Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Sulaiman Alwahdy
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang : Stroke iskemik merupakan salah satu jenis stroke yang tersering dijumpai. Trombolisis (rt-PA) merupakan satu-satunya obat yang diakui oleh Food and Drug Administration (FDA). Untuk regenerasi sel saraf yang telah mati hingga saat ini masih dipertanyakan. Sel mononuklear darah tali pusat manusia merupakan salah satu pilihan yang cukup menjanjikan untuk terapi stroke iskemik melalui keuntungan yang dimilikinya antara lain; ketersediaannya yang mudah, efek pluripotensi dan imaturitas yang dimilikinya. Metode Penelitian : Penelitian eksperimental dengan desain Prospective Interventional Study pada 4 kelompok perlakuan. Kelompok pertama adalah kelompok sehat dan tiga kelompok lainnya adalah kelompok perlakuan tikus yang dilakukan oklusi arteri serebral media (OASM) dengan jumlah enam tikus per kelompok. Tikus dibiarkan selama tujuh hari setelah dilakukan OASM dan sebelum dilakukan transplantasi secara intraarteri dan intravena dengan dosis 1x106 sel per kg. Penilaian fungsional dilakukan sebelum OASM, tujuh hari setelah OASM dan pada hari ke 3,4 dan 9 pasca transplantasi. Dilakukan evaluasi terhadap pengurangan luas area infark, sel yang mengekspresikan protein beta-III tubulin (TUJ1), glial fibrillary acidic protein (GFAP) dan vascular endothelial growth factor (VEGF) dalam proses neurogenesis dan angiogenesis. Hasil : Pada tes sensorimotor didapatkan hasil yang tidak berbeda bermakna diantara kelompok. Terdapat perbedaan bermakna pada aktifitas spontan tikus yang dilakukan transplantasi dibandingkan kelompok kontrol (p<0.05). Membandingkan jumlah sel neuron didaerah hipokampus, terdapat jumlah sel yang lebih banyak pada kelompok transplantasi dibandingkan kelompok kontrol walaupun tidak berbeda bermakna secara statistik. Angiogenesis pada kelompok transplantasi memiliki hasil yang berbeda bermakna dibandingkan kontrol (P<0.001). Tidak ditemukan adanya pengurangan luas area infark dan efek samping pada kelompok transplantasi. Kesimpulan : Baik dilakukan secara intraarterial ataupun intravena, kedua rute tetap memiliki efek dalam memperbaiki aktifitas spontan tikus. Dosis 1x106 sel per kg cukup aman dengan tidak ditemukannya efek samping yang serius seperti efek rejeksi dan tetap memiliki efek yang menguntungkan. Angiogenesis yang terbentuk pada kelompok transplantasi memberikan harapan dalam mempercepat proses neurogenesis.
ABSTRACT

Introduction : Cerebral ischemia is among the most common type of stroke seen in patient. Thrombolysis (rt-PA) is the only United States Food and Drug Administration (FDA) approved drug available.For regeneration of death neurons are remain questionable. Human umbilical cord blood mononuclear cell (cbMNC) is one of the option treatments for ischemic stroke through their various advantages; availability, pluripotency and immaturity. Method : One group for healthy rat and three groups (n=6 per group) of male wistar rats were undergone permanent middle cerebral artery occlusion (MCAO). Rats were allowed to recover for 7 days before intraarterial (IA) and intravenous (IV) injection of 1x106 cells per kg of human cbMNC. Behavioural tests were performed before MCAO, 1 week after MCAO and at 3,9 and 14 days after cbMNC injection. Brain infarct area, Beta III tubulin (TUJ1), glial fibrillary acidic protein (GFAP) and vascular endothelial growth factor (VEGF) antibody marker were evaluated. Results : Behavioral test in sensorimotor evaluation revealed no significant differences between all groups. Spontaneous activity were much significantly improved compared to placebo group (p<0.05). Comparing the survival of neurons in hippocampus, IA and IV have better result compare to placebo. Angiogenesis in IA group showed significant differences (P<0.001) compare to IV and placebo respectively. No effect of cbMNC transplantation in decreasing Infarct area. Serious adverse effects were not found. Conclusion : IA and IV human cbMNC transplantation provides post stroke spontaneous activity recovery. Safety of xenogenic study were confirmed by this study when dosage 1x106 cells per kg were used and showed their beneficial effects. The existence of more neovascularization in the transplanted rats of cbMNC provide hope in accelerating repairement of the neurons.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Nur Assyifa
