Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syakir
Abstrak :
Pembangunan yang dilaksanakan, diciptakan dan diharapkan terlaksana dengan baik sehingga mampu mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh masyarakat. Dalam situasi dan semangat otonomi daerah yang dilaksanakan, pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu sektor potensial yang kemudian dikembangkan oleh daerah. Kepariwisataan sendiri pada hakekatnya mampu membantu dan melengkapi pertumbuhan sektor lain serta menambah lapangan dan kesempatan masyarakat dalam lingkungan dimana pariwisata itu berada. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode dekriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran atau suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran/deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta keterlibatan masyarakat dalam memanfaatkan peluang dari implementasi kebijakan pengembangan pariwisata yang dilaksanakan dikawasan wisata wisata Anyer. Adapun pengumpulan data di lokasi studi menggunakan tehnik baik secara primer maupun sekunder. Secara primer menggunakan metode wawancara dengan pertanyaaan-pertanyaan yang bersifat terbuka, serta secara observasi_ Sedangkan secara sekunder menggunakan studi kepustakaan yang berkaitan dengan data yang dibutuhkan. Pengembangan pariwisata yang dilaksanakan di kawasan wisata Anyer terkait dengan penataan dan pengembangan produk-produk wisata yang meliputi pengembangan obyek-objek wisata alam dan budaya, pengembangan akomodasi dan fasilitas penginapan dan hotel, peningkatan produk wisata, peningkatan dan penataan prasarana dan aksesibilitas agar mampu memperlancar dan mempermudah kunjungan wisata serta menengembangkan daya tarik wisata baru untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Keterlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata di kawasan wisata Anyer selama ini sejak daerah tersebut dijadikan kawasan wisata dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ekonomi. Dan sisi ekonomi dengan keberadaan pariwisata, masyarakat sekitar dapat mengembangkan usaha ekonomi untuk meningkatkan penghasilan dan tingkat kesejahteraan. Dimana sebelum daerah ini dikembangkan sebagai objek wisata pada umumnya masyarakat sekitar bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani penghasilan yang didapatkan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan pengembangan pariwisata sektor mata pencaharian masyarakat berkembang dengan memannfaatkan peluang dan kesempatan dari banyaknya kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara. Masyarakat membuka usaha penginapan dan tempat peristirahatan, rumah makan, warung telekomunikasi, jasa penyewaan keperluan alat mancing dan olah raga pantai, usaha pernijatan tradisional hingga menjadi pemandu wisata. Paluang dan kesempatan kerja lebih luas dari keberadaaan wisata didaerah Anyer tersebut serta merangsang masyarakat untuk menciptakan usaha sendiri dalam menyediakan apa saja yang menjadi kebutuhan bagi wisatawan yang berkunjung. Dan sisi lain kebudayaan dan kesenian di daerah Anyer atau serang pada umumnya semakin berkembang seiring kebutuhan dari pertunjukan kesenian yang ditampilkan setiap saat untuk membuat betah para wisatawan yang berkunjung didaerah ini. Selain perkembangan dan kreasi-kreasi yang terus berkembang dari kesenian ini dengan keberadaan pariwisata kebudayaan dan kesenian tradisional yang dimiliki oleh daerah Serang seperti Debus dan kesenian tradisional lainnya tetap lestari dan terjaga sebagai salah satu daya tarik wisata. Meskipun keberadaan pariwisata disekitar kawasan wisata Anyer memberikan manfaat yang besar terutama sebagai salah satu penghasil devisa bagi daerah Serang dan mempengaruhi masyarakat untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata didaerah ini karena memberikan manfaat-manfaat secara ekonomis, pengembangan pariwisata di Kawasan Anyer masih memerlukan perbaikan dan peningkatan baik secara prasarana, pengetahuan tentang pariwisataan yang lebih mendalam kepada masyarakat sehingga mutu dan daya tarik wisata yang ada didaerah ini lebih meningkatkan kunjungan wisatawan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12196
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wirastri
Abstrak :
ABSTRAK
Bukti kubur dari masa prasejarah telah ditemukan sejak masa Berburu dan Mengumpul Makanan Tingkat Lanjut, pada masa Perundagian sisa kubur tersebut ditemukan pula pada berbagai tempat, yang terdiri dari kubur dengan wadah dan kubur tanpa wadah. Pada penguburan tanpa wadah sikap rangka dan keletakan bekal kubur dapat lebih jelas terlihat. Situs penguburan tanpa wadah yang telah beberapa kali diteliti adalah situs Liang Bua, Plawangan, Gilimanuk dan Anyer.

