Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatma Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Fatty Acid Alkanolamide FAAA merupakan senyawa amida yang banyak digunakan dalam industri kimia, kosmetik, maupun otomotif. Senyawa ini memiliki sifat ldquo;deterjensi rdquo;karena memiliki molekul amphiphilik. Amphiphilik adalah suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik dimana bagian polar yang suka akan air hidrofilik dan bagian nonpolar yang suka akan minyak/lemak lipofilik . Karena sifatnya, FAAA dapat berperan sebagai surfaktan. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan senyawa yang tepat untuk bertindak sebagai agen pengemulsi, deterjen, pelumas, dan sebagainya Sejumlah surfaktan berbasis sintetis atau minyak bumi dikenal beracun bagi hewan, ekosistem dan manusia dan dapat meningkatkan difusi kontaminan lingkungan lainnya. Maka surfaktan jenis FAAA masih sangat diperlukan untuk menghasilkan surfaktan yang murah, ramah lingkungan dan biodegradable dari sumber terbarukan.Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa amida dari reaksi antara trigliserida dan diethanolamina. Sumber trigliserida yaitu minyak kelapa sawit, minyak kelapa, minyak kedelai, dan minyak castor dan variasi katalis yaitu KOH dan NaOH. Dari hasil analisis FTIR, senyawa amida yang terbentuk memliki panjang gelombang yang tidak jauh berbeda dengan hasil terbaik adalah 1618 cm-1, dari hasil GC ndash;MS terbaik terbentuk senyawa dietanolamida laurat dengan luas area 31,20 , dengan kemiripan 93 .
ABSTRACT
Fatty Acid Alkanolamide FAAA is an amide compound widely used in chemical, cosmetic and automotive industries. This compound has a detergency property because it has an amphilic molecule. Amphilic is a molecule that also has a hydrophilic group and a lipophilic non polar member. Because of its nature, the FAAA can act as a surfactant. Surfactants are the surface active substances of the right compounds to act as emulsifying agents, detergents, lubricants, etc. A number of synthetic or petroleum based surfactants are known to be toxic to animals, ecosystems and humans and can increase the diffusion of other environmental contaminants. Hence, the surfactant of FAAA type environmentally friendly and biodegradable surfactant from renewable sources. This study aims to synthesize amide compounds from reaction between triglyceride and diethanolamine. The sources of triglycerides are palm oil, coconut oil, soybean oil, and castor oil and catalyst variations are KOH and NaOH. From the FTIR analysis result, the amide compound formed has a wavelength that is not much different from the best result is 1618 cm 1, the best result of GC MS is the compound diethanolamide laurate with the area of 31,20 , with 93 similarity.
2017
T47742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Simajaya
Abstrak :
Selama bertahun-tahun masyarakat suka akan makanan yang digoreng, oleh karena rasanya yang unik dan kombinasi tekstur makanan mulai dari keripik kentang, kentang goreng dan ayam goreng. Lemak, selama proses penggorengan mengalami berbagai reaksi kimia yang akan menghasilkan zat-zat yang dapat mempengaruhi kesehatan dan mutu makanan digoreng yang dihasllkan. Tujuan peneiitian inl adalah memanfaatkan lemak sap! bekas pakai sebagai bahan baku pembuatan asam lemak. Tahap awal yang dilakukan adalah penentuan sifat fisika dan kimia dari lemak sapi bekas pakai, penentuan komposisi asam lemak penyusun trigliserida, didapat kandungan terbanyak adalah asam oleat (44,50%) dan asam palmitat (31,26%). Kemudian dilakukan pembuatan amida asam lemak dari lemak sapi bekas pakai, dengan cara ammonolisis klorida asam, persen hasil amida asam lemak yang terbentuk sebesar 90,71%
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlina Desianti
Abstrak :
Minyak goreng menjadi bahan yang umum digunakan daiam proses pengoiahan berbagai jenis makanan, karena praktis sekaiigus makanan menjadi mudah dlcerna dan memberikan rasa gurih bagi makanan yang digoreng tersebut. Peneiitian ini bertujuan untuk memanfaatkan minyak goreng bekas pakai dari restoran siap saji, yaitu sebagai bahan baku pembuatan amida asam iemak. Awainya, diiakukan penentuan sifat fisikokimia dari minyak goreng belum pakai dan bekas pakai, hasilnya menunjukkan bahwa kualitas minyak goreng bekas pakai dari restoran siap saji masih cukup baik. Pada penentuan komposisi asam lemak penyusun trigiiserida dengan kromatografi gas, hasilnya menunjukkan bahwa minyak goreng yang digunakan pada peneiitian ini adalah benar minyak sawit, serta kandungan terbesarnya adalah asam cleat (50,74%) dan asam paimitat (27,13%). Kemudian diiakukan sintesis amida asam lemak dari minyak goreng sawit bekas pakai, dengan cara menghidrolisis dahulu trigiiserida dari minyak sehingga menghasilkan asam lemak sebanyak 94,73% dengan titik leieh 36,8-37,6X. Kemudian melalui amonolisis klorida asam, diperoleh amida asam iemak sebanyak 81,12% dengan titik ieleh 97,2-99,4°C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raka Amanda
