Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zaimah Z. Tala
Abstrak :
Tujuan : Untuk mengetahui profil lipid dan kadar Apo-B serta hubungannya dengan asupan makanan dan faktor lain. Tempat : Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan Bahan dan cara : Penelitian desain cross sectional pada 105 subyek berusia≥ 35 tahun yang dipilih secara simple random sampling dari sampel MONICA III-Jakarta. Data yang dikumpulkan meliputi data sosioekonomi subyek, asupan makanan, antropometri serta pemeriksaan laboratorium untuk kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida dan Apo-B. Uji statistik yang digunakan adalah uji X2, Fisher dan Kolmogorov-Smirnov. Hasil dan kesimpulan : Subyek penelitian terdiri dari 49 laki dan 56 perempuan, dengan rerata umur 54,39 ± 10,72 tahun. Rerata kadar kolesterol total 209 ± 40,5 mg/dL, Nilai tengah kadar LDL 137,0 (58,0 - 223,0) mg/dL; kadar HDL 40,0 (23,0 - 77,0) mg/dL; kadar trigliserida 130,0 (27,0 - 340,0 mg/dL) dan kadar Apo-B 106,0 (44,0 - 172,0 mg/dL). Prevalensi kadar kolesterol total abnormal (≥ 200 mg/dL) sebesar 55,2%; kadar LDL abnormal (≥ 130 mg/dL) 60%; kadar HOL abnormal (< 40 mg/dL) 43,8%; kadar trigliserida abnormal (≥200 mg/dL) 13,3% dan kadar Apo-B abnormal ditemukan 25,7%. Dari hasil analisis bivariat didapat hubungan bermakna antara (I) kadar kolesterol total dengan jenis kelamin dan IMT, (2) kadar HDL dengan asupan PUFA, jenis kelamin dan umur, (3) kadar LDL dengan umur, 1MT dan Lpe/Lpa, (4) kadar trigliserida dengan Lpe/Lpa, dan (5) kadar ApoB dengan asupan protein, jenis kelamin, DM dan Lpe/Lpa. Setelah dilakukan analisis multivariat terlihat hubungan bermakna antara (1) kolesterol total dengan asupan karbohidrat, asupan protein dan Lpe/Lpa, (2) kadar HDL dengan jenis kelamin, (3) kadar trigliserida dengan Lpe/Lpa, dan (4) kadar ApoB dengan Lpe/Lpa dan asupan karbohidrat.
Relationship between Serum Lipid Profile and Apo-B With Dietary Intake and Other Factors of Adult in Mampang Prapatan District, 2000Objective: To determine serum lipid profile and apoB and its relationship to dietary intake and other factors. Location: Mampang Prapatan District, South Jakarta Materials and method: A cross sectional study has been carried out on 105 subjects (age ≥ 35 year), selected using simple random sampling method from MONICA III-Jakarta's sample. Data collected consist of socio-economic status, dietary intake, anthropometric, and laboratory examinations for total cholesterol, HDL, LDL, triglyceride and apoB. Statistical analysis was performed by X2, Fisher exact and Kolrnogorov-Smirnov test. Results and conclusions: Subjects in this study were 49 male and 56 female with average age 54.39 ± 10.72 year. Mean cholesterol level was 209 ± 40.5 mg/dL, median LDL level 137.0 (58.0 - 223.0 mg/dL), median HDL level 40.0 (23.0 - 77.0) mg/dL, median triglyceride level 130.0 (27.0 - 340.0) mg/dL, and median apoB level 106.0 (44.0 - 172.0) mg/dL. Prevalence of abnormal total cholesterol level (≥ 200 mg/dL) 55.2%, abnormal LDL level (≥ 130 mg/dL) 60%, abnormal HDL level (< 40 mg/dL) 43.8%, abnormal triglyceride level (≥ 200 mg/dL) 13,3%, and abnormal apoB level 25.7%. Bivariate analysis found significant relationship between (1) total cholesterol level and sex & BMI, (2) HDL level and PUFA intake, sex & age, (3) LDL level and age, BMI & WHR, (4) triglyceride level and WHR, (5) apoB level and protein intake, sex, DM & WHR. Multivariate analysis found significant relationship between (1) total cholesterol level and carbohydrate intake, protein intake and WHR, (2) HDL level and sex, (3) triglyceride level and WHR, (4) apoB level and WHR and carbohydrate intake.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T9329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Almira Devina Gunawan
