Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dhita Fitria Hernawati
"Artikel ini membahas tentang kondisi sosial ekonomi penduduk di wilayah Bantul pada masa Depresi Ekonomi tahun 1930-an. Penelitian ini memanfaatkan laporan kolonial, surat kabar sezaman yang terbit di dalam maupun luar negeri, serta berbagai sumber sekunder dan tersier lainnya. Secara umum, peneliti menemukan bahwa pada periode tersebut penduduk Bantul harus menghadapi kondisi yang sulit, karena perekonomian di daerah ini mengalami penurunan sebagai dampak dari peristiwa ekonomi besar tersebut. Meski demikian, dampak dari depresi ekonomi tersebut dirasakan berbeda-beda oleh setiap lapisan masyarakatnya. Kelompok penduduk Eropa yang menguasai sektor ekonomi perkebunan dan industri gula, misalnya, merasakan kesulitan yang lebih berat dibandingkan penduduk pribumi yang bekerja di sektor pertanian subsisten. Dampak yang berbeda tersebut,mendorong munculnya respons dan strategi bertahan yang berbeda-beda pula dari beragam kelompok masyarakat. Hal itu mendorong pemerintah lokal untuk mengeluarkan kebijakan yang beragam untuk membantu penduduk untuk keluar dari kondisi sulit akibat depresi ekonomi tersebut. Dengan mengkaji kasus Bantul, studi ini menawarkan analisa baru tentang pengaruh Depresi Ekonomi 1930 pada penduduk dan ekonomi lokal yang sebelumnya sangat bergantung pada industri gula.

This article discusses the social and economic conditions of Bantul Regency during the Great Depression of the 1930s. The study employed colonial reports, contemporary national and international newspapers, and secondary and tertiary sources. The researchers discovered that during this period, Bantul regency people faced numerous challenges due to the economic decline caused by this extraordinary economic disruption. The economic depression had varying impacts on different groups within Bantul society. Europeans who controlled the plantation and sugar industry, for example, experienced more significant economic hardship than indigenous society, which relied primarily on subsistence agriculture. Such different impacts led to a range of responses and strategies among the various groups as they sought to cope with the economic challenges. In response, the local government took multiple measures to support the people in overcoming the effects of the economic Depression. By examining the Bantul case, this study offers a fresh analysis of how the Economic Depression of the 1930s affected the local economy and population that previously had long been dependent on the sugar industry."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2024
900 HAN 8:1 (2024)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kartika Sari Putri
"Permasalahan umum yang dihadapi petani adalah hasil produksi pertanian yang fluktuatif. Hal ini dikarenakan kondisi pertanian masih mengandalkan cuaca, sedangkan saat ini kondisi cuaca tidak dapat ditentukan. Adanya musim kemarau yang panjang membuat masyarakat Desa Cilebak sering mengalami gagal panen. Para petani yang menggantungkan hidupnya pada hasil panen padi sawah tadah hujan tidak jarang mengalami kerugian, dikarenakan banyak petani yang berspekulasi atau untung- untungan menanam padi pada musim kemarau, sedangkan saat ini di Desa Cilebak tidak ada irigasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan aset yang dimliki petani padi sawah tadah hujan dan mendeskripsikan strategi bertahan hidup petani padi sawah tadah hujan saat musim kemarau, di Desa Cilebak Kecamatan Cilebak Kabupaten Kuningan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Melalui pemilihan informan secara purposive sampling, wawancara dilakukan dengan 13 informan. Hasil penelitian menunjukan bahwa petani sawah tadah hujan memiliki aset-aset yang dapat dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari yaitu memiliki aset manusia (human capital) sebagai sumber daya manusia dan livelihood capabilities dalam atribut dasar mata pencaharian sebagai petani dengan melakukan keterampilan bertani, memiliki aset sosial (social capital) dengan melakukan aktivitas interaktif (claim and acces) di masyarakat. Diantaranya adalah hubungan erat dengan tetangga, gotong royong, mengikuti kegiatan kelompok tani, dan menjalin hubungan baik dengan keluarga, memiliki aset ekonomi (economic capital) sebagai bentuk stores and resources seperti tabungan, emas, pemanfaatan sawah dan pemanfaatan ternak. Petani sawah tadah hujan dalam menghadapi musim kemarau juga telah melakukan beberapa strategi bertahan hidup yaitu melakukan strategi dalam aktivitas produksi dengan cara bercocok tanam dan beternak, strategi dalam aktivitas pertukaran jasa dengan cara menjadi buruh bangunan, menarik ojeg, berdagang dan berhutang. Dan strategi dalam aktivitas konsumsi dengan cara menghemat pengeluaran sebagai strategi meminimalisir kebutuhan untuk bertahan hidup. Selain itu petani juga menghemat konsumsi padi, dan menyimpan padi di lumbung. Hal ini dilakukan sebagai ketahanan mata pencaharian rumah tangga secara berkelanjutan untuk menyediakan stok/penyimpanan hasil tani untuk digunakan saat menghadapi kemarau.

