Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eirenio Chanra Imey
"Studi ini bertujuan untuk pengidentifikasian zona reservoar batuan karbonat dari Formasi Baturaja pada Cekungan Sumatera Selatan dengan mengunakan metode inversi seismik. Data yang digunakan adalah data sesimik 3D post stack (441 inline & 449 crossline) serta sumur TA-6. Parameter seismik impedansi akustik dapat memetakan persebaran batuan karbonat pada Formasi Baturaja yang berada diantara batuan pasir dari Formasi Gumai dan Talang Akar. Model persebaran impedansi akustik dari hasil inversi Model Based menunjukkan rentang nilai impedansi akustik pada zona prospek sebesar 10000 m/s.gr/cc - 12000 m/s gr/cc. Dari korelasi antara nilai impedansi akustikdan porositas dapat diketahui persebaran nilai estimasi porositas pada zona prospek sebesar 10-15%. Dengan bantuan ekstraksi atribut amplitudo rms pada peta struktur persebaran batuan karbonat dapat diketahui lingkungan pengendapannya. Sehingga integrasi model hasil inversi impedansi akustik dengan nilai estimasi porositas serta didukung dengan hasil ekstraksi atribut amplitudo RMS menunjukkan pada daerah tinggian Formasi Baturaja terdapat daerah-daerah yang memiliki anomali impedansi akustik rendah dan porositas tinggi yang tersebar pada fasies body karbonat hingga back reef serta pada bagian atas zona tinggian tersebut terdapat lapisan seal sebagai penutupreservoar.
......The purpose of this study is to identify reservoir zone of carbonate rock from Baturaja Formation at South Sumatera Basin. The data used from seismic 3D post stack data (441 inline & 449 crossline) and TA-6 log. Acoustic impedance seismic parameter can map the distribution of carbonate rock at Baturaja Formation where is between the sand stone from Gumai Formation and Talang Akar Formation. Distribution model of acoustic impedance from the Model Based Inversion results shows the range value of acoustic impedance at the potential zone is range from 10000 m/s.gr/cc - 12000 m/s gr/cc. From the correlation of values acoustic impedance and porosity, we can infer that distribution of porosity estimation value in potential zone range from 10-15%. With the support of RMS amplitude extraction on map structure of carbonate rocks distribution, the depositional environment can be known. Therefore integration of acoustic impedance inverted results model with porosity estimation results and supported by RMS amplitude attribute extraction results show that at the Baturaja Formation anticlines there are zones that consists of anomaly low acoustic impedance and high porosity which spread out among carbonate body to back reef and at the top part of the anticlines there is a seal as a closure of reservoir."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47660
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Menggale Syahalam Gumay
"ABSTRAK
Lapangan "GG" berada di Cekungan Sumatra Selatan tepatnya di formasi TalangAkar. di Sub-DAS Palembang Tengah. Daerah Cekungan Sumatra Selatan memiliki prospek hidrokarbon yang cukup besar, terutama dalam pembentukan TalangAkar. Oleh karena itu, sebelum mengetahui apa reservoir hidrokarbon dalam pemodelan facies bidang "GG" perlu dilakukan dengan menggunakan atribut seismik. Formasi ini terdiri dari batupasir, batulanau dan tanah liat yang tersimpan di delta. Batupasir dalam Formasi TalangAkar yang disimpan dalam perangkap membantu mengatasi pelanggaran pesisir. Salah satu informasi dari data seismik yang berguna untuk mengetahui informasi reservoir di lapangan adalah amplitudo. Atribut amplitudo yang digunakan dalam penelitian ini adalah amplitudo RMS. Sedangkan untuk memilih horizon dan kesalahan, atribut varians digunakan untuk menentukan perbedaan lateral dalam impedansi akustik dengan melacak jejak antara variabel-variabel tertentu. Untuk memodelkan facies, metode Sequential Indicator Simulation (SIS) adalah metode berbasis variogram yang dapat mewakili korelasi antara sumur dengan memodelkan kontinuitas spasial antara dua lokasi pada suatu waktu yang akan diketahui menyebar pasir & serpih. Hasil pemodelan ini menghasilkan distribusi pasir & serpihan dan lingkungan pengendapannya yang fluvial dan delta yang dominan yang disesuaikan dengan aplikasi geologi regional dan atribut RMS.

