Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hendratni Sulistianti
"ABSTRAK
Telah diketahui bahwa pemakaian antibiotika- yang
tidak rasional dan terus menerus dapat menimbulkan keresistenan kuman terhadap antibiotika tereebut.
Karena itu usaha pencaharian antibiotika baru dilakukan secara terus menerus untuk mengatasi persoalan ini.
Penelitian mengenai "Aktifitas antibakteri Sefotak
Sim terhadap pelbagai kuman yang diasingkan dari penderita di Jakarta" merupakan salah satu usahfi ini dengan tujuan agar dapat digunakan sebagai salah satu antibiotika pilihan pada situasi gawat dlmana pengobatan dengan antibiotika lain mengalami kegagalan.
Pada penelitian terhadap 500 strain kuman yang terdiri dari 30 strain Streptococcus alfa-haemolvticus. 20 strain Streptococcus beta-haemolyticus. 30 strain Streptococcus pneumonias, 30 strain Staphylococcus aureus. 20 strain Staphylococcus epidei-midis. 30 strain Escberichia coli, 30 strain Salmonella spp, 30 strain Proteus spp. 30 strain P_seudomonas spp. 30 strain Klebsiella snp. 20 strain Pifteroid, yang semuanya diasingkan dari para penderita yang datang dibagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Uni versitas Indonesia Jakarta, ternyata bahwa dari semua strain kuman yang diperiksa.Pseudomonas sun merupakan kuaan yang menuniukan persentase resistensi tinggi terhadap
Sefotaksim yaitu 6 strain ( 20% ), sedangkan kuman yang la in pada umumnya adalah sensitif terhadap Sefotaksim. Inx menunjukkan, bahv/a Sefotaksim secara keseluruhan efektif terhadap semua strain kujran yang dicoba, keruali untuk beberapa strain kuman Pseudomonas."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1983
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Rosalina
"ABSTRAK
3-Hidroksipikolinil dialkil glutamat ester dan 2-hiaroksinikotliilf'cHalkil 'giutamat ester adalah senyawa baru yang diperoleh dari modifikasi struktur molekul senyawa antibiotika UK-3 yang telah diketahui mempunyai aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri dan sel kanker. Dari penelitian ini diharapkan didapatkan senyawa analog yang lebih aktif, stabil dan aman dari pada senyawa aslinya.
Sintesis senyawa ini dihasilkan melalui 2 tahap reaksi kimia. Tahap pertama yaitu esterifikasi antara L-glutamat dan n-butanol atau n-oktanol dalam pelarut benzena dengan katalisator asam p-toluenasulfonat. Masing-masing reaksi menghasilkan senyawa dibutil glutamat ester p-TsOH sebesar 72,47% dan senyawa dioktil glutamat ester p-TsOH sebesar 70,16%. Tahap reaksi kedua yaitu pembentukan amida antara senyawa dialkil glutamat ester p-TsOH dengan asam 3-hidroksipikolinat atau asam 2-hidroksinikotinat dalam pelarut piridin dan aktivator/katalisator DCC/DMAP menghasilkan senyawa LR-1 (57,78%), LR-2 ( 56,79%), LR-3 (73,07%) dan LR-4 (71,78%).
Analisis pendahuluan dilakukan dengan metode kromatografi lapisan tipis, yang kemudian dilanjutkan dengan pemurnian hasil sintesis secara kromatografi kolom silika gel, menggunakan fasa gerak campuran kloroform dan metanol atau kloroform dan heksana. ldentifikasi hasil sintesis dilakukan dengan spektrofotometer UV, FT-IR, spektrometer 1H-NMR/13C-NMR dan spektrometer massa.