Abstrak :
Bromelain adalah enzim proteolitik yang mempunyai banyak manfaat seperti sering digunakan untuk mengobati cedera otot, sebagai obat gangguan pencernaan, dan juga berfungsi sebagai antikoagulan alami yang bekerja dengan memecah protein fibrin pembekuan darah. dan memiliki banyak manfaat lainnya jika dilepaskan di usus. Oleh karena itu, untuk mencapai manfaatnya sebagai obat gangguan pencernaan, bromelain dienkapsulasi dalam matriks hidrogel semi-ipn kitosan-poli-N,N-dimetil akril amida (dengan komposisi monomer 25% b/b terhadap kitosan), agen pengikat silang glutaraldehid 0.1 M (2% b/b terhadap kitosan), inisiator ammonium persulfat (APS) (5% b/b terhadap kitosan, dan bromelain bertindak sebagai obatnya. Digunakan FTIR dan UV-vis sebagai saran untuk mengkarakterisasi. Hasil yang di dapat pada penelitian ini adalah kemampuan hidrogel mengembang sebesar 324 %, efisiensi dari proses loading obat rata rata 96.59 % dan dengan rata-rata persen disolusi 85.32 %. Aktivitas dari bromelain yang berhasil diloading ke dalam matriks hidrogel mengalami penurunan sebesar 80 %.


Bromelain is a proteolytic enzyme that has many benefits as it is often used to treat muscle injuries, as a medication of indigestion, and also acts as a natural anticoagulant that works by breaking up the clotting fibrin protein. and has many other benefits if released in the gut. Therefore, to achieve its benefits as an indigestion drug, bromelain is encapsulated in a semi-IPN patent of chitosan-poly-N,N-dimethyl akryl amide (with a 25% b / w monomer composition to chitosan), 0.1 M crosslinking glutaraldehyde agent (2% w / w on chitosan), ammonium persulfate initiator (APS) (5% w / w on chitosan, and bromelain acts as a drug) FTIR and UV-vis as suggestions for characterizing. The results of this study are the hydrogel capability expands by 324 %, the efficiency of the medication loading process averages by 96.59.% and by the mean percent of dissolution by 85.32 % .The activity of bromelain successfully loaded into the hydrogel matrix decreases by 80 %.

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maurin Marcelia
Abstrak :
Pendahuluan: Asam galat adalah senyawa fenolik alami pada tumbuhan dan buah yang telah dilaporkan memiliki aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara MCF-7. Pada penelitian ini, enam senyawa turunan asam galat (alkil amida galat) hasil sintesis diuji efek sitotoksiknya terhadap sel kanker payudara MCF-7. Metode: Enam senyawa alkil amida galat, yaitu metil amida galat, etil amida galat , butil amida galat, sekunder butil amida galat, tersier butil amida galat, dan heksil amida galat dievaluasi sitotoksisitasnya terhadap sel kanker payudara MCF-7 dengan menggunakan metode MTT. Analisis regresi linier digunakan untuk menganalisis data, menghasilkan nilai IC50. Aktivitas sitotoksik senyawa alkil amida galat hasil sintesis dibandingkan dengan asam galat sebagai senyawa asli dan doxorubicin sebagai kontrol positif. Hasil: Di antara enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, tersier butil amida galat dan heksil amida galat menunjukkan aktivitas sitotoksik yang lebih kuat terhadap sel payudara MCF-7 dibandingkan dengan asam galat dan doxorubicin, dengan nilai IC50 masing-masing yaitu 2,1 μM dan 3,5μM. Kesimpulan: Tersier butil amida galat dan heksil amida galat berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen anti kanker payudara. ......Objective: Gallic acid is a natural phenolic compound distributed in plants and fruits which has been reported to have cytotoxic activity against human breast cancer carcinoma MCF-7 cells. In this research, six synthesized gallic acid derivatives (alkyl amide gallates) are extensively investigated their cytotoxic effects on breast MCF-7 cells. Methods: Six synthesized compounds of alkyl amide gallates, namely methyl amide gallate, ethyl amide gallate, butyl amide gallate, sec-butyl amide gallate, ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate were evaluated on the basis of their cytotoxicities against breast MCF-7 by MTT assay. Linear regression analysis is utilized to analyze data to generate IC50 value. The results will be compared with gallic acid as an original compound and doxorubicin as a positive control. Results: Among six synthesized alkyl amide gallates, ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate showed stronger cytotoxicity activities against breast MCF-7 cells compared to gallic acid and doxorubicin, with IC50 value of 2.1 μM to 3.5μM, respectively. Conclusion: Ters-butyl amide gallate and hexyl amide gallate is potential to be further developed as promising anti-breast cancer agents.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronaldo Heris
