Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Fadlan Hilmie
"Karikatur merupakan salah satu media yang tepat untuk menyampaikan kritik terhadap suatu permasalahan. Disamping itu karikatur juga dapat difungsikan sebagai media komunikasi dan kampanye. Penyampaian permasalahan melalui gambar-gambar distortif dan deformatif yang didalamnya terkandung pesan dan kritik merupakan sesuatu yang unik dan menarik. Penelitian ini bertujuan menemukan relevansi antara makna pencitraan teroris dalam karikatur terorisme di koran al-Watan dengan kenyataan yang terjadi saat ini. Karikatur yang dijadikan objek penelitian adalah lima buah karikatur pilihan yang terbit antara tahun 2007 sampai 2010. Untuk menemukan makna yang terdapat dalam karikatur-karikatur tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan semiotika Pierce. Dalam karikatur-karikatur ini digambarkan bagaimana teroris beraksi, apa tujuan mereka dan bagaimana cara pemberantasannya. Kritik yang termuat dalam karikatur-kariktur ini lebih ditujukan kepada organisasi al-Qaeda dan pemimpinnya Osama Bin Laden.
Caricature is necessary way to critisize a social and political problems. Beside that caricature can be used to be a comunication media and campaign. The explanation of problems by the distortive and deformative pictures which contain messages and criticisms inside is something unique and interesting. This research is intended to find the relationship between the meaning of terorrist images in caricatures which loaded in al-Watan daily and the reality that occured. The objects of this research is five caricatures which loaded in al-Watan daily (Saudi Arabia) from 2007 to 2010. To find the meaning of these caricatures this research using Pierce semiotic theory. In these five caricatures are explained, how terrorist do their actions, what's their objectives, and how the way to exterminate them. All the criticisms which loaded in these caricatures are directed to Osama Bin Laden and his terrorist group al-Qaeda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13237
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Muhammad Azkal Fuadi
"Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah adalah ulama sekaligus pahlawan nasional asal Indonesia, ia memiliki sebuah karya sastra berupa syair berbahasa Arab yang dikenal dengan syair Syubba>n al-Wat}an. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan gaya bahasa yang digunakan serta makna yang terkandung dalam syair Syubba>n al-Wat}an karya K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka. Teori yang digunakan adalah teori analisis stilistika Syihabuddin Qalyubi dengan menganalisis gaya bahasa syair Syubba>n al-Wat}an berdasarkan empat ranah analisis stilistika berikut (1) al-mustawa> al-s}auti, (2) al-mustawa> al-nahwi, (3) al-mustawa> al-dala>li dan (4) al-mustawa> al-tas}wi>ri. Penelitian ini menemukan bahwa struktur gaya bahasa paling dominan dalam syair ini adalah Jina>s yang menunjukkan kekayaan diksi yang dimiliki penyair. Adapun makna yang paling kuat pada syair ini adalah tentang perjuangan melawan penjajah, yakni seruan penyair kepada bangsa Indonesia agar cinta tanah air dan tidak tunduk kepada penjajah.
Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah is an Indonesian scholar and national hero. He has a literary work in the form of an Arabic poetry known as the syair Syubba>n al-Wat}an. The purpose of this study is to analyze and describe the style of language used and the meaning contained in the poetry of Syubba>n al-Wat}an by K.H. Abdul Wahab Hasbullah. This is qualitative research using the descriptive analysis method with data collection techniques through literature study. The theory used is the stylistic analysis theory of Syihabuddin Qalyubi which analyses the language style of Syubba>n al-Wat}an based on the following four domains of stylistic analysis (1) al-mustawa> al-s}auti, (2) al-mustawa> al- nahwi, (3) al-mustawa> al-dala>li and (4) al-mustawa> al-tas}wi>ri. This study found that the most dominant figurative language structure in this poem is Jina>s which shows the richness of the poet's diction. The most powerful meaning found in this poem is about the struggle against the colonialists, namely the poet's call to the Indonesian people to love the motherland and not submit to the colonialists."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library