Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fahrul Rahman
"ABSTRAK
Analisis Biaya Pelayanan Diabetes Melitus denganKomplikasi dan faktor penentu inefisiensi penangananDiabetes Melitus di Rawat Inap RSUD Banyuasin Tahun2015Mulai 1 januari 2014 diberlakukannya JKN di rumah sakit maka terjadi perubahansistem pembayaran dari pembayaran secara retrospektif fee for service menjadisistem pembayaran prospektif INA-CBG?s .Direncananakn pada 2019 Indonesiaseluruh penduduk Indonesia terdaftar di BPJS Universal Heath Coverage .Sebagaisalah satu fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah RSUD Banyuasinmempunyai peranan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas namun tetapmemperhatikan efisiensi karena makin berkurangnya subsidi pemerintah.Penelitianini bertujuan untuk menganalisis biaya dan mengidentifikasi faktor-faktor penentuinefisiensi layanan Diabetes Melitus Komplikasi sehingga bisa dijadikan pedomanpengendalian biaya dalam melayani pasien.Jenis penelitian ini bersifat analisisdeskriptif dengan menggunakan data primer pengamatan dan wawancara dan datasekunder berupa data dari RSUD Banyuasin tahun 2015.Analisis biaya menggunakanpendekatan Activity Based Costing ABC .Metode ABC untuk mengalokasikan biayadengan mengidentifikasi pemicu biaya cost driver penyebab terjadinya biayalayanan Diabetes Melitus Komplikasi.Hasil penelitian menunjukkan komponen obatpada pelayanan Diabetes Melitus Komplikasi merupakan faktor penentu inefisiensi.Usaha yang dapat dilakukan oleh rumah sakit untuk mengatasi inefisiensi denganpembuatan Panduan Praktek Klinik, Revisi Formularium RS, Klinisi secara konsistenmenggunakan obat e-cataloqKata kunci: Analisis biaya, metode ABC, inefisiensi.

ABSTRACT
Analyzing the cost of services of Diabetes Melitus andidentifying determinant factor in handling diabetes melitus atImpatient at Banyuasin General Hospital RSUD Banyuasi in 2015Since JKN was offiacially administered in general hospital on January 1st, 2014, therehas been changing in hospital administration payment from the restrospective system free for services to the prospective system INA CBG s . It is planned in 2019 thatall the people in Indonesia is registered in BPJS Universal Heath Coverage as oneof the facilities for public healt services provided by Banyuasin general hospital RSUD Banyuasin which ains to provide qualified services, yet still consideringeffiencies due to the lach of the government subsidies. This study aimed to analyzethe cost and identify determinant factor in handling Diabetes Melitus withcomplications, so that it can be a reference to handle the cost in taking care of patientswith Diabetes Melitus. This study applied descriptif analysis which using primarydata observation and interview and secondary data from Banyuasin general hospital RSUD Banyuasin in 2015 meanwhile. The cost analysis was appliyng ActivityBased Costing ABC method. The ABC method was applied to allocated the cost byidentifying the cost driver which was the major cause for cost for financing servicesfor Diabetes Melitus with complication. The result of this study showed that medicalcomponent was the determinant factor of the inefficiencies for Diabetes Melitus withcomplication services. There are many efforts that can be done by the hospital toovercome the ineficiencies, for instance, making quidance for clinical practies,making revision for hospital formulation, and using e cataloq medicine consistentlyKeywords the cost analysis, ABC method, ineficiency."
Universitas Indonesia, 2017
T47596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Rizky Fidiana
"Anggaran pengadaan persediaan obat membutuhkan biaya yang besar dan dapat mencapai 40% dari total anggaran Rumah Sakit. Persediaan obat di Rumah Sakit Kanker " Dharmais" perIu dikendalikan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dengan memperhatikan pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemakaian obat berdasarkan formularium rumah sakit dan merencanakan pengendalian persediaan obat dengan menggunakan analisis matriks ABC-YEN. Penelitian ini dilakukan digunakan metode deskriptif observasional dengan desain penelitian crosssectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Laporan Pemakaian Obat 2019 berupa data pemakaian obat beserta harganya pada bulan Januari-Desember 2019. Hasil penelitian menunjukkan persentase pemakaian obat berdasarkan formularium rumah sakit adalah 44,03% dan pemakaian obat diluar forn1Ularium rumah sakit adalah 10,69%. Perencanaan pengendalian persediaan terhadap 9 kelompok obat berdasarkan nilai kritis dan nilai investasi adalah memprioritaskan pengendalian persediaan berupa perencanaan kebutuhan dan penyimpanan terhadap kelompok AY (87 item); kelompok BV (76 item); dan kelompok CV (459 item). Obat esensial pada kelompok AE (26 item); kelompok BE (90 item); dan kelompok CE (1069 item) barus dibeli semua. Bila diperlukan penyesuaian rencana pengadaan, maka pengurangan obat nonesensial dapat dilakukan dengan pengurangan berturut-turut pada kelompok AN (4 item); kelompok BN (19 item); dan kelompok CN (237 item).

The drug procurement budget required a large budget and could reach 40% of the total Hospital budget. Drug inventory in the "Dharmais" Cancer Hospital needed to be controlled to improve the efficient usage of the budget by also paying attention to health services. This study aimed to determine drug usage based on hospital formulary and to plan drug inventory control using ABC-VEN matrix analysis. This research was conducted using an observational descriptive method with cross-sectional study design. Data were collected retrospectively using secondary data obtained from the 2019 Drug Usage Report in the form of drug usage data and prices in January-December 2019. The results showed the percentage of drug usage based on hospital formulary was 44.03% and the usage of drugs outside the hospital formulary is 10.69%. Inventory control planning for 9 groups of drugs based on the critical value and investment value is to prioritize inventory control for the AV group (87 items); BV group (76 items); and CV group (459 items). essential drugs in the AE group (26 items); BE group (90 items), and the CE group (1069 items) must be purchased. if there were adjustments in the procurement plan, nonessential drugs can be reduced successively in the AN group (4 items); BN group (19 items); and CN group (237 items)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S70476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Latifa
"Sejak Maret 2015, di Lingkungan PT Rumah Sakit Pelabuhan diimplementasikan
kebijakan satu pintu dalam pengadaan obat dan alat kesehatan. Namun belum ada
tools atau evaluasi yang dilakukan bilamana implementasi kebijakan tersebut sudah
berhasil ataupun masih ada hal-hal yang perlu dilakukan perbaikan.
Penelitian ini menggunakan analisis ABC sebagai tools dalam melakukan evaluasi
atas kebijakan satu pintu dalam pembelian obat dan alat kesehatan di Lingkungan PT
Rumah Sakit Pelabuhan, yaitu dengan data yang diambil dari Rumah Sakit Pelabuhan
Jakarta dan RS Port Medical Center. Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian
dengan fokus dan data obat antibiotik dengan menggunakan analisis ABC nilai
investasi, analisis ABC nilai pemakaian dan analisis ABC indeks kritis sehingga bisa
dihasilkan pengelompokkan menjadi kelompok A, kelompok B dan kelompok C.
Selain metode kuantitatif, penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif dengan
melakukan wawancara untuk cross checking dengan hasil perhitungan kuantitatif
yang diperoleh. Selanjutnya untuk kelompok A dihitung Economic Order Quantity
(EOQ) dan Re-Order Point (ROP) serta dibandingkan Total Inventory Cost (TIC)-nya
dengan TIC versi rumah sakit sehingga bisa diketahui apakah metode atau cara
pengadaan obat dan alat kesehatan yang sudah dilakukan di lingkungan PT Rumah
Sakit Pelabuhan sudah efisien atau belum.
Hasil penelitian memberikan hasil bahwa pengadaaan obat dan alat kesehatan
khususnya untuk antibiotik di lingkungan PT Rumah Sakit Pelabuhan perlu untuk
diberikan prioritas dan fokus untuk obat antibiotik yang masuk kelompok A karena
dari sisi investasi memilki nilai tinggi dan juga tergolong obat yang critical.
Perbaikan perlu dilakukan dengan cara mengintegrasikan IT ke dalam bagian yang
terkait dengan pengadaan obat dan alat kesehatan seperti bagian gudang, farmasi,
keuangan sehingga kondisi stok obat bisa diketahui secara real time supaya efisien
dan menghindari fraud.

Since March 2015, PT Rumah Sakit Pelabuhan implemented one gate policy in the
procurement of drugs and medical devices. However, no tools or evaluation had been
conducted whether the policy implementation has been successful or not.
This study uses the ABC analysis as a tool in evaluating the one gate policy in the
purchase of drugs and medical devices in the environment PT Rumah Sakit
Pelabuhan, with data taken from Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta and Rumah Sakit
Port Medical Center. In this study will be carried out research with a focus on data
and antibiotics using ABC analysis investment value, ABC analysis of the use and
value of the critical index ABC analysis so that it can be produced grouping into
group A, group B and group C. In addition to quantitative methods, this study also
uses qualitative interviewing method for cross checking with quantitative calculation
results obtained. Next to the group A is calculated Economic Order Quantity (EOQ)
and Re-Order Point (ROP), and compared Total Inventory Cost (TIC) with current
hospital`s TIC so we can know whether a method or means of procurement of drugs
and medical devices that have been done in PT Rumah Sakit Pelabuhan is efficient or
not.
