Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ahmad Indra Siswantara
"Penggunaan turbo cyclone telah banyak dipakai dalam dunia otomotif. Saat ini sudah banyak dipasarkan turbo cyclone berbentuk aliran aksial dan aliran radial. Hal ini disesuaikan dengan bentuk saluran udara sebelum masuk kedalam karburator. Dalam penulisan ini yang dilakukan pengujian turbo cyclone untuk aliran radial, dimana udara masuk tegak lurus terhadap sumbu turbo cyclone. Alat ini dipilih karena disesuaikan dengan kendaraan yang digunakan oleh penguji yaitu toyota kijang 1800 cc dimana peletakan turbo cyclone tepat berada diatas karburator sehingga aliran udara yang masuk tegak lurus terhadap sumbu turbo cyclone."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Irwinsyah Fuadi
"ABSTRAK
Stator sebagai bagian dari mesin listrik generator sinkron magnet permanen
fluks aksial (MPFA) jenis cakram memiliki desain terutama bentuknya tergantung
dari bentuk rotor. Dalam studi desain ini, rotor dan stator berbentuk lingkaran.
Bentuk yang serupa tersebut, membuat fluks medan magnet yang dihasilkan oleh
magnet permanen tercakup optimal.
Adapun parameter yang mempengaruhi desain stator yaitu bentuk
stator,jarak antar kutub magnet permanen pada rotor, dan lebar celah udara antara
stator terhadap rotor. Ketiga hal tersebut akan menentukan jumlah lilitan yang
digunakan sehingga mempengaruhi tegangan yang dibangkitkan.

ABSTRACT
Stator as a part of axial flux permanent magnet (AFPM) synchronous
generator disc type has design especially its form depend on rotor form. on this
study design, the rotor and stator's form were circular. With same form like that,
it will makes the magnetic flux line produced by permanent magnet cover the
entire stator's coil more optimal.
There is some parameter that will affect the stator's design, which is
stator's form, distance between permanent magnet polarity and air gap between
rotor and stator. Those three parameter will define number of turn in a coil thus it
will affect induced voltage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43497
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
James Jatmiko Oetomo
"Pada problem dua bangunan yang akan dibangun berdekatan biasanya dimiliki alternatif berupa pemberian dilatasi untuk mencegah benturan atau dengan melakukan penggabungan kedua struktur tersebut. Alternatif lainnya adalah dengan menggunakan elemen karet sebagai penahan benturan antar kedua struktur. Efektivitas penggunaan elemen karet menjadi objek utama dalam penelitian ini dengan parameter yang diamati antara lain peralihan titik, gaya dalam balok dan kolom, serta deformasi dan gaya dalam aksial pada karet. Pada penelitian ini, kinerja dari penggunaan elemen karet diamati dengan melakukan beberapa variasi simulasi, antara lain variasi model, variasi eksitasi beban gempa, variasi bukaan model non karet, variasi bukaan model karet, dan variasi dari kekakuan karet. Pengamatan dari respon parameter yang maksimum dilakukan pada setiap lantai struktur dimana dilakukan pembandingan antara beberapa model, yaitu pada: (1). Model gabungan dan model karet; (2). Model dengan dilatasi dan model karet; (3). Model karet dan model non karet. Permodelan non karet dalam penelitian ini dibuat dengan memberi kekakuan yang sangat besar pada elemen sambungan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penggunaan karet memiliki keuntungan dan kerugian dibandingkan dengan alternatif berupa dilatasi struktur maupun gabungan struktur. Efek benturan dari hasil simulasi tampak pada gaya dalam aksial balok. Penggunaan model gabungan menunjukkan pembesaran gaya dalam aksial yang utamanya ditunjukkan pada gaya dalam aksial balok bangunan rendah dari model berdampingan.
