Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Hudaya
"Pergerakan materi melalui media berpori merupakan fenomena yang sangat menarik untuk dipelajari. Dalam bidang teknik kimia fenomena tersebut ditemui pada kolom adsorpsi , reaktor berkatalis, kromatografi, filtrasi, pertukaran ion, dan lain-lain.
Untuk mengetahui profil kecepatan dan tekanan pada media berpori maka dibutuhkan persamaan neraca massa dan neraca momentum. Neraca massa dan neraca momentum pada aliran berpori didapat dengan menerapkan teorema rerataan volume lokal pada neraca massa dan momentum untuk aliran homogen.
Tiga buah persamaan diferensial parsial (PDP) berorde tiga yang didapat dari neraca massa dan neraca momentum harus diselesaikan secara simultan. Oleh karena itu disubstitusikan stream function pada ketiga persamaan tersebut sehingga didapat satu persamaan yang lebih mudah untuk diselesaikan. Konsekuensi dari penggunaan stream function itu akau menghasilkan PDP yang berorde lebih tinggi (orde empat).
Persamaan akhir yang didapat berupa persamaan diferensial parsial berorde empat, kemudian diselesaikan dengan menggunakan solusi numerik yaitu metode finite dyference. Hasil yang didapat dari solusi tersebut adalah distribusi kecepatan, distribusi tegangan gesek dan jatuh tekanan pada kolom adsorpsi.
Hasil solusi numerik yang didapat adalah profil kecepatan dengan adanya pengurangan kecepatan fluida disekitar dinding dengan kecenderungan semakin dekat ke dinding maka pengurangan kecepatan semakin besar. Hasil sebaliknya didapat untuk tegangan gesek, yaitu semakin dekat ke dindlng maka tegangan gesek akan semakin besar.
Jatuh tekanan dipengaruhi oleh permeabilitas media berpori yang digunakan. Semakin kecil permeabilitas maka jatuh tekanan akan semakin besar dan sebaliknya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Sofiandi
"ABSTRAK
Didalam perancangan ruang bakar turbin gas yang dihadapi adalah
rumitnya perhitungan desain dan begitu kompleksnya variabel-variabel yang
mempengaruhinya sehingga kadang bisa disebut sebagai suatu karya seni.
Untuk itu sebagai suatu bagian dari perancangan, penggunaan komputer sangat
memungkinkan untuk mensimulasikan rancangan tanpa adanya biaya besar
untuk pembuatan model dan punya Iebih banyak waktu pengujian.
Paket CFD yang digunakan berupa software FIuent/UNS ver 4.1.9.
Dengan data yang didapat dari eksperimen yang kemudian digunakan untuk
input simulasi diharapkan visualisasi pembakaran dapat berlangsung. Visualisasi
yang dihasilkan dari simulasi memberikan gambaran proses terjadinya
pembakaran dalam ruang bakar turbin gas secara matematis yang
divisualisasikan dengan distribusi tekanan, temperatur dan kecepatan aliran
fluida serta fraksi massa dalam ruang bakar.
Hasil simulasi belum memuaskan karena setelah dicoba beberapa kali
dengan input berbeda hasilnya cenderung divergen yang arlinya simulasi tidak
berjalan. Untuk itu masih perlu dikaji ulang dalam pembuatan grid dan boundary condition-nya.

"
2001
S37641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riananto Nugroho
"Performa dari kolektor surya (sollar collector) tergantung pada jumlah kolektor surya dan konfigurasi rangkaiannya. Ketika area yang digunakan besar atau luas maka semakin banyak kolektor surya yang diperlukan. Konfigurasi rangkaian seri-paralel digunakan untuk mendapatkan temperatur air panas yang diinginkan. Selain itu ada faktor eksternal yang harus diperhatikan, yaitu temperatur lingkungan, ketersediaan sinar matahari (solar radiation), dan laju aliran fluida (mass flow rate). Temperatur lingkungan dan sinar matahari merupakan faktor yang tidak dapat diatur karena tergantung pada cuaca. Sedangan laju aliran fluida merupakan faktor eksternal yang dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan. Penelitian ini menggunakan software MATLAB untuk melakukan simulasi. Rangkaian kolektor pada penelitian ini merupakan rangkaian baru dari penelitian sebelumnya. Nilai laju aliran fluida dibuat bervariasi kemudian diuji dengan radiasi matahari yang berbeda-beda. Variasi laju aliran yaitu 1,6 kg/s, 2,38 kg/s, 3,16 kg/s, 3,94 kg/s, dan 4,72 kg/s.
