Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Saffanah Elvireina
Abstrak :
Latar Belakang: Asupan susu telah direkomendasikan untuk berkontribusi pada pertumbuhan anak di banyak negara, namun hubungan antara asupan susu dan hasil antropometri pada anak di Jakarta belum dipahami secara jelas. Tujuannya untuk mendeskripsikan anak usia 12-36 bulan yang mengkonsumsi produk susu di Jakarta dan mengetahui apakah konsumsi produk susu berhubungan dengan skor WAZ. Metode: Penelitian cross sectional ini berdasarkan data sekunder yang diambil dari anak usia 6-36 bulan September-Oktober 2020. Partisipan penelitian ini adalah anak usia 12- 36 bulan (n=145). Paparan berupa frekuensi konsumsi produk susu dalam hari/minggu dan jenis asupan susu yang dikonsumsi dengan SQ-FFQ. Hasil utamanya adalah skor WAZ. Karakteristik responden adalah jenis kelamin, berat lahir, riwayat ASI eksklusif, pendidikan orang tua, dan pendapatan keluarga. Uji T-Independent digunakan untuk mengetahui hubungan antara asupan susu dan skor WAZ. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna pada skor WAZ anak usia 1 sampai 3 tahun dengan asupan susu lebih dari 7 hari/minggu dibandingkan dengan anak dengan asupan susu kurang dari 7 hari/minggu (p=0,029). Selain itu, anak dengan jenis kelamin Wanita (p=0,007), memiliki riwayat ASI eksklusif (p=0,006), dan yang mengonsumsi mentega (p=0,013) memiliki skor WAZ yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tidak mengonsumsi. Kesimpulan: Frekuensi konsumsi susu berhubungan dengan skor WAZ pada anak usia 1-3 tahun. ......Background: Dairy intake has been recommended to contribute to child growth in many countries, but the relationship between dairy intake and anthropometric results among children in Jakarta is not clearly understood. The aim is to describe children aged 12-36 months who consume dairy products in Jakarta and determine whether consumption of dairy products is associated with the WAZ score. Method: This cross-sectional research is based on secondary data which taken from children aged 6-36 in September-October 2020. Participants of this study were children aged 12-36 months or 1 to 3 years old (n=145). The exposure was frequency consumption of dairy products in days/week and types of dairy intake taken with SQ-FFQ. The main outcome was the WAZ score. The respondents’ characteristics were gender, birth weight, history of exclusive breastfeeding, parents' education, and family income. T-Independent test is used to determine the relationship between dairy intake and WAZ score. Results: There was a significant difference in WAZ score of children aged 1 to 3 years with dairy intake more than 7 days/week compared with those with dairy intake less than 7 days/week (p=0.029). On top of that, children with female gender (p=0.007), have a history of exclusive breastfeeding (p=0.006), and who consumed butter (p=0.013) have higher WAZ score compared with children who did not consume. Conclusion: Frequency of dairy intake consumption is related to WAZ scores in children aged 1-3 years.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Chandra
Abstrak :
Obyektif : Untuk menilai adanya psikopatologi pada remaja obesitas digunakan instrumen Symtom Check list-90 (SCL-90), yang terdiri dari 90 pertanyaan. Merupakan pengembangan dari Hopkins Symtom Check List (HSCL) berbentuk self rating/self report, dipergunakan untuk menilai psikopatologi secara umum, mengukur derajat gejala secara kuantitatif serta menilai psikopatologi secara deskriptif. Cut off scorenya adalah 61. Skor penilaian adalah skor total (kondisi mental secara umum) atau skor dari masing-masing dimensi gejala, yaitu skala depresi, anksietas, obsesif-kompulsif, fobia, somatisasi, sensitifitas interpersonal, hostilitas, paranoid, psikotik dan skala tambahan. Sedangkan untuk menentukan obesitas digunakan Indeks masa tubuh (IMT). Dikatakan obesitas jika IMT Iebih dari 27 kg/m. Tujuan penelitian ini untuk mencari hubungan antara obesitas dengan psikopatologi pada remaja. Metode : Subyek adalah siswa-siswa SMU obesitas dan tidak obesitas yang memenuhi kriteria inklusi di wilayah Jakarta Selatan. Untuk menentukan jumlah sekolah yang akan diikut sertakan dalam penelitian ini digunakan teknik cluster sampling dua tahap dan untuk menentukan sekolah-sekolah yang akan mewakili setiap kecamatan digunakan teknik Random. Selanjutnya untuk pemilihan siswa dilakukan dengan teknik Purposif. Kemudian data dianalisis dengan uji statistik Chi square dan uji statistik Fisher, untuk melihat apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan psikopatologi pada remaja. Hasil : Penelitian ini melibatkan 54 siswa (27 obesitas dan 27 tidak obesitas). Dari 27 siswa obesitas, yang memiliki psikopatologi sebanyak 15 orang (55,6%), sedangkan yang tidak memiliki psikopatologi sebanyak 12 orang (44,4%). Dari 27 siswa tidak obesitas yang memiliki psikopatologi sebanyak 17 orang (63,0%), sedangkan yang tidak memiliki psikopatologi sebanyak 10 orang (37,0%). Kemudian data tersebut dianalisis dengan uji statistik Chi square dengan nilai p=0,58, CI 95% (0,25-2,19) dan QR=0,74 (tidak bermakna). Simpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan terjadinya psikopatologi.