In structural design problem of two adjacent building, usually we usually use a dilatation as a gap between the structures or make the two structures as a compounded structure. Other alternative is by using an elastomeric rubber as a pounding resisting element between the joint of two structures. Effectiveness of applying elastomeric rubber component in adjacent structures is the main focus in this paper. We will consider following parameters: joint displacements, forces in beam and column, deformation and axial forces in elastomeric rubber. In this paper, effectiveness of an elastomeric rubber observed by using various simulation variations, there are: model variation, earthquake excitation variation, open of non elastomeric element, open of elastomeric rubber, and elastomeric rubber stiffness. Observation of maximum response parameters will be done in each story floor where this paper will compare those parameters between these models: (1). Compounded model and model with elastomeric rubber; (2). Model with dilatation and model with elastomeric rubber; (3). Model with elastomeric rubber and model with non elastomeric element. Modeling of non elastomeric element will be done by using a very high stiffness value in joint link element. Simulation results shows that using elastomeric rubber component as a pounding resisting element has various advantages as well as disadvantages compared to the other alternative. Pounding effect from the simulation showed by beam axial forces. Thus, using compounded model shows amplification in beam axial forces which is mainly affected lower story building from adjacent building model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Edwin Parlindungan
"Objective To compare the fixation stability between cloverleaf locking plate and Condylar Buttress Plate ill Supracondylar Femur Fracture Method These research is a biomechanical study, using femoral bovine bones as a specimen. There are two groups, first group using the cloverleaf locking plate and the second group using Condylar Buttress Plate. After instrumented with the implants, the bone were osteomised to make a gap 2,5 cm, then boths specimens are loaded with axial force with Shimadzu machine 0,05 mm per minute speed. The force that made the medial displacement of the bone 1,3,5, I 0 mm were recorded. Result: The axial loading that cause displacement 1,3 ,5, I 0 mm in cloverleaf locking plate are statically more significant with t-test independent significant p=O,OO «0,05).The load to failure in cloverleaf locking plate is at 3 mm displacement (3944N) and Condylar Buttress Plate is 3 mm (2810 N). Conclusion: The fixation of cloverleaf locking plate in axial forces is more stable than the Condylar Buttress Plate"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sira Sappa Palambang
"Latar Belakang : Gambaran foramen neuralis servikal pada potongan aksial memiliki keterbatasan dan tidak memperlihatkan foramen secara en face. Pemeriksaan MRI servikal dengan menggunakan potongan sagital oblik memberikan visualisasi dan diagnosis stenosis foraminal yang lebih optimal karena pengambilan potongan tegak lurus terhadap foramen neuralis. Saat ini prosedur operasional standar pemeriksaan MRI servikal di RSCM belum menggunakan potongan sagital oblik, sehingga masih belum dapat memberikan visualisasi langsung yang jelas dari foramen neuralis servikal dikarenakan anatomi dari foramen neuralis servikal tersebut.
Metode : Pada penelitian ini, dievaluasi 23 subjek penelitian 5 orang laki-laki, 18 orang perempuan, dengan rerata usia 57 tahun yang menjalani pemeriksaan MRI servikal di RSCM. Sebanyak total 138 foramen dianalisis dari C4-5 sampai C6-7 untuk mengetahui perbedaan diagnosis derajat stenosis foraminal servikal pada potongan aksial dengan potongan sagital oblik MRI servikal. Uji hipotesis dilakukan dengan uji nonparametrik Mc Nemar dan hubungan diagnostik antara kedua potongan dinilai dengan analisis Cohen rsquo;s Kappa.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna antara diagnosis kategori stenosis berdasarkan potongan sagital oblik dengan aksial MRI servikal dengan nilai p=0,001. Pada analisis Cohen rsquo;s Kappa didapatkan nilai r = 0,248 dengan nilai p=0,000.
Kesimpulan : Terdapat perbedaan diagnosis stenosis yang siginifikan pada potongan sagital oblik dengan aksial MRI servikal dengan tidak adanya kesesuaian diagnostik antara kedua potongan tersebut.

Background: Axial images in cervical MRI examination has limitations in evaluating neural foramen and do not directly visualized it. Oblique sagittal images cervical MRI, that perpendicular to the neural foramen in axial images, provides optimal visualization and better diagnosis of foraminal stenosis grading. Currently, the standard operating procedures of the cervical MRI examination in RSCM are not yet using oblique sagittal images, so it still can not provide direct visualization of the cervical neural foramen due to the anatomy of the cervical foraminal.
Method: In this study, we evaluated 23 people 5 males and 18 females, mean age 57 years who visited RSCM and underwent cervical MRI. A total of 138 foramina were analysed from C4 5 to C6 7 both sides, based on axial images and oblique sagittal images to determine the diagnostic differences in cervical foraminal stenosis. Hypothesis testing was done with Mc Nemar nonparametric test and diagnostic association between the two images was assessed by Cohen's Kappa analysis.
Result: There is significant diagnostic differences p 0,001 of stenosis grading using axial images and oblique sagittal images cervical MRI. In the analysis of Cohen's Kappa, obtained r 0,248 with p 0,000.
