Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Olani Syamuti
"Insiden jatuhnya pesawat memang bukanlah suatu hal yang diharapkan, terutama bagi maskapai penerbangan itu sendiri. Hal ini tentunya merupakan sebuah peristiwa yang tidak dapat dihindari dan diprediksi oleh siapapun. Namun, tidak jarang perusahaan diterpa berbagai macam isu terkait insiden yang menyudutkan perusahaan terebut. Tidak jarang pula, isu-isu tersebut pada akhirnya membawa perusahaan ke dalam sebuah keadaan krisis akibat adanya kelalaian penanganan isu yang dilakukan perusahaan. Untuk itu, apabila terjadi kasus seperti ini, peran praktisi Public Relation (PR) sangat dibutuhkan untuk menjaga citra dan mengembalikan nama baik perusahaan. Praktisi PR tentunya harus memiliki kesiapan untuk melakukan penanganan terhadap krisis yang muncul. Demikian juga dengan kasus jatuhnya pesawat AirAsia QZ 8501 pada 28 Desember 2014 silam yang akan diangkat sebagai bahan analisis untuk penulisan makalah ini.
Analisis ini akan membahas bagaimana perkembangan isu yang muncul ketika peristiwa tersebut terjadi sehingga membawa AirAsia ke dalam krisis serta apa saja langkah-langkah yang dilakukan oleh praktisi PR AirAsia dalam menghadapi kondisi tersebut dengan berdasar pada konsep manajemen krisis. Pendekatan strategi manajemen krisis yang dilakukan praktisi PR AirAsia juga akan dianalisis dengan berkaca pada konsep model Integrated Crisis Mapping (ICM).

The incident of airplane crash is the unexpected thing, especially for the flight enterprise it self. This case is unavoidable and unpredictable for anyone. But, the company is not rarely attacked by issues that related to the accident which put the company's name into the corner. The issues often bring the company into the crisis circumstance as the cause of the organization's neglect. The role of PR practitioners is needed to maintain company's image and reform its reputation. PR practitioners should have readiness to handle any kind of the crisis that arises in that moment. As well as the case of AirAsia's airplane QZ8501 crashed in the past December 28, 2014, as the analyzed material for this paper writing.
This analysis will come up with the issues development when it was happened, so those brought AirAsia into a crisis, and put a stressed on what actions had been done by AirAsia PR practitioners in that kind of state in accordance to crisis management concept. The approach of crisis management strategy that AirAsia PR practitioners took will also be analyzed based on the concept of Integrated Crisis Mapping model (ICM)."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aulia
"Marketing Public Relations (MPR) menjadi terobosan baru di bidang public relations yang tidak hanya melihat bagaimana citra perusahaan atau brand dimata publiknya melainkan memikirkan juga bagaimana produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan dapat diterima masyarakat dan dapat terjual. Hal inilah yang coba dilakukan oleh AirAsia yang merupakan salah satu perusahaan penerbangan berbiaya rendah. AirAsia mencoba menciptakan program-program MPR yang dapat mempertahankan loyalitas konsumennya paska kecelakaan yang menimpa salah satu pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ8501 rute Surabaya-Singapore pada 28 Desember 2014. Beragam strategi MPR yang meliputi pull, push, dan pas strategy dilakukan oleh AirAsia agar bisa tetap eksis di industri penerbangan. Sehingga pada kesimpulannya, kegiatan yang dilakukan oleh AirAsia selama satu tahun terakhir paska kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 tidak hanya dapat mengembalikan citra positif namun mampu mempertahankan loyalitas konsumen mereka.

Marketing Public Relations (MPR) into a new breakthrough in the field of public relations not only see how the company's image or brand in the eyes of the public but also think about how the products or services produced by the company can be accepted by society and can be sold. This is exercised by AirAsia which is one of the low cost airlines. AirAsia tried to create programs that MPR can maintain customer loyalty after the accident one of the AirAsia aircraft with flight number QZ8501 route Surabaya-Singapore on 28 December 2014. A variety of strategies MPR which includes pull, push, and pass strategy carried out by the airline in order to still exist in the airline industry. In conclusion, the activities carried out by the airline during the past year after a plane crash AirAsia QZ8501 not only can restore the positive image but is able to maintain the loyalty of their customers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library