Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Eko Hadi Santoso
Abstrak :
Indonesia merupakan benua maritim, terletak antara Samudera Hindia dan Pasifik. Karena itu, interaksi laut dan atmosfer berperan penting dalam pembentukan fenomena cuaca/iklim. Pemahaman yang baik terhadap parameter laut-atmosfer skala intra-musiman menarik diteliti karena mempengaruhi kehidupan masyarakat khususnya sektor perikanan tangkap dan sesuai dengan program WMO Sub-Seasonal to Seasonal Project. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan hubungan, mengkaji variasi serta mendapatkan siklus/periodisitas untuk Suhu Permukaan Laut SPL , angin meridional dan curah hujan pada periode maksimum seratus hari, di 10 perairan utama Indonesia. Data diperoleh dari satelit NOAA dan TRMM tahun 2002-2015. Data diolah dan dianalisis korelasinya maupun variasinya. Setelah melakukan Fast Fourier Transform, analisis spektral menggunakan Power Spectral Density ditampilkan melalui periodogram. Hasilnya menunjukkan bahwa Laut Flores, Laut Banda dan Laut Arafura memiliki hubungan yang paling kuat untuk curah hujan dengan SPL dan angin meridional. Ketiga perairan tersebut juga memiliki nilai SPL dan curah hujan terendah dan relatif mudah diprediksi karena nilainya pada hari ke-n tidak jauh berbeda dengan nilai pada hari ke n-1. Laut Halmahera memiliki curah hujan yang tinggi karena mendapatkan pengaruh lebih besar oleh aliran arus laut hangat dari warm pool di utara Papua dari pada pengaruh oleh Monsun Australia. Angin meridional di perairan barat Indonesia dipengaruhi/terkait dengan Madden Julian Oscillation. Kekuatan periodisitas SPL, angin meridional dan curah hujan di perairan barat maupun timur Indonesia tidak selalu sebanding karena terdapat time lag.
Indonesia is a maritime continent, lies between the Indian and Pacific Ocean. Therefore, the interaction of ocean and atmosphere plays an important role in the formation of the phenomenon of the weather climate. A good understanding of ocean atmosphere parameters of intra seasonal scale interesting to study because it affects people 39 s lives, especially fisheries sector and according to the WMO program Sub Seasonal to Seasonal Project. This study aims to identify the strength of the relationship, review variations and get the cycle periodicity for Sea Surface Temperature SST , meridional wind and rainfall on the maximum period of one hundred days, in 10 major Indonesian waters. Data obtained from NOAA satellites and TRMM years 2002 2015. The data is processed and analyzed the correlation and its variations. After doing a Fast Fourier Transform, spectral analysis using Power Spectral Density displayed through periodogram. The results show that the Flores Sea, Banda Sea and Arafura Sea has the strongest relationship for rainfall with SPL and meridional wind. These waters also have a lowest value for SST and rainfall and relatively more predictable because of its value in day n is not much different from the value on day n 1. Compared with Australian Monsun, Halmahera Sea has a high rainfall because it is more influenced by the flow of warm sea currents from warm pool in the north of Papua. Meridional wind in the waters of western Indonesia influenced with the Madden Julian Oscillation. The periodicity strength of SST, meridional winds and rainfall in western and eastern waters of Indonesia are not always comparable because there is a time lag.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatoni
Abstrak :
ABSTRAK
Dunia industri telah mengakui bahwa maintenance merupakan fungsi kunci dalam mempertahankan keuntungan jangka panjang pada organisasi. Dalam rangka untuk mengoptimalkan kinerja maintenance, beberapa aspek yang mencakup kemampuan dan ketrampilan dari tim maintenance harus dijadikan perhatian dalam pengelolaan manajemen maintenance.Training adalah elemen yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kemampuan, keterampilan dan menciptakan budaya kerja yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh training terhadap efektifitas kinerja maintenance dan juga untuk memberikan referensi informasi dalam perumusan kebijakan yang tepat dalam perencanaan program training, khususnya terhadap bagian maintenance. Data diambil dan diolah dari beberapa jenis perusahaan. Analisis faktor digunakan untuk validasi dari model konseptual yang diusulkan. Untuk mengukur anggapan hubungan antara training dan maintenance, pengukuran asosiasi dari variabel menggunakan analisis korelasi. Terkahir, analisis regresi digunakan untuk mengukur hubungan secara parsial dan keseluruhan d idalam model yang disusulkan. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa adanya hubungan antara training dan kinerja maintenance dalam sebuah organisasi maintenance.