Skripsi ini membahas kubur tanpa wadah yang terdapat pada keempat situs tersebut. Tujuan penulisan ini adalah untuk melihat ketentuan-ketentuan yang berlaku pada praktek penguburan pada keempat situs tersebut. Data diperoleh dari deskripsi tentang kubur khususnya kubur tanpa wadah, yang terdapat pada skripsi-skripai sarjana, disertasi dan laporan-laporan penelitian lainnya yang telah diterbitkan oleh instansi yang berwenang.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan deskripsi tentang rangka dan gambar-gambar rangka dalam kubur. Temuan kubur yang digunakan sebagai data dari situs Liang Bua, merupakan hasil penelitian tahun 1965 dan 1978, Gilimanuk: tahun 1973-1979, Plawangan: tahun 1973-1986, dan Anyer: tahun 1955 dan 1976.

Kemudian dilakukan pengelompokan pola-pola kubur berdasar keteraturan sikap rangka terutama pada sikap badan, di masing-masing situs, sehingga diketahui pola kubur yang terdapat pada masing-masing situs. Pola kubur pada keempat situs dibandingkan sehingga terlihat persamaan dan perbedaan dari pola kubur yang ada dan diketahui pula pola kubur yang berlaku pada semua situs. Melalui data etnografi pada beberapa suku bangsa di Indonesia, dicoba untuk mengetahui ketentuan-ketentuan tertentu yang dikenakan pada praktek penguburan pada keempat situs tersebut.

Dari analisis yang telah dilakukan pada kubur_kubur tanpa wadah tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat pola kubur (khususnya pada kubur primer) yang berlaku pada keempat situs yaitu rangka dengan sikap badan lurus dan kaki lurus sejajar. Pala kubur ini pada masing-masing situs merupakan pola yang terbanyak ditemukan. Di samping itu terdapat pula pola-pola tertentu yang hanya berlaku pada masing-masing situs. Orientasi rangka pada situs Liang Bua adalah ke mulut gua (sungai Racang), Gilimanuk ke teluk Gilimanuk dan gunung Prapat Agung, Plawangan ke gunung Muria, dan Anyer ke selat Sunda.

Berdasar data etnografi diketahui pula bahwa rangka pada kubur primer dapat diletakkan dalam berbagai sikap tanpa ketentuan tertentu, hanya rangka tersebut diikat agar roh si mati tidak bangkit kembali. Kerangka yang biasa ditemukan tanpa sebagian tulang anggota badan mengganggu kehidupan di kampung. Rangka yang penempa_tannya khusus atau menyimpang dari yang lain disebabkan karena kematian yang dianggap tidak wajar oleh masyarakat setempat.
