Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Essential Clinical Oral Biology is an accessible guide to oral biology, introducing the scientific knowledge necessary to succeed in clinical practice. Covering key topics in clinical oral biology, this textbook will help students gain an understanding of oral tissues and their relationship with oral health and disease
Chichester, West Sussex: John Wiley & Sons, 2016
612.31 ESS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Airina
Abstrak :
ABSTRAK
Abstrak. Inovasi terbaru untuk mendapatkan regenerasi jaringan periodontal adalah dengan bahan platelet rich fibrin (PRF) dan cangkok tulang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis. Tujuan: Mengevaluasi perbedaan tinggi tulang alveolar pada terapi bedah flep poket infraboni menggunakan Platelet rich fibrin dan kombinasi dengan cangkok tulang. Metode penelitian: Evaluasi radiografis periapikal sebelum dan sesudah perawatan menggunakan PRF dan kombinasi dengan cangkok tulang Hasil: secara statistik, terdapat perbedaan tinggi tulang yang bermakna pada terapi bedah poket infraboni dengan PRF dan kombinasi dengan cangkok tulang. Kesimpulan: Platelet rich fibrin dan kombinasi dengan cangkok tulang memiliki hasil yang sama pada evaluasi radiografis ketinggian tulang secara statistik
ABSTRACT
Abstract. The new innovation to enhance periodontal tissue regeneration are using PRF and bone graft material. The study was clinical experimental. Purpose:To evaluate the difference of alveolar bone heigh on periodontitis therapy using PRF and combination with bone graft.Research methods: periapical radiograph evaluation before and after periodontitis therapy using PRF compare to combination with bone graft. by assessing alveolar bone height. Results: Statistically, there were no significant difference between alveolar bone height on periodontitis therapy PRF compare to combination with bone graft. Conclusion: PRF and combination with bone graft has the same result statictically in radiographic evaluation of alveolar bone height.
2013
T32781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Levina Nathania
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Penyakit periodontitis masih menjadi masalah kesehatan utama di bidang kedokteran gigi. Menurut WHO 2012 , 15-20 penduduk dunia mengalami penyakit periodontal yang parah. Penelitian mengenai perawatan penyakit periodontitis sampai saat ini masih terus dikembangkan untuk mencari teknik terapi atau obat pilihan yang terbaik. Oleh karena itu, diperlukan sebuah model kerusakan tulang alveolar yang terkendali, sederhana, dan memiliki kesamaan kondisi kerusakan dengan penyakit periodontal pada manusia untuk dijadikan model referensi yang terstandar. Tujuan: Membuat model kerusakan tulang alveolar periodontitis terstandar pada regio maksila anterior tikus Rattus norvegicus Wistar dengan komprehensif dan terkendali. Bahan dan metode: Injeksi LPS E.coli dengan konsentrasi 200mg, 500mg, 750mg dalam 200?l larutan saline pada regio maksila anterior tikus Wistar. Setelah hari ke-7 dikorbankan, rahang maksila didiseksi. Sampel difoto dengan stereomikroskop dan dilakukan analisis tinggi penurunan tulang dengan aplikasi ImageJ. Hasil: Kerusakan tulang alveolar terbesar terjadi pada konsentrasi 200mg, dengan rata-rata tinggi penurunan tulang adalah 1.48mm. Pada konsentrasi 500mg dan 750mg, masing-masing terdapat tikus yang mati pada hari pertama dan kedua pasca injeksi LPS. Kesimpulan: Konsentrasi LPS 200mg dalam 200?l saline merupakan anjuran dosis optimal yang dapat diinjeksikan pada tulang rahang anterior maksila tikus Wistar untuk menghasilkan kerusakan tulang alveolar.