ABSTRACT
Industry accepted that maintenance is a key function in sustaining long term profitability for organizations. In order to optimize maintenance performance, several aspects of skill and competency maintenance team needed to be concerned in maintenance management. Training is an important element in increasing skills, competency and creating high work performance culture. This research aims to assess impact of training to improve effectiveness of maintenance performance in order to provide information to formulate the right decision for the training programs. The empirical data for this research were drawn from some manufacturing companies in order to address the research problem. Factor analysis was used to test validity of the conceptual model. According to the presumption of the proposed link between training and maintenance, measuring the association of variable was correlation analysis. Finally, regression analysis was conducted to measure overall relationships that lie within the model. This research reveals the relationships among training and performance in the maintenance department.
2018
T51212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josephine Ulinai
Abstrak :
Salah satu wilayah tidak terlayani jaringan perpipaan di Kota Bekasi adalah Kelurahan Jatirangga sehingga kebutuhan air minumnya dipenuhi dalam bentuk self-supply yaitu pemakaian air tanah sebagai sumber air utama yang berpotensi menimbulkan penipisan air tanah untuk jangka waktu yang panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengulas hasil monitoring tingkat curah hujan dan ketinggian muka air tanah, menganalisis korelasi antara pola hujan dengan perubahan tinggi muka air tanah, dan merekomendasikan alternatif untuk menjaga ketersediaan air tanah agar berkelanjutan. Data perekaman curah hujan sebagai variabel bebas dan tinggi muka air tanah sebagai variabel terikat pada bulan Juni 2022 hingga awal November 2022 dianalisis menggunakan uji statistik inferensial SPSS yang meliputi uji korelasi dan regresi linear. Setelah mengidentifikasi hubungan curah hujan dan tinggi muka air tanah secara statistik, opsi-opsi alternatif dapat diurutkan sesuai dengan pengalaman dan pengetahuan responden melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Data perekaman rainfall gauge menunjukkan bahwa bulan Oktober memiliki curah hujan tertinggi (385 mm), sementara bulan Agustus memiliki curah hujan terendah (109 mm) dalam periode 5 bulan perekaman. Data dari water level logger menunjukkan bahwa muka air tanah tertinggi berada di bulan Oktober (7,85 m dari permukaan), sementara bulan Agustus menunjukkan tinggi muka air tanah paling dalam (>9,50 m dari permukaan). Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi curah hujan berdampak pada perubahan tinggi muka air tanah di bulan yang sama. Hasil pengujian statistik menunjukkan adanya korelasi signifikan yang tergolong lemah hingga moderat di antara kedua variabel curah hujan dan muka tanah. Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut, alternatif yang diprioritaskan adalah alternatif yang mengintervensi pada pasokan air tanah, yaitu sumur resapan, sumur injeksi, dan parit resapan yang umum digunakan di Indonesia. Hasil tabulasi data responden pada metode AHP menunjukkan bahwa sumur resapan merupakan alternatif peringkat pertama yang dianggap dapat dipertimbangkan untuk diaplikasikan di Kota Bekasi. Setelah diimplementasikan, sumur resapan diharapkan dapat membantu menjaga keberlanjutan air tanah. ......One of the areas in Kota Bekasi that is not served by a piped network is Jatirangga Sub-district. The community in Jatirangga Sub-district meets their drinking water needs through self-supply, which has the potential to deplete groundwater over a long period. This study aims to review the results of monitoring the rainfall level and groundwater level, analyze the correlation between rainfall patterns and changes in groundwater levels, and recommend alternatives to ensure sustainable groundwater availability. The recorded data of rainfall and groundwater levels from June 2022 to early November 2022 were analyzed using inferential statistical tests, including correlation and linear regression tests, in SPSS. After identifying the statistical relationship between rainfall and groundwater levels, alternative options can be ranked according to the respondents' experiences and knowledge using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. The rainfall gauge recording data shows that October had the highest rainfall (385 mm), while August had the lowest rainfall (109.2 mm) during the 5-month recording period. The data from the water level logger indicates that the highest groundwater level occurred in October (7.85 m below the surface), while August had the deepest groundwater level (>9.5 m below the surface). This suggests that rainfall fluctuations have an impact on changes in groundwater levels within the same month. The results of the statistical tests show a significant correlation between the two variables, although it is categorized as weak to moderate. Based on the statistical analysis, the ranked alternatives are those that intervene in groundwater supply, such as infiltration wells, injection wells, and infiltration trenches commonly used in Indonesia. The tabulation of respondent data in the AHP method shows that infiltration wells are the top-ranked alternative considered for implementation in Kota Bekasi. The integration of infiltration wells is envisioned as a pivotal measure to effectively preserve the sustainability of the groundwater resources.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manggala Prasidha
Abstrak :
Salah satu upaya perusahaan untuk berkompetisi dalam era globalisasi dan perdagangan bebas tersebut ialah dengan cara meningkatkan mutunya. ISO 9001:2000 merupakan sistem standar (sertifikasi) proses yang dapat memberikan jaminan proses produksi yang semakin cepat dan tepat dalam melayani kebutuhan konsumen. Penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu pengaruh dari penerapan ISO 9001:2000 terhadap daya saing perusahaan jasa konstruksi di Indonesia serta mengidentifikasi klausul dari ISO 9001:2000 yang berpengaruh terhadap kinerja daya saing. Metode analisis yang digunakan ialah analisis korelasi Spearman Rank. Hasil dari penelitian menunjukkan dari sepuluh indikator daya saing hanya lima yang dipengaruhi oleh penerapan klausul ISO 9001:2000.