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, perubahan laju aliran dapat berpengaruh pada performa rangkaian kolektor. Variasi pertama 1,6 kg/s mampu menghasilkan outlet temperature 75,2-87,5 C dengan effisiensi maksimum 66,84 %. Sedangkan variasi kedua 2,38 kg/s mampu menghasilkan outlet temperature 71,0-80,3 C dengan effisiensi maksimum 67,74 %. Variasi ketiga 3,16 kg/s mampu menghasukan outlet temperature 70,1-76,5 C dengan effisiensi maksimum 68,2 %. Lalu variasi keempat 3,94 kg/s mampu menghasilkan outlet temperature 69,1-74,3 C dengan effisiensi maksimum 68,47 %. Variasi kelima 4,72 kg/s mampu menghasilkan outlet temperature 68,4-72,7 C dengan effisiensi maksimum 68,65 %. Pada akhirnya penentuan nilai laju aliran yang tepat dapat diatur sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Dalam rangkaian baru ini, jika ingin mendapatkan effisiensi yang relatif sama dengan rangkaian lama, namun dengan outlet temperature yang lebih tinggi maka dapat memilih untuk menggunakan laju aliran 4,72 kg/s.

The solar collector's performance depends on the number of solar collectors and the configuration of the circuit. When the area used is large, more solar collectors are needed. The parallel-series configuration used to obtain the desired hot water temperature. Besides, there are external factors considered, namely the environment's temperature, solar radiation, and distribution of flow rates. Ambient temperature and solar radiation are factors that cannot be regulated because they depend on the weather. The flow rate is an external factor that we can adjust. This research uses MATLAB software to conduct simulations. The collector circuit in this study is a new series from previous studies. Variations of fluid flow rates are tested with different solar radiation. The flow rate variations are 1,6 kg/s, 2,38 kg/s, 3,16 kg/s, 3,94 kg/s, and 4,72 kg/s.
Based on the simulation, changes in fluid flow rate (mass flow rate) can affect the performance of the collector circuit. The first variation of 1,6 kg/s can produce outlet temperature of 75,2-87,5 C with maximum effisiency of 66,84 %. While the second variation, 2,38 kg/s, can produce outlet temperature of 71,9-80,3 C with maximum efficiency of 67,74 %. The third variation can produce outlet temperature of 70,1-76,5 C. The fourth variation of 3,94 kg/s can produce outlet temperature 69,1-74,3 C with 68,47 % efficiency. The fifth variation of 4,72 kg/s can produce outlet temperature of 68,4-72,7 C with maximum efficiency of 68,65 %. In the end, determining the right mass flow rate can be adjusted according to the needs. In this new circuit, if we want to get the same value of efficiency as the old circuit, with a higher outlet temperature, we can use a mass flow rate of 4,72 kg/s.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gifa Asmahan
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi aliran fluida produksi dan reinjeksi di lapangan panas bumi melalui metode timelapse microgravity monitoring, untuk memahami dampak ketidakseimbangan fluida terhadap tekanan dan distribusi massa dalam sistem geothermal. Metode ini memungkinkan pendeteksian perubahan densitas di bawah permukaan bumi akibat eksploitasi panas bumi. Simulasi forward modelling dengan data sintetis digunakan untuk memvalidasi pendekatan ini. Hasil menunjukkan bahwa massa yang hilang di reservoir dapat diukur dan dipantau, dengan penurunan massa yang terjadi secara bertahap seiring intensifikasi produksi fluida. Pola aliran fluida dan hilangnya massa bervariasi tergantung pada jenis sumur dan metode ekstraksi. Sumur produksi vertikal menunjukkan hilangnya massa secara lokal, sedangkan sumur produksi deviasi dan deviasi dengan reinjeksi memperlihatkan pola aliran yang lebih kompleks dan terdistribusi. Penelitian ini berhasil memetakan pola aliran fluida secara detail, memberikan pemahaman lebih baik mengenai dinamika reservoir geothermal. Temuan ini dapat membantu merencanakan strategi produksi dan reinjeksi yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta menunjukkan potensi metode microgravity sebagai alat pemantauan yang efisien.