ABSTRACT<>br> Introduction Periodontitis still remains as a major oral health problem. According to WHO 2012 , 15 20 of the world rsquo s population experience severe periodontal disease. Research about periodontitis treatment is still being developed to find the best drug of choice. Therefore, a controlled and simple model of periodontitis, that reiterates the features of human rsquo s disease, is required to be a standarized reference model..Aim To establish a standarized model of bone destruction in maxillary anterior Rattus norvegicus induced by lipopolysaccharide Method Bone destruction periodontitis was induced by injection of 200mg, 500mg, and 750mg LPS E.coli in 200 l saline into maxillary anterior region. Animals were sacrificed after 7 days, and the maxillary jaw were dissected. Samples were photographed with stereomicroscope and bone loss were examined by ImageJ. Results The highest bone loss occured at 200mg LPS injection, with an average height of bone loss was 1.48mm. Where as in 500mg and 750mg, there were 3 Wistar rats died on the first and second day after LPS injection. Conclusion Injection of 200mg LPS in 200 l saline into maxillary anterior region Wistar rat is an optimal dose recommendation to induced alveolar bone loss.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jesslyn Rusli
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi kronis pada jaringan periodonsium yang masih menjadi masalah besar di bidang kedokteran gigi dan ditandai dengan kerusakan tulang alveolar yang dapat mengakibatkan kegoyangan hingga kehilangan gigi. Ekstrak rosela dilaporkan memiliki efek antiinflamasi dan antibakteri yang diharapkan dapat menghambat osteoklastogenesis dan resorpsi tulang alveolar. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai efek rosela terhadap kerusakan tulang alveolar pada model periodontitis yang diinduksi ligature silk thread. Tujuan: Mengetahui efek terapi ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10% terhadap kerusakan tulang alveolar pada model periodontitis. Metode: Model periodontitis diciptakan dengan pemasangan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar ke dua maksila kiri. Penelitian ini menggunakan sepuluh mencit yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Pada hari ke tiga, ligature dilepas dan kelompok kontrol diinjeksi saline 0,9%, serta kelompok perlakuan diinjeksi rosela 10%. Pengambilan sampel dilakukan pada hari ke tujuh setelah injeksi rosela dan dilakukan pengamatan sampel. Hasil: Terdapat kecenderungan penurunan luas kerusakan tulang alveolar pada kelompok rosela 10%, namun hasilnya tidak signifikan secara statistik. Kesimpulan: Ekstrak etanol kelopak bunga rosela 10% dapat menekan kerusakan tulang alveolar.
ABSTRACT
Introduction: Periodontitis, which is one of the major problems in dentistry, is an inflammatory disease that affects the periodontium tissue and is characterized by alveolar bone damage that results in tooth loss. Roselle extract is reported to have anti-inflammatory and anti-bacterial effect that is expected to inhibit osteoclastogenesis and bone resorption. Therefore, a research about the effect of roselle on alveolar bone damage in periodontitis model with the application of ligature silk thread is needed. Objectives: To determine the therapy effect of 10% roselle calyx ethanol extract towards bone damage on periodontitis model. Methods: Periodontitis model is induced by the application of ligature silk thread 5.0 on the left maxillary second molar. Ten mice were used in this study, which were divided into two groups, namely the control group and the treatment group. Ligature was removed on the day three and the control group was given 0,9% saline and the treatment group was injected with  10% roselle extract. Samples were taken and observed after seven days of roselle application. Results: There is a tendency to decrease the area of alveolar bone damage in the roselle 10% group, but the result is not significant. Conclusion: 10% of roselle calyx ethanol extract can inhibit alveolar bone damage.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Karina Fitriananda
Abstrak :