Objective : Psychopathology in obese adolescents is assessed with Symptom Check List-90 (SCL-90), which contain 90 question. SCL-90 is a modification of Hopkins Symptoms Check List (HSCL). It is a self rating/self report, use to assess psychopathology in general, the degree of quantitative symptom a descriptive psychopathology. Cut off score is 61. SCL-90 has a total score, which assess a general mental condition and a score for each symptom dimension (depression, anxiety, obsessive compulsive, phobia, somatisation, interpersonal sensitivity, hostility, paranoid, psychotic and addition scale). For the measurement of obesity, we use Body Mass Index (BMI), if the BMI score is >27 we categorized the subject as having the obesity problem. The purpose of this study is to find out the relationship between obesity and the psychopathology in adolescents. Method : This is an analytic cross sectional study. Subjects are obese and non obese high school students in South Jakarta. We use two step cluster sampling method to determine the amount of schools and we use random method to choose schools of each region, and then we use purposive method to choose the students. The data is analyzed with Chi square and Fisher statistic test to assess the relationship between obesity and psychopathology in adolescents. Result : Of 54 students (27 students are obese and 27 students are non obese). From 27 obese students, 15 students (55.6%) showed psychopathology and 12 students (44.4%) showed no psychopathology. From 27 non obese students, 17 students (63.0%) showed psychopathology and 10 students (37.0%) showed no psychopathology. These data was analyzed with Chi square statistic test, p = 0.58, CI 95% (0.25 - 2.19) and OR = 0.74 (non significant). Conclusion : The result of this study showed there is no relationship between obesity and psychopathology in adolescent.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdani Harimurti Azhar
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Erdani Harimurti AzharProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Pengaruh Latihan Senam Aerobik Intensitas Sedang Low Impact Terhadap Berat Badan Pada Siswa Obesitas SMA LabschoolKebayoran Tahun 2017Obesitas pada usia anak-anak dan remaja akan meningkatkan risiko obesitas padausia dewasa. Beberapa penyakit kronis di usia dewasa diketahui merupakanmanifestasi kondisi gemuk dan obesitas saat anak ndash; anak dan remaja. Penelitianini merupakan studi eksperimental yang bertujuan untuk menilai pengaruhpemberian latihan senam aerobik intensitas sedang terhadap penurunan beratbadan pada siswa obesitas SMA Labschool Kebayoran. Total subjek berjumlah 24orang yang dibagi kedalam tiga kelompok. Data yang dikumpulkan meliputikarakteristik subjek berdasarkan data demografi umur , data antropometri beratbadan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh , asupan makan dan aktivitas fisik.Intervensi yang dilakukan adalah pemberian latihan senam aerobik intensitassedang selama empat kali dalam seminggu untuk kelompok perlakuan, tiga kalidalam seminggu untuk kelompok kontrol 1, dan dua kali dalam seminggu untukkelompok kontrol 2. Latihan senam aerobik intensitas sedang diberikan selama 5minggu. Sebelum intervensi, akhir minggu ke 3 dan sesudah intervensi dilakukanpengukuran nilai estimasi berat badan. Hasil penelitian menunjukkan latihansenam aerobik intensitas sedang dapat menurunkan berat badan secara signifikanpada semua kelompok p = 0,001 . Dengan rata ndash; rata penurunan berat badansebesar 1,17 kg pada kelompok perlakuan, 0,61 kg pada kelompok kontrol 1, dan0,45 pada kelompok kontrol 2. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penurunannilai berat badan terbesar terdapat pada kelompok perlakuan yang diberikanintervensi senam aerobik intensitas sedang selama empat kali dalam seminggu.Kata Kunci : Berat Badan, Remaja Obesitas, Senam Aerobik Intensitas Sedang
ABSTRACT
Nama Erdani Harimurti AzharProgram Studi Public Health SciencesJudul The Effect Of Low Impact Aerobic On Weight Of Student WithObesity In SMA Labschool Kebayoran in 2017Obesity at the age of children and adolescents will increase the risk ofobesity in adulthood. Some chronic diseases in adulthood are known to bemanifestations of obese conditions as children and adolescents. This study was anexperimental study that aims to assess the effect of moderate aerobic exerciseaerobic exercise on weight loss in obese high school students LabschoolKebayoran. he total subject was 24 students divided into three groups. The datacollected included subject characteristics based on demographic data age ,anthropometric data weight, height, and body mass index , dietary intake andphysical activity. Interventions were a four week aerobic exercise intensity for thetreatment group, three times a week for control group 1, and twice weekly for thecontrol group 2. Moderate aerobic exercise intensity was given for 5 weeks.Before intervention, the end of week 3 and after the intervention measurement ofweight estimation value. The results showed that low impact aerobic significantlyreduce weight in all groups p 0.001 . With an average weight loss of 1.17 kg inthe treatment group, 0.61 kg in the control group 1, and 0.45 in the control group2. The conclusion of this study was the largest weight loss was found in thetreatment group given low impact aerobic intervention for four times a week.Keyword weight, adolescent obesity, low impact aerobic
2017
T48592
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library