This study aims to identify the flow of production and reinjection fluids in a geothermal field using the timelapse microgravity monitoring method, in order to understand the impact of fluid imbalance on pressure and mass distribution within the geothermal system. This method enables the detection of subsurface density changes due to geothermal exploitation. Forward modeling simulations with synthetic data were used to validate this approach. The results indicate that the mass loss in the reservoir can be measured and monitored, with a gradual decrease in mass corresponding to increased fluid production. Fluid flow patterns and mass loss vary depending on the type of well and extraction method. Vertical production wells exhibit localized mass loss, while deviated production wells and deviated wells with injection show more complex and distributed flow patterns. This research successfully maps the fluid flow patterns in detail, providing a better understanding of geothermal reservoir dynamics. These findings can help plan more effective and sustainable production and reinjection strategies, demonstrating the potential of the microgravity method as an efficient monitoring tool."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marwani
"Kerugian tekanan pada aliran fluida dapat terjadi baik pada aliran dalam maupun aliran luar. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisa aliran fluida didalam saluran tertutup penampang empat persegi dengan ukuran tinggi 60mm dan lebar 40mm, yang didalamnya masing-masing terdapat pipa silinder mulus dan kasar dengan diameter masing-masing 30mm. Fluida yang digunakan adalah air, campuran air + gliserin 5 %, dan campuran air + gliserin 10 %. Dua buah pipa silinder mulus dan kasar tersebut diletakkan melintang bergantian didalam saluran tertutup, pada masing-masing dinding pipa silinder diukur distribusi tekanannya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sudut pisah aliran untuk aliran yang melalui pipa silinder melintang kasar lebih besar (120°) dari pada titik pisah aliran yang melalui pipa silinder melintang mulus. Hal ini terjadi pada semua fluida yaitu air, air + gliserin 5 % dan Air + gliserin 10 % pada bilangan Reynolds 4000 sampai dengan 7200.

Head loss in fluid flow occurs in internal and external flow. This research's aim is to analyze the fluid flow across the cylinder pipe in closed square duct; 60 mm height and 40 mm width, with the 30 mm diameter cylinder pipe placed across this duct. The testing fluids are: water, water + 5% glycerin mixtures, and water + 10% glycerin mixtures. Two kinds of the cylinder pipe: smooth and rough pipe is placed respectively; placed horizontally across the closed square duct. Pressure distribution is measured at each cylinder pipe wall. The comparative result between the smooth and rough pipes showed that, separation angle through rough pipe is bigger (120°) than fluid flow through the smooth pipe. These were occurred with every testing fluid: water, water + 5% glycerin mixtures, and water + 10% glycerin mixtures, in range of Reynolds number between 4000 until 7200."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4693
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selestin
"Metoda Elemen hingga adalah salah satu metoda numerik yang dipakai untuk menyelesaikan persamaan differensial. Pada tugas akhir ini akan dibahas penggunaan Metoda Elemen Hingga dalam menyelesaikan masalah aliran fluida viskous inkompresibel dimana persamaan atur dari fluida ini adalah persamaan yang multivariabel."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Besar kerugian ketinggian aliran fluida di dalam pipa dipengaruhi oleh besarnya faklor gesek, panjang pipa, diameter pipa, kecepatan aliran fluida dan gravitasi bumi. Berdasarkan teori yang ada besarnya faktor gesek dipengaruhi oleh bilangan Reynold dan tinggi kekasaran permukaan pipa. Dengan mengambil sampel beberapa pipa yang berlainan jenis, dan tingkat kekasaran yang berbeda, dilakukan percobaan dengan mengalirkan air kedalam pipa tersebut dan dilakukan pengukuran besar kerugian ketinggian. Dari hasil pengujian terhadap aliran fluida di dalam pipa ternyata terdapat hubungan antara faktor gesek dan besarnya bilangan Reynold dengan korelasi yang cukup tinggi yaitu paling rendah 95,39 % dan paling tinggi 99 %. Semakin tinggi kekasaran permukaan pipa, faktor gesek aliran fluida Semakin tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36747
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Putra Prasetya
