Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maula Darda Natanegara
"Energi listrik yang dibutuhkan untuk aktivitas pertambangan sangat diwajibkan memiliki kualitas yang baik dan aman bagi sistem tenaga listrik dan keselamatan manusia. Gangguan hubung singkat harus dihindari agar sistem tenaga listrik bekerja dengan optimal. Oleh karena itu, skripsi ini dilakukan dengan metode studi literatur dengan mencari dan mengumpulkan bahan yang ada kaitannya dengan dengan gangguan hubung singkat. Selanjutnya, dirancang suatu sistem tenaga listrik PT Bukit Asam (Persero), Tbk. dengan menggunakan software ETAP 12.6.0 (Electric Transient Analyzer Program) yang kemudian dilakukan simulasi gangguan hubung singkat pada rel 20 kV di sistem saat konfigurasi beban 60%, 80% dan 100% agar didapatkan kemampuan sistem yang optimal.
Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa ketika konfigurasi beban 100%, seluruh rel 20 kV pada sistem tenaga listrik terdapat arus hubung singkat yang tinggi dan diatas kapasitas lebur pemutus tenaga sehingga direkomendasikan peningkatakan kapasitas lebur pemutus tenaga atau pemasangan CLR (Current Limitting Reactor) untuk membatasi arus hubung singkat yang terjadi pada rel 20 kV.

The electrical energy for mining activities is very required to have a good quality and safe for electrical power systems and human safety . Short circuit must be avoided so that the power system to work optimally . Therefore, this thesis carried out by the method of literature study and collect materials in connection with the short circuit. Furthermore, I designed an electrical power system PT Bukit Asam (Persero), Tbk. using software ETAP 12.6.0 (Electric Transient Analyzer Program) which is then simulated short circuit at busbar 20 kV when current load configurations of 60%, 80% and 100% in order to obtain optimal system capabilities. The results of the simulations show that when the configuration to 100% load, the entire busbar 20 kV of the power system are short-circuit current is high and above rating circuit breaker so it is recommended to increase rating capacity circuit breaker or installation CLR (Current Limitting Reactor) for current limiting short circuit on a rail 20 kV.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigalingging, Rahmat
"Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik sebagian besar adalah hubung singkat dan gangguan tersebut akan meningkatkan arus hubung singkat sampai berlipat ganda dibandingkan arus nominal peralatan yang mengalami gangguan. Subsistem Bekasi-Priok adalah salah satu subsistem yang berasal dari APB DKI Jakarta & Banten yang telah memiliki nilai arus hubung singkat yang tinggi dibandingkan dengan subsistem lainnya dari APB DKI Jakarta & Banten. Seperti yang telah diketahui berdasarkan data yang berasal dari APB DKI Jakarta & Banten terdapat 22 GI di subsistem Bekasi-Priok dan 22 GI yang ada pada subsistem Bekasi-Priok, akan tetapi terdapat 15 GI berada pada nilai arus hubung singkat diatas atau diluar kapasitas breaking capacity (40kA). Oleh sebab itu, harus dilakukan suatu tindakan supaya mengurangi nilai arus hubung singkat agar kerusakan akibat ganguan hubung singkat dapat diminimalkan. Salah satu cara untuk mengurangi arus hubung singkat adalah dengan memisah subsistem Bekasi-Priok menjadi 2 Susbsistem, yaitu subsistem Bekasi 1,2-Priok Blok 1,2 dan susbsitem Cawang 2-Priok Blok 3. Dan berdasarkan hasil simulasi simulasi yang didapat dengan menggunakan Tools Dig Silent, cara pemisahan subsistem tersebut dapat menurunkan nilai arus hubung singkat secara signifikan di subsistem Bekasi-Priok dari 15 GI menjadi 1 GI, dan dari data hasil simulasi yang didapat nilai arus hubung singkat tertinggi di GI Priok Barat dengan nilai 64,21 kA turun menjadi 43,61 kA.

Disruption of the electric power system is largely short circuit and the interference will increase the short-circuit current up to double compared to the nominal current equipment is impaired. Bekasi-Priok subsystem is one of the subsystems derived from APB Jakarta and Banten who have had short-circuit current value which is high compared with other subsystems of the APB Jakarta and Banten. As already known based on data derived from the APB Jakarta and Banten there are 22 GI in subsystem Bekasi-Priok and 22 GIs exist in the subsystem Bekasi-Priok, but there are 15 GI is the value of short circuit current above or beyond the capacity of breaking capacity (40kA). Therefore, to do an act in order to reduce the short circuit current value that the damage caused by a short circuit interruption can be minimized. One way to reduce the short circuit current is the Bekasi-Priok subsystem separates into 2 Susbsistem, namely 1,2-Priok subsystem Bekasi Block 1.2 and susbsitem Cawang-Priok 2 Block 3. From the simulation results of simulation obtained by using Tools Dig Silent, the means of separation subsystems can reduce the value of short circuit current significantly in Bekasi-Priok subsystem GI of 15 to 1 GI, and data simulation results obtained short-circuit current value of the highest in West Priok GI value dropped 64.21 kA be 43.61 kA.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Sahputra
"Perangkat proteksi yang baik merupakan kunci keandalan dalam suatu sistem tenaga listrik. PLN P3B Jawa Bali sebagai pemasok utama tenaga listrik pulau ini tentunya dari waktu ke waktu selalu berusaha melakukan upaya guna mengoptimalisasi keandalan ini. Oleh karena itu, skripsi ini membahas mengenai perancangan perangkatreaktor pembatas arus hubung singkat guna meminimalkan nilai arus gangguan yang terjadi pada suatu sistem tenaga listrik. Berfokus kepada skenario penempatan reaktor pembatas arus hubung singkat, akan dipaparkan bagaimana optimasi penurunan nilai arus hubung singkat bila pembatas arus ini dipasang pada hubungan antar busbar, penyulang, ataupun pada generator. