Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Destia Anggraini Rahmawati
"ADHF (Acute decompensated heart failure) merupakan suatu kondisi gagal jantung dengan perubahan mendadak pada jantung untuk berkontraksi, sehingga mengancam nyawa dan dapat menyebabkan edema paru. Gagal jantung dapat dikategorikan menurut nilai ejeksi fraksi, salah satunya heart failure with reduce ejection fracktion (HFrEF) dengan nilai EF ≤40%. Tanda klinis ADHF salah satunya edema pada tungkai. Hal ini terjadi karena kegagalan LV untuk berkontraksi sehingga menyebabkan aliran balik dengan penumpukan cairan diparu, kemudian kembali ke RV dan keluar melalui atrium kanan ke seluruh tubuh, salah satunya ke tungkai. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi edema tungkai yaitu ankle pumping exercise. Intervensi ini dilakukan selama 3 hari dengan frekuensi 10 kali/jam, kemudian dievaluasi selama 6 jam dengan metode pitting edema. Hasil intervensi menunjukkan terdapat perubahan derajat edema tungkai dari +3/+3 menjadi +1/+2. Hasil karya ilmiah ini diharapkan menjadi salah satu alternatif intervensi untuk mengurangi edema tungkai.

ADHF (Acute decompensated heart failure) is a condition of heart failure with sudden changes in the heart to contract, so it is life threatening and can cause pulmonary edema. Heart failure can be categorized according to the value of the ejection fraction, one of which is heart failure with reduced ejection fracture (HFrEF) with an EF value of ≤40%. One of the clinical signs of ADHF is edema in the legs. This occurs due to the failure of the LV to contract causing backflow with a buildup of fluid in the lungs, then back into the RV and out through the right atrium to the rest of the body, including the legs. The intervention to treat leg edema is ankle pumping exercise. This intervention was carried out for 3 days with a frequency of 10 times/hour, then evaluated for 6 hours using the pitting edema. The results of the intervention showed that there was a change in the degree of leg edema from +3/+3 to +1/+2. The results of this scientific work are expected to be an alternative intervention to reduce leg edema."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Sabillah
"Acute Decompensated Heart Failure (ADHF) merupakan kondisi klinis terjadinya perburukan gagal jantung secara tiba-tiba yang terjadi pada pasien dengan riwayat gagal jantung kronik. Kondisi gagal jantung dapat dilakukan pemeriksaan ekokardiografi untuk menilai kontraktilitas jantung, fungsi katup, pembesaran jantung, dan nilai fraksi ejeksi. Gagal jantung dengan penurunan nilai ejeksi fraksi EF <40% dan jantung mengalami disfungsi sistolik pada ventrikel kiri. Penurunan pemompaan darah oleh ventrikel kiri akan menyebabkan perubahan hemodinamik kapiler sehingga mendorong kebocoran dari kompartemen vaskular ke interstitium serta retensi air dan garam oleh sehingga menghasilkan akumulasi cairan di ekstremitas atau edema tungkai. Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi edema tungkai adalah dengan ankle pumping exercise yang terdiri dari gerakan plantar fleksi dan dorsofleksi. Intervensi ini dilakukan selama 5 hari dengan frekuensi 10x/jam dengan interval 4 detik pada masing-masing gerakan, kemudian dievaluasi setelah 6 jam dengan metode pitting edema, Hasil intervensi menunjukkan adanya perubahan derajat tungkai dari +2/+2 menjadi 0/0 (tidak ada edema). Hasil karya ilmiah ini diharapkan menjadi salah satu intervensi alternatif untuk mengurangi edema tungkai.

Acute decompensated heart failure (ADHF) is a clinical condition of sudden worsening of heart failure that occurs in patients with a history of chronic heart failure. In conditions of heart failure, echocardiography can be performed to assess heart contractility, valve function, heart enlargement and ejection fraction values. Heart failure with a decrease in ejection fraction EF <40% and the heart experiences systolic dysfunction in the left ventricle. Decreased blood pumping by the left ventricle will cause changes in capillary hemodynamics, thereby encouraging leakage from the vascular compartment into the interstitium as well as water and salt retention thereby resulting in fluid accumulation in the extremities or leg edema. The intervention carried out to overcome leg edema is ankle pumping exercise which consists of plantar flexion and dorsiflexion movements. This intervention was carried out for 5 days with a frequency of 10x/hour with an interval of 4 seconds for each movement, then evaluated after 6 hours using the pitting edema method. The results of the intervention showed a change in leg grade from +2/+2 to 0/0 (no there is edema). It is hoped that the results of this scientific work will become an alternative intervention to reduce leg edema.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ribka
"Covid-19 yang berkembang sebagai penyakit pandemik merupakan penyakit baru yang masih diteliti intervensi terbaik yang patut diberikan. Banyak pasien memperlihatkan adanya kondisi hiperkoagulasi yang mengikuti sebagai kejadian patologis utama pada pasien Covid-19. Proses penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi yang lebih parah seperti Deep Vein Thrombosis. Perawat dapat fokus pada kondisi ini dengan memberikan intervensi ankle pumping exercise. Penelitian mengenai efektivitas intervensi ini sudah dilakukan, namun terbatasnya laporan penerapan intervensi pada pasien Covid-19. Tulisan ini melaporkan pengaruh pemberian intervensi ankle pumping exercise pada pencegahan kejadian Deep Vein Thrombosis pada pasien wanita berusia 64 tahun yang terdiagnosis Covid-19 yang dilakukan selama tiga hari. Pasien memiliki hasil laboratoium D-dimer dan CRP yang meningkat, yang menandakan pasien memiliki kondisi hiperkoagulasi. Pasien tidak menampilkan adanya tanda dan gejala Deep Vein Thrombosis sebelum dilakukan intervensi, begitu pula setelah dilakukan intevensi. Laporan ini mengemukakan bahwa intervensi ankle pumping exercise pada pasien ini tidak dapat dikatakan merupakan intervensi utama dalam mencegah pembentukan Deep Vein Thrombosis pada pasien dengan Covid-19.

Covid-19, which is developing as a pandemic disease, is a new disease that is still being researched the best intervention that should be given. Many patients present a hypercoagulable state that follows as the main pathological event in Covid-19 patients. The disease process can lead to more severe complications such as Deep Vein Thrombosis. Nurses can focus on this condition by providing an ankle pumping exercise intervention. Research on the effectiveness of this intervention has been carried out, but there are limited reports on the implementation of the intervention in Covid-19 patients. This paper reports the effect of ankle pumping exercise intervention on preventing the incidence of Deep Vein Thrombosis in a 64-year-old female patient diagnosed with Covid-19 which was carried out for three days. The patient had an elevated D-dimer and CRP laboratory results, indicating that the patient was in hypercoagulable state. The patient did not show any signs and symptoms of Deep Vein Thrombosis before, as well as after the intervention. This report suggests that the ankle pumping exercise intervention in this patient cannot be said to be the main intervention in preventing the formation of Deep Vein Thrombosis in Covid-19. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library