1990
S12805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiah Faizah
Abstrak :
Pantai Anyer sebagai salah satu obyek wisata terkemuka di Kabupaten Serang berperan dalam perkembangan fasilitas wisata seperti hotel di Jalan Raya Anyer. Perkembangan industri pariwisata diharapkan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat di sekitar destinasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hotel-hotel yang ada di sepanjang Jalan Raya Anyer menyerap angkatan kerja yang berasal dari Kecamatan Anyar serta bagaimana karakteristik angkatan kerja yang bekerja pada hotel. Hotel diklasifikasi berdasarkan jaringan dan non jaringan, kemudian penentuan kelas hotel tinggi atau rendah dilakukan dengan metode pembobotan. Pembagian wilayah berdasarkan administrasi desa dan bentuk medan dilakukan untuk mengasumsikan jarak desa terhadap lokasi hotel. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik hotel dengan karakteristik angkatan kerja lokal. Sehingga dapat diketahui bahwa hotel jaringan memiliki angkatan kerja dengan karakteristik yaitu dari desa-desa yang lebih yang beragam dengan jarak dekat maupun jauh, semakin banyak angkatan kerja yang berumur produktif, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, tetapi dominasi penempatan angkatan kerja lokal pada divisi yang rendah. Hotel non jaringan memiliki karakteristik angkatan kerja antara lain berasal dari desa-desa terdekat dengan hotel, dengan umur antara 20-50 tahun, tingkat pendidikan dari SD sampai dengan S1, dan ditempatkan pada seluruh divisi, baik tinggi maupun rendah secara merata. Penyerapan angkatan kerja tertinggi terjadi pada desa-desa yang dilalui Jalan Raya Anyer, terutama pada desa-desa dimana banyak hotel-hotel berdiri. ......Anyer beach is one of the site attractions at the Serang Regency which development is expected to bring economic impact to the surrounding community. This study aims to determine how the hotels along Anyer Street absorb the labor force coming from Anyar District and how the characteristics of the labor force working in the hotel. The hotels are classified based on the network and nonnetwork, then determination high or low class hotel is done by weighting method. Deliniation area is based on the country territory and relief to assume the distance between location and the hotels. Descriptive analysis is used to determine the relationship between the characteristics of the hotel with the characteristics of the local labor force. So it can be seen that the characteristics of the labor force in the network hotels were came from countries which near and far distances, with more productive age, higher education level, but the dominance of the local workforce placement is at the lower division. Non network hotels characteristics of the labor were came from countries nearby the hotels, with ages between 20-50 years, levels of education from primary up to bachelor degree, and placed in all divisions, high and low both equally. Highest labor force absorption occurs in the countries passed by Anyer Street, especially in the villages where these hotels exist.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Usep Hasan Sadikin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tipologi fisik pantai yang digunakan sebagai kegiatan wisata dan menentukan di mana pantai wisata yang ideal bagi kegiatan rekreasi dan pengembangan wisata pantai di Anyer-Tanjung Lesung, Provinsi Banten. Pantai wisata tipe ideal mempunyai, atau mendekati pada, tipologi fisik pantai yang lebar, tidak berkarang, air tanah tawar dan jauh dari jalan raya. Sedangkan pantai wisata kurang ideal mendekati pada tipologi fisik pantai yang sempit, berkarang, air tanah payau dan dekat dari jalan raya. Dari tipologi fisik tersebut, pantai wisata yang memiliki tipologi fisik yang ideal adalah Pantai Bandulu, Pantai Teluk Lada, dan Tanjung Lesung. Sedangkan pantai wisata yang kurang ideal adalah Pantai Anyer, Pantai Carita dan Pantai Labuan
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2008
S34087
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stevy Maradona
