Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cut Rulia
Abstrak :
Pencitraan bawah permukaan menggunakan metode pre-stack time migration (PSTM) biasanya menghasilkan kualitas data seismik yang rendah jika diaplikasikan pada struktur geologi yang kompleks. Hal ini dapat terjadi karena metode PSTM menggunakan kecepatan rms yang merupakan kecepatan rata-rata dari beberapa lapisan, dan tidak seperti metode pre stack depth migration (PSDM) yang menggunakan kecepatan interval sebagai kecepatan sebenarnya dari tiap lapisan. Selain itu, metode PSTM juga tidak mampu mengoreksi efek hockey stick yang terdapat pada data gather di far offset akibat dari lapisan anisotropi. Untuk mengatasi kekurangan kualitas citra bawah permukaan dari metode PSTM, maka dilakukan penilitan menggunakan metode PSDM anisotropi dengan asumsi medium vertical transverse isotropy (VTI) yang melibatkan parameter anisotropi, yaitu parameter delta (d) dan epsilon (e). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data seismik dari Lapangan CR yang memiliki struktur geologi yang kompleks. Metode PSDM ansiotropi ini berhasil mengoreksi efek hockey stick di far offset pada Lapangan CR dengan nilai epsilon berkisar 0 hingga 0.27. Sehingga, kualitas citra bawah permukaan pada penampang seismik mengalami banyak peningkatan yang ditunjukkan oleh reflektor yang lebih kuat dan kemenerusan yang lebih konsisten.
Subsurface imaging using pre-stack time migration (PSTM) usually produces low quality in seismic data when it is applied to complex geology structures. This is because PSTM method uses rms velocity which is the average velocity of several subsurface layers, and unlike pre stack depth migration (PSDM) method that uses interval velocity which is the actual velocity of each subsurface layer. Moreover, PSTM method also cannot be used to correct hockey stick effect at far offset because of anisotropy layer. To enhance the subsurface images quality produced by PSTM method, then a study was has been performed using anisotropy PSDM method with vertical transverse isotropy (VTI) medium assumption. This anisotropy PSDM method involved the anisotropy parameters such as delta (d) and epsilon (e) parameters. Seismic data taken from geological complex area in CR field has been used to test the anisotropy PSDM method. The result of this study shows that the anisotropy PSDM method succeeds in correcting the hockey stick effect at far offset with epsilon parameter value ranges from 0 to 0.27. Therefore, the subsurface image quality at seismic section is increasing indicated by strong seismic reflectors and more consistent in reflector continuity.
2015
T44485
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Kristin Octoria Evalina
Abstrak :
Implementasi nilai anisotropi dalam pengolahan data seismik sangat mempengaruhi citra penampang seismik. Selain untuk perbaikan citra seismik, anisotropi dapat digunakan untuk identifikasi hidrokarbon. Metode untuk estimasi parameter anisotropi dengan menggunakan variasi kecepatan terhadap offset VVO dari informasi kecepatan telah diperkenalkan untuk pendeteksian hidrokarbon. Besarnya nilai kecepatan terhadap offset/sudut disebabkan pertambahan kecepatan semakin besar dengan sudut datang yang besar menjadi dasar metode VVO untuk memperlihatkan efek anisotropi. Pada penelitian ini telah dilakukan estimasi parameter anisotropi Vertical Transverse Isotropy VTI dengan metode VVO. Penurunan hasil sisa koreksi moveout dari perbedaan waktu yang disebabkan perbedaan pertambahan kecepatan tersebut akan digunakan sebagai data masukan. Penerapan dari metode VVO diuji dengan menggunakan pemodelan kedepan sintetis untuk memperoleh parameter anisotropi yang menggambarkan kondisi medium yang dirambati gelombang yang selanjutnya diterapkan pada data yang sebenarnya. Hasil dari penelitian mendapatkan nilai residual yang terus meningkat karena pengaruh anisotropi dan terdapat setelah sudut 30 derajat dengan nilai = 0.14 dan =0.049. ...... Implementation of anisotropy value in seismic data processing greatly affect seismic cross section image. In addition to enhanced seismic imagery, anisotropy can be used for identification of hidrocarbons. New Estimating anisotropy parameters method using velocity variation with offset VVO from velocity information have been introduced to detect hydrocarbons. The magnitude of the