Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wilvianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Udin Syaripudin
Abstrak :
Kandungan amonia yang tinggi dalam air menimbulkan masalah jika tidak diolah terlebih dahulu. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan air limbah agar konsentrasi amonia dalam larutan mencapai ambang batas yang diperbolehkan sebelum di buang ke badan air. Penulisan skripsi ini mengandung pengumpulan dan pengolahan data yang dilanjutkan dengan perancangan alat adsorpsi batch bertingkat Pengumpulan data dibagi menjadi dua bagian yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melakukan penelitian sedangkan pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengambil data hasil laporan penelitian terdahulu. Pada penelitian ini dilakukan adsorpsi amonia dari air limbah dengan menggunakan zeolit alam Lampung (ZAL) jenis klinoptilolit. Zeolit jenis klinoptilolit mempakan adsorben yang sangat baik untuk rnenyerap ion amonium dalam larutan. Zeolit yang digunakan ZAL granular yang berukuran 0.8-1 cm. Konsentrasi awai limbah yang diadsorpsi adalah 1 gr/l dan diharapkan berkurang sampai mencapai baku mutu (50 mg/l). Proses adsorpsi dilakukan secara batch bertingkat yang artinya proses adsorpsi dari satu batch (kolam) dilanjutkan ke batch lain hingga larutan yang diolah mencapai baku mutu. Jumlah batch yang digunakan sebagai tempat adsorpsi sebanyak enam batch dengan waktu adsorpsi tiap batch 2 jam, Sistem adsorpsi batch bertingkat ini disusun atas dasar: - ZAL digunakan untuk mengadsorpsi amonia secara berturut-turut sampai baku mutu tidak dapat tercapai lagi. - Setelah baku mutu tidak tercapai, ZAL di batch pertama yang menerima larutan dengan konsentrasi amonia paling tinggi diregenerasi sebanyak satu kali. - ZAL hasil regenerasi diletakkan di akhir susunan batch bertahap dan digunakan kembali untuk adsorpsi. - ZAL hasil regenerasi yang tidak mampu lagi mengadsorpsi larutan dibuang dan diganti dengan ZAL segar, kemudian ditempatkan diakhir susunan batch bertahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah batch yang dibutuhkan agar konsentrasi amonia mencapai baku mutu adalah 3 batch. Jika dilakukan dengan menggunakan ZAL bekas adsorpsi pertama, maka jumlah batch yang dibutuhkan untuk mengolah larutan kedua adalah 4 batch. Untuk larutan ketiga 5 batch, dan untuk larutan keempat 6 batch. Model rancangan kolam adsorpsi secara batch bertingkat terdiri dari 8 batch dengan enam batch sebagai tempat adsorpsi dan dua batch yang lain digunkanan sebagai cadangan. Berat ZAL yang diperlukan untuk mengolah amonia sebanyak 6 liter adalah 2 kg/batch, dan untuk mengoiah 5000 liter adalah 1.67 ton/batch. Biaya investasi alat adsorpsi secara batch bertingkat untuk mengolah limbah dengan volume 5 m³/batch adalah Rp37,144,350.00. Sedangkan untuk hasil-hasil yang lainnya adalah: a. Untuk waktu operasi 8 jam/hari, dalam sebulan diperoleh: - Volume limbah yang dapat diolah : 450 m³ - ZAL yang diperlukan : 25.05 ton - Regeneran (NaCl) yang diperlukan : 1.875 ton - Biaya operasi : Rp16,979,400.00 b. Untuk waktu operasi 16 jam/hari, dalam sebulan diperoleh: - Volume Iimbah yang dapat diolah : 750 m³ - ZAL yang diperlukan : 45.09 ton - Regeneran (NaCl) yang diperlukan : 3.375 ton - Biaya operasi : Rp30,529,800.00 c. Untuk waktu operasi 24 jam/hari dalam sebulan diperoleh: - Volume limbah yang dapat diolah : 900 m³ - ZAL yang diperlukan : 60.12 ton - Regeneran (NaCl) yang dipcrlukan : 4.5 ton - Biaya operasi : Rp40,699,200.00
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudyanto
Abstrak :