One of the company's efforts to compete in the globalization era is by improving the quality product. ISO 9001:2000 is a standard system (certification) that can provide assurance to make production process faster and more appropriate in serving the needs of consumers. The purpose of this research was to find the influence of the implementation of ISO 9001:2000 for competitiveness construction services company in Indonesia and identify the ISO 9001:2000 clauses that affect the competitiveness performance. Analysis method that use in this reaserch were Spearman Rank and Regresion correlation analysis. Results in this research show that competitiveness were affected by the implementation of ISO 9001:2000.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S1000
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arthania Retno Praida
Abstrak :
ABSTRAK
Knowledge sharing merupakan interaksi sosial yang melibatkan pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan pegawai dalam suatu organisasi. Knowledge sharing capability adalah kemampuan individu untuk berbagi pengalaman, keahlian dan pengetahuan dengan karyawan lain dalam organisasi. Kegiatan knowledge sharing di Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri (Puskom Kemlu) masih belum optimal, sehingga perlu diidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan berbagi pengetahuan (knowledge sharing capability) pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan berbagi pengetahuan (knowledge sharing capability) pegawai dalam hal ini Pejabat Komunikasi (PK) di Puskom Kemlu. Metode pengumpulan data adalah pendekatan kuantitatif menggunakan metode survei dengan menyebarkan kuesioner kepada 180 PK di Pusat Komunikasi Kementerian Luar Negeri maupun Perwakilan RI di luar negeri. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, analisis korelasi, analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier berganda. Model penelitian ini mengajukan 13 (tigabelas) faktor yang terbagi kedalam 4 dimensi yaitu individu, budaya organisasi, struktur organisasi (dimensi nonteknis) dan teknologi (dimensi teknis). Hasil dari penelitian ini didapatkan 5 (lima) faktor yang secara nyata dapat mempengaruhi kemampuan berbagi pengetahuan (knowledge sharing capability) PK di Puskom Kemlu. Kelima faktor tersebut adalah job satisfaction (dimensi individu), social network (dimensi budaya organisasi), work process (dimensi struktur organisasi), ICT infrastructure dan end user focus (dimensi teknologi). Dari hasil analisis regresi linier berganda didapatkan nilai koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 0.463 yang menyatakan bahwa proporsi variasi keseluruhan variabel dependen (knowledge sharing capability) yang dapat dipengaruhi oleh kelima faktor tersebut adalah sebesar 46.3%, sedangkan sisanya 53.7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam model regresi ini, kelima faktor yang dihasilkan cukup baik digunakan untuk menjelaskan variabel dependennya.
ABSTRACT
Knowledge sharing is a social interaction that involves the exchange of knowledge, experience, and skills of employees in an organization. Knowledge sharing capability is the ability of individuals to share experiences, expertise and knowledge with other employees in the organization. Knowledge sharing activities in the Communication Center Ministry of Foreign Affairs is still not optimal, so it is necessary to identify the factors that influence the ability to share knowledge (knowledge sharing capability) employees. This study aims to identify the factors that may affect the ability to share knowledge (knowledge sharing capability) employees in this regard Communications Officials (PK) at the Centre for Communication Ministry of Foreign Affairs. Data collection method is a quantitative approach using survey method by distributing questionnaires to 180 Communications Officer at the Communication Center Ministry of Foreign Affairs and Indonesian Representative abroad. The data analysis technique used is descriptive statistics, correlation analysis, simple linear regression analysis and multiple linear regression analysis. The research model proposes 13 (thirteen) factors were divided into four dimensions: individual, organizational culture, organizational structure (non-technical dimensions) and technology (technical dimensions). The results of this study found five (5) factors which can significantly affect the knowledge sharing capability of Communications Officials at the Communication Centre Ministry of Foreign Affairs. The fifth factor is job satisfaction (individual dimension), social networks (dimensions of organizational culture), work process (dimensions of organizational structure), ICT infrastructure and end user focus (technological dimension). From the results obtained multiple linear regression analysis adjusted coefficient of determination value of 0.463 which states that the proportion of the overall variation in the dependent variable (knowledge sharing capability) that can be affected by five factors amounted to 46.3%, while the remaining 53.7% is influenced by other variables that are not explained in this model. It shows that in this regression model, five factors produced quite well used to explain the dependent variable.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library