velocity value of the offset angle is due to the ever greater velocity with a large incidence angle being the basis of the VVO method to demonstrate the anisotropy effect. In this study, the vertical transverse isotropy VTI anisotropy parameter estimation by the VVO method has been done. The residual moveout result of the time transfer correction caused by the velocity increase will be used as input data. The application of the VVO method is tested using a synthetic forward modelling to obtain anisotropy parameters that describe the subsurface conditions of the target area which are then applied to the actual data. The results found that residual values continued to increase due to the anisotropy effect and there after the angle of 30 degrees with the value of 0.14 and 0.049.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T50716
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Gede Hari Setiawati
Abstrak :
ABSTRAK
Hasil Prestack time migration (PSTM) kurang akurat untuk digunakan dalam menginterpretasi zona target hidrokarbon. Kekurangan PSTM terletak pada hal positioning dan image quality. Tidak hanya itu, PSTM juga tidak mampu mengatasi adanya variasi kecepatan lateral dikarenakan PSTM menggunakan kecepatan RMS yang tidak mampu mengatasi pembelokan sinar ketika menemui batas lapisan. Prestack depth migration (PSDM) mampu mengatasi keterbatasan dari PSTM. PSDM menggunakan kecepatan interval dalam pencitraan bawah permukaan yang mengikuti prinsip Snellius yang membelokkan sinar ketika menemui 2 lapisan yang berbeda sehingga memberikan informasi yang lebih detail mengenai struktur bawah permukaan dibandingkan kecepatan RMS yang digunakan dalam PSTM. PSDM dengan asumsi isotropi kurang menghasilkan pencitraan dan posisi yang akurat dikarenakan PSDM asumsi isotropi tidak mampu menyelesaikan nonhyperbolic moveout yang dikenal dengan efek hockey stick yang muncul pada far offset. Nonhyperbolic moveout tersebut bisa diselesaikan dengan asumsi anisotropi dengan memperhitungkan parameter anisotropi Thomsen yaitu delta dan epsilon. Dalam penelitian ini menggunakan asumsi jenis anisotropi Vertical Transverse Isotropy (VTI). Dalam penelitian ini mengasumsikan parameter anisotropi delta sama dengan epsilon dikarenakan tidak menggunakan data sumur. Nilai merupakan pendekatan elliptical anisotropy yang jarang ditemukan di alam. Parameter delta (mendeskripsikan penjalaran gelombang P pada sudut sekitar arah vertikal. Parameter epsilon (mendeskripsikan perbedaan fraksi kecepatan gelombang P pada arah vertikal dan horizontal. Dengan melakukan perbaikan pada parameter epsilon maka menghasilkan pencitraan bawah permukaan yang lebih jelas. Nilai parameter epsilon yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 0-0,28, kisaran nilai tersebut termasuk dalam parameter weak elastic anisotropy Thomsen.
ABSTRACT
Result of Prestack time migration (PSTM) less accurate to use in interpretation of target zone. Limitation of PSTM are in positioning, image quality and can not solve lateral velocity variations because PSTM uses RMS velocity which can not solve ray deflection when meets boundary layer. Prestack depth migration (PSDM) can solves the limitation of PSTM. PSDM uses interval velocity in subsurface imaging obeys Snellius’s principle which deflection the ray when meets boundary layer so that give detail information about subsurface structure than RMS velocity. Isotropy assumption in PSDM less acurrate in imaging and positioning because isotropy PSDM can not solve nonhyperbolic moveout known as hockey stick effect appears in far offset. Nonhyperbolic moveout can be solved uses anisotropy assumption which calculates Thomsen’s anisotropy parameters, delta and epsilon. In this research uses type of anisotropy VTI (Vertical Transverse Isotropy). In this research , assumed that anisotropy parameter of delta is equal with epsilon because well data is absence. Value of is elliptical anisotropy approach which rare found in nature. Delta parameter describes propagation of P-wave in angle around vertical direction. Epsilon parameter describes fractional difference between vertical and horizontal P velocities. To get the accurate result, epsilon refinement is the way to get image of subsurface clearly. In this reseach, writer get value of epsilon between 0-0.28, which it refers to Thomsen’s weak elastic anisotropy.