ABSTRACK
The "GG" field is in the South Sumatra Basin, precisely in the TalangAkar formation. in the Central Palembang Sub-watershed. The South Sumatra Basin Area has considerable hydrocarbon prospects, especially in the formation of TalangAkar. Therefore, before knowing what the hydrocarbon reservoir in modeling the "GG" field facies needs to be done using seismic attributes. This formation consists of sandstone, siltstone and clay stored in the delta. Sandstones in the TalangAkar Formation kept in traps help to overcome coastal violations. One of the information from seismic data that is useful to find out reservoir information in the field is amplitude. The amplitude attribute used in this study is the RMS amplitude. Whereas to select the horizon and error, the variance attribute is used to determine lateral differences in acoustic impedance by tracking the trace between certain variables. To model facies, the Sequential Indicator Simulation (SIS) method is a variogram-based method that can represent the correlation between wells by modeling spatial continuity between two locations at a time that will be known to spread sand & shale. The results of this modeling produce a distribution of fluvial and delta dominant sand & debris and depositional environments that are adapted to regional geological applications and RMS attributes."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Luthfi Fahrezi
"Dekomposisi spektral dapat digunakan untuk mengidentifikasi zona prospektif pada pendekatan unconventional petroleum play. Dimana dibutuhkan studi kompherensif yang bertujuan mendapatkan area dengan dominasi batupasir. Penelitian ini menggunakan Metode dekomposisi spektral untuk melakukan pemetaan area prospektif secara kualitatif. Hasil dari dekomposisi spektral dapat dikorelasikan dengan amplitudo RMS. Dimana amplitudo RMS dapat membantu menemukan fasies prospektif dengan kehadiran bright spot. Objek penelitian ini ialah area Formasi Brown Shale yang berada di Cekungan Sumatera Tengah. Tujuan pemetaan ini ialah memetakan fasies batupasir dengan tingkat kemenerusan lateral yang tinggi. Penelitian ini juga membandingkan hasil dekomposisi spektral dengan pendekatan short time fourier transform dan continuous wavelet transform. Dimana dekomposisi spektral dengan pendekatan continuous wavelet transform juga dilakukan memakai variasi tipe wavelet seperti morlet, gaussian, dan mexican hat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan frekuensi dominan pada Formasi Brown Shale sebesar 17 Hz dapat terlihat area prospektif terdapat pada wilayah utara, tengah, dan selatan top Brown Shale. Hasil dari RGB Blending dan amplitudo RMS juga dapat mengidentifikasi batupasir dengan kemenerusan lateral secara baik. Dimana kemenerusan lateral terbaik ada pada area utara, tengah, dan selatan top Brown Shale. Dekomposisi spektral dan amplitudo RMS juga dapat mengidentifikasi lingkungan pengendapan seperti lakustrin, delta plain, alluvial plain, fluvial dan alluvial fan. Identifikasi lingkungan pengendapan dilakukan berdasarkan gambaran pada peta dekomposisi spektral, amplitudo RMS, dan informasi geologi pada Formasi Brown Shale.
......Spectral decomposition can be used to identify prospective zones in unconventional petroleum plays. A comprehensive study is needed to target areas dominated by sandstone. This research utilizes the spectral decomposition method to qualitatively map prospective areas. The results of spectral decomposition can be correlated with RMS amplitude, which can help identify prospective facies with bright spots. The study focuses on the Brown Shale Formation in the Central Sumatra Basin. The mapping goal is to identify sandstone facies with high lateral continuity. The study also compares the results of spectral decomposition with the short-time Fourier transform and continuous wavelet transform approaches. The continuous wavelet transform is applied using various wavelet types, such as Morlet, Gaussian, and Mexican hat. These studies show that the dominant frequency in the Brown Shale Formation is 17 Hz, which reveals prospective areas in the northern, central, and southern regions of the top Brown Shale. RGB Blending and RMS amplitude results are also effective in identifying sandstone with good lateral continuity, particularly in the northern, central, and southern areas of the top Brown Shale. Furthermore, spectral decomposition and RMS amplitude analysis can help identify depositional environments, such as lacustrine, delta plain, alluvial plain, fluvial, and alluvial fan. These depositional environments are identified based on the spectral decomposition map, RMS amplitude information, and geological data of the Brown Shale Formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Elsyna Pormes
"Daerah penelitian X (Rendahan Cipunegara, Cekungan Jawa Barat Utara) merupakan salah satu cekungan back-arc di Indonesia yang berpotensi memiliki prospek hidrokarbon. Interpretasi struktur dan stratigrafi telah dilakukan pada data seismik 3D PSTM dengan dua data sumur di daerah tersebut untuk melihat kondisi geologi bawah permukaan secara lebih detail. Selain itu juga dilakukan analisa atribut amplitudo RMS untuk melihat perubahan litologi batuan secara lateral.
Hasil interpretasi struktur dan stratigrafi menunjukkan adanya arah pola patahan Utara - Selatan pada Formasi Batu Raja dan Talang Akar serta arah pola patahan Barat - Timur pada Basement. Hasil analisa atribut amplitudo RMS dengan analisa jendela 20 ms menunjukkan adanya pola reef build-up pada Formasi Batu Raja dan pola channel pada Formasi Talang Akar.

Study area of X (Cipunegara Low, North West Java Basin) is one of back-arc basins in Indonesia that potentially has hydrocarbon prospect. Structural and stratigraphic interpretation have carried out to the PSTM 3D seismic data along two wells data at that region to characterize more detail about the geological condition of subsurface. Furthermore, RMS amplitude analysis has been done to observe the lithology changes laterally.
The result of structural and stratigraphic interpretation shows the existance of North ? South oriented faults at Batu Raja and Talang Akar Formation, and also East ? West oriented faults at Basement. The RMS amplitude attribute analysis with 20 ms window analysis shows the existance reef build-up pattern at Batu Raja Formation and channel pattern at Talang Akar Formation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S28997
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library