Conclusions: There is significant differences in the diagnosis of cervical foraminal stenosis between the oblique sagittal images and axial images and also there is no diagnsotic association between oblique sagittal and axial images.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Marisa Dhanti
"ABSTRAK
Pemanfaatan mesin magnet permanen fluks aksial terus mengalami perkembangan seiring meningkatnya penelitian tentang pemanfaatan energi angin sebagai salah satu solusi dari isu pemanasan global. Model dan modifikasi dari generator aksial sangat memegang peranan penting terhadap kinerja generator. Berbagai tipe dan jenis dicoba untuk meningkatkatkan efisiensi dari penggunaanya. Pada skripsi ini generator aksial tiga fasa dengan rotor ganda dan stator internal tanpa inti dibuat dan diuji di Laboratorium Komposit dan Laboratorium Uji Sistem Konversi Energi Angin di LAPAN Rumpin. Desain yang diterapkan yaitu tipe stator distributed dengan sembilan kumparan dan delapan pasang magnet permanen. Hasil uji akan dianalisa untuk mengetahui unjuk kerja dari generator ini.

ABSTRACT
The use of axial flux permanent magnet machine continues to progress as the research about the use of wind energy as a solution for global warming issue keep increasing. The model and the modification of axial generator hold the important role of generator performance. Various types and kinds of axial generator are tested to improve the efficiency of its use. In this undergraduated thesis, a three phase axial flux generator with double rotor and internal coreless stator is made and tested at the Laboratory of Composite and the Laboratory of Wind Power Conversion System Testing in LAPAN Rumpin. The design applied is the distributed stator with nine coils and eight pairs of permanent magnet. The test results will be analysed to see the performance of this generator.
"
2012
S42238
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Maulana Ibrahim
"Dalam sebuah kendaraan, penting untuk mendesain bagaimana cara agar kendaraan tersebut aman saat digunakan apalagi saat terjadi kecelakaan. Saat ini juga telah banyak dikembangkan desain dan pembaharuan dari penyerap energi, khususnya di bidang crashworthiness. Penyerap energi ini dapat menyerap energi saat tabrakan atau kecelakaan untuk melindungi penumpang serta bagian mobilnya yang beresiko membahayakan penumpang. Selain itu, juga banyak pengembangan tentang struktur berdinding tipis tunggal yang dapat menyerap energi sebagai penyederhanaan sistem komponen yang kompleks. Struktur berdinding tipis ini diibaratkan sebagai front rail pada kendaraan. Front rail ini merupakan komponen utama pada crumple zone yang dapat menyerap kurang lebih 40% dari energy kinetik saat terjadi tabrakan frontal. Front rail ini sengaja dihancurkan dalam penyerapan energi guna menghindari efek tabrakan pada kompartemen penumpang. Dalam penelitian ini akan dibahas penyerap energi bentuk struktur berdinding tipis yang diberi gaya tumbukan aksial dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi, dengan menggunakan faktor yang disebut crush initiator. Crush initiator ini adalah faktor yang memperluas daerah kurva gaya tumbukan-displacement sehingga meningkatkan penyerapan energi dan juga mengurangi gaya tumbukan puncak pada saat awal tabrakan. Penelitian ini bertujuan mencari pengaruh posisi dan diameter crush initiator terhadap crashworthiness. Analisa dilakukan dengan cara ekeperimen. Hasil yang didapatkan dari eksperimen adalah ada pengaruh terhadap posisi dan diameter yang signifikan.

In the field of vehicle engineering, it is importat to design how to make vehicle be safe to use especially during an accident. Recent, there are many research to develop and improve energy absopber, particularly in the field of crashworthiness. This energy absopber can absops the kinertic energy during crash or accident in the purpose to protect occupant and part of vehicle that risk to occupant. Furthermore, there are also many development about thin-walled structure as energy absopber that represent front rail component system of vehicle. Front rail is a main component of crumple zone that absopb approximatetly 40% kinetic energy during frontal crash. Front rail is intentional to be crushed in order to avoid the crash effect to occupant compartment. This research will be discussed about energy absopber shaped square tube hollow as thin walled structure that be given axial force impact utilizing the earth gravitation using a factor called crush initiator. The purpose of this research is to find the effect of position and dimension of crush initiator to vehicle crashworthiness. Analysis will be executed experimentally. Result from the experiment, there is a effect of dimension and position to the energy absorpbtion significantly.