2015
S60438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Riziq Maulana
Abstrak :
Identifikasi zona permeabel merupakan aspek penting dalam pengembangan dan pemantauan bidang panas bumi. Zona permeabel umumnya dikaitkan dengan kondisi tegangan bawah permukaan dan adanya struktur seperti fraktur di reservoir. Distribusi dan orientasi fraktur menjadi jalur untuk perbanyakan cairan di reservoir panas bumi. Salah satu metode geofisika untuk mendeteksi keberadaan zona permeabel adalah metode gempa mikro. Metode ini merekam respons alami tegangan-regangan batuan. Studi ini membahas distribusi gempa mikro, distribusi intensitas, dan orientasi fraktur. Data yang digunakan adalah data gempa mikro yang direkam oleh seismogram pada periode Januari - April 2018. Penentuan gempa hiposenter awal menggunakan perangkat lunak Hypo71. Hasil distribusi Hypocenter dari perhitungan Hypo71 masih memiliki spatial error dan residual RMS yang tinggi karena model kecepatan belum sesuai dengan kondisi bawah permukaan lapangan. Oleh karena itu, pembaruan model kecepatan dan relokasi hiposenter diperlukan dengan perangkat lunak Joint Hypocenter Determination (JHD) Velest. Distribusi hiposenter yang telah dipindahkan menunjukkan pergeseran posisi hiposenter ke area zona produksi dan beberapa mengikuti tren struktur permukaan. Sedangkan untuk memetakan distribusi intensitas dan orientasi fraktur, analisis Shear Wave Splitting (SWS) digunakan. Fenomena SWS terjadi ketika gelombang S merambat melalui media anisotropi. Gelombang S akan dibagi menjadi dua polarisasi (ɸ) dengan kecepatan yang berbeda, yaitu Sfast yang paralel dan Sslow yang tegak lurus dengan orientasi fraktur. Teknik korelasi rotasi digunakan untuk menentukan parameter SWS, yaitu arah polarisasi (ɸ) dan waktu tunda (dt) gelombang S. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa area tengah WKP memiliki intensitas patah yang tinggi didukung oleh keberadaan sumur dengan produksi uap terbesar di lapangan dan munculnya struktur yang lebih kompleks di permukaan. Sedangkan arah dominan orientasi fraktur dalam penelitian ini relatif paralel mengikuti tren struktur lokal NW-SE dan NE-SW. ......Identification of permeable zones is an important aspect in the development and monitoring of the geothermal field. Permeable zones are generally associated with subsurface stress conditions and the presence of fracture-like structures in the reservoir. The distribution and orientation of the fracture is the pathway for the multiplication of fluids in geothermal reservoirs. One geophysical method for detecting permeable zones is the micro earthquake method. This method records the natural response of stress-strain rocks. This study discusses the micro earthquake distribution, intensity distribution, and fracture orientation. The data used are micro earthquake data recorded by seismograms in the period January - April 2018. Determination of the initial hypocenter earthquake using Hypo71 software. Hypocenter distribution results from the calculation of Hypo71 still have high spatial error and RMS residuals because the velocity model is not in accordance with the subsurface conditions. Therefore, updating the speed model and relocating the hypocenter is needed with Velest Joint Hypocenter Determination (JHD) software. The distribution of the hypocenter that has been moved shows a shift in the position of the hypocenter to the area of ​​the production zone and some follows the surface structure trends. Whereas to map the fracture intensity and orientation distribution, Shear Wave Splitting (SWS) analysis is used. SWS phenomenon occurs when S waves propagate through anisotropic media. S waves will be divided into two polarizations (ɸ) with different speeds, namely Sfast which is parallel and Sslow which is perpendicular to the fracture orientation. Rotational correlation technique is used to determine the SWS parameters, namely the direction of polarization (ɸ) and the time delay (s) of S waves. The results of this study indicate that the central area of ​​the WKP has a high fracture intensity supported by the presence of wells with the largest steam production in the field and the appearance of structures which is more complex on the surface. While the dominant direction of fracture orientation in this study is relatively parallel following the trends of the NW-SE and NE-SW local structures.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aulya Syafira
Abstrak :
