Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gultom, Michael BM
Abstrak :
ABSTRAK
Karbon aktif merupakan bahan yang di kenal sebagai bahan adsorben untuk di gunakan pada sector industri pangan maupun non pangan. Selain itu, penggunaan karbon aktif sangat erat hubungannya dengan usaha perlindungan lingkungan. Semakin ketat pelaksanaan peraturan tentang perlindungan ini, maka pemakaian karbon aktif semakin meningkat.

Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan ketetapan baku mutu air minum. Ketetapan tersebut antara lain berisi tentang kandungan logam timbal maksimum yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 0.01 mg/L. Sedangkan ?air PAM? yang tersedia memiliki kandungan timbal sebesar 2.3 mg/L. Menyadari hal tersebut, maka dimulailah penelitian mengurangi kadar timbal dalam ?air PAM? dengan karbon aktif granular melalui sistim kontinu.

Pada penelitian ini karbon aktif yang diguuakan dipanaskan terlebih dahulu pada temperatur 100 °C selama 24 jam, perlakuan ini dimaksud untuk memeperluas permukaan karbon aktif yang selanjutnya akan digunakan untuk mengadsorpsi timbal dari air.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi luas permukaan karbon aktif mengalami peningkatan pada saat sebelum aktivasi dan sesudah aktivasi yaitu sebesar 284 m²/gr menjadi 314.4 ml/gr.

Pada saat adsorpsi dengan vadasi waktu kontak didapat kondisi jenuh pada waktu kontak 10 menit disaat jam ke-16 dan pada waktu kontak 20 menit pada jam ke-10.

Untuk mendapatkan ?air PAM" dengan kandungan timbal sebesar 0.01 mg/L (sesuai dengan ketentuan baku mutu) akan di gunakan karbon aktif sebesar 0.061 gr/L air untuk waktu kontak 10 menit dengan Iaju alir sebesar 23.5 ml/menit, dan 0.029 gr/L air untuk waktu kontak 20 menit dengan Iaju alir 1 1.75 ml/menit.