Uji aktivitas biologi meliputi uji aktivitas antimikroba menggunakan Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtillis dan Candida a/bicans dan uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina Leach. Didapat hasil uji aktivitas antimikroba secara umum relatif rendah. Hanya senyawa LR-4 dapat menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan B. subtillis dengan nilai MIC yang sama dengan standar Antimycin A sebesar 250 f.lg/ml, tetapi lebih rendah dari senyawa antibiotika UK-3. Hasil uji toksisitas terhadap larva udang Artemia salina juga rendah yaitu sebesar 892,86 - 515,15 ppm dan nilai LC50 senyawa LR-4 menunjukkan lebih toksik dari pada senyawa LR-1, LR-2 dan LR-3.

ABSTRACT
The novel compounds of 3-hydroxypicolinyl dialkyl glutamic ester and 2-hydroxynicotinyl glutamic ester were obtained from modification of molecule stucture of UK-3 antibiotic that had been known to inhibit bacterial and cancer cells' growth. From this research it is expected to obtain analogous compounds that have higher activities, more stable and safer than that of the original compound.
Synthesis of these compounds were carried out in a two step reaction. The first step was esterification of L-glutamic acid with n-butanol or n-octanol inbenzene with p-toluenesulfonic acid as catalyst. The reactions yielded 72,47% of dibutyl glutamic ester p-TsOH and 70,16% of dioctyl glutamic ester p-TsOH, respectively. The second step was the formation of amides from dialkyl glutamic ester p-TsOH by adding 3-hydroxypicolinic acid or 2-hydroxynicotinic acid with DCC/DMAP as catalysUactivator in pyridine to produce LR-1 (57,78%}, LR-2 (56,79%), LR-3 (73,07%) and LR-4 (71,78%).
Preliminary analysis was carried out with thin layer chromatography and followed by purification using column chromatography on silica gel, eluted with chloroform and methanol or chloroform and hexane. The synthesis products were qualitatively analyzed using infrared, ultra violet, nuclear magnetic resonance spectrometer CH-NMR and 13C-NMR) and mass spectrometer.
Biological assays consist of antimicrobial activity test using Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Bacillus subtil/is and Candida albicans and toxicity test using Artemia salina Leach. The results of antimicrobial activity test were in general unpromising. Only LR-4 compound showed inhibition activity toward of S. aureus and B. subtillis with MIC value of 250 J.!glml or as high as that of the standar of Antymicin A but lower than that of antibiotic of UK-3. Toxicity test against Artemia salina also showed low activity with LC50 value between 892,86- 1515,15 ppm. LC50 value of LR-4 indicated that the substance was more toxic than LR-1, LR-2 and LR-3."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Surya Negara
"Pemakaian antibiotika tidak rasional menyebabkan resistensi antibiotika. Implementasi kebijakan penggunaan antibiotika di RSUP Sanglah Denpasar belum pernah di evaluasi. Tujuan penelitian ini mengetahui implementasi kebijakan penggunaan antibiotika, mencegah resistensi antibiotika dan mengetahui penerapan intervensi WHO untuk peningkatan penggunaan obat rasional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan melakukan wawancara dan penelusuran dokumen. Analisa data dengan content analysis.
Hasil penelitian menunjukkan implementasi kebijakan penggunaan antibiotika dan penerapan intervensi WHO belum berjalan baik. Pencegahan resistensi antibiotika belum terkoordinir baik dari empat pilar Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba. Diperlukan revisi dan sosialisasi pelaksanaan kebijakan pengguna anantibiotika, juga pencegahan dan pengendalian infeksi.

Irrational use of antibiotics lead to antibiotic resistance. Implementation of the policy on the use of antibiotics in Sanglah Hospital in Denpasar has never been evaluated. The purpose of this study to know the implementation of policy on the use of antibiotics, preventing antibiotic resistance and determine the application ofthe WHO interventions to improve rational drug use. This research is aqualitative descriptive study, with interviews and document searches. Data analysis with content analysis.