Shear wave splitting merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui anitopropi lapisan bumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis shear wave splitting pada patahan Baribis dengan menggunakan metode rotation correlation, minimum energy, dan eigenvalue pada program SplitLab yang dijalankan pada MATLAB environment. Penelitian ini menggunakan data masing masing dua event pada empat stasiun di sekitar patahan Baribis. Keluaran shear wave splitting menghasilkan variabel fast polarization dan delay time. Penelitian ini meneliti arah fast polarization untuk menganalisis arah pergerakan patahan Baribis. Arah fast polarization metode rotation correlation sub parallel dengan patahan Baribis dan mendekati penelitian sebelumnya. Arah fast polarization umumnya searah dengan arah maximum horizontal stress yang merupakan besaran maksimum stress patahan Baribis secara horizontal. Arah maximum horizontal stress ini menunjukkan arah pergerakan patahan Baribis. Selain itu, arah fast polarization—yang menghasilkan arah 61° searah arah jarum—juga sesuai dengan dengan arah pergerakan patahan Baribis yang cenderung bergerak ke arah kanan atau dextral. Hasil penelitian menunjukkan metode rotation correlation menghasilkan variabel shear wave splitting sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menganalisis shear wave splitting pada pulau Jawa untuk meneliti anisotropi lapisan mantel atas pulau Jawa. ......Shear wave splitting is one of the methods used to determine the anisotropy of Earth's layers. This research aims to analyze shear wave splitting on the Baribis fault using the rotation correlation, minimum energy, and eigenvalue methods in the SplitLab program run in the MATLAB environment. The study utilizes data from two events at four stations around the Baribis fault. The output of the shear wave splitting provides the fast polarization and delay time variables. The research examines the direction of fast polarization to analyze the movement direction of the Baribis fault. The fast polarization direction using the rotation correlation method is sub-parallel to the Baribis fault and is consistent with previous studies. The fast polarization direction generally aligns with the direction of maximum horizontal stress, which represents the maximum stress magnitude of the Baribis fault horizontally. This direction indicates the movement of the Baribis fault. Additionally, the fast polarization direction, resulting in a 61° angle in the clockwise direction, corresponds to the right-lateral movement of the Baribis fault. The findings align with previous research that investigated the shear wave splitting on the Java Island to study the anisotropy of the upper mantle layers of Java Island. In conclusion, the rotation correlation method yields shear wave splitting variables consistent with previous studies, which explored shear wave splitting on Java Island to investigate the anisotropy of the upper mantle layers of the island.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardona
Abstrak :
Dalam penelitian ini telah dilakukan pengamatan dinamika domain-wall dan efek anisotropi pada material ferromagnet Co dan Ni dalam bentuk nanowire. Pengamatan dinamika domain-wall dan efek anisotropi dilakukan dengan menggunakan simulasi micromagnetic berdasarkan persamaan Landau-Lifshitz-Gilbert (LLG) menggunakan perangkat lunak micromagnetic OOMMF. Ukuran dan geometri nanowire simulasi micromagnetic mempunyai panjang 2000 nm dengan variasi lebar 100 nm, 150 nm, dan 200 nm dan tebal 2,5 nm dan 5,0 nm. Faktor damping 0,01 dan ukuran sel dengan t adalah ketebalan nanowire. Simulasi micromagnetic dilakukan secara sistematis dengan memberikan medan magnet luar dalam bentuk pulsa dengan waktu pulsa 1 ns dan variasi amplitudo sebagai besarnya medan magnet luar. Hasil pengamatan memperlihatkan kecepatan domain-wall meningkat dengan bertambahnya medan magnet luar sampai mencapai medan magnet luar maksimum yang dikenal dengan medan Walker breakdown. Kemudian kecepatan domain-wall menurun dengan bertambahnya medan magnet luar setelah medan Walker breakdown. Hal yang sangat menarik dari hasil pengamatan bahwa struktur domain-wall memperlihatkan struktur berbentuk transverse sebelum Walker breakdown dan timbul struktur vortex/anti-vortex wall sesudah Walker breakdown. Selanjutnya, analisis energi sistem juga dilakukan yaitu energi total, energi Zeeman, energi exchange, energi anisotropi, dan energi demagnetisasi. Hasil analisis menunjukkan energi demagnetisasi meningkat dengan bertambahnya medan magnet luar sebelum Walker breakdown dan menurun ketika struktur vortex/antivortex wall terbentuk sesudah Walker breakdown. Efek anisotropi dari material Co dan Ni diperlihatkan pada profil kecepatan