Abstrak :
Latar Belakang: Lidokain, selain sebagai anestesia lokal klasik, juga berkembang penggunaannya secara sistemik untuk ajuvan anestesia. Salah satu manfaatnya ialah dalam neuroanestesi untuk relaksasi otak namun mekanisme kerjanya masih belum sepenuhnya diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh lidokain sistemik terhadap cerebral blood flow (CBF) yang dinilai dengan mean flow velocity (MFV) arteri serebral media (MCA) bilateral menggunakan alat Transcranial Doppler (TCD). Metode: Metode penelitian ini menggunakan desain uji klinis acak tersamar ganda di Instalasi Bedah Pusat RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, berlangsung pada bulan September-Desember 2023. Pada hari operasi, penilaian MFV MCA kanan dan kiri dilakukan menggunakan TCD pada tiga tahap waktu yang berbeda: sebelum anestesi, setelah anestesi, dan 1 jam setelah infus NaCl 0,9% pada kelompok kontrol atau infus lidokain pada kelompok uji. Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 26. Hasil: Dalam penelitian ini, 34 subjek memenuhi kriteria inklusi dan dibagi menjadi kelompok kontrol (infus NaCl 0,9%) dan kelompok lidokain (bolus lidokain 1,5 mg/kg dan infus lidokain 1,5 mg/kg/jam). Demografi subjek menunjukkan proporsi laki-laki dan perempuan yang seimbang di kedua kelompok, serta tidak ada perbedaan signifikan dalam rerata usia. Hasil pengukuran MFV MCA kanan dan kiri sebelum dan setelah pembiusan umum tidak menunjukkan perbedaan signifikan. Setelah satu jam pemberian infus lidokain, terdapat perbedaan signifikan (p <0,001) antara rerata kelompok kontrol 69,63 (22,7-85,1) cm/detik dan rerata kelompok lidokain 44,07 (21,3-61,1) cm/detik pada MCA kanan. Hal serupa terjadi pada MFV MCA kiri, di mana perbedaan signifikan (p=0,001) antara rerata kelompok kontrol 60,3 (18,4-85,1) cm/detik dan rerata kelompok lidokain 48,27 (18,3-66,3) cm/detik. Simpulan: Nilai MFV MCA lebih rendah pada pasien yang menerima infus lidokain intraoperatif dibandingkan dengan plasebo dan berbeda signifikan secara statistik pada MCA kanan (p <0,001) dan MCA kiri (p=0,001). ......Introduction: Lidocaine, besides being a classical local anesthetic, has also evolved for systemic use in adjunct anesthesia. One of its benefits lies in neuroanesthesia for brain relaxation, although its mechanism of action is not fully understood. This study aims to evaluate the systemic effects of lidocaine on cerebral blood flow (CBF) assessed through the mean flow velocity (MFV) of bilateral middle cerebral arteries (MCA) using Transcranial Doppler (TCD). Methods: This research is a double-blind randomized clinical trial design at the Central Surgery Installation of RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, conducted from September to December 2023. On the day of surgery, assessments of MFV in the right and left MCAs were performed using TCD at three different time points: before anesthesia, after anesthesia, and 1 hour after the infusion of 0.9% NaCl in the control group or lidocaine infusion in the experimental group. Data analysis was conducted using SPSS version 26. Results: In this study, 34 subjects met inclusion criteria and were divided into a control group (0.9% NaCl infusion) and a lidocaine group (1.5 mg/kg bolus followed by 1.5 mg/kg/h infusion). Subject demographics showed a balanced gender distribution with no significant age differences between the two groups. Measurements of MFV in the right and left MCAs before and after general anesthesia did not exhibit significant differences. However, one hour after lidocaine infusion, there were significant differences (p <0.001) between the mean control group values of 69.63 (22.7 - 85.1) cm/s and the lidocaine group values of 44.07 (21.3-61.1) cm/s in the right MCA. Similar findings occurred in the left MCA, with significant differences (p=0.001) between the mean control group values of 60.3 (18.4 - 85.1) cm/s and the lidocaine group values of 48.27 (18.3-66.3) cm/s. Conclusion: The MFV values in the MCA were significantly lower in patients receiving intraoperative lidocaine infusion compared to placebo, both in the right MCA (p <0.001) and the left MCA (p=0.001).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library