The results showed the use of antibiotics policy implementation and application of WHO intervention has not gone well. Prevention of antibiotic resistance have not been well coordinated team of four pillars of Antimicrobial Resistance Control Program. Required revision and dissemination of antibiotic usage policy enforcement, as well as prevention and control of infection.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Surya Negara
"Pemakaian antibiotika tidak rasional menyebabkan resistensi antibiotika. Implementasi kebijakan penggunaan antibiotika di RSUP Sanglah Denpasar belum pernah di evaluasi. Tujuan penelitian ini mengetahui implementasi kebijakan penggunaan antibiotika, mencegah resistensi antibiotika dan mengetahui penerapan intervensi WHO untuk peningkatan penggunaan obat rasional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, dengan melakukan wawancara dan penelusuran dokumen. Analisa data dengan content analysis. Hasil penelitian menunjukkan implementasi kebijakan penggunaan antibiotika dan penerapan intervensi WHO belum berjalan baik. Pencegahan resistensi antibiotika belum terkoordinir baik dari empat pilar Tim Program Pengendalian Resistensi Antimikroba. Diperlukan revisi dan sosialisasi pelaksanaan kebijakan penggunaan antibiotika, juga pencegahan pserta engendalian infeksi."
Depok: Pusat kajian administrasi kebijakan kesehatan (FKM_UI), 2014
351 JARSI 1:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maksum Radji
Depok: UI-Press, 2012
PGB 0005
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Simon, C.
New York: Schattauer, 1993
615.329 SIM a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Tandi Arrang
"Abstrak
Swamedikasi adalah upaya pengobatan yang dilakukan sendiri untuk mengatasi keluhan dan penyakit ringan, seperti batuk, flu, demam, nyeri, sakit maag, kecacingan, diare, biang keringat, dan beberapa penyakit ringan lainnya. Dari hasil data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI (2013), sejumlah 103.860 dari 294.959 rumah tangga (35,2%) di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi (termasuk obat keras sebesar 35,7% dan antibiotika 27,8%). Provinsi tertinggi yang menyimpan obat adalah DKI Jakarta (56,4%). Beberapa penelitian menemukan bahwa sekitar 40% sampai 62% antibiotika tidak digunakan secara tepat. Penggunaan antibiotika yang tidak tepat dapat menyebabkan risiko resistensi antibiotika dan dapat mengancam jiwa seluruh masyarakat di setiap belahan dunia. Oleh karena itu, dilakukan pengabdian kepada masyarakat untuk memberikan informasi tentang swamedikasi penyakit influenza (flu) dan batuk demi meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenaipenggunaan antibiotika yang tepat (rasional). Kegiatan ini dilaksanakan berupa ceramah dan pengisian kuesioner tentang pengetahuan terkait antibiotika. Kegiatan ini dihadiri oleh 34 peserta, tetapi hanya 32 peserta yang mengisi kuesioner. Sebanyak 13 peserta (40,6 %) menjawab dengan benar kegunaan antibiotika, 26 peserta (81,25%) menyatakan pernah menggunakan antibiotika, 14 peserta (53,85%) mengakui pernah membeli antibiotika tanpa resep dari dokter. Antibiotika tersebut digunakan untuk mengobati keluhan, seperti hidung berair, batuk, nyeri tenggorokan, demam, dan beberapa kondisi lainnya. Sebanyak 7 perserta(26,92%) mengakui kadang-kadang mengubah aturan penggunaan antibiotika yang dianjurkan dan 8 orang peserta (30,77%) mengganti antibiotika dengan jenis antibiotika lainnya. Simpulannya adalah pengetahuan masyarakat tentang penggunaan antibiotika yang rasional masih kurang. Untuk itu, perlu ditingkatkan edukasi mengenai penggunaan antibiotika yang rasional."
Jakarta: Pusat Pemberdayaan Masyarakat - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, 2019
300 JPM 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ishak G. M Lahunduitan
"Sejak ditemukmmya obat-obatan antibiotika, telah terbukti bahwa antibiotika efektif mengendalikan infeksi bakterial. Namun dengan penggunaan yang irasional tampak pula kerugiannya yang tidak sedikit antara lain; resistensi kuman, penyebaran kuman non patogen menjadi patogen, reaksi anafilaktik dan masalah biaya yang tinggi. Masalah resistensi bakteri terhadap antibiotika mula-mula ditanggulangi dengan penemuan ohat-obatan golongan baru dan juga dengan mengupayakan modifikasi kimiawi terhadap obat-obat yang sudah ada. Sayangnya tidak ada yang dapat mengimbangi kemampuan bakteri patogen untuk membentuk resistensi.