Latar Belakang:  Penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut kedua terbanyak diderita masyarakat Indonesia. Penyakit periodontal terdiri dari gingivitis dan periodontitis. Periodontitis adalah inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau kelompok mikroorganisme. Dalam mendiagnosis penyakit periodontitis pada umumnya diperlukan pemeriksaan radiografis untuk melakukan evaluasi perubahan tulang alveolar, terutama perubahan tinggi tulang alveolar yang merupakan salah satu tanda adanya penyakit periodontal. Data ini diperlukan bagi tatalaksana pasien yang meliputi diagnosis, rencana perawatan, prakiraan prognosis dan observasi. Radiograf periapikal adalah “gold standard” pada pemeriksaan radiografis konvensional kasus periodontitis. Tujuan: Memperoleh nilai rata-rata penurunan tinggi tulang alveolar pada pasien penderita periodontitis kronis rentang usia 25-40 tahun secara radiografis di RSKGM FKG UI. Metode: Pengukuran penurunan tinggi tulang alveolar pada 192 sampel radiograf periapikal digital usia 25-40 tahun di RSKGM FKG UI. Hasil: Nilai rata-rata penurunan tinggi tulang alveolar pada gigi insisif sentral rahang atas permukaan mesial sebesar 5.13 ± 0.58 dan pada permukaan distal sebesar 3.82 ± 0.4. Pada gigi insisif sentral rahang bawah, nilai rata-rata penurunan tinggi tulang alveolar permukaan mesial sebesar 7.98 ± 0.6 dan pada permukaan distal 6.85 ± 0.48. Pada gigi molar 1 rahang atas, diperoleh nilai rata-rata permukaan mesial sebesar 3.73 ± 0.37 dan pada permukaan distal 4.66 ± 0.55, sedangkan pada gigi molar 1 rahang bawah permukaan mesial diperoleh nilai rata-rata 3.74 ± 0.43 dan permukaan distal sebesar 3.08 ± 0.17. Kesimpulan: Nilai rata-rata penurunan tinggi tulang alveolar pada permukaan mesial gigi insisif sentral rahang bawah kasus penyakit periodontal adalah yang tertinggi dibanding kelompok lainnya. ...... Background: Periodontal disease is the second most common tooth and mouth disease suffered by Indonesian society. Periodontal disease consists of gingivitis and periodontitis. Periodontitis is defined as an inflammatory disease of supporting bone tissues of teeth caused by specific microorganisms or groups of specific microorganisms. In diagnosing periodontitis, in general we need radiograph examination to evaluate changes in alveolar bone, especially changes in alveolar height which indicates the periodontal disease. This data is necessary for the management of the patient including diagnosis, treatment plan, prognosis, and observation.  Periapical is a “gold standard” on conventional radiographic examination on periodontitis cases. Objective: To obtain the average value of decreased alveolar bone height in 25-40 years old patients with chronic periodontitis at RSKGM FKG UI radiographically. Method: Measurement of decreased alveolar bone height in 192 digital periapical radiograph samples aged 25-40 years in RSKGM FKG UI. Result: The mean value of decreased alveolar bone height of maxillary central incisors on the mesial surface was 5.13 ± 0.58 and on the distal surface was 3.82 ± 0.4. On mandibular central incisors, the mean value of decreased alveolar bone height on the mesial surface was 7.98 ± 0.6 and on the distal surface was 6.85 ± 0.48. On maxillary first molars, the mean value of decreased alveolar bone height on the mesial surface was 3.73 ± 0.37 and on the distal surface was 4.66 ± 0.55. Whereas, on mandibular first molar, the mean value of decreased alveolar bone height on mesial surface was 3.74 ± 0.43 and on the distal surface was 3.08 ± 0.17. Conclusion: The average decreased in alveolar bone height on mesial surface of mandibular central incisors is the highest among other groups.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karenina Raihani Amalia Ardiman
Abstrak :
Latar Belakang: Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi yang diinduksi oleh biofilm dan dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar. Salah satu bakteri utama penyebab periodontitis adalah Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang merupakan bakteri Gram-negatif fakultatif anaerob. Tujuan: Mengkaji secara sistematis literatur yang relevan dengan mekanisme peran bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans terhadap kerusakan tulang alveolar pada penyakit periodontitis. Metode: Penyusunan systematic review dilakukan dari bulan Juli hingga November 2020, dengan mengacu pada pedoman PRISMA. Pencarian literatur dilakukan pada database PubMed dan Scopus, dengan memasukkan kombinasi kata kunci, kriteria inklusi, dan kriteria eksklusi. Literatur yang termasuk dalam kriteria inklusi ialah literatur yang ditulis dalam Bahasa Inggris, diterbitkan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, tersedia dalam full-text, dan