Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta : Universitas Islam As-Syafi'iyah, 2012
922.97 TUJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Universitas Islam As-Syafi'iyah, 2012
922.97 TUJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Universitas Islam As-Syafi'iyah, 2012
922.97 TUJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Mario Excel Elfando
Abstrak :
Perempuan merupakan salah satu elemen penting dalam tasawuf. Tasawuf merupakan aspek esoteris Islam yang mengandung tradisi kearifan dan tradisi suci, termasuk yang berkaitan dengan perempuan. Tarekat Alawiyah, sebuah ordo sufi dari Hadramaut yang berpengaruh di Indonesia, sebagai bagian dari tasawuf juga memiliki tradisi tersebut. Salah satu tradisi perempuan yang khas dalam tarekat ini adalah memelihara sifat ḥayā’, suatu tradisi yang dalam sudut pandang feminisme modern kerap dianggap sebagai pemarginalan dan menyebabkan inferioritas perempuan. Padahal, di balik ketertutupannya, perempuan Alawiyah memiliki peran yang tidak dapat diabaikan. Penelitian ini membahas bagaimana transformasi dan kesinambungan tarekat Alawiyah di Hadramaut dan di Indonesia, ajaran tarekat Alawiyah terkait dengan kedudukan dan peran perempuan serta kontekstualisasinya pada masa kontemporer, dan pandangan para ulama tarekat Alawiyah tentang gagasan kesetaraan gender. Penelitian ini menggunakan metode etnografi serta teori ekofeminisme dan feminisme multikultural. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan praktik spiritual tarekat Alawiyah untuk kaum perempuan terus berkesinambungan. Perempuan dalam tarekat Alawiyah memiliki kedudukan yang setara dengan laki-laki dalam keilmuan dan spiritualitas. Di samping peran utamanya sebagai sumber inspirasi religius pertama bagi para sufi, perempuan Alawiyah juga memiliki peran sebagai otoritas keagamaan, sastrawan sufi, cultural broker, dan filantropis. Ditemukan pula tokoh-tokoh perempuan yang secara sadar memilih peran publik sebagai peran utamanya. Modernisasi mendorong peningkatan peran perempuan dalam memegang otoritas keagamaan dan kontekstualisasi prinsip ḥayā’. Meskipun demikian, di Kota Tarim, tempat asal tarekat ini, prinsip ḥayā’ dan peran gender masih direalisasikan secara tradisional sesuai dengan karakter dan kondisi spiritual penduduk kota tersebut. Sifat ḥayā’ dan pembagian peran gender dalam tarekat ini merupakan bagian dari femininitas positif yang memiliki signifikansi dalam perkembangan spiritual dan menjadi jalan menuju terwujudnya kesetaraan transendental antara laki-laki dan perempuan. Pemikiran ulama tarekat Alawiyah mengenai gender terklasifikasi menjadi dua kecenderungan, yaitu tradisionalisme dan neotradisionalisme. ......Women are an important element in Sufism. Sufism is an esoteric aspect of Islam that contains sapiental and sacred tradition, including those relating to women. The Tariqa Alawiya, a Sufi order from Hadramaut which is influential in Indonesia, as part of Sufism also has these traditions. One of the unique traditions of women in this order is maintaining the nature of ḥayā’ (high modesty), a tradition which from the perspective of modern feminism is often seen as marginalising and causing women's inferiority. In fact, behind their concealment, Alawiya women have roles that cannot be ignored. This research discusses the continuity and change of the Alawiyah order in Hadramaut and in Indonesia, the teachings of the Alawiyah order related to the position and role of women and their contextualisation in contemporary times, and the views of the Alawiya order clerics regarding the idea of gender equality. This research uses ethnographic methods and the theories of ecofeminism and multicultural feminism. The findings of this research indicate that the openness of the spiritual practices of the Alawiya order to women continues to be sustainable. Women in the Alawiya order have an equal position with men in knowledge and spirituality. Apart from their main role as the first source of religious inspiration for Sufis, Alawiya women also have roles as religious authorities, sufi poets, cultural brokers, and philanthropists. It was also found that some female figures consciously chose a public role as their main role. Modernisation encourages an increase in the role of women in holding religious authority and the contextualisation of ḥayā’ principle. However, in Tarim City, the place of origin of this order, the principle of ḥayā’ and gender roles are still realised traditionally in accordance with the character and spiritual condition of the city's residents. The nature of ḥayā’ and the division of gender roles in this order are part of positive femininity which has significance in spiritual development and is a path towards realizing transcendental equality between men and women. The thoughts of Alawiya religious scholars regarding gender is classified into two tendencies, namely traditionalism and neotraditionalism.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatelia Nivianti
Abstrak :