Abstrak :
Latar Belakang: Penyakit jantung merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan penyebab nomor satu kematian di dunia. Salah satu penyebabnya adalah kelainan profil lipid aterogenik yang ditandai dengan peningkatan kadar LDL. Apolipoprotein B (apo B) merupakan inti dari partikel VLDL, LDL, IDL dan Lpa yang dapat menunjukkan secara langsung dari jumlah keseluruhan partikel lipoprotein aterogenik dalam sirkulasi. Asupan serat total yang rendah diduga berperan dalam peningkatan apo B dalam darah, akan tetapi hasil penelitian sebelumnya masih bervariasi. Tujuan: mengetahui korelasi antara asupan serat total, serat larut dan tidak larut dengan apo B pada pekerja normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta. Metode: Studi ini merupakan studi potong lintang pada karyawan perusahaan dengan status gizi normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta pada bulan Oktober–Desember 2020. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, 3-day food record dan pengukuran kadar apo B darah. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Spearman menggunakan perangkat lunak SPSS versi 20.0. Hasil: Dari 54 subjek yang diikutsertakan dalam penelitian, proporsi laki-laki dan perempuan sama, dengan mayoritas status gizi normal. Sebagian besar subjek tidak merokok dan memiliki tingkat aktivitas rendah. Kadar Apo B memiliki nilai rata-rata sebesar 87,31±19,95 mg/dL. Asupan serat subjek memiliki nilai tengah 8,05 (3,50– 37,80) gram/hari. Asupan serat larut dan tidak larut subjek memiliki nilai tengah 2,10 (0,88–13,40) dan 6,30 (2,26–39,45) gram/hari. Asupan serat total, serat larut dan serat tidak larut tidak berkorelasi dengan Apo B (hasil uji korelasi Spearman, masingmasing r = -0,084, p = 0,546; r = -0,055, p = 0,691; dan r = -0,068, p = 0,623). Kesimpulan: Tidak ada korelasi antara asupan serat total, serat larut, dan serat tidak larut dengan apo B karyawan perusahaan dengan berat badan normal dan overweight usia 19–49 tahun di Jakarta. ......Background: Heart disease has been reported worldwide as leading cause of death, with atherosclerosis as one of the most common etiology. One of the causes an abnormality of the atherosclerosis is characterized by an increase LDL levels. Apo B is the core of VLDL, LDL, IDL, and Lpa that provides the real amount of whole aterogenic lipoprotein in circulation. Low fiber intake plays a role in increasing apo B in blood, however previous findings are still controversial. Objective: To determine the correlation between total fiber intake, soluble and insoluble fiber with Apo B in normal and overweight workers aged 19–49 years in Jakarta. Metods: This was a cross-sectional study among normal and overweight workers aged 19–49 years old. Data were collected during October–Desember 2020 in Jakarta through questionnaires using 3 days food records and measurement of apo B level. Spearman correlation test was perfomed using SPSS version 20.0 software. Results: Result shows an equal proportion of male and female subjects, and mostly with normal nutritional status. Most of the subjects did not smoke and had low activity levels. Apo B level has a mean value of 87,31±19,95 mg/dL. The median fiber intake 8.05 (3.50–37.80) gram/day. The median soluble and insoluble fiber intake were 2.10 (0.88–13.40) and 6.30 (2.26–39.45) gram/day, respectively. The total fiber, soluble and insoluble fiber were not correlate with Apo B (Spearman correlation test, r = - 0.084, p = 0.546; r = -0.055, p = 0.691, and r = -0.068, p = 0.623, respectively). Conclusion: The total fiber, soluble and insoluble fiber were not correlate with Apo B among workers with normal and overweight age 19–49 years old in Jakarta.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library