berupa research article. Hasil: Ditemukan sembilan literatur inklusi yang membahas mekanisme bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dalam menyebabkan kerusakan tulang alveolar. Bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang digunakan ialah whole bacteria atau faktor virulensinya, yaitu lipopolisakarida (LPS), dengan sel target berupa sel tulang, yaitu osteoklas progenitor, osteoklas, dan osteoblas. Kesimpulan: Melalui berbagai mekanisme, bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dapat menginduksi kerusakan tulang alveolar melalui peningkatan apoptosis osteoblas, penurunan marker osteoblas, peningkatan diferensiasi dan aktivitas osteoklas, serta peningkatan sitokin inflamasi yang berperan terhadap sel-sel tersebut ......Background: Periodontitis is an inflammation of the tooth supporting tissue, that is induced by biofilm and leads to the destruction of alveolar bone. One of the main etiologic agents of periodontitis is Aggregatibacter actinomycetemcomitans, which is an anerobic facultative Gram-negative bacteria. Objective: To systematically evaluate relevant scientific literature about the mechanisms of Aggregatibacter actinomycetemcomitans in inducing alveolar bone destruction in periodontitis. Methods: This systematic review is conducted from July until November 2020, using PRISMA guidelines. An online literature search was done using PubMed and Scopus database and including the right keyword combination, inclusion criteria, and exclusion criteria. Results: Nine research articles were found to investigate the mechanisms of Aggregatibacter actinomycetemcomitans with alveolar bone destruction. These researches used whole-bacteria Aggregatibacter actinomycetemcomitans or its virulence factor, which is lipopolysaccharide (LPS), infected on bone cells target, specifically osteoclast progenitor, osteoclast, and osteoblast. Conclusion: With different mechanisms, Aggregatibacter actinomycetemcomitans can induce alveolar bone destruction by increasing osteoblast apoptosis, decreasing markers of osteoblast, increasing differentiation and activation of osteoclast, and increasing proinflammatory cytokines that could potentially affect those bone cells.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Catherine Naivasha
Abstrak :
Pendahuluan: Bimaxillary protrusion merupakan kondisi gigi insisif atas dan bawah sangat maju sehingga perawatan umumnya memerlukan pencabutan diikuti dengan retraksi gigi anterior. Retraksi pada maloklusi hiperdivergen perlu memperhatikan kondisi simfisis mandibula yang memiliki tulang alveolar tipis untuk mencegah dehisensi atau fenestrasi. Tujuan: Menganalisis perbedaan ketinggian dan ketebalan tulang alveolar regio simfisis mandibula sebelum dan setelah perawatan ortodonti cekat dengan ekstraksi premolar pada maloklusi kelas I bimaxillary protrusion dan hiperdivergen. Metode Penelitian: Penelitian menggunakan data sekunder berupa 34 sefalogram lateral pasien kelas I bimaxillary protrusion dan hiperdivergen sebelum dan setelah perawatan di klinik Ortodonti RSKGM FKG UI. Desain penelitian berupa observasional analitik dengan desain potong lintang. Pengukuran ketinggian dan ketebalan tulang alveolar dilakukan menggunakan perangkat lunak Winceph versi 11 English edition, Rise Corporation 3-9-15 Sendai, Jepang. Hasil: Terjadi penurunan ketinggian tulang alveolar sisi lingual sebesar 0.498 mm (p=0.003), dan penurunan ketebalan tulang alveolar sisi labial 1/3 servikal sebesar 0.226 mm (p=0.038). Secara keseluruhan terjadi perbedaan pada ketinggian dan ketebalan tulang alveolar sisi labial dan lingual, dengan perbedaan bermakna ditemukan pada perbedaan ketinggian sisi lingual, dan perbedaan ketebalan sisi labial 1/3 servikal. Kesimpulan: Terdapat perbedaan ketinggian dan ketebalan tulang alveolar regio simfisis mandibula sebelum dan setelah perawatan ortodonti cekat dan tidak menunjukkan adanya dehisensi ataupun fenestrasi. ......ntroduction: Bimaxillary protrusion is characterized by protrusive incisors requiring first premolar extractions and retraction of anterior teeth as treatment plan. Precautions are needed when retracting aenterior teeth of hyperdivergent patients with thin alveolar bones in order to prevent dehiscence and fenestration. Aim: To Analyze the difference of alveolar bone thickness and alveolar bone height before and after orthodontic treatment in Class I hyperdivergent and bimaxillary protrusion with extraction. Methods: This research is an analytical observational cross-sectional study using 34 before and after lateral cephalograms of Class I hyperdivergent with bimaxillary protrusion cases treated in the Orthodontic Clinic at RSKGM FKG UI. Changes of alveolar bone height and thickness were measured with Winceph software 11th version English edition, Rise Corporation 3-9-15 Sendai, Japan. Results: Reduce of 0.498 mm was found in alveolar bone height on the lingual side (p=0.003), and reduce of 0.226 mm was found in alveolar bone thickness on the 1/3rd coronal part of the labial side (p=0.038). Overall changes occur in alveolar bone height and alveolar bone thickness at both labial and lingual sides, but significant changes were only found at the alveolar bone height on the lingual side, and at the alveolar bone thickness on the coronal part of labial side. Conclusion: Changes were found at the alveolar bone height and alveolar bone thickness after fixed orthodontic treatment and showed no sign of dehiscene or fenestration.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Elton Heryanto
Abstrak :
Pendahuluan : Pasien maloklusi kelas III skeletal hiperdivergen memiliki tulang alveolar simfisis mandibula yang tipis. Perawatan ortodonti pada kasus maloklusi kelas III skeletal memiliki pergerakan gigi anterior yang terbatas. Retraksi anterior insisif bawah yang terbatas merupakan perawatan kamuflase untuk mengatasi maloklusi kelas III skeletal. Tujuan : Menganalisis perubahan ketinggian dan ketebalan tulang alveolar simfisis mandibula sebelum dan sesudah perawatan ortodonti cekat maloklusi kelas III hiperdivergen. Metode : Desain penelitian ini berupa observasional analitik dengan desain potong lintang. Sampel pasien ini terdiri dari 34 sefalometri lateral pasien maloklusi kelas III skeletal hiperdivergen yang telah selesai dirawat ortodonti cekat di Kinik Ortodonti RSKGM FKG UI. Pengukuran ketinggian dan ketebalan tulang alveolar simfisis mandibula menggunakan perangkat lunak Winceph versi 11 English Edition, Rise Coorporation 3-8-15 Sendai, Japan. Hasil : Ketinggian tulang alveolar simfisis mandibula sebelum dan sesudah perawatan ortodonti menunjukkan tidak ada perbedaan yang berbeda bermakna. Ketebalan tulang alveolar sebelum dan sesudah perawatan ortodonti menunjukkan perbedaan bermakna berupa penurunan pada 1/3 servikal tualng alveolar sisi labial dan 1/3 apikal tulang alveolar sisi lingual (p<0.05). Kesimpulan : Ketebalan tulang alveolar regio simfisis bagian labial dan lingual sebelum dan sesudah perawatan ortodonti cekat mengalami penurunan namun tidak menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan yaitu dehisensi maupun fenestrasi. ......Introduction : Patient with Class III Skeletal Hiverdivergent have a thin alveolar bone thickness in symphisis region. Anterior teeth movement in orthodontic treatment in this Class III malocllusion case is limited. Retraction of lower incisors in orthodontic camouflage treatment in class III skeletal malocclusion become limited. Aim : Analyze alveolar bone height and thickness in symphisis region before and after fixed orthodontic treatment in Class III skeletal malocclusion Hyperdivergent. Methods : This research is analitic observasional study with cross sectional design. Sample are 34 cephalomatric lateral radiographs before and after fixed orthdootnics treatment in classs III hyperdivergent patients in RSGKM FKG UI. Alveolar bone height and thickness were measured using Winceph 11 English Edition Esoftware by Rise Coorp Rise Coorporation 3-8-15 Sendai, Japan. Results : There was no difference in alveolar bone height before and after orthodontic treatment. Significant decreased was found in the alveolar bone thickness in 1/3 servical on labial side and 1/3 apical on lingual side (p<0.05). Conclusion : Alveolar bone thickness was decreased before and after orthodontic treatment, however there was no undesireable effects, such as dehiscence or fenestration found.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanaa
Abstrak :
