Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heza Yusriyyah
"Penggunaan aluminium dan logam paduannya di dunia industri terus mengalami peningkatan pada era modernisasi saat ini. Dengan penggunaan aluminium dan paduannya yang meningkat, menuntut manusia untuk mempelajari dan melaksanakan rekayasa guna memenuhi kebutuhan hidup terutama dalam hal teknologi. Namun dalam paduan Al-Si terbentuk fasa intermetalik β-Al5FeSi yang berdampak buruk terhadap sifat mekanik paduan dan belum bisa dihilangkan. Penggunaan modifier dan peningkatan laju pendinginan merupakan cara untuk mengurangi dampak fasa tersebut. Logam tanah jarang merupakan logam yang efektif dalam modifikasi fasa β-Al5FeSi. Sedangkan logam Dysprosium sampai sekarang belum digunakan sebagai modifier β- Al5FeSi. Penelitian ini akan diamati pengaruh penambahan logam tanah jarang Dysprosium (0,3%, 0,6% dan 1%) dan laju pendinginan 10 oC/menit juga 30 oC/menit terhadap morfologi fasa intermetalik beta pada paduan AlFe7Si. Kemudian dilakukan karakterisasi dengan pengontrolan laju pendinginan Simultaneous Thermal Analysis dan pengamatan mikrostruktur Optical Microscope. Hasil penelitian menunjukkan penambahan logam Dy optimum pada kosentrasi 1%Dy mampu mengurangi ukuran SDAS, mampu untuk mengurangi fasa β-Al5FeSi, dan merubah morfologi fasa silikon eutektik. Sehingga dapat disimpulkan penambahan Dy dapat menyebabkan pengurangan ukuran fasa intermetalik β dan silikon eutektik.

Nowadays the usage of aluminium and it alloys in industrial continues to increase in the modern era. Along the use of aluminum and its alloys is increased, it requires humans to learn and implement techniques to meet the needs, especially in terms of technology. However, in the Al-Si alloy, intermetallic phase of β-Al5FeSi is formed which has a disadvantages on mechanical porperties of the alloys also cannot be removed. The used of modifier and increased the cooling rate are ways to reduce the impact of the intermetallic. Rare earth metals are effective in the β-Al5FeSi phase modification. Whereas Dysprosium has not been used as a modifier of β-Al5FeSi. This research will observe the effect of the rate earth metal addition especially Dysprosium (0.3%, 0.6% and 1%) and the cooling rate of 10 oC / min also 30 oC / min on the morphology of the beta intermetallic phase on AlFe7Si alloys. The caracterization is done by controlling the cooling rate with Simultaneous Thermal Analysis and Optical Microscope to observe the microstructure. The results showed the addition of the optimum Dy metal at a concentration of 1 %Dy was able to reduce the size of the SDAS, able to reduce the size of β-Al5FeSi phase, and change the morphology of the eutectic silicon phase. It can be concluded that the addition of Dy can cause a reduction in the size of intermetallic phase β and eutectic silicon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sadeli
"ABSTRAK
Paduan Al-Zn-In merupakan paduan yang banyak digunakan sebagai anoda korba untuk melindungi struktur di lingkungan air laut. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh penambahan unsur titanium terhadap laju korosi anoda korban Al-Zn-In dengan menggunakan variabel komposisi Ti yaitu 0 wt% 0.03 wt%, 0.05 wt% dan 0.07 wt%. Data-data dalam penelitian ini diperoleh melalui pengujian polarisasi berdasarkan ASTM Standard G5-94. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan unsur Ti akan menggeser potensial korosi anoda korban ke arah yang lebih negatif yang diukur dengan menggunakan elektroda referensi SCE.

ABSTRACT
Al-Zn-In is the most widely used alloy as sacrificial anode to protect structures in marine environment. This project was carried out to know and understand the effect of titanium addition on the performance of Al-Zn-In sacrificial anode. The variable used in this project was the composition of titanium added to the Al-Zn-In, that is 0 wt%, 0.03 wt%, 0.05 wt% and 0.07 wt% titanium. Data in this project was obtained through the anode efficiency testing based on ASTM Standard G5-95. The results showed that titanium addition would shift the corrosion potential of the anode toward a more negative value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Fauziah
"Paduan aluminium silikon merupakan material logam yang sangat luas penggunaannya di dunia industri, salah satunya dalam insdustri otomotif dan dirgantara. Namun adanya unsur pengotor seperti besi menyebabkan membentuk senyawa kompleks intermetalik. Senyawa tersebut sangat berbahaya terhadap sifat mekanik yang dihasilkan serta mengganggu proses manufaktur lainnya, seperti ekstrusi. Unsur tersebut belum bisa dihilangkan, namun dapat dimodifikasi untuk mengurangi bahaya yang ditimbulkan. Beberapa unsur efektif untuk memodifikasi fasa - termasuk tanah jarang salah satunya samarium.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laju pendinginan dan penambahan logam tanah jarang Sm terhadap morfologi fasa - yang terbentuk pada paduan Al-7 Si-1 Fe. Penelitian ini dilakukan melalui pengujian Differential Scanning Calorimetry menggunakan mesin STA dengan laju pendinginan dikontrol pada 5 oC/min, 10 oC/min dan 30 oC/min. Untuk mengetahui perubahan pada fasa intermetalik, dilakukan pengamatan menggunakan Optical Microscope dan Scanning Electron Microscope.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa laju pendinginan yang semakin cepat efektif mengurangi ukuran fasa, eutektik silikon, dan ukuran SDAS. Hasil optimum untuk pada modifikasi fasa beta terjadi pada penambahan 0,6 Sm.. Untuk itu, penambahan Sm dilakukan secara terkontrol agar tidak terjadi pengasaran kembali fasa pada komposisi yang terlalu besar.