Abstrak :
Diabetes melitus telah menjadi masalah yang terjadi pada masyarakat perkotaan saat ini. Menurut International Diabetes Federation (IDF), prevalensi global diabetes mellitus pada tahun 2017 pada rentang usia 18-99 tahun adalah 451 juta orang dan akan terus meningkat sehingga terapi diabetes mellitus saat ini membutuhkan obat-obatan yang dapat memberikan efek farmakologis yang baik, namun tidak menimbulkan efek samping yang berlebihan. Salah satu jenis golongan obat yang digunakan dalam pengobatan diabetes mellitus adalah inhibitor DPP-4. Terdapat penelitian yang mengembangkan obat golongan inhibitor DPP-4 menggunakan senyawa turunan pirolidin amida dengan nilai IC50, namun tidak terdapat interaksi antara turunan pirolidin amida dengan fitur DPP-4 dan farmakofor untuk skrining virtual dalam pemilihan kandidat obat. Pada penelitian ini dilakukan analisis penambatan molekul senyawa turunan pirolidin amida yang merupakan kandidat inhibitor diabetes melitus tipe DPP-4 dengan aplikasi AutoDock, kemudian senyawa hasil tethering tersebut digunakan sebagai training set untuk optimasi optimasi berbasis farmakofor. penyaringan virtual menggunakan database dari situs Database of Useful Decoys: Enhanced (DUD-E) pada aplikasi Ligand Scout. Hasil tethering turunan pirolidin amida pada makromolekul 5T4B menggunakan 248 senyawa diperoleh 86 senyawa yang berpotensi sebagai inhibitor DPP-4. Senyawa ini memiliki energi ikatan lebih rendah dari -8.00 kkal/mol dan berinteraksi dengan situs triad katalitik yang terdiri dari S1 (Ser630, Asn710 dan His740), S2 (Glu205 dan Glu206) dan beberapa senyawa yang berinteraksi dengan S3 (Val207, Ser209). , Phe357 dan Arg358). Hasil optimasi virtual screening menghasilkan nilai AUC kurva ROC sebesar 51% dan EF sebesar 5,7. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa senyawa turunan pirolidin amida berpotensi sebagai inhibitor DPP-4, namun belum ditemukan fitur farmakofor yang dapat digunakan untuk mencari kandidat senyawa inhibitor DPP-4. ......Diabetes mellitus has become a problem that occurs in urban communities today. According to the International Diabetes Federation (IDF), the global prevalence of diabetes mellitus in 2017 in the age range of 18-99 years was 451 million people and will continue to increase so that current diabetes mellitus therapy requires drugs that can provide good pharmacological effects. , but does not cause excessive side effects. One type of drug class used in the treatment of diabetes mellitus is a DPP-4 inhibitor. There are studies that develop DPP-4 inhibitor class drugs using pyrrolidin amide derivative compounds with IC50 values, but there is no interaction between pyrrolidin amide derivatives with DPP-4 features and pharmacophores for virtual screening in the selection of drug candidates. In this study, an analysis of the molecular tethering of pyrrolidin amide derivative compounds which is a candidate for DPP-4 type diabetes mellitus inhibitor candidate was carried out with the AutoDock application, then the tethered compound was used as a training set for pharmacophore-based optimization. virtual screening using a database from the Database of Useful Decoys: Enhanced (DUD-E) website on the Ligand Scout application. The results of tethering of pyrrolidin amide derivatives on 5T4B macromolecules using 248 compounds obtained 86 compounds that have the potential as DPP-4 inhibitors. This compound has a bond energy lower than -8.00 kcal/mol and interacts with a catalytic triad site consisting of S1 (Ser630, Asn710 and His740), S2 (Glu205 and Glu206) and several compounds that interact with S3 (Val207, Ser209). , Phe357 and Arg358). The results of the virtual screening optimization resulted in the AUC value of the ROC curve of 51% and the EF of 5.7. The results of this study indicate that pyrrolidin amide derivatives have the potential as DPP-4 inhibitors, but pharmacophore features have not been found that can be used to search for candidates for DPP-4 inhibitor compounds.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jilly Octoria Tagore Chan