Skripsi ini menganalisis upaya yang dilakukan Tutty Alawiyah untuk memajukan kondisi majelis taklim yang ada di Indonesia. Keterbelakangan kondisi perempuan di Indonesia, khususnya etnis Betawi merupakan suatu kondisi yang sudah menjadi suatu hal yang wajar. Berbeda halnya dengan kehidupan Tutty Alawiyah, seorang perempuan Betawi yang sangat kuat dengan pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilakukan dengan heuristik, kritik, dan interpretasi terhadap koran sejaman, tulisan dari pelaku sejarah dan arsip Pemerintah. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan fakta bahwa tekat dan juga sifat kepemimpinan yang dimiliki Tutty Alawiyah menghantarkannya menjadi seorang pendakwah yang kemudian melahirkan BKMT atau Badan Kontak Majelis Taklim. BKMT merupakan suatu wadah pengorganisasian yang dibentuk untuk meningkatkan daya dakwah para muballigh serta para anggota dalam majelis-majelis taklim yang terhimpun menjadi BKMT tersebut. Pengorganisasian dakwah tersebut, diharapkan dapat mengembangkan pemikiran kaum ibu dan meningkatkan pengetahuan yang diperoleh melalui majelis takllim tersebut. ......The focus of this study is analyzes the efforts made Tutty Alawiyah to advance the condition of majelis taklim in Indonesia. Backwardness of the condition of women in Indonesia, especially ethnic Betawi is a condition that has become a natural thing. Unlike the life of Tutty Alawiyah, a very strong Betawi woman with Islamic education. This research was conducted with heuristic, criticism, and interpretation of the contemporary newspaper, writing from the perpetrators of history and government archives. Based on the research done, the fact that the tack and also the nature of leadership owned Tutty Alawiyah deliver him become a preacher who later gave birth BKMT or Agency Contact Assembly Taklim. BKMT is an organizing forum established to enhance the preaching of the muballighs and members of the assemblies taklim gathered into the BKMT. Organizing the da 39 wah, is expected to develop the thinking of mothers and increase the knowledge gained through majelis taklim it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Walida Amalina Ulfa
Abstrak :
Kaderisasi menjadi hal utama dalam keberlanjutan sebuah organisasi. Kaderisasi dilakukan dengan proses yang berbeda-beda. Begitu halnya dengan Pemuda Rabithah Alawiyah yang berada di Jakarta. Kaderisasi dilakukan hanya diperuntukkan bagi pemuda-pemudi yang berasal dari kalangan Alawiyin, yang nasabnya harus tertulis dalam Al-Maktab Addaimi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai Organisasi Pemuda Rabithah Alawiyah dan menjelaskan bagaimana kaderisasi Pemuda Rabithah Alawiyah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif naratif dengan teori yang dikemukakan oleh K. Wilber. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan kegiatan wawancara dan pengumpulan sumber-sumber literatur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat ditemukan bahwa Pemuda Rabithah Alawiyah merupakan organisasi kepemudaan Arab yang bergerak pada bidang sosial kemasyarakatan. Pemuda Rabithah Alawiyah berada di bawah naungan organisasi Rabithah Alawiyah yang memayungi seluruh keturunan Arab Alawiyin, khususnya yang berada di Indonesia. Selain itu, Pemuda Rabithah Alawiyah melakukan regenerasi kepengurusan untuk mempertahankan eksistensi organisasi. Proses regenerasi dilakukan kepada para pemuda-pemudi Alawiyin melalui perekrutan anggota kepengurusan baru dan pengamatan kepada para anggota pengurus dari divisi-divisi
Regeneration becomes the main thing in the sustainability of an organization. The regeneration carried out in different processes. The same is the case with Youth Rabithah Alawiyah in Jakarta. The regeneration is carried out only for young people from Alawiyin circles who belong in Al-Maktab Addaimi. This research tries to explain the Rabithah Alawiyah Youth Organization and explain how the regeneration of the Youth Rabithah Alawiyah. To realize these goals, researchers used a qualitative narrative research method with a theory put forward by K. Wilber. The technique of collecting data is by conducting interviews and collect literature sources. Based on the research conducted, Pemuda Rabithah Alawiyah is an Arab youth organization engaged in the social community. The Rabithah Alawiyah youth is under the auspices of the Rabithah Alawiyah organization whose covers all Arab descendants of Alawiyin, especially those in Indonesia. The regeneration carried out in different processes. Also, Pemuda Rabithah Alawiyah has regenerated management to maintain the existence of the organization. The regeneration process carried out for the Alawiyin youth through the recruitment of new management members and observation of the board members from organizational divisions.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alifuddin Fahmi Abdillah
Abstrak :
ABSTRAK