Aluminium silicon alloy are widely material used in industry including automotive and aerospace industry due to its excellent properties such as high fluidity, low shrinkage, corrosion resistance, and relative high strength. However, the presence of impurity element impurity such as iron causing the formation of intermetallic phase which is harmfull on for mechanical properties and problem in other manufacture process such as extrusion. Iron element can not be removed, nevertheless it can be modified through the addition of rare earth element.
The objective in this study are investigate the effect of cooling rate and rare earth element Sm addition to the intermetallic phase morphology of Al 7 Si 1 Fe alloys. Differential Scanning Calorimetry with STA machine at cooling rate of 5 oC min, 10 oC min dan 30 oC min. Furthermore, the modification result of intermetallic phase was observed by Optical Microscope and Scanning Electron Microscope.
The result showed that high cooling rate effective for reducing intermetallic phase, eutectic Si and SDAS. In addition, optimum modification was achieved by adding 0,6 Sm. Addition 1 Sm phase become coarser. Inconclusion, increasing of cooling rate effective for reducing phase, eutectic silicon, and secondary dendrite arm spacing size, although the addition should be controlled to prevent coarsening of phase.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66219
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vierry Amalrasuli Prasetyo
"Gas Metal Arc Welding (GMAW) is an arc welding process that joins metals together by heating them with an electric arc established between a wire and the workpiece. It is also known as Metal Inert Gas (MIG) welding. The industries that use welding have been the modern economy's driving force, and dissimilar welding has arisen from the complex of modern industrial applications. Other methods have been explored but involving expensive equipment and complex welding procedures. This research proposes GMAW to be used because it is established, versatile, and cost-effective. GMAW/MIG is used to weld AA5052 and AA6061 using ER-4043 welding wire. The process used two different heat inputs, 0.624 kJ/mm and 0.409 kJ/mm, to understand the microstructure and mechanical properties. The test on each sample was carried out using an optical microscope, micro-Vickers hardness test, tensile test, and SEM. The test results show that the higher the heat input increases the grain size due to the duration of the heat input. While sample with higher heat input has better tensile strength than lower heat input. The hardness values on both samples are not significantly different. Both samples have a dimple structure, while the lower heat input sample also has a porous structure.

Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses pengelasan busur yang menyatukan logam dengan memanaskannya dengan busur listrik yang dibuat antara kawat dan benda kerja. Metode ini juga dikenal sebagai pengelasan Metal Inert Gas (MIG). Industri yang menggunakan pengelasan telah menjadi kekuatan pendorong ekonomi modern, pengelasan yang berbeda telah muncul dari kompleks aplikasi industri modern. Metode lain telah dieksplorasi tetapi melibatkan peralatan mahal dan prosedur pengelasan yang rumit. Penelitian ini mengusulkan penggunaan GMAW karena bersifat mapan, serbaguna, dan hemat biaya. GMAW/MIG digunakan untuk mengelas AA5052 dan AA6061 menggunakan kawat las ER-4043. Proses ini menggunakan dua masukan panas yang berbeda, 0,624 kJ/mm dan 0,409 kJ/mm, untuk menganalisa struktur mikro dan sifat mekanik sambungan dissimilar. Pengujian pada masing-masing sampel dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik, uji kekerasan mikro Vickers, uji tarik, dan SEM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi masukan panas semakin besar ukuran butir karena lamanya masukan panas. Sedangkan sampel dengan masukan panas yang lebih tinggi memiliki kekuatan tarik yang lebih baik daripada masukan panas yang lebih rendah. Nilai kekerasan pada kedua sampel tidak berbeda nyata. Kedua sampel memiliki struktur dimple sedangkan sampel input panas yang lebih rendah juga memiliki struktur berpori."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library