Abstrak :
Latar Belakang: Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi dan penanganan yang tersedia dapat menyebabkan efek samping buruk. Oleh karena itu, pengobatan alternatif untuk kanker kolorektal perlu dikembangkan. Asam galat telah menunjukkan aksi menghambatan proliferasi sel di berbagai tipe sel kanker termasuk HCT 15 colon cancer cells. Penambahan grup hidrofobik ke asam galat diduga dapat meningkatkan efek anti kanker asam galat. Riset ini dilakukan untuk mengobservasi efek antikanker derivat asam galat, (enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis) terhadap sel kolon karsinoma HCT 116. Metode: Menggunakan MTT, enam (6) senyawa alkil amida galat, yaitu: -metil, -etil, -butil, -sek-butil, -ters-butil dan heksil amida galat diuji efek antikankernya terhadap sel HCT 116. Penentuan nilai IC50 dilakukan dengan menggunakan metoda regresi linear untuk analisis data. Hasil uji efek antikanker senyawa turunan alkil amida galat dibandingkan dengan hasil uji efek antikanker asam galat sebagai senyawa awal dan doxorubicin sebagai kontrol positif. Jika dibandingkan dengan asam galat (IC50: 0.05 μg/mL) dan doxorubicin (IC50: 0.001 μg/mL), keenam senyawa turunan alkil amida galat memiliki aktivitas antikanker yang lebih rendah terhadap sel kanker kolon HCT 116. Diantara ke-enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, heksil amida galat dengan IC50 0,07 μg/mL memiliki aktivitas antikanker terbaik. Kesimpulan: Dari hasil studi yang telah dilakukan ini, dapat disimpulkan bahwa heksil amida galat memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi agen antikanker kolon. ......Background: Colorectal cancer is one of the most prevalent cancers and its common managements still evoke undesirable side effects. Therefore, there needs to be a development of a safer alternative. Gallic acid has exhibited significant cell proliferation inhibition in a variety of cancer cell lines including HCT 15 colon cancer cells. Addition of hydrophobic groups to gallic acid has been postulated to increase the anti-cancer effects of gallic acid and henceforth this research is conducted to observe the derivatives of gallic acid (six derivative compounds of alkyl amide gallate) on HCT 116 cells. Methods: With the utilization of MTT assay, six synthesized compounds of alkyl amide gallate, namely methyl-, ethyl-, butyl-, sec-butyl-, tert-butyl-, and hexyl amide gallate were measured for their anticancer effect on HCT 116 cells. Determination of IC50 values was carried out by the linear regression method for data analysis. Lastly, results were compared with gallic acid as an original compound and doxorubicin as a positive control. Results: In comparison to gallic acid (IC50: 0.05 μg/mL) and doxorubicin (IC50: 0.001 μg/mL), a lower anticancer effect on colon HCT 116 cells was displayed by all the six- synthesized alkyl amide gallates. Hexyl amide gallate with IC50 value of 0.07 μg/mL shows the strongest anticancer and inhibitory effect on HCT 116 cells. Conclusion: Result of the study indicates that hexyl amide gallate has the potential to undergo further development as a promising anti- colon cancer agent.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevano Julio Wijoyo
Abstrak :
Pendahuluan: Asam galat adalah salah satu senyawa aktif yang dapat menyebabkan apoptosis pada sel kanker paru manusia. Aktivitas antikanker paru yang mengesankan dari asam galat mendorong dilakukannya penelitian untuk menguji aktivitas sitotoksik senyawa turunan asam galat (alkil amida galat) terhadap sel kanker paru A549. Metode: Enam senyawa alkil amida galat hasil sintesis, yaitu Senyawa metil amida galat, etil amida galat, butil amida galat, sek-butil amida galat, ters-butil amida galat, dan heksil amida galat diuji aktivitas sitotoksiknya terhadap sel kanker paru A549 dengan metode MTT Proliferation assay. Data yang dihasilkan dianalisa menggunakan analisis regresi linear untuk mendapatkan nilai IC50. Hasil uji aktivitas sitotoksik senyawa alkil amida galat hasil sintesis dibandingkan dengan hasil uji aktivitas sitotoksik asam galat sebagai senyawa asli dan doxorubicin selaku kontrol positif. Hasil: Jika dibandingkan dengan asam galat (IC50: 23.2 μM) dan doxorubicin (IC50: 31.1 μM), keenam senyawa alkil amida galat, yaitu metil amida galat, etil amida galat, butil amida galat, sek-butil amida galat, ters-butil amida