Pada konsentrasi 312.3 untuk mendapatkan ?air PAM? dengan kandungan timbal sebesar 0.01 mg/L, maka diperlukan karbon aktif sebesar 480,44 gram untuk waktu kontak 10 menit dengan Iaju alir sebesar 23.5 ml/menit dan sebesar 227.02 gram untuk waktu kontak 20 menit dengan Iaju alir sebesar 11.75 ml/menit.
2000
S50848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tilani Hamid
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilah Rahmawati Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Sebagai Kota yang padat Ketersediaan air tanah di DKI Jakarta semakin hari semakin mengalami krisis, hingga saat ini, ketersediaan air yang di kelola oleh Perusahaan Air Minum dirasa belum cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat masih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhannya. Penelitian ini menganalisis tentang ketersediaan air tanah dangkal dan memproyeksikan ketersediaannya hingga tahun 2030 dengan menggunakan System dynamics dan pendekatan keruangan di dalam metode yang digunakan. Berdasarkan kondisi fisiknya penelitian dilakukan pada 10 sampel kecamatan yaitu kecamatan Pancoran, Pasar Rebo, Cempaka Putih, Jagakarsa, Kramat Jati, Senen, Penjaringan, Tambora, Kalideres, dan Cilincing. Hasil penelitian menunjukan penurunan terbesar keteresediaan air tanah terjadi pada kecamatan Jagakarsa akibat pemanfaatan oleh masyarakatnya dapat mencapai 76,92% dalam 10 tahun. Penurunan terkecil terdapat pada kecamatan Cempaka Putih dengan angka penurunan 0,8%, sedangkan rata-rata penurunan ketersediaan air tanah dari 10 sampel kecamata adalah sebesar 34% dalam 10 tahun. Skenario intervensi terbaik yang dilakukan terhadap model menghasilkan peningkatan yang ketersediaan air tanah dengan penambahan kinerja PAM, penambahan RTH 30% dan peningkatan efisiensi dari pajak air tanah.
ABSTRACT
As a densely-populated city, the Special Capital Region (Daerah Khusus Ibu Kota – DKI) Jakarta finds that the availability of its groundwater becomes more and more critical every day. Up to now, the availability of water managed by the State’s Drinking Water Company (Perusahaan Air Minum – PAM) is felt to be insufficient to satisfy the people’s need. Therefore, the people continue to use groundwater to satisfy their needs. This Study analyzes the avaibility of ground water in Jakarta and projects it to years 2030. The method used is system dynamics and overlay method for the location of crisis area. Based on its physical condition, study conducted in 10 sample sub-districts area, namely Pancoran, Pasar Rebo, Cempaka Putih, Jagakarsa, Kramat Jati, Senen, Penjaringan, Tambora, Kalideres, dan Cilincing. Study results show that the largest decrease of ground water avaibility occurs in Jagakarsa with 76,92% decreases in 10 years. The smallest decreases occurs in Cempaka Putih with 0,8%, while the average decreases of 10 sample sub-districts area reach 34% in 10 years. The best intervention scenario conducted on the ground water availability model show that increases of Ground water availability with the addition of PAM performance, the addition of 30% green space and the addition of groundwater taxes efficiency.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amru Zauda
Abstrak :
ABSTRAK
Karbon aktif merupakan bahan yang dikenal sebagai bahan adsorben untuk digunakan pada sektor industri pangan maupun non paugan. Selain itu, penggunaan karbon aktif sangat erat hubungannya dengan usaha perlindungan lingkungan. Semakin ketat pelaksanaan peraturan tentang perlindungan lingkungan ini, maka pemakaian karbon aktif semakin meningkat. Pemerintah DKI Jakarta telah mengeluarkan ketetapan tentang baku mutu air minum. Ketetapan tersebut antara lain berisi tentang kandungan timbal (Pb) maksimum yang diperbolehkan dalam air minum sebesar 0.01 mg/liter. Sedangkan ?air PAM? yang tersedia memiliki kandungan timbal maksimum sebesar 0.05 mg/liter. Menyadari hal tersebut, dimulailah penelitian mengurangi timbal dalam ?air PAM? dengan menggunakan karbon aktif granular dengan sistem Batch. Pada penelitian ini karbon aktif yang digunakan dipanaskan terlebih dahulu pada temperatur 100℃ selama 24 jam, perlakuan ini dimaksudkan untuk memperbesar luas permukaan karbon aktif. Kemudian karbon aktif yang tetah diaktifasi tersebut digunakan untuk mengadsorb Pb dalam ?air PAM?. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakterisasi luas permukaan karbon aktif terjadi peningkatan pada saat sebelum aktifasi dan sesudah aktifasi, yaitu 223.6 m2/gr menjadi 323.5 m2/gr. Kemudian menurun setelah mengalami proses adsorpsi, yaitu sebesar 233.4 m2/gr. Dari hasil pengujian kapasitas adsorpsi karbon aktif dengan variasi jumlah karbon aktif; menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut mengalami brealdrough (kurva terabosan) pada penambahan karbon aktif sebesar 5.5 gr/liter. Sedangkan pengujian kapasitas adsorpsi dengan variasi waktu kontak, menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi mengalami breaktrough (kuva terobosan) pada waktu kontak 20 jam. Untuk mengurangi kandungan Pb dalam ?air PAM? dari 0.05 mg/liter menjadi 0.01 mg/liter, maka karbon aktif granular yang dibutuhkan sebanyalc 151 gr/liter.
2000
S49030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yodifta Astriningrum
Abstrak :
Fluorida merupakan salah satu ion yang diketahui bermanfaat dalam pencegahan karies gigi jika digunakan pada konsentrasi tertentu, namun juga memiliki efek negatif yaitu menimbulkan terjadinya fluorosis pada gigi maupun tulang apabila konsentrasi asupannya berlebihan. Salah satu sumber asupan fluorida yaitu berasal dari air yang dikonsumsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengukur kadar ion fluorida pada air tanah dan air PAM yang digunakan sebagai sumber air minum di masyarakat. Pengukuran kadar ion fluorida dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri visible pada panjang gelombang maksimum 586 nm menggunakan pereaksi sodium 2-parasulfofenilazo 1,8- dihidroksi-3,6-naftalen disulfonat (SPADNS)-asam zirkonil. Metode ini dioptimasi dengan cara mencari rentang serapan yang paling stabil yaitu hingga menit ke-10 setelah penambahan pereaksi. Hasil validasi metode diperoleh batas deteksi sebesar 0,0452 mg/L, batas kuantitasi 0,1506 mg/L, koefisien variasi sebesar 0,63%, dan uji perolehan kembali ion fluorida berada dalam rentang 90,50-102,04%. Hasil pengukuran terhadap sampel menunjukkan kadar ion fluorida pada air tanah dan air PAM bervariasi antara 0,0459 hingga 0,7800 mg/L. Rentang konsentrasi ini masih dalam batas kadar yang diperbolehkan berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 yaitu sebesar 1,5 mg/L. ......Fluoride ion is one of the compounds that are known to have benefits in the prevention of dental caries when used in certain concentrations, but also has negative effects that may cause the occurrence of dental and bone fluorosis when the intake was in excessive concentration. One of the fluoride intakes comes from water that is consumed. The aim of this research was to identify and measure fluoride ion levels in groundwater and piped water that used as drinking water consumption in the community. Measurement of fluoride ion concentration is done by using visible spectrophotometry at the maximum wavelength of 586 nm using the sodium 2-parasulfophenylazo 1,8-dihydroxy-naphthalene-3,6 disulfonate (SPADNS)-zirconil acid reagent. This method was optimized by the search of range of absorption which stable for 10 minutes after reagent addition. 0.0452 0.1506 mg/L, and 0,63%, respectively. While the recovery of fluoride ion in sample were in the range of 90,50-102,04%. The measurement results of the samples showed levels of fluoride ions in groundwater and piped water varied between 0.05 to 0.78 mg/L. This range was still within allowed levels according the rules of Indonesian health ministers No. 492/MENKES/PER/IV/2010 where the maximum allowable fluoride concentration is 1.5 mg/L. The limit of detection, limit of quantitation, and coefficient of variation for fluoride ion were
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S1071
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library