"Burner merupakan bagian dari proses gasifikasi yang bertujuan untuk menyalakan api dengan mencampurkan bahan bakar dengan oksidator. Burner yang ada saat ini tidak optimal dalam membakar bahan bakar, rasio antara udara-bahan bakar tidak dalam kondisi optimum. Hal ini disebabkan proses pencampuran udara dan bahan bakar hanya mengandalkan udara dari atmosfer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan desain ijektor sehingga rasio udara dan bahan bakar dalam nilai optimum tanpa menggunakan blower udara tambahan. Penelitian ini dilakukan oleh aliran dingin simulasi menggunakan CFD (computational fluid dynamic) software."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56918
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nikita Christina
"Lapangan geotermal Wayang Windu terletak di Jawa Barat telah beroperasi sejak tahun 2000 dengan total kapasitas produksi sebesar 227 MW dan memiliki 28 sumur produksi dan 5 sumur injeksi. Telah dilakukan pengukuran berulang gravitasi dengan 51 benchmarks pada tahun 2014 dan 2017. Dari hasil pengukuran tersebut terlihat perbedaan anomali gravitasi mikro yang berasosiasi dengan perubahan massa di bawah permukaan. Dari 51 stasiun amat, terjadi perbedaan antara pengukuran pada tahun 2014 dengan tahun 2017 mulai dari -263.1 µGal hingga +47.6 µGal. Di daerah selatan lapangan, terjadi nilai perubahan yang positif dengan indikasi adanya penambahan massa sedangkan pada bagian utara, yang merupakan daerah produksi utama, terjadi nilai perubahan yang negatif dengan indikasi terjadinya mass deficit akibat proses produksi.  Dari nilai anomali gravitasi tersebut, dengan metode gridding menggunakan teorema flux Gauss, ditemukan perubahan massa di reservoir sebesar -32.8 juta ton dengan keterangan pertambahan massa di sebelah selatan sebesar 8.1 juta ton, dan pengurangan massa di sebelah utara sebesar 40.9 juta ton untuk tahun 2014-2017. Dari analisis anomali gravitasi mikro tersebut, dapat diamati juga pola aliran fluida sehingga dapat diketahui ketepatan fungsi sumur injeksi. Dengan bantuan data gempa mikro, dapat terlihat, pola aliran fluida yang mengalir dari sebelah selatan lapangan menuju tengah hingga bagian utara lapangan, serta bagian barat laut menuju timur-tenggara, ke arah zona produksi utama. Hasil yang didapat dari penelitian ini dapat digunakan untuk manajemen reservoir geotermal untuk menciptakan sistem dan produksi uap yang berkelanjutan.

Wayang Windu geothermal field is located in West Java and has been operating since 2000. The field has total production capacity of 227 MW, with the 28 production wells and five reinjection wells. Repeated gravity measurements have been done with 51 benchmarks around the reservoir boundary in 2014 and 2017. There are differences in the gravity value associated with the change of mass in the reservoir. The southern area of the field has positive value of gravity changes (up to +47.6 µgal) which indicates the increased mass due to injection process. The northern area which has vapor dominated system and as the location for most of the production wells, has a negative value of gravity changes (up to -263.1 µgal) with the indication of mass deficit due to the production activity. Using the microgravity anomaly and gridding method of Gaussian flux theorem, the change of mass in the reservoir can be found. There is -32.8 Mt of mass changes in the reservoir with 8.1 Mt mass added at the south of the field and 40.9 Mt of mass loss at the north of the field in 2014 until 2017. According to the analysis of changes in microgravity value, fluid flow patterns can also be observed to find the accuracy of reinjection well function. Using micorearthquake data as the secondary data, found that the fluid flow pattern of the field is from the south of the field to the center and the north of the field, and from NW to East-Southeast. The result of this study can be used for geothermal reservoir management to create a sustainable and renewable geothermal system."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadus Herdi Sirenden
"[ABSTRAK
Jaminan mutu atas keakuratan alat ukur di bidang kesehatan merupakan kebutuhan yang
mutlak diperlukan pada masa ini. Salah satu alat yang perlu dikalibrasi adalah infusion pump
analyser. Alat ini berfungsi menguji pompa infus yang bekerja pada aliran rendah, yang
digunakan di rumah sakit apakah masih layak pakai atau tidak. Sebagai peralatan uji, infusion
pump analyser harus terkalibrasi untuk menjamin keakuratan hasil pengujiannya. Pada
penelitian ini akan dikembangan sistem kalibrasi yang beroperasi pada laju aliran rendah.
Sistem terdiri dari aktuator linear yang menggerakan siringe dari gelas kaca. Aktuator linear
terdiri dari ulir bola, linear guide way, rangkaian roda gigi yang terhubung ke motor d.c.