Results of the study provide conclusion that current procurement of drugs and medical
devices especially to antibiotics in group of PT Rumah Sakit Pelabuhan need to be
given priority and focus for antibiotic which enter the group A because of the high
investment value and also its category classified as critical. Improvement need to be
done by integrating IT into departments associated with the procurement of drugs and
medical devices such as the warehouse, pharmacy, finance, etc so level of stocks can
be known in real time in order to be efficient and avoid fraud"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T53648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Kartika Sari
"Klinik Insani memiliki permasalahan mengenai pengelolaan obat yaitu kekosongan stok obat, stok obat yang berlebih, dan obat yang kedaluwarsa. Hal ini menyebabkan pengeluaran klinik untuk pembelian obat cito menjadi lebih tinggi. Untuk itu, perlu dilakukan metode pengendalian persediaan obat di Klinik Insani dengan metode analisis matriks ABC-VEN, economic order quantity (EOQ), dan reorder point (ROP) untuk memastikan jumlah stok yang cukup dan menentukan prioritas pengawasan terhadap obat. Pengumpulan data menggunakan data sekunder dilakukan retrospektif diperoleh dari data pemakaian obat selama satu tahun dan data lainnya di Instalasi Farmasi Klinik Insani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 9 kelompok obat berdasarkan analisis nilai kritis dan nilai investasi (analisis matriks ABC -VEN) yaitu kelompok AV (3 item); kelompok BV (11 item); kelompok CV (43 item); kelompok AE (79 item); kelompok BE (73 item); kelompok CE (195 item); kelompok AN (12 item); kelompok BN (13 item); dan kelompok CN (46 item). Perhitungan EOQ pada penelitia memiliki nilai bervariasi, nilai EOQ terendah berada pada satuan pembelian 1 box/botol dan nilai EOQ tertinggi berada pada satuan pembelian 258 tube. Perhitungan ROP menghasilkan titik pemesanan kembali yang memiliki nilai bervariasi, titik terkecil ROP berada pada nilai 0 dari berbagai macam bentuk sediaan dan titik tertinggi ROP berada pada nilai 4216 tablet (43 box). Klinik Insani perlu menerapkan suatu sistem informasi manajemen dengan metode pengendalian analisis matriks ABC-VEN, EOQ dan ROP untuk prioritas pengawasan, menghindari terjadinya permasalahan seperti stockout dan overstock dengan biaya anggaran pengadaan yang minimal.

Insani Clinic has problems regarding drug management, the problem of drug stock vacancies, excess drug stocks, and expired drugs. This causes clinic expenses to purchase drugs by cito to be. For this reason, it is necessary to apply the method of controlling drug inventory at the Insani Clinic with the ABC-VEN matrix analysis method, economic order quantity (EOQ), and reorder point (ROP) ) to ensure sufficient stock quantities and determine drug control priorities. Data collection using secondary data was carried out retrospectively, obtained from data on drug use for one year and other data at the Insani Clinical Pharmacy Installation. The results showed that there were 9 groups of drugs based on critical value and investment value (ABC-VEN matrix analysis), namely AV group (3 items); BV group (11 items); CV group (43 items); AE group (79 items); BE group (73 items); CE group (195 items); group AN (12 items); BN group (13 items); and the CN group (46 items). The EOQ calculation in the study resulted in the number of economical orders that had varied values, the lowest EOQ value was in the purchase unit of 1 box/bottle and the highest EOQ value was in the purchase unit of 258 tubes. The reorder point (ROP) based on calculations has varying values, the smallest point of ROP is at a value of 0 from various dosage forms and the highest point of ROP is at a value of 4216 tablets (43 boxes). The Clinic needs to implement a management information system with the ABC-VEN, EOQ and ROP matrix analysis control methods for monitoring priorities, avoiding problems such as stockouts and overstocks with minimal procurement budget costs. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfredo Lesmana
"Pengelolaan persediaan yang kurang baik di PT.XYZ menyebabkan tidak terpenuhinya semua permintaan atas beberapa jenis barang. Selain tidak dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi, hal ini juga membuat PT.XYZ harus membayar sejumlah biaya penalti kepada konsumen. Oleh karena itu peneliti ingin menganalisis manajemen persediaan pada PT XYZ. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan terlebih dahulu mengelompokkan barang persediaan dan menentukan jenis barang mana saja yang mengalami stock out. Lalu membuat peramalan permintaan untuk jenis barang yang stock out serta menerapkan model manajamen persediaan untuk menentukan kuantitas pesanan yang optimal, titik pemesanan kembali dan total biaya persediaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan data yang diperoleh melalui FGD (focused group discussion). Penelitian ini menggunakan metode ABC dan ABC Inventory Matrix untuk mengelompokkan barang, weighted moving average untuk membuat peramalan permintaan dan model EOQ (economic order quantity model) untuk menentukan kuantitas optimal, ROP dan total biaya persediaan. Hasil olah data menunjukkan produk D dan J mengalami stok out. Penerapan model EOQ pada kedua produk dapat menurunkan total biaya persediaan dan menghindarkan terkena biaya penalti. Agar hasil analisis ini dapat diterapkan maka perusahaan perlu membuat pengelompokkan semua item persediaan, melakukan pencatatan yang akurat dan memastikan supplier dapat mengirimkan pesanan dalam jumlah lebih kecil dari pesanan biasanya. 