domain-wall dan kerapatan energi total nanowire. Profil kecepatan domain-wall memperlihatkan kecepatan menurun secara landai di sekitar Walker breakdown dibandingkan material Py yang menurun cukup curam. Kerapatan energi total untuk material Co lebih besar dari material Py karena pengaruh nilai kontansta anisotropi bernilai positif dan material Ni yang lebih kecil dibandingkan material Py karena nilai konstanta anisotropi bernilai negatif. Hasil ini memperlihatkan efek anisotropi mempengaruhi dinamika domain-wall dalam nanowire dan harus dipertimbangkan dalam merealisasikan devais-devais berbasis magnet di masa depan. ......In this work, we have investigated the domain wall dynamic and anisotropy effect of materials Co and Ni in ferromagnetic nanowires by means of micromagnetic simulation. The simulation is carried out by the public micromagnetic software based on Landau-Lifshitz-Gilbert (LLG) equation. The length of ferromagnetic nanowire is set to be 2000 nm corresponds to width variation from 100 nm to 200 nm and the thickness variation are 2.5 nm and 5.0 nm. The damping factor is 0.01 and the cell size is with t is the thickness. The simulation is applied by the external magnetic pulsed with length of 1 ns and the variation the external magnetic field strength. The calculation showed the domain wall velocity increases as the external magnetic field increases and reach the maximum the external field as known the Walker breakdown. Then the domain wall velocity abruptly decreases after the Walker breakdown. Very interestingly, before the Walker breakdown, the domain wall exhibits the transverse wall while the vortex/anti-vortex wall after the Walker breakdown. We have also investigated the energy system that consists of the total energy, Zeeman energy, the exchange energy, the demagnetization, and the anisotropy energy. The analyzed showed that the demagnetization increases as the external field increases before the Walker breakdown and decreases as the vortex/anti-vortex formed after the Walker breakdown. The anisotropy effect of Co and Ni ferromagnetic is shown by the domain wall velocity and the total energy density profile. The velocity shows slightly decreasing around the Walker breakdown compare with the material Py. The total energy density of Co shows large than Py since the anistropy contant is positive (K > 0) and Ni shows small that Py since the anisotropy is negative (K < 0). This means that the effect anisotropy also contributes the domain wall motion in ferromagnetic nanowire and must be considered in the realization magnetic devices in the future.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T29862
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kertanah
Abstrak :

Seismik anisotropi didefinisikan sebagai kecepatan yang bergantung arah dari penjalaran gelombang. Pengetahuan tentang anisotropi pada data seismik sangatlah penting. Fenomena anisotropi disebabkan karena adanya kebervariasian di lapisan yang lebih dangkal dan disebabkan karena propagasi gelombang seismik yang semakin jauh pada ofset yang jauh. Koreksi NMO mengunakan pendekatan konvensional hiperbolik pada media anisotropi masih kurang maksimal dan masih memperlihatkan adanya fenomena hockey stick pada ofset yang jauh. Secara praktis, biasanya dilakukan proses muting prosesing data seismik dengan pemodelan medium isotropi sehingga dapat kehilangan informasi – informasi penting khususnya tentang keberadaan litologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan anisotropi untuk mreduksi residual moveout untuk data pada ofset jauh pada medium vertical transverse isotropy (VTI). Metode ini menghitung parameter anisotropi model eta, epsilon dan delta dengan menggunakan pendekatan inversi yang dikontrol dengan data sintetik model. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metode waktu tempuh nonhiperbolik  optimized Fomel dan Stovas lebih baik dalam mereduksi residual moveout untuk medium anisotropi dengan ofset jauh yang dibandingkan terhadapa metode waktu tempuh hiperbolik, Alkhalifah, dan Fomel dan Stovas. Selanjutnya, metode optimized Fomel dan Stovas bisa juga mengestimasi litologi reservoir khususnya batuan serpih (shale). Nilai dari parameter anisotropi eta hasil inversi dari persamaannya sendiri mendekati atau sama dengan nilai eta  inisial data sintetik model. Begitu halnya untuk nilai  dan delta  memiliki nilai yang sama dengan inisial model sintetik data khususnya untuk litologi batu serpih (shale). Metode optimized Fomel dan Stovas bisa digunakan untuk mengindikasikan parameter litologi khususnya batu serpih (shale).