Abstrak :
Bekal kubur adalah benda-benda atau hal-hal lain (yang dapat berupa orang/hewan) yang dikubur bersama dengan mayat; dianggap berfungsi sebagai bekal untuk roh orang yang meninggal dalam perjalanan ke alam baka/digunakan (dimanfaatkan) oleh roh di dunia arwah. Dari berbagai jenis bekal kubur yang d temukan, tembikar adalah jenis bekal kubur yang paling dominan dan umum ditemui. Di Indonesia, kehadiran bekal kubur dalain konteks penguburan prasejarah diperkirakan baru muncul pada masa perundagian. Ada beberapa situs penguburan yang teretak di daerah pesisir, yang sekilas memiliki temuan bekal kubur yang hampir sama seperti tembikar, manik-manik, dan benda-benda yang terbuat dari logam, yaitu situs Anyer, Plawangan, dan Gilimanuk. Tembikar yang digunakan sebagai bekal kubur di situs Anyer, Plawangan dan Gilimanuk setelah diidentifikasi terdiri dari jenis- jenis periuk, cawan, lempayan, kendi dan piring serta benda-benda terakota lainnya. Tembikar yang paling umum digunakan sebagai bekal kubur adalah periuk. Secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tembikar-tembikar yang digunakan sebagai bekal kubur di ketiga situs memiliki beberapa persamaan-persamaan seperti dari bentuk, ukuran, teknik buat, teknik penyelesaian, tenik khas, motif dan pola hias serta dari konteksnya dalarn ruang kubur. Dari bentuknya tembikar-tembikar bekal kubur diketiga situs dapat digolongkan ke dalam 2 bentuk umum, yaitu tembikar bulat dan tembikar berkarinasi. Muncul variasi-variasi bentuk pada masing-masing tipe tembikar, dan umumnya variasi yang muncul adalah bagian leher dan kaki. Dari ukuran diketahui bahwa rata-rata ukuran tinggi periuk adalah 10,9 cm, cawan 5,8 cm, kendi 21 cm, piring 2,4 cm, tempayan 32,8 cm. Dari ukuran diameter diketahui bahwa rata-rata diameter periuk adalah 12,9 cm, cawan 15,6 cm, kendi 19,5 cm, tempayan 40,3 cm, piring 13,3 cm. Teknik buat tembikar memiliki ciri yang berbeda tiap situsnya. Tembikar situs Anyer umurnnya dibuat dengan teknik pijit walaupun ada juga yang dibuat dengan teknik roda putar dan pijit, tembikar situs Piawangan seluruhnya dibuat dengan teknik roda putar tatap landas, dan tembikar Gilimanuk. semuanya dibuat dengan teknik roda putar pijit. Teknik penyelesaian permukaan tembikar bervariasi antara diupam dan tidak diupam, serta ada yang dislip. hiasan pada pada tembikar bekal kubur_ umumnya motif-motif geometris yang dibuat dengan teknik gores, tera, dan tempel. Pengecualian terdapat pada situs Gilimanuk yang memiliki hiasan dengan motif wajah manusia dan situs Piawangan yang memiliki hiasan yang dibuat dengan teknik lukis. Jumlah bekal kubur yang disertakan terbagi ke dalam kelas-kelas. Sedikitnya ada 8 kelas yang muncul, mulai dari yang paling sedikit, yaitu 1 bekal kubur hingga yang paling banyak yaitu 8 bekal kubur. Penyertaan bekal kubur dengan kuantitas tertentu dipercaya melambangkan status sosial tertentu Pula, Semakin banyak barang bawaannya ke alam kubur maka semakin tinggi status sosial si mati. Selain itu dipercaya juga bahwa barang-barang yang, dibawa sebagai bekal kubur nantinya akan digunakan sebagai harta kekayaan si mati di kehidupan di alam roh. Apabila tembikar yang dikuburkan hanya berjumlah 1 atau 2 saja maka ia biasa diletakkan di dekat kepala, sekitar badan, dan di daerah kaki. Tetapi bila tembikar bekal kubur yang disertakan dalam jumlah banyak, biasa diletakkan berjejer di samping rangka atau diletakkan tersebar di sekelilingnya. Variasi bekal kubur di ketiga situs ini umumnya terdiri dari bekal kubur sejenis, bekal kubur dengan 2 jenis, bekal kubur dengan 3 jenis, dan bekal kubur dengan 4 jenis. Bekal kubur yang hanya terdiri dari satu jenis banyak ditemukan, dan umumnya seperti yang telah dikatakan di atas adalah tembikar jenis periuk. Bekal kubur dengan 2 jenis biasanya terdiri dari periuk dan cawan atau periuk dan piring tetapi yang paling sering muncul adalah periuk dan cawan. Bekal kubur dengan 3 jenis umumnya terdiri dari periuk, cawan dan kendi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library