, dapat menurunkan kecepatan tumbuh dari tikus percobaan tersebut, sedangkan Vitamin A dapat mengurangkan tingkat pengaruh dari DMN itu.
DMN juga memberikan retensi air di dalam hati tikus dan meningkatkan berat basah dari hati dan ginjal binatang-binatang tersebut. Tikus yang diberi DMN and Vitamin A memperlihatkan peningkatan berat hati.
Penelitian fungsi hati: Tikus-tikus yang diberi DMN dengan tanpa Vitamin A memperlihatkan kadar Amino transferase aspartat (AST - Aspartate Amino Transferase) Amino transferase Y-glutamat (GGT - Y! Glutamyl Amino Transferase), dan Triglycerida (TG) dalam batas-batas normal, tetapi kadar Phosphatase lindi (AP - Alkaline Phosphatase) meningkat dua kali lipat, sedangkan kadar protein (albumin) terdapat pada tingkat dalam tingkat normal.
Pada kelompok yang diberi DMN bersamaan dengan Vitamin A, pada satu minggu pemberian DM, Vitamin A memberikan pengaruh terhadap induksi aktivitas Damethylase DMN, bila Vitamin A itu diberikan sebelum atau berbareng dengan pemberian DMN, tetapi pengaruh tersebut tidak tampak bila Vitamin A setelah pemberian DMN.
Penelitian di bawah mikroskap memperlihatkan bahwa kelompok-kelompok tikus yang diberi DMN dengan atau tanpa Vitamin A tidak memberikan gambaran hati yang berbeda secara makna statistik, bila diberi DMN untuk satu minggu, tetapi bila pemberian DMN dilakukan untuk waktu lebih lama, yaitu untuk 2 (dua) minggu, terlihat perbedaan pada gejala-gejala toksik yang didukung oleh hasil yang terdapat pada penelitian prakarsinigenisitas (diberi DMN) untuk selama 8 (delapan) minggu.
Penelitian makroskopik maupun mikroskopik tidak memperlihatkan pertumbuhan yang bermakna pada ginjal tikus-tikus percobaan tersebut. Vitamin A mempunyai pengaruh melindungi melawan sifat karsinogenisitas dan toksisitas terhadap hati tikus percobaan yang diinduksi oleh DMN dalam dua cara: yang pertama melalui penghambatan bersaring terhadap enzim-enzim mikrosoma dan memblokade tingkat penting dari proses pengaktifan DI1N, dan yang kedua melalui peningkatan respons immunologik dari tikus-tikus percobaan itu terhadap benda-benda asing, penyakit-penyakit dan termasuk pula terhadap sel-sel hati yang mengalami perubahan pada masa proses proleferasi dan multiplikasi. Dan Vitamin A mempunyai juga pengaruh yang menghambat, terhadap peningkatan dari kegiatan Demethylase DMN yang bersangkutan dengan proses penggiatan metabolik dari DMN tersebut. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa Vitamin A dapat menghindarkan pengaruh DMN sebagai bahan toksik dan karsinagenik terhadap hati tikus, meskipun tidak secara mutlak.

The preventive effect of vitamin A on carcinogenicity and toxicity induced by dirnethylnitrosamine (DIN) on rat livers was studied through 2 tests, precarcinogenicity test and sub acute toxicity test.
To study on carcinogenic effect of DMN in the precarcinogenicity test, 60 albino female Lembaga Makanan Rakyat (LMR) Rats with the age of one-month were used.
Based on the preliminary study of this experiment vitamin A was given 1 week before and 8 weeks during DMN treatment. The effective dosage of vitamin A given was 3,000 IU'rat alternate days by dropping into the mouth and the DMN at a dosage of 30 ppm through drinking water adlib.
The results show that DM decreases water and food consumption of experimental rats and DMN, like most toxic agents, can decrease growth rate of experimental rats and that vitamin A can decrease the degree of this toxic effect induced by DM.N. DMN also causes water retention in the rat livers and kidneys causing weights increase.
In the DMN and vitamin A treated rats liver weights have also increased, Liver function tests show that serum levels of aspartate amino transferase (AST), glutamyl amino transferase (GGT) and triglyceride (TG) of the DMN with/without vitamin A treated rats are in the normal values, but alkaline phosphates (AP) levels rise 2-fold, and protein (albumin) levels are significantly low.
In the DMN and vitamin A treated rats globulin levels are high, and DIN demethylase activity of the liver is also increased.
Macroscopic findings show that 18 out of 20 rats in the DMN treated group developed red discolored lesions of the livers, but only 6 out of 19 rats in the DMN and vitamin A treated group. It also shows that 10 out of 20 rats of DMN treated group developed hepatocyte nodules but no nodules were found in the DMN and vitamin A treated group. Macro and Microscopic findings show no significant changes of the kidneys."
Lengkap +
1990
D299
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Fitri Testa Nuridayanti
"ABSTRAK
Rambut jagung untuk peluruh air seni, penurun tekanan darah tinggi, dan penurun kadar kolesterol belum diketahui keamanan penggunaannya, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai keamanannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keamanan penggunaan ekstrak air rambut jagung yang ditinjau dari nilai LD50 dan pengaruhnya terhadap fungsi hati dilihat dari dari aktivitas alanin aminotransferase (ALT) dan alkali fosfatase (ALP) plasma serta fungsi ginjal dilihat dari kadar urea dan kreatinin plasma. Hewan uji berupa mencit jantan dan betina galur DDY, sebanyak 50 ekor yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1, 2, 3, dan 4 diberi ekstrak air rambut jagung dengan dosis berturut¬turut 3,84; 7,68; 15,36; 30,72 g/kg bb, sedangkan kelompok 5 diberi larutan CMC 0,5%. Nilai LD50 ditentukan dengan menghitung jumlah hewan yang mati selama 24 jam setelah pemberian ekstrak. Pengukuran fungsi hati dan ginjal dilakukan pada 24 jam dan 14 hari setelah perlakuan. Penilaian fungsi hati ditinjau dari aktivitas ALT dan ALP menggunakan metode kolorimetri, penilaian fungsi ginjal ditinjau dari kadar urea menggunakan metode Fearon dan kadar kreatinin menggunakan metode Jaffe yang dimodifikasi. Hasilnya menunjukkan pemberian ekstrak air rambut jagung sampai dosis tertinggi 30,72 gram ekstrak/kg bb tidak menimbulkan kematian dan tidak mempengaruhi fungsi hati dan ginjal mencit.

