Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugeng Rahardjo
Abstrak :
Dinamika suhu sebagai salah satu parameter cuaca telah diyakini memiliki kaitan erat dengan berbagai macam aktivitas manusia, yang antara lain tercermin dari jenis penggunaan tanahnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh 0lgyay, 1963, tiap-tiap jenis tutupan permukaan tanah terbukti memiliki dinamika suhu harian tersendiri sesuai dengan karakter ruang, baik kondisi fisik maupun aktivitas sosial tiap jenis penggunaan tanahnya. Perubahan penggunaan tanah diduga akan menyebabkan pula perubahan pada dinamika suhu udara hariannya,sehingga pengetahuan mengenai dinamika suhu udara harian masing-masing tipe penggunaan tanah perlu dikaji lebih spesifik untuk masing-masing daerah. Dari latar belakang tersebut, terdapat 2 (dua) permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu bagaimana fluktuasi suhu harian dan pola fluktuasi suhu harian pada masing-masing jenis penggunaan tanah di jalur Puncak ? Cipanas. Lokasi penelitian berada pada koordinat 107°00'00" - 107°03'40'° BT dan 06°42'00" - 06°45'00" LS, dengan luas wilayah penelitian kurang lebih 1.350 Ha. Wilayahnya meliputi desa Sindang Jaya, Ci Macan dan Sindang Laya yang termasuk ke dalam kecamatan Pacet, kabupaten Daerah Tingkat II Cianjur. Wilayah penelitian ini merupakan jalur Puncak - Cipanas dengan radius 1 kilometer dari jalan raya Puncak. Penggunaan tanah daerah pengamatan termasuk jenis penggunaan tanah pedesaan dengan dominasi ladang. Dalam hal ini penggunaan tanah wilayah penelitian dibagi ke dalam 5 region, yaitu: ladang, pemukiman, kebun, sawah, semak dan hutan. Secara umum wilayah penelitian mempunyai suhu harian yang relatif sejuk, berkisar antara 19°C sampai 28°C. Rata-rata suhu udara tertinggi berada pada jenis penggunaan tanah pemukiman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai fluktuasi tertinggi pada jenis penggunaan tanah pemukiman dan ladang, sedangkan nilai fluktuasi terendah terjadi pada jenis penggunaan tanah semak dan hutan. Pola fluktuasi yang cenderung lambat dan tidak terlalu besar (konstan) terjadi pada jenis penggunaan tanah semak dan hutan, sedangkan pola fluktuasi yang dinamis (fluktuasinya besar) terdapat pada jenis penggunaan tanah ladang dan pemukiman. Sifat permukaan yang terbuka dan banyak menerima pengaruh dari luar memiliki sifat fluktuasi yang dinamis, sedangkan sifat permukaan yang tertutup oleh vegetasi dan sedikit sekali menerima pengaruh dari luar, memiliki sifat fluktuasi yang konstan.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Rahmadi
Abstrak :
Universitas Indonesia merupakan sebuah kampus yang memiliki karakteristik menyerupai kota kecil. Variasi penggunaan tanah menentukan adanya variasi suhu udara. Variasi suhu udara yang terjadi akan menghasilkan variasi tempat yang memiliki kenyamanan yang berbeda bagi civitas akademika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola distribusi spasial suhu udara harian dan hubungannya dengan penggunaan tanah. Data suhu udara diperolah dari hasil pengukuran langsung menggunakan alat hygro-thermometer sederhana pada 17 titik yang tersebar. Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan untuk menganalisis distribusi spasial suhu udara harian yang dipengaruhi oleh penggunaan tanah di sekitarnya. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola distribusi spasial suhu udara mengikuti pola penggunaan tanah dan tingkat aktivitas manusia di sekitarnya. Semakin dekat dengan area lahan terbangun semakin tinggi suhu udaranya, sebaliknya semakin dekat dengan area hutan semakin rendah suhu udaranya. ......University of Indonesia is a campus that has characteristics resembling a small city. Variation of land use determine the variation of the air temperature. Air temperature variations that occur will result in variations in a place that has a different comfort for the academic community. This study aims to determine the spatial distribution pattern of daily air temperature and its relationship with land use. Air temperature data obtained from the results of field measurement using a simple hygro-thermometer at 17 point spread. This study uses a spatial approach to analyze how the spatial distribution of the daily air temperature is affected by land use. The results showed that the spatial distribution pattern of air temperature to follow the pattern of land use and the level of human activity. The closer to the land area will awaken the higher the air temperature, on the contrary closer to the forest area, the lower the air temperature.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daud
Abstrak :
ABSTRAK
Padang lamun merupakan ekosistem yang penting karena perannya sebagai tempat berlangsungnya berbagai siklus nutrien, tempat mencari makan, dan berkembang biak berbagai macam biota laut. Peningkatan aktivitas manusia berupa aktivitas perikanan, reklamasi pantai, penambangan pasir, serta perkembangan industri dapat menyebabkan kondisi padang lamun terganggu. Maka dari itu, pemantauan jangka panjang terhadap kondisi lamun merupakan hal yang penting untuk dilakukan sebagai langkah memahami hubungan antara kondisi padang lamun dengan peningkatan aktivitas manusia. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis perubahan sebaran lamun di Teluk Banten serta hubungannya dengan aktivitas manusia menggunakan data Sentinel dan Landsat multi temporal dari tahun 2008 hingga 2018. Data Sentinel dan Landsat dikoreksi menggunakan metode depth invarianth index kemudian diklasifikasikanan menggunakan metode Maximum Likelihood dan uji akurasikan dengan data di lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya pengurangan luasan lamun di Teluk Banten dari tahun 2008 sampai 2018 sebesar 74,28 ha akibat meningkatnya aktivitas manusia terutama pada sektor perikanan, penambangan pasir, reklamasi pantai, dan industri.