Proses regenerasi adsorben zeolit alam Lampung dalam penelitian ini dilakukan secara kimia dengan menggunakan NaCl sebagai regeneran melalui mekanisme reaksi pertukaran kation dimana kation dalam cairan dipertukarkan atau digantikan dengan kation dari suatu padatan (bahan penukar kation). Reaksi ini berlangsung reversibel dengan persamaan reaksi: NH4-zeolit + Na+ --><-- Na-zeolit + NH4+ Banyaknya kation yang dipertukarkan memiliki muatan ekuivalen yang sama, sehingga elektronetralitas fasa cair dan padatnya tetap terjaga. Untuk mengetahui kemampuan NaCl sebagai regeneran maka perlu dilakukan proses regenerasi pada berbagai kondisi operasi regenerasi. Dalam penelitian ini digunakan 2,5 siklus adsorpsi-regenerasi (terdiri dari 3 tahap adsorpsi dan 2 tahap regenerasi yang dilakukan secara bergantian) untuk setiap variasi konsentrasi regeneran dan temperatur regenerasi. Proses adsorpsi-regenerasi dilakukan dalam kolom adsorber dengan menggunakan unggun zeolit alam Lampung bemkuran 20-10 mesh dan tinggi 22 cm (berat 404 gr). Proses berlangsung secara kontinyu dimana cairan dialirkan masuk ke dalam unggun dengan laju 0,3 ml/dt dari bawah ke atas. Ada tiga kondisi dalam penelitian ini berdasarkan variasi konsentrasi regeneran dan variasi temperatur regenerasi yaitu: 1. Kondisi A, sildus adsorpsi-regenerasi dengan kondisi operasi regenerasi yaitu konsentrasi regeneran 5 g/l dan temperatur regenerasi 30 °C. 2. Kondisi B, siklus adsorpsi-regenerasi dengan kondisi operasi regenerasi yaitu konsentrasi regeneran 10 g/l dan temperatur regenerasi 30 °C. 3. Kondisi C, siklus adsorpsi-regenerasi dengan kondisi operasi regenerasi yaitu konsentrasi regeneran 5 g/l dan temperatur regenerasi 40 °C. Dari hasil penelitian diketahui bahwa penambahan konsentrasi regeneran dari 5 g/l menjadi 10 g/I pada temperatur operasi regenerasi 30 °C tidak meningkatkan kapasitas desorpsi sedangkan untuk kapasitas adsorpsi mengalami sedikit kenaikan. Selain itu dari hasil penelitian juga diketahui kapasitas adsorpsi akan meningkat akibat penambahan temperatur regenerasi dari 30 °C ke 40 °C sedangkan banyaknya NH3 yang terdesorpsi mengalami penurunan. Secara keselumhan proses regenerasi dengan NaCl sebagai regeneran menunjukkan adanya pengurangan kadar amonia dalam zeolit dengan persentase terbesar yaitu 84,85 % untuk konsentrasi regeneran 5 g/1 dan temperatur 30 °C (kondisi A).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Kalmapuspita Imas
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan komposit abu terbang/TiO2 dengan TiO2 P25, abu terbang dari PT Pupuk Kaltim, dan surfaktan kationik Hexadecyltrimethylamonium Bromide HTAB . Komposit dikarakterisasi SEM EDX serta diuji coba untuk mendegradasi amonia dalam fotoreaktor. Perbandingan massa abu terbang dan TiO2 yang optimum adalah 2:1 sebanyak 1 gram dalam 250 ml limbah cair amonia dan dapat mengeliminasi amonia cair sebesar 93 selama 180 menit. pH optimum untuk mendegradasi amonia adalah pH 11 dengan persen eliminasi sebesar 79 selama 180 menit. Kinetika reaksi degrasai amonia mengikuti model kinetika Langmuir-Hinshelwood.
ABSTRACT
In this experiment, the Fly Ash TiO2 composite will be produced using TiO2 P25, fly ash from PT Pupuk Kaltim, and also a cationic surfactant, Hexadecyltrimethylamonium Bromide HTAB . The catalyst characterized by SEM EDX and tested for ammonia degradation at photoreactor. The optimum mass ratio of fly ash and TiO2 is 2 1 1g 250ml liquid waste , allowing reduction of aqueous ammonia concentration up to 93 for 180 minutes of reaction. Optimum pH for ammonia degradation is 11, which decreases ammonia concentration up to 79 for 180 minutes of reaction. Reaction kinetics for ammonia degradation using fly ash TiO2 catalyst follow Langmuir Hinshelwood kinetics.
2017
S68224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library