Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tsabita Annisa
Abstrak :
Penyakit demam berdarah merupakan salah satu penyakit utama yang tergolong dalam penyakit infeksi tropis di dunia dan di saat yang bersamaan, masih kurang adanya vaksin yang disetujui dan terapi antiviral yang dapat mengimunisasi dan menyembuhkan pasien dari penyakit tersebut. Sampai saat ini, perawatan suportif adalah tata laksana yang paling efektif untuk infeksi virus dengue (DENV), sehingga strategi terapeutik dengan menggunakan ekstrak natural telah dikembangkan. Indonesia sangat kaya dengan aneka ragam tanaman yang memiliki potensi sebagai obat antiviral, seperti contohnya Artocarpus communis. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai efek inhibitorik dari A. communis terhadap replikasi dan infeksi virus dengue. Dalam eksperimen ini, enam sampel sel Huh7it-1 diinfeksikan dengan DENV-2 NGC dan diberi perlakuan menggunakan berbagai konsentrasi dari ekstrak natural A.communis untuk menginvestigasi aktifitas antiviral extract tersebut. Cytotoxic effect dari ekstrak tersebut ditentukan oleh nilai 50% cytotoxic concentration (CC50) yang didapat dari cell viability (MTT) assay. Selain itu, focus assay digunakan untuk mencari nilai 50% inhibitory concentration (IC50) yang menentukan inhibitory effect. Eksperimen ini diakhiri dengan menghitung selectivity index (SI) untuk mengukur aktifitas antiviral dari ekstrak. Infeksi virus terhambat sangat efektif sebanyak 95.4% (p=0.0035) dengan perlakuan konsentrasi ekstrak tertinggi yaitu 80μg/ml. Namun, hambatan infeksi virus menurun dengan perlakuan konsentrasi ekstrak yang lebih rendah yaitu 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml dan 5μg/ml dengan inhibisi sebanyak 52.3% (p=0.0238), 12.6% (p=0.4408), 5.8% (p=0.5832) dan 2.1% (p=0.7881) secara urut. A. communis memiliki nilai IC50, CC50 dan SI yaitu 43.26μg/ml, 366.67μg/ml dan 8.48. Hasil yang didapatkan dari eksperimen ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang tinggi, ekstrak natural A. communis memiliki properti antiviral terhadap virus dengue. Selain itu, ekstrak tersebut memiliki nilai CC50 yang tinggi yang menandakan level cytotoxicity yang rendah dan nilai SI yang signifikan,sehingga menunjukkan potensi yang baik sebagai agen antiviral terhadap DENV.
Dengue hemorrhagic fever is currently a major tropical and subtropical infection in the world with lack of approved vaccines as well as antiviral therapies to immunize and cure patients towards this disease. Up until now, supportive care is the only effective management with no promising therapeutic treatment available against dengue virus (DENV) infection, therefore development of therapeutic strategies using natural extracts have arisen. Indonesia is rich in plant varieties in which their natural extracts have the potential for antiviral drugs, for example Artocarpus communis. The aim of this study was to investigate antiviral properties present in the natural extract of A. communis against DENV infection. In the experiment, six replicates of Huh7it-1 cells were infected with DENV-2 NGC and given various concentrations of natural extracts to determine antiviral activity. The toxicity effects of the extract were determined by cell viability (MTT) assay to find 50% cytotoxic concentration (CC50). Focus assay was used to find 50% inhibitory concentration (IC50), which determined the inhibitory effect. We concluded the experiment with calculating the selectivity index (SI) to measure antiviral activity of the extract. Upon treatment with the highest extract concentration of 80μg/ml, the infection was inhibited impressively as much as 95.4% (p=0.0035). The inhibition of infection decreased with lower extract concentration of 40μg/ml, 20μg/ml, 10μg/ml and 5μg/ml as much as 52.3% (p=0.0238), 12.6% (p=0.4408), 5.8% (p=0.5832) and 2.1% (p=0.7881) respectively. The results also exemplified that A. communis has an IC50, CC50 and SI of 43.26μg/ml, 366.67μg/ml and 8.48. The results of this study indicate that the natural extract of Artocarpus communis shows some level of antiviral property towards dengue virus at high concentrations. Furthermore, it has a high CC50 value that signifies low cytotoxicity and a significant SI thus demonstrating a good potency as an antiviral agent against DENV.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Muhammad
Abstrak :
ABSTRAK