A common problem faced by farmers is the fluctuation of agricultural production. This is because agricultural conditions still rely on the weather, while at this time the weather conditions cannot be determined. The existence of a long dry season makes the people of Cilebak Village often experience crop failure. Farmers who depend on their livelihoods on rainfed lowland rice harvests often experience losses, because many farmers speculate or have chance to plant rice during the dry season, whereas currently in Cilebak Village there is no irrigation. The purpose of this study was to describe the assets owned by rainfed lowland rice farmers and to describe the survival strategies of rainfed lowland rice farmers during the dry season, in Cilebak Village, Cilebak District, Kuningan Regency. This research was conducted using a qualitative approach and descriptive research type. Through the selection of informants by purposive sampling, interviews were conducted with 13 informants. The results showed that rainfed rice farmers have assets that can be used to meet their daily needs, namely having human capital as a human resource and livelihood capabilities in the basic attributes of livelihood as a farmer by doing farming skills. social assets (social capital) by carrying out interactive activities (claim and access) in the community. Among them are close relations with neighbors, mutual cooperation, participating in farmer group activities, and establishing good relationships with families, having economic capital as a form of stores and resources such as savings, gold, utilization of rice fields and use of livestock. Rainfed rice farmers in facing the dry season have also implemented several survival strategies, namely implementing strategies in production activities by farming and raising livestock, strategies in service exchange activities by becoming construction workers, ojeg driver, trading, and they are in debt. And strategies in consumption activities by saving expenses as a strategy to minimize the need for survival. In addition, farmers also save on rice consumption, and store rice in barns. This is done as a sustainable livelihood security for the household to provide stock / storage of agricultural products for use in the face of drought."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfha Shavira
"Skripsi ini membahas bagaimana mantan PSP menjalani transisi keluar dari dunia prostitusi yang membentuk serangkaian tantangan dan bagaimana menyiasati dengan melakukan tiga strategi bertahan hidup dalam rangka mencapai social well-being. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologi dengan desain deskriptif yang dilakukan pada tujuh informan mantan PSP.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa tipologi transisi yang telah dilakukannya pada masa lalu memberikan sumbangsih untuk melakukan strategi bertahan hidup. Dari gambaran data lapangan, informan mendapatkan respon adaptif dan maladaptif yang bervariasi yang tentunya menyumbang kepada social well-being mantan pekerja sosial.
Dari hal ini peneliti dapat menyimpulkan bahwa social well-being dapat tercapai apabila mendapatkan respon adaptif, dan terjadi sebaliknya apabila mendapatkan respon yang maladaptif dari tiga strategi bertahan hidup.

This undergraduate thesis explains about how the ex female sex worker undergo a transition period that forming a series of challenges and how to get around by doing the three survival strategies in order to achieve social well being. This research is a qualitative research with descriptive design.
The research concludes that typology of transition that it had done in the past make a contribution to do the survival strategy. From an overview of field data, the source get and adaptive and maladaptive responses to social well being the ex female sex worker.
From this case, the researcher concludes that social well being can be achieved if the informants got the adaptive response and the other way around if the informants get the maladaptive response from three survival strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library