ABSTRACT
Corn silk for diuretic, antihypertension, and antihyperlipidemia is unknown its safety of use, so that research was needed to find out its safety of use. This study was intended to find out the safety of use of aqueous extract of corn silk reviewed from LD50 and its effect on liver function in terms of alanin aminotransferase (ALT) and alkali phosphatase (ALP) activity and renal function in terms of urea and creatinine level. Fifty DDY male and female mice were used and divided into 5 groups. First to fourth groups were given the aqueous extract of corn silk with dose respectively 3.84; 7.68; 15.36; 30.72 g/kg bw, while fifth group was given 0.5% of CMC solution. LD50 value was determined by calculating dead mice for 24 hours of administration of extract. Measurements of liver and renal function were carried out in 24 hours and 14 days after treatment. Assessment of liver function in terms of ALT and ALP was using colorimetry method, assessment of renal function in terms of urea level was using Fearon method and creatinine level was using modified Jaffe method. Results showed that administration of aqueous extract of corn silk until dose of 30.72 g/kg bw did not cause death and did not affect liver and renal function of mice."
Lengkap +
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S673
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahayu Widya Ningrum
"Hingga saat ini di Indonesia belum ada metode uji toksisitas akut limbah yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Organization for Economic Cooperation & Development (OECD) merupakan salah satu organisasi yang sudah mengeluarkan prosedur standar pengujian toksisitas lingkungan OECD 425 secara internasional.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis apakah metode OECD 425 memenuhi persyaratan validasi yaitu akurasi dan presisisi serta dapat digunakan sebagai metode standar pengujian toksisitas akut limbah di Indonesia. Pada penelitian ini digunakan tembaga (II) sulfat pentahidrat sebagai reference toxicant untuk mengetahui nilai LD50 dan pengaruh pemberian larutan tersebut pada hati dan ginjal. Hewan uji berupa mencit betina galur DDY sebanyak 120 ekor. Kelompok perlakuan diberi tembaga (II) sulfat pentahidrat dengan dosis berturut-turut 840 dan 2150 mg/kg bb, sedangkan kelompok kontrol diberi akuades. Nilai LD50 ditentukan dengan software AOT425StatPgm, kemdian dilakkan validasi nilai LD50 tersebut.
Hasil uji toksisitas akut oral OECD 425 menunjukkan nilai LD50 tembaga (II) sulfat pentahidrat 1344 mg/kg bb yang sesuai dengan literatur. Pemeriksaan histologi hati dan ginjal menunjukkan adanya pengaruh pemberian dosis 840 mg/kg bb dan 2150 mg/kg bb. Metode pengujian toksisitas akut oral OECD 425 memenuhi persyaratan akurasi dan presisi serta dapat menjadi metode acuan untuk pengujian toksisitas akut oral limbah di Indonesia.

Up to this time in Indonesia, an acute oral toxicity test of waste hasn?t been accreditated by the National Accrediatation Committee (KAN). Organization for Economic Cooperation & Development (OECD) is one of the organization which published an OECD 425 guideline method for environmental toxicology testing internationally.
This study was intended to find out whether the OECD 425 method can satisfy the accuracy and precision of validation criteria and can be used as the standard acute toxicity test for waste in Indonesia. Copper (II) sulphate pentahydrate was used as a reference toxicant in order to determine the LD50 value and determine the effect of the solution on liver and kidney. One hundred and twenty DDY female mice were used in the trial. Treated groups were given the reference toxicant solution of copper (II) sulphate pentahydrate with dose of 840 and 2150 mg/kg bw, while control group was given the aquadest. LD50 value was determined by AOT425StatPgm software.
The results of the acute oral toxicity OECD 425 test showed that LD50 value of copper (II) sulphate pentahydrate was 1344 mg/kg bw which was in agreement with literature. The histology examinations data showed that administration of the reference toxicant solution dose 840 mg/kg bw and 2150 mg/kg bw affect the liver and kidney of mice. Acute oral toxicity OECD 425 method has proved its accuracy and precision of validation criteria, thus can be used as the reference acute toxicity method for waste in Indonesia.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42763
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library