 

 


Seismic anisotropy is expressed as the velocity of seismic depending on angle. Knowledge of anisotropy is essential for seismic data. The anisotropy phenomenon is due to the variation of dep layer, and it is due to the further seismic wave propagation at far offset. Normal moveout (NMO) correction using hyperbolic method has not been maximized and still shows the hockey stick phenomenon at far offset. Practically, mutting process is done, so that it will lose many informations, such as lithology. This research using anisotropic approach to reduce residual error for vertical transverse isotropy (VTI) media at far offset. This method calculated  anisotropy parameters eta , epsilon , delta  using inversion method which is controled synthetic data model. The result showed that the optimized Fomel and Stovas is better in reducing residual at far offset than hyperbolic, Alkhalifah, and Fomel and Stovas. Furthermore, optimized Fomel and Stovas is used to estimate anisotropy parameters for reservoir lithology, especially for shale. The inverted anisotrpy parameter  value is approaching to initial model value. The value of epsilon  and delta parameters also approaches to initial model value.  The optimized Fomel and Stovas method could indicate the anisotropy parameter of reservoir lithology, especially for shale.

 

2019
T53512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yanis Audi
Abstrak :
Penelitian mengenai bintang neutron telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian pada bintang neutron yang terdefromasi menggunakan persamaan TOV namun untuk keadaan medan magnet bintang yang isotropi. Adapun penelitian lainnya yang membahas mengenai formalisme relativitas umum dari bintang neutron dengan medan magnPenelitian mengenai bintang neutron telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian pada bintang neutron yang terdeformasi menggunakan pendekatan persamaan TOV namun untuk keadaan medan magnet bintang yang isotropi. Adapun penelitian lainnya ada yang membahas mengenai formalisme relativitas umum dari bintang neutron dengan medan magnet yang anisotropi. Sedangkan penelitian kali ini adalah penelitian yang coba mengakomodir kedua penelitian sebelumnya, yaitu penelitian pada bintang neutron yang mengalami deformasi dan dengan keadaan medan magnet yang anisotropi. Penelitian dilakukan dengan memodifikasi tensor metrik dan tensor-energi momentum untuk mengonstruksi persamaan gravitasi Einstein. Hasil akhir dari persamaan tersebut dapat menjelaskan bagaimana pengaruh deformasi dan medan magnet terhadap profil dari bintang neutron. ...... Many studies of Neutron Star have been done. Some research studied on deformed neutron star using TOV Equation approach, but with an isotropic magnetic field. Some are using the general relativity formalism of the neutron star with an anisotropic magnetic field. This research combine both of the methods, we study about a deformed neutron star with an anisotropic magnetic field. The research is to do some modification on metric tensor and the energy momentum tensor to construct the Einsteins gravitational equation. The final equation will show the effect of the deformation and magnetic field on the neutron star.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuddin Diningrat
Abstrak :
Pemahaman mengenai sebaran permeabilitas reservoir sangatlah penting dalam penentuan strategi dan pengembangan lapangan panas bumi Wayang Windu. Sebaran permeabilitas ini salah satunya dapat didekati dengan menganalisis gempa mikro yang biasa terdeteksi di lapangan panas bumi yang sedang berkembang. Gelombang-S gempa mikro yang merambat melalui suatu media anisotropi akan mengalami splitting menjadi Sfast yang memiliki kecepatan lebih besar dengan polarisasi sejajar rekahan dan Sslow yang tegak lurus rekahan. Dengan menganalisis kedua gelombang tersebut maka akan didapatkan informasi permeabilitas rekahan media yang dilewatinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai arah orientasi rekahan dan distribusi intensitas rekahan di lapangan panas bumi Wayang Windu. Arah orientasi rekahan akan sejajar dengan arah polarisasi