Tarekat Alawiyah merupakan salah satu tarekat mu rsquo;tabarah yang berkembang di Indonesia. Perkembangan tarekat ini dapat dilihat melalui respon positif masyarakat Indonesia terhadap majelis-majelis zikir dan selawat yang diadakan di pelbagai tempat, salah satunya di Desa Bedug, Tegal. Habib Sholeh Al-Attas sebagai tokoh tarekat Alawiyah di Tegal, menggunakan majelis zikir dan selawat sebagai media berinteraksi antara tarekat Alawiyah dengan masyarakat di Desa Bedug. Selain itu, Habib Sholeh mendirikan pesantren Ribath Nurul Hidayah untuk masyarakat yang ingin lebih mengenal dan mendalami ajaran-ajaran tasawuf di dalam tarekat Alawiyah. Artikel ini mendeskripsikan mengenai integrasi ajaran tarekat Alawiyah melalui pondok pesantren serta pengaruhnya dalam kehidupan sosial masyarakat Desa Bedug. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah metode kualitatif, melalui wawancara dan perolehan data di lapangan. Wawancara dilakukan terhadap narasumber yang dianggap memiliki informasi dengan perkembangan tarekat Alawiyah di Desa Bedug Tegal. Kehadiran tarekat Alawiyah di Desa Bedug sejak tahun 2008 dianggap telah mengubah kondisi sosial ke arah yang lebih baik, sehingga dapat dikatakan bahwa tarekat Alawiyah mampu menjadi agen perubahan moral bagi masyarakat di Desa Bedug Tegal.. Habib Sholeh Al-Attas mampu menjadi tokoh penting dalam perubahan tersebut, sehingga dapat dijadikan acuan dalam berdakwah di tengah-tengah masyarakat yang ingin menerapkan nilai-nilai moral agama dalam kehidupan sehari-hari.
ABSTRACT
Tarekat Alawiyah is the one of tarekat that has a legitimate mu rsquo;tabarah and still growing in Indonesia. The growth of this tarekat can be seen through a positive response of Indonesian people towards majlis of zikr and invocation shalawat which is often held in some places, especially in Bedug Village, Tegal Regency. Habib Sholeh Al-Attas, as a figure of tarekat Alawiyah there, uses a majlis of zikr and shalawat as a medium interaction between tarekat Alawiyah and people on there. Furthermore, he has built the Pondok Pesantren Ribat Nurul Hidayah for common people who want to learn about Sufism in tarekat Alawiyah. In this article will describe the integration of tarekat Alawiyah through Islamic boarding school and the impacts towards a social life of the society in Bedug Village. The method used in this article is a qualitative method, by interviewing some informants who have information about tarekat Alawiyah rsquo;s growth in Bedug Village. The appearance of the tarekat Alawiyah is considered to have changed the social environments of society to be a better, and it can be said that tarekat Alawiyah can be an agent of moral change. Habib Sholeh can be an important figure for the society rsquo;s moral change.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fahd Muttaqien
Abstrak :
Penelitian ini menjelaskan sejarah relasi sanad keilmuan K.H.M. Syafi’i Hadzami (1931-2006) dengan sanad tarekat Alawiyah di Jakarta. Dalam penelitian ini juga dijelaskan proses, hubungan antara sanad tarekat Alawiyah dengan sanad keilmuan dari K.H.M. Syafi’i Hadzami. Penelitian ini bermanfaat sebagai khazanah, sumber acuan intelektual dunia Islam. Tujuan penelitian ini untuk memperkenalkan pada seorang sosok K.H.M. Syafi’i Hadzami, yang memiliki relasi dari sanad keilmuannya dengan tarekat mu'tabarah yang ada di Indonesia, khususnya di wilayah Jakarta, tarekat Alawiyah. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kepustakaan, dilengkapi dengan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan cara mengumpulkan data atau bahan-bahan dari sumber data primer. Sumber data primer penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan anak K.H.M. Syafi’i Hadzami, buku biografi tentang K.H.M. Syafi’i Hadzami, serta yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pada objek penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adanya temuan dalam proses hubungan antara sanad keilmuan K.H.M. Syafi’i Hadzami yang bersumber dari tarekat Alawiyah. ......This study explains the history of the scientific sanad relations of K.H.M. Syafi'i Hadzami (1931-2006) with the Alawiyah congregation in Jakarta. This study also describes the process, the relationship between the Sanad of the Alawiyah order and the scientific sanad of K.H.M. Shafi'i Hadzami. This research is useful as a treasure, a source of intellectual reference in the Islamic world. The purpose of this research is to introduce K.H.M. Syafi'i Hadzami, who has a relationship from his scientific sanad with the mu'tabarah orders in Indonesia, especially in the Jakarta area, the Alawiyah order. The research method used in this paper is a research library, equipped with qualitative descriptive analysis techniques by collecting data or materials from secondary data sources. Sources of secondary data in this study were obtained from interviews with children of K.H.M. Syafi'i Hadzami, as well as those related to the discussion and problems in the research object. The conclusion of this study is the finding of processes and relationships between scientific sanad owned by K.H.M. Syafi'i Hadzami who comes from the Alawiyah order.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library