Inventory management failure at PT. XYZ prevents all requests for various types of goods from being fulfilled. Apart from not being able to earn a higher salary, this also requires PT. XYZ to pay a number of penalty fees to customers. As a result, researchers want to look into inventory management at PT XYZ. The first step is to categorize the inventory items and determine which types of goods are in short supply. Then, for the types of goods that are out of stock, create a demand forecast and use an inventory management model to determine the optimal order quantity, reorder point, and total inventory cost. This study takes a quantitative approach and makes use of FGD data (focused group discussion). The ABC and ABC Inventory Matrix methods are used in this study to classify goods; weighted moving averages are used to forecast demand; and EOQ (economic order quantity model) models are used to determine optimal quantity, ROP, and total inventory costs. The data processing results show that products D and J are out of stock. When applied to both products, the EOQ model can reduce total inventory costs while avoiding penalty costs. To apply the findings of this analysis, the company must group all inventory items, keep accurate records, and ensure that suppliers can send orders in smaller quantities than usual."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Zakiyah Arifah
"Persediaan obat yang tidak sesuai selama ini mengakibatkan Klinik Medifarma mengalami kekurangan atau kelebihan stok sehingga menyebabkan kerugian, baik secara biaya maupun pelayanan karena menurunnya kualitas dari pelayanan apabila obat yang diresepkan oleh dokter tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berbagai klasifikasi obat dengan menggunakan Analisis Matriks ABC-VEN, perhitungan jumlah efektif dan waktu yang tepat obat dengan perhitungan EOQ dan ROP. Pengumpulan data dilakukan dengan metode deskriptif observasional dan desain penelitian cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan data sekunder pada tahun 2019. Hasil penelitian menunjukan terdapat 9 kelompok obat kelompok AV (33 item); kelompok BV (29 item); kelompok CV (44 item); kelompok AE (67 item); kelompok BE (78 item); kelompok CE (284 item); kelompok AN (7 item); kelompok BN (21 item); dan kelompok CN (105 item). Untuk meningkatkan keuntungan dan efisiensi persediaan obat dapat juga melakukan perhitungan dengan metode EOQ dan ROP. Berdasarkan perhitungan EOQ untuk jumlah pemesanan efektif untuk 628 obat tersebut bervariasi mulai dari 1-34 box, 1-18 tube, dan 1-15 botol. Berdasarkan perhitungan ROP untuk waktu pemesanan kembali sangat bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh waktu tunggu dari setiap obat yang berbeda-beda. Pengendalian persediaan ini penting untuk dilakukan guna menjaga keseimbangan antara kebutuhan persediaan dan kebutuhan permintaan.

Inaccurate drug supply has resulted in Medifarma Clinic experiencing a shortage or excess stock, causing losses, both in terms of costs and services, as the drugs prescribed by doctors are not available, resulting in a decline in service quality. The purpose of this research is to analyze various drug classifications using the ABC-VEN Matrix Analysis, and also to calculate the effective amount and timing of drugs using the EOQ and ROP calculations. The data were collected by using a descriptive observational method and a cross-sectional study design. Data were collected retrospectively using secondary data obtained from 2019. The study reveals that there were 9 groups of drugs in the AV group (33 items); BV group (29 items); CV group (44 items); AE group (67 items); BE group (78 items); the CE group (284 items); AN group (7 items); BN group (21 items); and the CN group (105 items). To increase the profit and efficiency of drug supplies, calculations can also be made using the EOQ and ROP methods. Based on the EOQ calculation, the effective order quantities for the 628 drugs varied from 1-34 boxes, 1-18 tubes, and 1-15 bottles. Based on the calculation of ROP for reordering time varies widely, this is influenced by the lead time of each different drug. Inventory control is necessary for keeping a balance between supply and demand needs."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70501
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library