Sfast, sedangkan intensitas rekahan proporsional dengan waktu tunda antara Sfast dan Sslow-nya. Metode rotation correlation digunakan untuk mendapatkan arah polarisasi Sfast () dan waktu tunda (dt) antara gelombang Sfast dan Sslow. Hasil dari metode ini kemudian diintegrasikan dengan data pendukung lainnya untuk mendapatkan interpretasi yang komprehensif mengenai distribusi permeabilitas di lapangan ini, sehingga dapat berkontribusi dalam proses conceptual model update dan mengurangi uncertainty pada saat well targeting. Arah dominan orientasi rekahan yang dihasilkan dari penelitian kali ini adalah WNE-ESE dan NE-SW, sedangkan daerah yang memiliki intensitas rekahan yang paling tinggi berada di bagian utara lapangan ini yang sampai saat ini merupakan daerah pemasok steam terbesar di lapangan panas bumi Wayang Windu. ......Understanding permeability distribution of the reservoir is necessary to guide strategic and future development of the Wayang Windu geothermal field. Its distribution can be derived by analyzing microearthquakes wave that used to occur in the development stage of geothermal field. A shear-wave that propagating through the anisotropic medium will split into two waves, i.e. Sfast that has faster velocity and its polarization direction parallels with predominant orientation of crack anisotropy, and Sslow which is orthogonal to Sfast. Analyzing both waves, we can acquire the information of crack permeability of the medium in which both waves passed through. This study aim is to understand dominant cracks orientation and crack density distribution at Wayang Windu geothermal field. The strike of predominant cracks will parallel to polarization direction of Sfast, whilst crack density proportional to the time delay between Sfast and Sslow. Rotation correlation method is used to extract information of polarization direction () and delay time (dt) between the fast and the slow waves. The result was analyzed and discussed together with additional supporting data to have a comprehensive interpretation of permeability distribution of the field, thus it will help during conceptual model update and well targeting process. Dominant cracks orientation derived from the study is WNE-ESE and NE-SW, while most fractured area is located in the northern part of this field, where most of the steam supplied coming from.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47966
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardamean, Patrick Theofilus
Abstrak :
Untuk mencari material alternatif pada suatu part diperlukan untuk mengetahui properties material tersebut beserta parameter-parameter lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari dua jenis grade material PT. Krakatau Steel dengan menggunakan metode uji tarik. Spesimen uji tarik dibuat dengan 3 arah potong yaitu 00, 450 dan 900. Sampel uji tarik dibuat dengan menggunakan standar ASTM E8. Dari hasil pengujian tarik telah didapatkan nilai koefisien pengerasan regang (n), sensitivitas laju regangan (m), koefisien kekuatan (K) dan koefisien anisotropi (R). Dari nilai-nilai yang didapatkan ini dapat diketahui karakteristik dari material ini. Hasil karakteristik dari masing-masing material dibandingkan dengan parameter yang diperlukan untuk sebagai material alternatif.
To substitute the alternative materials in a part it necessary to define the properties and others parameter itself. The purpose of this research is to define the charachtersitic of two type of grades of PT. Krakatau Steel new material with the tensile testing method. The specimen of tensile testing was made in a 3 different direction cutting angle. Which is 00, 450 and 900. The tension testing sample was made with the standard of ASTM E8. From this experiment, it can be defined the value of strain hardening exponent (n), strain rate sensitivity (m), reference strength coefficient (K) and anisotropic coefficient (R). From this variable, it can be defined the characteristic of this material. The charactersitics result from each material will be compared with the necessary parameters as an alternative material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>