Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Karim Rasyid Karjadi
"Heat pipe sebagai alat penukar panas berukuran kecil memiliki banyak kegunaan di era modern ini. Mulai digunakan oleh NASA untuk sistem pendingin aplikasi luar angkasa karena kemampuan fluks panasnya yang tinggi, dan sekarang heat pipe dapat ditemukan sebagai sistem pendingin pada laptop pada umumnya. Karena dikenal luas sebagai sistem yang efisien, telah banyak penelitian tentang ketahanan termal pipa panas apakah kinerjanya tergantung pada beberapa variabel, dalam hal ini kinerjanya sangat tergantung pada fluida kerja, sudut kemiringan dan masukan panas ke pipa panas. Studi ini berfokus pada merancang pengukur untuk pipa panas bentuk-L untuk tujuan eksperimental untuk memahami bagaimana kinerja termal pipa panas dibandingkan dengan pipa panas lainnya tidak ada fluida kerja di dalamnya yang menjadikannya hanya pipa tembaga biasa, tambahkan juga sudut kemiringan yang dapat disesuaikan untuk menemukan posisi kerja yang paling efisien untuk pipa panas.
Heat pipe as a small heat exchanger has many uses in this modern era. Started to be used by NASA for spaceflight application cooling systems due to its high heat flux capability, and now the heat pipe can be found as a cooling system on laptops in general. As widely recognized as an efficient system, there have been many studies on the thermal resistance of heat pipes whether its performance depends on several variables, in this case its performance is highly dependent in the working fluid, the angle of inclination and the heat input to the heat pipe. This study focuses on designing gauges for L-shape heat pipes for experimental purposes to understand how the thermal performance of the heat pipe compares to other heat pipes no working fluid in it which makes that one just a regular copper pipe, add it too adjustable tilt angle to find the most efficient working position for the heat pipe."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Akbar Dwitama
"Biomachining merupakan salah satu proses alternatif dalam fabrikasi mikro. Beberapa keunggulan yang dimiliki dalam proses biomachining adalah ramah lingkungan, tidak terjadi thermal damage pada permukaan benda kerja, dan efisien energi. Dalam penelitian biomachining multi-axis sebelumnya inklinator sudah dikembangkan dengan menggunakan konsep sendi peluru pada fixture sehingga memiliki dua sumbu rotasi dan sudut inklinasi dapat dilakukan ke segala arah. Telah dilakukan percobaan biomachining pada permukaan benda kerja tembaga dimana tiap - tiap posisi diberi sudut inklinasi 20° dan 40°. Percobaan dilakukan dalam waktu 6 jam untuk tiap - tiap posisi inklinasi. Pada penelitian kali ini proses yang sama dilakukan pada benda kerja nikel. Percobaan dilakukan dengan temperatur ruangan 23 - 25°C. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat karakterisasi dan bentuk profil permukaan dari benda kerja nikel dengan perlakuan inklinasi sudut yang berbeda.
Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbandingan surface roughness dan bentuk profil permukaan dari benda kerja nikel dan tembaga yang telah melalui proses biomachining dengan sudut inklinasi yang sama. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan nilai material removal rate (MRR) dari benda kerja nikel dengan perlakuan inklinasi 20° dan 40° sebesar 0,102 mm3/jam dan 0,129 mm3/jam. Tingkat kekasaran yang paling rendah adalah nikel 40o dengan nilai rata-rata Ra 1,76 ± 0.31 µm dan diikuti oleh nikel 20o dengan nilai rata-rata Ra 2,41± 0.39 µm. Nilai rata-rata tingkat kekasaran benda kerja tembaga yang didapat dari penelitian sebelumnya lebih besar dibandingkan dengan benda kerja nikel. Dari hasil perbandingan dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa benda kerja tembaga memiliki kedalaman permukaan lebih besar dibanding dengan benda kerja nikel.
Biomachining is one of the alternatives in the micro fabrication process. The advantages of biomachining is environmentally friendly, no effect of thermal damage on the workpiece surface, and energy efficient. Previously, the study of multi-axis biomachining inklinator have been developed using the concept of joint bullets on his desk so that it has two axes of rotation and the angle of inclination which can be done in any direction. Biomachining experiments have been conducted on the surface of the copper workpiece where each position given the angles of inclination of 20° and 40°. Experiments performed within 6 hours for each position of inclination. In the present study, the same process carried out on nickel workpiece. The experiments were performed with room temperature 23-25°C.The purpose of this study is to look at characterization and profile shape of nickel with different inclination angles . In addition , this study aimed to compare the surface roughness and the shape of the workpiece surface profile nickel and copper that has been through the process biomachining with the same angle of inclination . Based on the results, the value of material removal rate ( MRR ) from nickel workpiece with inclination angle 20° and 40° are 0.102 mm3/hour and 0.129 mm3/hour . The lowest level of roughness (Ra) is nickel 40o with an average value 1.76 ± 0.31 µm and followed by nickel 20o with an average value 2.41 ± 0.39 µm. Average roughness of the copper samples were obtained from previous studies is greater than the nickel workpiece. From the comparison with previous research showing that copper workpiece surface has a depth greater than the nickel workpiece."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53513
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library