Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dianita Wangsamulia
"Program konversi minyak tanah ke LPG yang dilakukan oleh pemerintah telah menaikkan permintaan masyarakat akan LPG. LPG merupakan hasil pencairan hidrokarbon fraksi C3 dan C4 yang berasal dari minyak dan gas bumi yang merupakan sumber yang tidak dapat diperbaharui. Untuk memenuhi kebutuhan akan LPG tersebut mulai dikembangkan sumber energi alternatif seperti minyak nabati yang mengandung trigliserida yang mirip dengan komponen penyusun minyak bumi. Penelitian sebelumnya telah berhasil merengkah minyak kelapa sawit (CPO) menggunakan katalis alumina dengan yield fraksi C3 dan C4 sebesar 2,12% dan 11,53%. Pada penelitian ini, CPO diganti dengan minyak jarak pagar semi mulus (Straight jatropha oil-SJO). SJO merupakan minyak yang non-edible karena sifatnya beracun sehingga pemanfaatannya sebagai sumber bahan bakar alternatif tidak akan bertentangan dengan kebutuhan pangan manusia seperti pada pemanfaatan minyak nabati lain. Di samping itu, SJO memiliki jumlah ikatan tak jenuh yang lebih banyak sehingga akan lebih mudah direngkah jika dibandingkan dengan CPO. Perengkahan SJO dengan menggunakan katalis alumina (Al2O3) dilakukan pada fasa cair dan tekanan atmosferik secara tumpak dengan variasi suhu (320°C, 330°C, dan 340°C) dan rasio katalis/SJO (1:75 dan 1:100). Produk gas dianalisis dengan gas chromatography, sedangkan produk cair yang diperoleh melalui proses distilasi untuk kemudian dilakukan uji densitas dan analisis FTIR. Penelitian yang dilakukan berhasil merengkah SJO yang ditunjukkan dari analisa FTIR di mana jumlah ikatan C=C bertambah sementara jumlah alkil (-CH3 dan =CH2), gugus ester (O - C=O), serta ikatan - (CH2)n - berkurang jika dibandingkan dengan kondisi awalnya. Perengkahan yang terjadi juga menaikkan densitas dari SJO sisa reaksi akibat adanya reaksi propagasi. Pada awalnya, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh hidrokarbon fraksi C3 dan C4 dari SJO, namun dari hasil analisa GC diperoleh produk gas yang mayoritas berupa C4 dengan yield dan konversi yang tinggi. Hal ini terkait dengan mekanisme perengkahan SJO itu sendiri sekaligus menunjukkan bahwa reaksi perengkahan yang dilakukan selektif terhadap pembentukan C4. Hasil optimum diperoleh pada suhu reaksi 320°C dengan massa katalis/SJO = 1:100 setelah reaksi berlangsung selama 20 menit dengan yield C4 mencapai 70% dan konversi sebesar 64,1%.

Government's conversion program from kerosene to LPG makes the demand of LPG increase. LPG is product from natural gas and petroleum processing which are un-renewable energy and the amount is limited. It makes people starts to search alternative energy for substitute oil and natural gas such as natural oil whose has triglycerides that similar with component of oil and natural gas. Previously research success to synthesizing hydrocarbon of C3 ' C4 from crude palm oil (CPO) by catalytic cracking reaction using alumina with maximum result is 2,12% C3 and 11,53% C4. In this research, CPO is replaced by straight jatropha oil (SJO). SJO is non-edible so the usage for alternative energy won't compete for resources needed to grow food. Cracking of SJO already done both thermal or catalytic. The numbers of saturated bond in SJO is more than in CPO and it makes SJO easier to crack than CPO. Catalytic cracking reaction of SJO using alumina run in liquid phase, atmospheric pressure, and batch. The reaction was varied by cracking temperature (320°C; 330°C; 340°C) and catalyst/SJO mass ratio (1:75 ; 1:100). The gas product was analyzed using GC and the liquid product was gathered by distillation process for being tested of it's density, IBP, and analyzed by FTIR. In this research, SJO cracking was proven by the increasing of C=C bond and decreasing of ('CH3 and =CH2) alkyl and '(CH2)n' bond , and increasing of ('CH3) alkyl in liquid product based on the FTIR analysis. SJO cracking also increase the density of liquid because of propagation reaction. The optimum research obtained by yield C4 = 70% and conversion C4 = 64,1% when reaction run at 320°C with ratio mass catalyst and SJO after the reaction run for 20 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52270