Since the discovery of antibiotic drugs, it has been proven that antibiotics are effective in controlling bacterial infections. But with the use of irational It also appears that the disadvantages are not small, including; germ resistance, the spread of non-pathogenic germs into pathogens. anaphylactic reactions and cost problems tall. The problem of bacterial resistance to antibiotics was first overcome by the discovery of new classes of drugs and also by seeking modifications chemicals against existing drugs. Unfortunately, nothing can compensate for the ability of pathogenic bacteria to form resistance."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Afida Kalisya
"ABSTRAK
Latar Belakang. Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri komensal yang hidup pada manusia. Penggunaan antibiotika diikuti dengan resistensi terhadap antibiotika mengakibatkan munculnya infeksi lain, salah satunya ialah infeksi Staphylococcus aureus resisten Metisilin (MRSA). Bakteri MRSA merupakan bakteri yang resisten terhadap antibiotika metisilin, namun seiring berkembangnya waktu juga terjadi resistensi terhadap antibiotika lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kepekaan bakteri pada infeksi MSSA dan MRSA terhadap antibiotika golongan fluorokuionolon dan vankomisin. Metode. Penelitian retrospektif potong lintang (cross-sectional) ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada Januari 2018 sampai Juni 2019 dengan menggunakan data sekunder dari WHONET 5.6. Hasil. Pada tahun 2018, terdapat 45 spesimen klinik yang terinfeksi Staphylococcus aureus, dengan 43 spesimen merupakan infeksi MSSA dan 2 spesimen positif MRSA. Sementara itu, pada tahun 2019 (Januari sampai Juni 2019), terdapat 17 spesimen klinik yang terinfeksi Staphylococcus aureus, dengan 15 spesimen merupakan infeksi MSSA dan 2 spesimen positif MRSA. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis, ditemukan tidak terdapat perbedaan signifikan sensitivitas MSSA terhadap antibiotika golongan fluorokuinolon dan vankomisin (p=0,34) dan tidak terdapat perbedaan sensitivitas MRSA terhadap antibiotika tersebut (p=0,39). Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan signifikan pada MRSA dan MSSA terhadap semua golongan antibiotika yang diujikan periode Januari 2018 hingga Juni 2019.

ABSTRACT
Background. Staphylococcus aureus are commensal bacteria that live in human body. Mass use of antibiotic followed by antibiotic resistance results in infections, such as Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Like the name implies, MRSA develops resistance towards Methicillin. As time goes by, it also develops resistance towards other family of antibiotics. This research aims to compare the sensitivity of MRSA and MSSA to the family of fluoroquinolones and vancomycin. Method. This retrospective cross-sectional research was conducted in Clinical Microbiology Laboratory, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia using secondary data from WHONET 5.6 on January 2018 until June 2019. Results. In 2018, there were 45 specimens of Staphylococcus aureus infection collected. 43 specimens were infected by MSSA and 2 specimens were MRSA positive. Meanwhile, in 2019 (January 2019 to June 2019) there were 17 specimens of Staphylococcus aureus infection collected, with 2 specimens were MRSA positive and 15 specimens were infected by MSSA. Based on Kruskal Wallis test, it was found that the sensitivity of MSSA towards fluoroquinolones and vancomycin was not significant (p=0,34) and the sensitivity of MRSA towards fluoroquinolones and vancomycin was also not significant (p=0,39). Conclusions. There is no significant difference towards fluoroquinolones and vancomycin antibiotics to MRSA and MSSA in LMK FKUI during Janury 2018 until June 2019."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armen Muchtar, Author
Jakarta: UI-Press, 2006
PGB 0173
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>