galat, dan heksil amida galat memperlihatkan sitotoksisitas yang lebih kuat terhadap sel kanker paru A549 dengan nilai IC50 berkisar dari 5.4 μM hingga 30.0 μM. Kesimpulan: Enam senyawa alkil amida galat berpotensi dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antikanker paru. ......Objective: Gallic acid has shown its potential to induce apoptosis in lung cancer cells. Its impressive anti-lung cancer agent prompted us to conduct research that is aimed to evaluate six alkyl amide derivatives of gallic acid against lung cancer A549 cells. Methods: six synthesized compounds of alkyl amide gallate, which are methyl amide gallate, ethyl amide gallate, butyl amide gallate, sec-butyl gallate, ters-butyl gallate and hexyl amide gallate, will be evaluated their cytotoxicities agains lung A549 cells by MTT Proliferation assay. Linear regression analysis is used to analyzed the data to generate IC50 value. Cytotoxicity results of alkyl amide gallates will be compared with cytotoxicity result of gallic acid as an original compound and with doxorubicin as positive control. Results: Compared with gallic acid (IC50 23.2 μM) and doxorubicin (IC50 31.1 μM), six derivatives of aklyl amide gallates (methyl-, butyl-, sec-butyl-, ters- butyl, and hexyl amide gallate) shows better cytotoxic activity against lung A549 cells, with IC50 value range from 5.4 μM to 30.0 μM. Conclusion: Six compounds of Alkyl amide gallate could be further developed as anti-lung cancer agent.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Salma Dhiya Saputro
Abstrak :
Senyawa antibiotik merupakan senyawa yang memiliki sifat antimikroba dengan cara menghambat aktivitas dari enzim dan protein pada sel tubuh mikroorganisme yang bersifat patogen. Namun untuk saat ini, mikroorganisme patogen telah berevolusi menjadi resisten terhadap senyawa antibiotik komersial.Sehingga, dilakukan penelitian untuk mencari senyawa alternatif sebagai agen antimikroba. Jenis senyawa yang dikembangkan salah satunya adalah asam lemak memiliki aktivitas antimikroba. Pada penelitian ini asam lemak yang digunakan adalalah asam risinoleat diubah menjadi metil risinoleat dan direaksikan dengan amilamina. Reaksi dimulai dengan esterifikasi asam risinoleat menjadi metil risinoleat. Selanjutnya dilakukan modifikasi dengan dua tahap, yaitu reaksi asetilasi untuk memproteksi gugus hidroksil dan reaksi hidrasi pada ikatan rangkap. Produk yang diperoleh kemudian direaksikan dengan amilamina sehingga menghasilkan senyawa amida-risinoleat terhidrasi. Produk yang diperoleh diuji aktivitas antimikrobanya menggunakan metode difusi cakram pada konsentrasi 500 ppm. Hasil uji antimikroba menunjukkan bahwa zona hambat hanya terlihat pada kontrol positif kloramfenikol 500 ppm dengan diameter 22 mm untuk bakteri Staphylococcus aureus dan18 mm untuk bakteri Escherichia coli. Pada uji toksisitas dengan Dapnia magna, nilai LC50 amida-risinoleat terhidrasi sebesar 51,26 ppm dan lebih toksik dibandingkan asam risinoleat dengan nilai LC50 sebesar 76,18 ppm. ......Antibiotic compounds are compounds that have antimicrobial properties by inhibiting the activity of enzymes and proteins in the body cells of microorganisms that are pathogenic. But for now, pathogenic microorganisms have evolved to become resistant to commercial antibiotic compounds. Therefore, research is being conducted to find alternative compounds as antimicrobial agents. One of the compounds developed is fatty acids, which have antimicrobial activity. In this study, the fatty acid used was ricinoleic acid, which was converted into methyl ricinoleate and reacted with amylamine. The reaction begins with the esterification of ricinoleic acid to methyl ricinoleate. Subsequently, modifications were carried out in two stages, the acetylation reaction to protect the hydroxyl group and the hydration reaction of the double bond. The product thus obtained is then reacted with amylamine to produce a hydrated amide-ricinoleate compound. The products obtained were tested for antimicrobial activity using the disc diffusion method at a concentration of 500 ppm. The antimicrobial test results showed that the inhibition zone was only seen in the positive control of 500 ppm chloramphenicol with a diameter of 22 mm for Staphylococcus aureus bacteria and 18 mm for Escherichia coli bacteria. In the toxicity test with Dapnia magna, the LC50 value of hydrated amide-ricinoleate was 51.26 ppm, making it more toxic than ricinoleic acid, with an LC50 value of 76.18 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library