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hidayat
"Akhir-akhir ini problem kelangkaan bahan bakar fosil menjadi sorotan utama dunia. Salah satunya ditunjukkan dengan kenaikan harga minyak bumi dan kelangkaan bahan bakar di mana-mana, salah satu nya adalah Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang berasal dari hidrokarbon fraksi C3 dan C4. LPG saat ini digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga. Disamping itu, fraksi hidrokarbon C3 dan C4 dalam struktur olefin juga berfungsi sebagai bahan baku petrokimia, yang memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Cadangan minyak bumi yang terus berkurang menuntut ditemukannya sumber energi alternatif. Telah dipublikasikan sebelumnya bahwa minyak kelapa sawit dapat direngkah menjadi senyawa bio-bensin dengan hasil samping hidrokarbon C3 dan C4 sebesar 6%.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa hidrokarbon C3 dan C4 dari minyak kelapa sawit melalui reaksi perengkahan katalitik pada fasa cair dan tekanan atmosferik selama 1.5 jam. Minyak kelapa sawit direngkah menggunakan katalis asam alumina (Al2O3). Reaksi dilakukan pada variasi suhu reaksi 350°C, 360°C dan 370°C dengan kondenser full reflux agar produk cair dapat mengembun kembali dan menjalani perengkahan lanjutan. Pada suhu reaksi optimum, dilakukan variasi rasio katalis/CPO 1:75, 1:100 dan 1:125. Analisis produk gas dilakukan dengan Gas Chromatography. Disamping itu, untuk mengetahui telah terjadinya reaksi perengkahan katalitik, pada produk cair hasil reaksi dilakukan distilasi, pengujian densitas dan analisis FTIR. Produk gas yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah CO2, C2H4, C2H2, dan fraksi hidrokarbon C3 ? C4 (C3H6, C3H8, dan n-C4H10).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum reaksi untuk memperoleh produk C3 dan C4 dilakukan pada suhu 370°C dengan rasio massa katalis/CPO = 1:125. Pada kondisi tersebut diperoleh fraksi C3 sebesar 2.12% dan fraksi C4 sebesar 11.53%. Konversi yang dihasilkan adalah 50.09%. Perbedaan densitas produk cair terhadap densitas CPO menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi perengkahan katalitik pada CPO, yang menghasilkan densitas distilat sebesar 0.73 g/ml, IBP dicapai pada suhu 350°C. Berdasarkan analisis FTIR, perengkahan CPO dibuktikan dengan berkurangnya gugus ester, berkurangnya ikatan ?(CH2)n?, dan meningkatnya alkil (?CH3) pada produk cair dibandingkan dengan CPO.

Nowadays, the rare of fossil fuel has become the world?s concern. One of them is showed by increasing price of crude oil and limited fuel supply in some regions. One of them is Liquefied Petroleum Gas (LPG) which contains hidrocarbon fractions of C3 and C4. LPG is widely used in household needs.. Besides, hidrocarbon fractions of C3 and C4 in olefin chemical groups also used in petrochemical feedstocks. The decreasing of oil reserves make people strive for discovering any alternative energy sources. It has been published that crude palm oil can be cracked to be biogasoline compound with C3 and C4 as by product for about 6% in amount.
This research aims to synthesize hidrocarbon fractions of C3 and C4 from crude palm oil through catalytic cracking in liquid phase and atmospheric pressure for 1.5 hours. Crude palm oil is cracked using acid alumina (Al2O3) catalyst. The reactions done in three temperatures variables, those are 350°C, 360°C dan 370°C with full reflux condenser. The condenser is used for cracking the condensed liquid product which is not converted to gas. In optimum reaction?s temperature, the reactions are varied in catalyst/CPO mass ratio 1:75, 1:100 and 1:125. Gas product is analyzed by Gas Chromatography apparatus. Besides, to ensure that catalytic reaction happened, the liquid product is distillated, checked for density and analyzed by FTIR. The gas products were CO2, C2H4, C2H2, and hydrocarbon fraction of C3 ? C4 (C3H6, C3H8, and n-C4H10).