Kecepatan motor d.c. dikendalikan oleh FPGA dengan menggunakan metode pulse width
modulation. FPGA juga digunakan untuk membaca keluaran rotary encoder yang terhubung
ke poros roda gigi untuk memantau kecepatan aktuator. Untuk mengkarakterisasi sistem,
pertama osilator FPGA dikalibrasi terhadap universal counter untuk menvalidasi pengukuran
waktunya. Kemudian aktuator dikalibrasi menggunakan kaliper untuk menverifikasi
pergerakan linearnya. Dalam proses ini diamati efek dinamis dari faktor kalibrasi enkoder,
yang membawa kepada penentuan kecepatan intrinsik dari sistem. Dengan menggunakan
kecepatan intrinsik dan faktor alat, maka volume dan laju alir yang dibangkitkan oleh sistem
dapat ditentukan. Selanjutnya sistem diuji secara gravimetri berdasarkan ISO/FDIS 8655-1,
dan didapatkan hasil ketidakpastian pengukuran yang tidak memenuhi syarat. Setelah
melakukan penyelidikan lanjut dengan simulasi pada perhitungan pengukuran, didapatkan
bahwa kapasistas silinder perlu diperbesar agar ketidakpastian pengukuran yang dibutuhkan
dapat dicapai.

ABSTRACT
Quality assurance of the accuracyof measuring instruments in the health industry is
necessary. One of the instruments that need to be calibrated is Infusion pump analyzer. This
instruments is used to test infusion pumps used in hospital at low flow rate. As test
equipment, infusion pump analyzer must be calibrated to ensure the accuracy of test results.
In this study, a low flow rate calibration system is developed. The system consist of linear
actuator to move a glass syringe. The linear actuator consist a linear ball screw, linear guide
way, and gear box connected to d.c. motor. The motor controlled by FPGA using pulse
width modulation method. FPGA also use to read rotary encoder that connected to gearbox
shaft to monitor actuator speed. To characterized the system, first the FPGA oscilator is
calibrated to universal counter to validated the time measurement. Then the actuator is
calibrated using caliper to verify its linear movement. In this porocess a dynamic efect of
encoder meter factor are discovered. This dynamic effect lead to determining intrinsic speed
of the system. The intrinsic speed together with meter factor are used to determine volume
and flowrate generated by the system. The system then tested using gravimetric method base
up on ISO/FDIS 8655-1 and the result of measurement uncertainty is not satisfying. After
further investigation using simulation on measurement calculation, it is found that the
capacity of syringe should be increased to achieve required uncertainty.;Quality assurance of the accuracyof measuring instruments in the health industry is
necessary. One of the instruments that need to be calibrated is Infusion pump analyzer. This
instruments is used to test infusion pumps used in hospital at low flow rate. As test
equipment, infusion pump analyzer must be calibrated to ensure the accuracy of test results.
In this study, a low flow rate calibration system is developed. The system consist of linear
actuator to move a glass syringe. The linear actuator consist a linear ball screw, linear guide
way, and gear box connected to d.c. motor. The motor controlled by FPGA using pulse
width modulation method. FPGA also use to read rotary encoder that connected to gearbox
shaft to monitor actuator speed. To characterized the system, first the FPGA oscilator is
calibrated to universal counter to validated the time measurement. Then the actuator is
calibrated using caliper to verify its linear movement. In this porocess a dynamic efect of
encoder meter factor are discovered. This dynamic effect lead to determining intrinsic speed
of the system. The intrinsic speed together with meter factor are used to determine volume
and flowrate generated by the system. The system then tested using gravimetric method base
up on ISO/FDIS 8655-1 and the result of measurement uncertainty is not satisfying. After
further investigation using simulation on measurement calculation, it is found that the
capacity of syringe should be increased to achieve required uncertainty., Quality assurance of the accuracyof measuring instruments in the health industry is
necessary. One of the instruments that need to be calibrated is Infusion pump analyzer. This
instruments is used to test infusion pumps used in hospital at low flow rate. As test
equipment, infusion pump analyzer must be calibrated to ensure the accuracy of test results.
In this study, a low flow rate calibration system is developed. The system consist of linear
actuator to move a glass syringe. The linear actuator consist a linear ball screw, linear guide
way, and gear box connected to d.c. motor. The motor controlled by FPGA using pulse
width modulation method. FPGA also use to read rotary encoder that connected to gearbox
shaft to monitor actuator speed. To characterized the system, first the FPGA oscilator is
calibrated to universal counter to validated the time measurement. Then the actuator is
calibrated using caliper to verify its linear movement. In this porocess a dynamic efect of
encoder meter factor are discovered. This dynamic effect lead to determining intrinsic speed
of the system. The intrinsic speed together with meter factor are used to determine volume
and flowrate generated by the system. The system then tested using gravimetric method base
up on ISO/FDIS 8655-1 and the result of measurement uncertainty is not satisfying. After
further investigation using simulation on measurement calculation, it is found that the
capacity of syringe should be increased to achieve required uncertainty.]"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, 2014
T42851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>