Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayers Gilberth Ivano Kalaij
Abstrak :
Latar belakang: Hemosiderosis menjadi masalah utama bagi pasien thalassemia yang menerima transfusi darah karena dapat menyebabkan kerusakan organ seperti hati. Obat-obat yang tersedia memiliki banyak efek samping. Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) mengandung mangiferin yang berpotensi menjadi alternatif agen kelasi besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek agen kelasi besi ekstrak buah Mahkota Dewa dibandingkan dengan deferiprone dan mangiferin pada organ hati model tikus hemosiderosis melalui pengujian aktivitas enzim katalase dan kadar glutation. Metode: Sampel penelitian adalah organ hati yang berasal dari 6 kelompok tikus Sprague-Dawley yaitu 1 kelompok normal dan 5 kelompok yang telah diberikan injeksi iron dextran 15 mg/kali intraperitoneal 2x seminggu selama 8 minggu yaitu kelompok besi berlebih, kelompok terapi deferiprone 462,5 mg/kgBB, kelompok mangiferin 50 mg/KgBB, dan kelompok terapi ekstrak etanol buah Mahkota Dewa dosis 100 dan 200 mg/kgBB. Aktivitas katalase dan kadar glutation diukur menggunakan metode ELISA. Hasil: Pemberian terapi ekstrak buah Mahkota Dewa dosis 100 dan 200 mg/kgBB tidak menghasilkan perbedaan yang bermakna pada aktivitas katalase hati dan kadar glutation jika dibandingkan dengan kelompok normal dan kelompok mangiferin. Namun demikian, aktivitas katalase dan kadar glutation hati kelompok ekstrak buah Mahkota Dewa memiliki kecenderungan nilai rerata yang serupa dengan kelompok mangiferin murni. Kadar glutation kelompok terapi ekstrak Mahkota Dewa berbeda signifikan dengan deferiprone. Kesimpulan: Pemberian ekstrak etanol buah Mahkota Dewa dosis 100 mg maupun 200 mg/kg BB tidak menurunkan aktivitas katalase dan kadar glutation namun terlihat cenderung memberikan efek seperti pemberian mangiferin. ......Introduction: Hemosiderosis has become a major problem in thalassemia patients receiving blood transfusion, frequently damaging organs including liver. Standardized therapy available still possess many side effects. Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) contains mangiferin which has potentials as iron chelator alternative. Thus, this study aims to evaluate the iron-chelating effect of Mahkota Dewa in hemosiderosis model rats compared to deferiprone and mangiferin by assessing catalase activity and glutathione level. Method: Preserved Sprague-Dawley rat liver used as samples in this study consist of 6 groups, 1 of which are normal and 5 of which were injected with iron dextran 15 mg/time intraperitoneally 2x a week within 8 weeks liver organ is used, including iron overload group, deferiprone 462,5 mg/KgBW therapy group, mangiferin 50 mg/KgBW group, and ethanol extract of Mahkota Dewa 100 and 200 mg/kgBW dose groups. Catalase activity and glutathione level were assessed using ELISA method. Result: Administration of Mahkota Dewa dose 100 and 200 mg/kgBW extract did not produce statistically significant difference compared to normal and mangiferin groups. However, liver catalase activity and glutathione level of Mahkota Dewa dose 100 and 200 mg/kgBW therapy groups show similar mean compared to mangiferin groups. Glutathione level of Mahkota Dewa dose 100 and 200 mg/kgBW therapy groups were found to be significantly different from deferiprone. Conclusion: Administration of ethanol extract of Mahkota Dewa dose 100 and 200 mg/kgBW do not lower the catalase activity and glutathione level but tend to give an effect similar to as caused by mangiferin.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsy Indrafatina
Abstrak :
Kondisi hipoksia sangat berhubungan dengan manusia yang tinggal di tempat yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis tubuh, seperti meningkatnya pernafasan, produksi sel darah merah dan angiogenesis disertai dengan peningkatan stress oksidatif pada tingkat sel. Serebelum memiliki peran penting dalam hidup manusia. Fungsinya meliputi keseimbangan tubuh, fungsi kognitif dan koordinasi motorik. Dari penelitian sebelumnya, telah ditemukan bahwa hipoksia menyebabkan terganggunya keseimbangan dan juga meningkatnya stres oksidatif pada otak kecil. Sebelumnya, tikus-tikus telah diberikan perlakuan hipobarik hipoksia intermiten. Pada percobaan ini, aktivitas spesifik katalase pada serebelum diukur dengan metode Mates et al pada homogenat serebelum dari tikus-tikus yang telah diberikan perlakuan hipobarik hipoksia intermiten. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas spesifik katalase tidak meningkat secara bermakna pada semua kelompok dibanding control dengan uji ANOVA p= 0.116 . Hal ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya aktivitas katalase dalam serebelum dan adanya perbedaan aktivitas katalase pada berbagai lapisan serebelum.
Hypoxia condition has been linked to people that lived in higher altitudes. This particular condition has effects to the physiological of human body such as increase respiratory rate, angiogenesis and reactive oxidative stress in cellular level. Cerebellum has a key role in human physiologic function. It is responsible for balance function, cognitive function and motor coordination. From previous research, hypoxia has caused postural imbalance and increased oxidative stress in cerebellum. In this experiment, the specific activity of catalase of rat`s cerebellum is measured by Mates et al. method with the homogenate of cerebellum of rat`s which as been exposed to intermittent hypobaric hypoxia. The research showed the catalase specific activity of cerebellum did not increase significantly in all groups compared to control group after being analyzed by ANOVA p 0.116 . The insignificant result can be affected by many factors such as little amount of catalase in cerebellum and difference catalase activity in cerebellar layers.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library