Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Turnip, Andreas Billy Yoel
" ABSTRAK
Hipertensi merupakan kelainan yang menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan seluruh dunia. Salah satu panduan yang umum digunakan dalam penanganan hipertensi adalah panduan Joint National Committee 8 JNC 8 . Selain penggunaan panduan JNC 8, Indonesia memiliki Formularium Nasional Fornas yang di dalamnya terdapat rekomendasi obat-obatan berbagai penyakit, termasuk obat-obatan antihipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi pasien hipertensi tingkat 1 dan 2 yang datang ke URJ RSUPN Ciptomangunkusomo dan mendapatkan obat antihipertensi yang sesuai dengan panduan JNC 8 dan Fornas. Penelitian dilakukan dengan mengamati pengobatan yang didapatkan pasien dalam rekam medis dan membandingkannya dengan panduan JNC 8 dan Fornas. Hasil penelitian menunjukkan 67,68 pasien mendapatkan pengobatan yang sesuai JNC 8 dan Fornas. Jenis obat antihipertensi yang sesuai dengan panduan JNC 8 didapatkan pada 82,83 pasien. Sedangkan 100 pasien mendapatkan obat antihipertensi yang sesuai dengan daftar obat Fornas. Dosis obat yang sesuai dengan JNC 8 ditemukan pada 81,82 pasien. Evaluasi hasil pengobatan yang sesuai dengan panduan JNC 8 ditemukan pada 100 pasien. Biaya pengobatan 99 pasien lebih murah Rp 30.588,50 /hari apabila pengobatan diberikan sesuai dengan panduan JNC 8 dan Fornas.

ABSTRACT
Hypertension is a prevalent medical problem in Indonesia or around the world. One commonly used guideline for hypertension treatment is the Joint National Committee 8 JNC 8 guideline. Aside from the JNC 8 guideline, Indonesia has Formularium Nasional Fornas which contains a list of recommended drugs for various diseases, including antihypertensive drugs. This study aims to know the proportion of grade 1 and 2 hyertensive patient who comes to outpatient department of RSUP Ciptomangunkusumo and receives antihypertensives drugs according to the JNC 8 guideline and Fornas. The study is conducted by observing the received medication of each patient in medical record and compares them to the JNC 8 guideline and Fornas. The study shows that 67.68 hypertensive patients received medication according to JNC 8 and Fornas. Antihypertensive drugs type selection which followed the JNC 8 guideline was found in 82.83 patients. While 100 patients received antihypertensive drugs which adhere to Fornas. The appropriate dosage was found in 81.82 patients. Treatment evaluation which adhere to JNC 8 was found in 100 patients. Treatment cost of 99 patients is cheaper by IDR 30,588.50 per day if the treatment was given according to JNC 8 guideline and Fornas."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ady Setyawan
"ABSTRAK
Hipertensi intradialisis merupakan salah satu komplikasi hemodinamik pada pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi intradialisis. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 pasien yang menjalani hemodialisis rutin 2 kali seminggu. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian hipertensi intradialisis dengan obat antihipertensi yang ikut terbuang saat dialisis golongan ACE inhibitor dan ?-blocker p value =0.001 , jenis kelamin p value=0.014 dan durasi hemodialisis p value=0.044 . Hasil analisis multivariat regresi logistik berdasar nilai Odd Ratio menunjukkan obat anti hipertensi merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap hipertensi intradialisis diikuti oleh jenis kelamin, riwayat penyakit kardiovaskular, durasi hemodialisis, IDWG serta riwayat penyakit DM. Berdasarkan hasil penelitian ini, hipertensi intradialisis dapat dicegah dengan menggunakan obat antihipertensi yang tidak ikut terbuang selama proses dialisis.

ABSTRACT
Intradialytic hypertension is one of hemodynamics complications in patient on hemodialysis. The aim of this study was to analysis the factors that affect occurence of intradialytic hypertension. This research used observational method with cross sectional approach. Samples on this research were 96 patient who does hemodialysis routine twice a week. The result of this study showed significant relation between intradialytic hypertension with antihypertensive drugs that release along hemodialysis process ACEinhibitor and blocker p value 0.001 , sex p value 0.014, and hemodialysis duration p value 0.044 . The result of logistic regression analysis based on Odd Ratio proved that antihypertensive drugs used was the most factor that influence intradialytic hypertension followed sex, cardiovascular disease history, hemodialysis duration, IDWG, and diabetic disease history. Based on this study, intradialysis hypertension can be prevented by used antihypertensive drug that didn rsquo t released by hemodialysis process."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Laurent Susilowati Larosa
"Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat di mana seorang apoteker melakukan pekerjaan kefarmasian. Apoteker merupakan bagian dari tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan dan kewajiban untuk melakukan pekerjaan kefarmasian yaitu pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat. Dalam mengola apotek, seorang apoteker harus mampu melaksanakan peran profesinya sebagai tenaga kesehatan yang mengimplementasikan ilmu pengetahuannya dalam memberikan pelayanan kefarmasian yang terbaik, serta mampu menjalankan peran manajerial di apotek. Karena pentingnya peran apoteker dalam mengelola apotek, maka dilakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di apotek. Kegiatan tersebut bertujuan agar calon apoteker dapat memahami secara langsung mengenai peranan apoteker di apotek, sebagai sarana pelatihan untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan, serta mempelajari segala kegiatan dan permasalahan yang ada di apotek. Tugas khusus yang diberikan saat Praktik Kerja Profesi Apoteker adalah “Analisis Perencanaan Persediaan Obat Antihipertensi di Apotek Roxy Jakasampurna”. Tugas khusus ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan pemahaman terhadap perencanaan pengadaan yang baik di apotek, sehingga dapat menghindari terjadinya penumpukan dan kekosongan stok obat di apotek.

Pharmacy is a pharmaceutical service facility where a pharmacist performs pharmaceutical work. Pharmacists are part of health workers who have the authority and obligation to carry out pharmaceutical work, namely manufacturing including quality control of pharmaceutical preparations, procurement, storage and distribution of drugs, drug management, drug services based on doctor's prescriptions, drug information services, and drug development. In managing a pharmacy, a pharmacist must be able to carry out his professional role as a health worker who implements his knowledge in providing the best pharmaceutical services, and is able to carry out a managerial role in a pharmacy. Because of the important role of pharmacists in managing pharmacies, a Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) is carried out in pharmacies. This activity aims so that prospective pharmacists can understand the role of pharmacists in pharmacies, as a means of training to apply the knowledge that has been obtained, as well as learn about all activities and problems that exist in pharmacies. The specific task given during the Pharmacist Professional Practice is "Analysis of Antihypertensive Drug Inventory Planning at the Roxy Jakasampurna Pharmacy". This special task aims to train and improve understanding of good procurement planning in pharmacies, so as to avoid the accumulation and emptiness of drug stock in pharmacies."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library