Demam berdarah dengue masih terus menjadi penyakit yang mengakibatkan morbiditas dan mortalitas terutama di negara berkembang. Jumlah infeksi di seluruh dunia sendiri mencapai 50 juta hingga 200 juta dengan 75% infeksi berada di asia tenggara. Indonesia sendiri mengalami peningkatan tren infeksi dengue sejak tahun 1998. Pengobatan antiviral terhadap demam berdarah masih belum ditemukan hingga saat ini meskipun infeksi terus meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek dari A. communis terhadap replikasi virus dengue. Uji antiviral in vitro dilakukan dengan menggunakan sel yang diinfeksi dengan virus dengue serotipe 2 strain new guinea C (DENV-2 NGC). Pada plate dengan 48 sumur ditumbuhkan sel sebanyak 5 x 104 sel/sumur, setelah 24 jam sel diinfeksikan dengan DENV-2 NGC yang telah diberi perlakuan ekstrak A. communis dengan konsentrasi 40 ,20 ,10 ,5 , 2,5 dan 1,25 ug/mL. Sebagai kontrol perlakuan digunakan DENV-2 NGC yang diberikan DMSO tanpa ekstrak. Titer virus nantinya dihitung menggunakan metode focus assay sedangkan toksisitas diukur dengan metode MTT. Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kadar CC50 dari A. communis adalah 379,84 dengan kadar IC50 adalah 26,7, dan didapatkan Selectivity Index 379,84/26,7=14,2. Dari pemeriksaan kemaknaan konsentrasi dengan menggunakan kruskal wallis didapatkan adanya perbedaan bermakna pada masing-masing konsentrasi terhadap inhibisi virus dengue
ABSTRACT
Dengue fever is disease that have high level of morbidity and mortality, especially in developing countries. The prevalence of infection worldwide is about 50 million to 200 million cases, 75% of them occur in south east asian. In indonesia there’s an increasing pattern of dengue virus infection since 1998 until now. However there isnt any antiviral therapy for dengue fever. This research conducted to know the effect of A. communis on replication of dengue virus. Antiviral in-vitro test is done using cell that is infected with new guinea strain dengue virus serotype 2 (DENV-2 NGC). On plate with 48 well, the cell is grown to the amount of 5x104 cell/well, after 24 hours the cell will be infected using DENV-2 NGC and given A. communis extract with concentration of 40 ug/ml, 20 ug/ml, 10 ug/ml, 5 ug/ml, 2,5 ug/ml, and 1,25 ug/ml. As control we use DENV-2 NGC that is given DMSO without extract. The virus titre is counted using focus assay and toxicity using MTT. Result from research is CC50 of A. communis is 379,84 and IC50 is 26,7, with selectivity index 14,2. From kruskal wallis test there is significant difference between each concentration.
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Ulfiarakhma
Abstrak :
Penyakit infeksi masih menjadi masalah terbesar di banyak negara, salah satunya infeksi Methicillin-resistant Staphylococcus aureus MRSA . Meskipun vankomisin merupakan antibiotik standar dalam mengobati infeksi MRSA, terdapat kekhawatiran munculnya galur yang resisten terhadap vankomisin, sehingga diperlukan pengembangan antibiotik alternatif untuk pengobatan MRSA yaitu dengan ekstrak daun sukun Artocarpus communis yang telah terbukti memiliki efek antibakteri berdasarkan penelitian terdahulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun A. communis terhadap MRSA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental secara in vitro menggunakan metode makrodilusi. Uji aktivitas antibakteri ekstrak A. communis dilakukan dengan mencampurkan suspensi bakteri dan ekstrak kasar daun A. communis berkonsentrasi 1280 ?g/mL, 640 ?g/mL, 320 ?g/mL, 160 ?g/mL, 80 ?g/mL, 40 ?g/mL, 20 ?g/mL, 10 ?g/mL, 5 ?g/mL, 2,5 ?g/mL, 1,25 ?g/mL, dan 0,625 ?g/mL, kemudian diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam. Uji diulang sebanyak dua kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tabung menghasilkan cairan yang keruh. Setelah larutan dari masing-masing tabung dikultur pada agar Mueller-Hinton, ditemukan pertumbuhan koloni bakteri pada seluruh agar. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi hambat minimum KHM dan konsentrasi bunuh minimum KBM ekstrak daun A. communis terhadap MRSA tidak ditemukan pada konsentrasi 1280 ?g/mL hingga 0,625 ?g/mL. ...... Infectious disease still remains a major problem in many countries, one of which is Methicillin resistant Staphylococcus aureus MRSA infection. Although vancomycin is used to treat MRSA infection, there is concern about vancomycin resistant strain. Thus, the development of new alternative antibiotic such as breadfruit Artocarpus communis leaf rsquo s extract, which has antibacterial effect according to previous researches, is needed for more effective MRSA treatment. This research aims to know the antibacterial activity of A. communis leaf rsquo s extract towards MRSA. This in vivo experimental research uses macrodilution method which is performed by mixing bacterial suspension and A. communis leaf rsquo s crude extract with concentration of 1280 g mL, 640 g mL, 320 g mL, 160 g mL, 80 g mL, 40 g mL, 20 g mL, 10 g mL, 5 g mL, 2,5 g mL, 1,25 g mL, and 0,625 g mL, then incubated at temperature of 37o C for 24 hours. The result shows that all tubes give cloudy solution. After all of concentration from each tubes is cultivated in Mueller Hinton agar, the growth of bacteria colony was found in all agar. In conclusion, minimum inhibitory concentration MIC and minimum bactericidal concentration MBC of A. communis leaf rsquo s extract towards MRSA cannot be obtained at the concentration range from 1280 g mL to 0,625 g mL.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70343
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library