ABSTRACT
Seagrass meadows are important ecosystem due to their structural and functions role as a place for various nutrient cycles, feeding area, and breeding for a variety of marine species. Increased human activity in the form of increased fishery activities, sand mining, reclamation, and industry is reported causing disturbed seagrass condition. Therefore, spasio-temporal monitoring of the seagrass condition is important to understand the relationship between the seagrass condition and the stresses from human activity. This research was conducted to analyze the change of seagrass distribution in Banten Bay and its relation with human activity using multi temporal Landsat data from 2008 to 2018. Landsat data is processed using Depth Invariant Index method and classified using Maximum Likelihood with field data. The results of this study indicate a reduction of 74,28 ha seagrass area in the Banten Bay from 2008 to 2018 due to increased human activity that consist of increased fishery, sand mining, coastal reclamation, and industry.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rizkia Nabhani
Abstrak :
Dalam ranah ilmu geologi, kandungan polen dalam sedimen dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh aktivitas manusia terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan dengan merekonstruksi ulang perubahan bentang vegetasi berdasarkan kandungan polen dan spora yang ada di dalam sedimen. Kehadiran charcoal dalam sedimen khususnya yang diambil dari wilayah tropis juga dapat mengindikasikan budaya masyarakat yang berkaitan dengan pembukaan lahan. Umumnya pembukaan lahan di Indonesia dilakukan dengan cara membakar hutan. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi perubahan bentang vegetasi dan sejarah api yang terjadi pada Kala Antroposen di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan analisis terhadap data palinologi, charcoal, dan umur absolut berdasarkan metode 210Pb. Terdapat dua belas perconto dengan panjang 110 cm dan interval 10 cm. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, sedimen yang diambil dari Teluk Balikpapan diendapkan pada lingkungan hutan bakau yang ditunjukkan oleh kelimpahan Rhizophoraceae dengan frekuensi yang sangat tinggi. Perubahan bentang vegetasi yang terjadi pada tiap zonasi polen berkaitan dengan aktivitas manusia seperti pembangunan kilang minyak, pertambangan batu bara, pembangunan kota, dan eksploitasi hutan. Sementara sejarah api menunjukkan bahwa penggunaan api di sekitar Teluk Balikpapan sudah cukup intensif sekitar 100 tahun yang lalu yang dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang berkaitan dengan peristiwa ENSO (El Niño-Southern Oscillation), IOD (Indian Ocean Dipole), dan Proyek Sawah Sejuta Hektar. Intensitas api yang tinggi berkaitan dengan periode ENSO kuat. Berdasarkan data palinologi dan data charcoal, dapat disimpulkan bahwa perubahan bentang vegetasi dan sejarah api tidak memiliki kaitan.
