Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Lyrawati
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Adenine Nucleotide Translocator (ANT) adalah protein integral membran-dalam mitokondria yang berperan dalam pertukaran ATP dan ADP antara kawasan ekstra dan intramitokondria. ANT2, salah satu isoform yang disandi pada kromosom X, berperan pada penyediaan ATP glikolisis untuk jaiur metabolisme mitokondria dan replikasi DNA mitokondria. Variasi sekuens DNA pada suatu gen dapat mempengaruhi ekspresi dan fungsi protein yang disandi oleh gen yang bersangkutan, oleh karena itu mungkin berasosiasi dengan keadaan patologis tertentu. Dalam penelitian untuk program magister ini dilakukan studi untuk mempelajari adanya varian polimorfik ANT2. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan, antara lain: (1) apakah terdapat variasi pada sekuens gen ANT2 manusia (2) kalau terdapat variasi, apakah variasi sekuens tersebut cukup bermakna untuk mengubah konformasi protein ANT2 (3) apakah varian sekuens yang ditemukan pada gen ANT2 merupakan polimorfisme yang umum ditemukan pada populasi individu normal (4) apakah ada perbedaan distribusi dari berbagai varian ANT2 pada bermacam populasi dunia (5) apakah variasi sekuens ANT2 berhubungan dengan manifestasi mutasi pada DNA mitokondria.
Hasil dan Kesimpulan : (1) Hasil analisis sekuens daerah penyandi (ekson 1, 2, 3 dan 4) pada 4 individu dan sekuens yang telah dipublikasi menunjukkan adanya variasi ANT2 pada ekson 2 (332G>T) dan 3 (699C>T). Sementara itu analisis pada daerah yang tidak menyandi asam amino menunjukkan pada ekson 1 terdapat insersi GC pada nukleotida ke-20 dan substitusi, insersi, dan delesi pada ekson 4 (1021C>T,1022, 1075, 1123 berupa delesi A, C, C, dan pada 1127 berupa insersi T) yang tidak menyandi asam amino. (2) Dari studi prediksi struktur protein salah satu polimorfisme yaitu G332T mengakibatkan perbedaan asam amino yang bermakna (RI 1 1L) dan mengubah pola hidrofobisitas protein tersebut. (3) Untuk mengetahui apakah varian R11IL merupakan suatu polimorfisme, telah dikembangkan metode PCR-RFLP menggunakan enzim Hhal yang dapat mendeteksi varian R111L secara cepat dan sekaligus banyak. (4) Dengan menggunakan metode tersebut diketahui bahwa kedua varian ANT2 (11IR dan 111L) ditemukan pada populasi normal Kaukasia, Cina dan Indonesia (Java), akan tetapi dengan distribusi yang berbeda masing-masing 59%:41%, 61%:39% dan 78%:22%. Dari data tersebut nampaknya mutasi yang menimbulkan polimorfisme ini terjadi sebelum migrasi populasi ke berbagai belahan dunia. Perbedaan distribusi yang nyata pada salah satu etnik mungkin disebabkan oleh adanya genetic drift. (5) PCR-RFLP juga dilakukan pada beberapa anggota suatu keluarga dengan Leber's Hereditary Optic Neuropalhy dari Jambi yang disebabkan oleh mutasi pada mtDNA (11778G>A; R340H pada subunit ND4 dari kompleks I rantai respirasi).
Manifestasi klinik yang berbeda pada berbagai anggota keluarga yang membawa mutasi mtDNA ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor pengubah ekspresi di DNA inti (nuclear modifier), kemungkinan pada kromosom X. Salah satu kandidat nuclear modifier adalah ANT2, akan tetapi dari studi ini nampaknya varian R111L tidak mempengaruhi manifestasi klinik mutasi homoplasmi I 1778G>A."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listya Eka Anggraini
"Akrilamida merupakan senyawa karsinogen dan neurotoksin yang dapat
menyebabkan berbagai gangguan kesehatan apabila dikonsumsi secara rutin,
sehingga perlu dilakukan pengembangan sensor untuk senyawa akrilamida yang
bisa diaplikasikan pada sampel makanan. Hingga saat ini, pengembangan DNA
sebagai molekul pengenal dalam biosensor akrilamida telah banyak dilakukan. Di
lain pihak, sifat nukleofilitas guanin dan adenin menunjukkan reaktivitas yang kuat
dengan suatu spesi elektrofil. Pada penelitian ini, studi pengembangan biosensor
untuk mendeteksi senyawa akrilamida dilakukan dengan memanfaatkan basa purin
menggunakan pendekatan teknik komputasi dan elektrokimia. Simulasi
penambatan molekul menunjukkan bahwa DNA beruntai ganda memiliki energi
bebas pengikatan Gibbs terendah dibandingkan dengan biomolekul lainnya dengan
nilai ΔGbinding -4,2759 kkal/mol. Karakterisasi menggunakan spektrometer UV-Vis
untuk pembentukan adduct akrilamida dengan basa purin memperlihatkan adanya
pergeseran panjang gelombang dari 260 menjadi 257 nm. Karakterisasi dengan
siklik voltametri menggunakan elektroda boron-doped diamond menunjukan
adanya puncak oksidasi yang tidak disertai puncak reduksi yang mengindikasi
bahwa reaksi yang terjadi adalah reaksi irreversible. Biosensor akrilamida berbasis
guanin dan adenin menunjukan aktivitas katalitik dan selektivitas yang baik pada
rentang 0,2 – 1,0 μM dengan limit deteksi dan limit kuantifikasi mencapai 0,1907
dan 0,6358 μM (R2= 0,9893) untuk guanin, dan pada rentang 0,1 – 1,0 μM dengan
limit deteksi dan limit kuantifikasi mencapai 0,0486 dan 0,1619 μM (R2=0,9907)
untuk adenin. Metode yang diusulkan digunakan untuk penentuan AA dalam
sampel kopi, dan divalidasi dengan instrumentasi HPLC dengan hasil yang baik

Acrylamide is a carcinogen and neurotoxin compound that can cause serious
health problems if consumed frequently, so it is necessary to develop sensors for
acrylamide compounds, especially those that can be applied to food samples. Until
now, the development of DNA as a recognition molecule in acrylamide biosensor
has been extensively studied. On the other hand, the nucleophilicity properties of
guanine and adenine exhibit strong reactivity with an electrophile species. In this
research, the acrylamide biosensor was carried out using by utilizing purine bases
through computational and electrochemical approaches. The molecular docking
simulation revealed that double-stranded DNA has the lowest Gibbs binding free
energy compared to other biomolecules with ΔGbinding value of -4.2759 kcal/mol.
UV-Vis spectrometer characterization for the formation of acrylamide adducts with
purine bases showed a shift in wavelength from 260 to 257 nm. Cyclic voltammetry
using boron-doped diamond electrode’s results showed the presence of an oxidation
peak that was not accompanied by a reduction peak, which validated that the
reaction was irreversible. The guanine and adenine based for acrylamide biosensors
showed good catalytic activity and selectivity in the range 0.2–1.0 μM with limit of
detection and limit of quantification reaching 0.1907 and 0.6358 μM (R2 = 0.9893)
for guanine, and in the range 0.1–1.0 μM with limit of detection and limit of
quantification value of 0.0486 and 0.1619 μM (R2= 0.9907) for adenine. The
proposed method was performed for the acrylamide determination in coffee
samples and was validated by HPLC with good results
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library