"
Depok: [Fakultas Teknik Universitas Indonesia, ], 2015
S59841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arianto
"ABSTRAK
Pada percobaan frekuensi sejenis yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa hasil pengujian memiliki perbedaan dengan perkiraan gaya dalam aksial menggunakan pendekatan teoritis. Perbedaan ini berkaitan dengan banyak faktor yang disimplifikasi ketika pendekatan teoritis dilakukan.
Penelitian pada tulisan ini akan melihat pengaruh dari bentuk penampang yang digunakan sebagai elemen suspender pada jembatan pelengkung ketika pengujian frekuensi dilakukan untuk mengukur gaya dalam aksial.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pengukuran gaya dalam aksial dengan hanya menggunakan teoritis memiliki perbedaan atau simpangan dengan hasil pengujian. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pendekatan axially loaded beam lebih mendekati keadaan sesungguhnya, dengan menggunakan momen inersia sumbu lemahnya, dimana memiliki persentase perbedaan yang terkecil. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa penempatan sensor pada benda uji harus diletakkan pada disisi benda uji yang ditahan, agar hasil tidak misleading.

ABSTRACT
In similar frequency based testing that have been performed before, stated that the experiment result had differences with theoretical approach in order to estimate an element tension force. These differences related to several factor which had been
simplified when theoretical approach was conducted.
The objective of this research is, to analyze the influence of cross section shape for estimating tension force on suspender element of tied-arch bridge with frequency testing.
The results show that theoretical tension force differs from experimental one. The results also show that axially loaded beam?s approach is closer with actual result with lowest difference in persentage, when moment inertia at weak axis being used. This research also found that sensor have to be placed at the side, where the object is restrained, so there is no misleading data.
"
2016
T44824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Prasetyo Arifin
"ABSTRAK
Keselamatan menjadi persoalan vital dalam perancangan kendaraan modern. Maka dari itu, dalam perancangan harus mempertimbangkan sistem keamanan dan keselamatan penumpang. Dalam merancang sistem tersebut, maka engineer merancang 2 zona yaitu safety zone dan crumple zone. Crumple zone adalah zona yang didesain untuk dihancurkan saat terjadinya tabrakan. Zona ini menjadi fokus penelitian pengembangan sistem keselamatan pada produk mobil. Penelitian pada crumple zone fokus pada struktur chasis terutama front rail produk mobil. Dalam melakukan penelitian, pembebanan dilakukan dengan beban aksial dan geometri front rail ini disederhanakan menjadi struktur berdinding tipis dengan variasi terhadap desain. Salah satu variasi desain yang dilakukan adalah dengan memberi ellipsoidal crush initiator. Pemberian crush initiator mampu meningkatkan penyerapan energi absorpsi dan mengurangi gaya impak puncak dari tumbukan aksial. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh letak dan diameter crush initiator berbentuk elipsoidal terhadap kriteria crashworthiness pada struktur berdinding tipis dengan variasi ketebalan. Analisis yang dilakukan dengan cara uji numerikal simulasi dan analitikal. Hasil dari penelitian ini menunjukan spesimen dengan ketebalan 0.6 posisi 20 mm dan diameter crush initiator 6.5 memiliki hasil yang optimum dalam mengurangi peak dan meningkatkan CFE dan SEA. Error dari persamaan analitikal untuk mean dan peak crushing force masing-masing 20.66 dan 12.12.

ABSTRACT
Safety became a vital issue in the design of modern vehicles. Therefore, the vehicle product must consider the security and safety for passengers. One of security feature is the utilization of the collision zone to transform the collision energy into plastic deformation energy. Research on the collision zone mainly focus on the chassis structure of the front rail car products. In this study, the force was done by axial load and front rail geometry was simplified into a thin walled structure with a variation ellipsoidal crush initiator. Giving crush initiator able to increase the energy absorption and reduce peak force. This paper aims to determine the influence of the position and diameter of ellipsoidal crush initiators to crashworthiness criteria on thin walled structures. The specimens has variation thickness 0.6, 0.8 and 1 mm and 36.5 side length with coefficient reduction of crush initiator 1 of total area. Analysis was carried out by numerical simulations and analytical then sorted using VIKOR method. The results of this study show specimens with a thickness of 0.6, position 20 mm and diameter 6.5 of ellipsoidal crash initiator have optimum results to reduce peak and increase CFE and SEA. Error of analytical equations for mean and peak crushing force are 20.66 and 12.12 respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>