The research results that the optimum condition in reactions for obtaining hydrocarbon fractions of C3 and C4 was done in 370_C and catalyst/CPO mass ration 1:125. The C3 fractions yielded for 2.12% and 11.53% for C4 fractions. The mass conversion was 50.02%. The difference of density between liquid product and CPO shows that catalytic cracking reaction is occurred. The distillate density was 0.73 g/ml and the IBP was 350°C. The liquid product analysis shows that catalytic reaction occurred, it was showed by the density of distillate is 0.73 g/ml and the loss of ester bond from CPO. Based on the FTIR analysis, CPO cracking was proven by the decreasing of ester cluster, decreasing of ?(CH2)n? bond, and increasing of (?CH3) alkyl in liquid product.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Latif
"Dewasa ini, kelangkaan bahan bakar fosil menjadi perhatian dunia. Kelangkaan tersebut menyebabkan harga minyak mentah melambung tinggi. Salah satu jenis bahan bakar yang banyak digunakan adalah gasoline yaitu fraksi hidrokarbon C5 sampai C10. Gasoline banyak digunakan pada sektor transportasi. Menipisnya persediaan bahan bakar memaksa kita berusaha keras untuk mencari sumber energi alternatif. Peneltian ini bertujuan untuk mensintesis hidrokarbon setaraf fraksi gasoline (C5-C10) dari minyak jarak yang telah disaponifikasi melalui reaksi perengkahan katalitik pada tekanan atmosferik. Pertama, minyak jarak disaponifikasi oleh senyawa basa dan membentuk garam asam lemak. Garam asam lemak tersebut diumpankan ke dalam fixed bed reactor untuk direngkah menggunakan katalis B2O3/Al2O3. Reaksi dilakukan dalam tiga variasi temperatur, yaitu 350°C, 400°C dan 450°C. Pada temperatur optimum, reaksi dilakukan dalam tiga variasi komposisi berat katalis, 10%, 15% and 20% B2O3 dari berat katalis. Kemudian, pada temperatur reaksi dan komposisi berat katalis yang optimum, reaksi divariasikan pada tiga jenis rasio berat umpan (minyak jarak : senyawa basa), yaitu rasio untuk habis bereaksi atau reaksi stoikiometrik, 10% berat minyak jarak berlebih dan 20% berat minyak jarak berlebih. Terakhir, pada ketiga kondisi optimum tersebut, dilakukan perbandingan yield yang diperoleh antara pretreatment saponifikasi menggunakan KOH dan Al(OH)3. Produk cair didistilasi untuk mengetahui yield hidrokarbon setaraf fraksi gasoline dan dianalisis dengan FTIR, GC-MS dan GC-FID untuk membuktikan terjadinya reaksi perengkahan. Sedangkan, produk gas dianalisis dengan GC-TCD untuk mengetahui komponen dan komposisinya. Kondisi optimum untuk menghasilkan hidrokarbon setaraf fraksi gasoline dilakukan pada temperatur 400°C, 10% B2O3, dan rasio berat stoikiometrik pada pretreatment saponifikasi. Pada kondisi optimum, umpan dengan pretreatment saponifikasi menggunakan KOH memberikan yield yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan Al(OH)3. Yield tertinggi untuk jenis umpan menggunakan KOH diperoleh sebesar 47,87% dan 37,23% untuk jenis umpan yang menggunakan Al(OH)3.
......Nowadays, the rarity of fossil fuel has become the world's concern because it inflicts the increasing of the crude oil's price. The most fossil fuel that has been used is gasoline--which contains hydrocarbon fractions of C5-C10. Gasoline is widely used in transportation needs. The decreasing of world's crude oil stock--especially in Indonesia--pushes us to strive for discovering any alternative energy sources. This research aims to synthesize hydrocarbon fractions of gasoline (C5-C10) from jatropha oil'which has been reacted by alkali compound'through catalytic cracking reaction in atmospheric pressure. First, jatropha oil is reacted by alkali compound, and the reaction produces fatty acid salt. This fatty acid salt is fed into the fixed bed reactor to be cracked using B2O3/Al2O3 catalyst. The reaction is done in three temperature variables'i.e. 350°C, 400°C, and 450°C. In the optimum temperature, the reactions are varied in weight composition of catalyst'i.e. 10%, 15%, and 20% B2O3 of catalyst weight. Then, in the optimum condition of temperature and composition of catalyst, the reaction are varied in three kinds of weight ratio of feed (jatropha oil : alkali compound)'i.e. ratio for complete or stoichiometric reaction, 10% wt excess of jatropha oil, and 20% wt excess of jatropha oil. Finally, in the optimum condition of the variables, the yield of gasoline between saponification pretreatment using KOH and Al(OH)3 is compared. Liquid product is distilled to find yield of gasoline and analyzed by FTIR, GC-MS, and GC-FID to ensure that catalytic reaction happened. Gas product is analyzed by GC-TCD to know its components and composition of gas. The research results that the optimum condition of reactions for obtaining hydrocarbon fractions of gasoline is in 400°C, 10% B2O3, and stoichiometric feed weight ratio for saphonification pretreatment. For the optimum conditons, the yield of gasoline for the feed with saphonification pretreatment using KOH is higher than the yield of gasoline using Al(OH)3. The highest yield of gasoline for feed using KOH is 47,87% and for feed using Al(OH)3 is 37,23%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library