In the realm of geology, the pollen content in sediments can be used to determine the effect of human activities on the environment. This is done by reconstructing changes in the vegetation landscape based on the pollen and spore content in the sediment. The presence of charcoal in sediments, especially those extracted from tropical areas, can also indicate community culture related to land clearing. Generally, land clearing in Indonesia is carried out by burning forests. This study aims to reconstruct changes in vegetation landscape and fire history that occurred during the Anthropocene in Balikpapan Bay, East Kalimantan. The approach taken in this study is to analyze data on palynology, charcoal, and absolute age based on the 210Pb method. There were twelve samples with a length of 110 cm and 10 cm intervals. Based on the analysis that has been done, sediments taken from Balikpapan Bay were deposited in the mangrove forest environment shown by the extremely high abundance of Rhizophoraceae. Changes in the vegetation landscape that occur in each pollen zone are related to human activities such as the oil refinery construction, coal mining, urban development, and forest exploitation. Meanwhile, the history of fire shows that the use of fire around Balikpapan Bay was quite intensive about 100 years ago which was influenced by weather conditions related to the events of ENSO (El Niño-Southern Oscillation), IOD (Indian Ocean Dipole), and the Million Hectare Rice Project. High fire intensity is associated with periods of strong ENSO. Based on palynological and charcoal data, it can be inferred that there is no connection between changes in vegetation landscape and fire history.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rafi Andhika Pratama
Abstrak :
Ekosistem terumbu karang yang baik dapat bermanfaat bagi keberlangsungan hidup habitat ikan serta ekosistem perairan. Pada penelitian kali ini bertujuan untuk melakukan analisis pengaruh aktivitas manusia terhadap persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Pulau Samatellu Lompo, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan pata tahun 2000, 2014, 2018, serta 2021. Persebaran terumbu karang didapatkan melalui survei lapang dengan menggunakan metode foto transek bawah air, serta melakukan pengolahan data citra menggunakan algoritma Lyzenga untuk koreksi kolom air, setelah itu dilakukan proses klasifikan objek perairan dengan klasifikasi unsupervised. Terkait aktivitas manusia yang mempengaruhi kerusakan terumbu karang didapatkan melalui wawancara terhadap informan serta mencari studi literatur terkait. Hasil penelitian menunjukan bahwa Terumbu karang di Perairan Samatellu lompo semakin menurun dari tahun 2000-2021. Pada tahun 2000 luas karang hidup yaitu sebesar 13,53 ha, sedangkan tahun 2021 karang hidup menurun dengan luas sebesar 8,031 ha. Kegiatan destructive fishing, yakni kegiatan penangkapan ikan dengan cara yang merusak seperti pemboman serta pembiusan manusia menjadi faktor utama dalam kerusakan terumbu karang. Berdasarkan pengalaman serta pengetahuan informan, diketahui bahwa wilayah yang biasa dijadikan sebagai kegiatan destructive fishing adalah di bagian barat serta utara perairan Samatellu Lompo. Dengan menggunakan pemboman dapat mengakibatkan karang berubah menjadi pecahan karang atau rubble. ......Good coral reef ecosystem can be beneficial for the survival of fish habitats and aquatic ecosystems. This study aims to analyze the influence of human activities on the distribution of coral reefs in the waters of Samatellu Lompo Island, Pangkajene Islands Regency, South Sulawesi in 2000, 2014, 2018, and 2021. Distribution of coral reefs was obtained through a field survey using the photo method. underwater transects, like processing image data using the Lyzenga algorithm for air column correction, after the process of classifying aquatic objects with unsupervised classification. Human activities that affect coral reef damage obtained through interviews with informants and looking for related literature studies. The results showed that the coral reefs in the Samatellu Lompo waters decreased from 2000-2021. In 2000, area of live coral was 13.53 ha, while in 2021, decreased by 8,031 ha. Destructive fishing activities, namely fishing activities in destructive ways such as bombing and anesthesia are the main factors in the destruction of coral reefs. Based on the experience and knowledge from informants, it’s known that the areas commonly used as destructive fishing activities are in the western and northern waters of Samatellu Lompo that causing coral to turn into dead coral or rubble.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Darma Putra Wangsa
Abstrak :
ABSTRAK
Ujunggenteng adalah lokasi yang banyak terdapat terumbu karang dan sebagai kampung nelayan, banyak aktivitas manusia yang terjadi diatas terumbu karang yang menyebabkan rusaknya terumbu karang, tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik lokasi terumbu karang pada perairan sekitar Ujunggenteng, serta mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan kerusakan terumbu karang dari faktor fisik dan faktor manusia menggunakan metode Lyzenga. Faktor fisik terumbu karang, suhu permukaan laut, salinitas dan arus permukaan laut diperoleh melalui hasil pengolahan citra Landsat 5-TM dan Landsat 8-OLI yang di padukan dengan survei lapangan. Faktor manusia merupakan faktor utama pada kerusakan terumbu karang dengan perubahan yang besar berada pada wilayah dekat dengan tubir yang menghadap langsung ke arah laut lepas.
ABSTRACT
Ujunggenteng is the location that there are many coral reefs and as a fishing village, many human activities that occur on coral reefs which cause the destruction of coral reefs, the purpose of this study was to investigate the characteristics of the location of the coral reefs in the waters around Ujunggenteng, and to know what are the factors that cause damage to reefs corals of physical factors and human factors using methods Lyzenga. Physical factors coral reefs, sea surface temperature, salinity and sea surface currents obtained through the processing of Landsat 5 TM and Landsat-8-OLI is in the mix with field surveys. The human factor is a major factor in the destruction of coral reefs with large changes that are in the area close to the edge facing directly toward the open sea.
2016
S65606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library