ABSTRAK Latar Belakang: Periodontitis merupakan kondisi patologis yaitu terjadinya inflamasi atau peradangan yang menyebabkan hilangnya jaringan pendukung gigi seperti gingiva, ligamen periodontal, dan kerusakan tulang alveolar. Untuk mengatasi periodontitis dapat dikembangkan terapi menggunakan bahan alami yaitu propolis dimana propolis memiliki efek farmakologi, seperti anti-mikrobial dan anti-inflamasi. Tujuan: Mengetahui efektivitas gel propolis 5% terhadap periodontitis secara klinis dan kerusakan tulang pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread. Metode: 18 Mus musculus dibagi menjadi kelompok perlakuan, kelompok kontrol positif, dan kelompok kontrol negatif. Kemudian dipasangkan ligature silk thread 5.0 pada gigi molar dua kanan maksila untuk memicu periodontitis. Kemudian pada hari ke-7 dilakukan pelepasan ligature dan dilakukan pengaplikasian gel propolis 5% untuk kelompok perlakuan, gel metronidazole untuk kontrol positif, dan gel plasebo untuk kontrol negatif. Pengambilan sampel tulang alveolar dilakukan pada hari ke-14 dan dilakukan pengamatan pada bagian bukal menggunakan stereomikroskop. Pada hari ke-7 dan hari ke-14 juga dilakukan pengukuran kedalaman poket dan skor SBI. Hasil: Terdapat penurunan poket dan penurunan skor SBI pada kelompok gel propolis 5%, namun tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol (p>0,05). Selain itu luas rata-rata kerusakan tulang antara kelompok gel propolis 5% tidak memiliki perbedaan signifikan secara statistik dengan kelompok kontrol. (p>0,05). Kesimpulan: Gel Propolis 5% tidak memiliki efek terapi terhadap periodontitis pada model periodontitis Mus musculus dengan aplikasi ligature silk thread.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Ghaisani
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamatori kronis pada jaringan periodonsium yang masih menjadi masalah besar dalam bidang kedokteran gigi. Periodontitis dapat menyebabkan kerusakan jaringan gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar yang progresif, yang secara klinis ditandai dengan adanya kehilangan perlekatan gingiva dan perubahan tinggi tulang alveolar, sehingga dibutuhkan suatu model periodontitis yang sederhana, terstandar, dan terkendali untuk pendekatan pencegahan dan terapi dalam mengatasi masalah ini. Lipopolisakarida LPS terbukti dapat menginduksi terjadinya periodontitis secara terstandar. Tujuan: Membuat model kerusakan tulang alveolar periodontitis pada anterior mandibula tikus Wistar yang sederhana, terstandar, dan terkendali. Metode: Periodontitis diinduksi dengan injeksi LPS konsentrasi 200mg, 500mg, dan 750mg dalam 200ml larutan saline ke dalam gingiva mandibula tikus Wistar pada regio papilla interdental antara gigi insisif mandibula. Tikus Wistar dibunuh pada hari ketujuh, kemudian mandibula didiseksi dan jaringan lunak dipisahkan dari jaringan keras untuk dilakukan pengamatan dengan Stereomikroskop. Hasil: Kerusakan tulang terbesar terjadi pada injeksi LPS konsentrasi 200mg dalam 200ml larutan saline dengan rata-rata penurunan tinggi tulang yaitu 2,243mm. Kesimpulan: Injeksi LPS dengan konsentrasi 200mg dalam 200ml larutan saline pada jaringan periodontal regio anterior mandibula tikus Wistar dapat menyebabkan kerusakan tulang alveolar dan dapat menjadi acuan untuk pembuatan model periodontitis yang terstandar.
ABSTRACT
Background Periodontitis is a chronic inflammatory disease of the periodontium that remains a major problem in the field of dentistry. Periodontitis can cause progressive destruction of gingival tissue, periodontal ligament, and alveolar bone, which is clinically characterized by loss of gingival attachment and alveolar bone height reduction. Therefore, a simple, standardized, and controlled model of periodontitis is required for a preventive and therapeutic approach to overcome this problem. Lipopolysaccharide LPS has been shown to induce the occurrence of standardized periodontitis. Aim To create a model of alveolar bone destruction periodontitis in mandibular anterior region of Wistar rat which is simple, standardized, and controlled. Methods Periodontitis was induced by injection of 200 g, 500 g, and 750 g LPS in 200 l saline solution into mandibular gingiva of Wistar rat in the interdental papilla region between the mandibular incisors. Wistar rats were killed on the seventh day, then the mandible was dissected and the soft tissue was separated from the hard tissue for Stereomicroscopic observation. Results The highest bone loss occurred at injection of 200 g LPS in 200 l saline solution with an average height of bone loss is 2.243mm. Conclusion Injection of 200 g LPS in 200 l saline solution into the periodontal tissue of mandibular anterior of Wistar rat may cause alveolar bone destruction and may be used as a reference to make a standardized model of periodontitis.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>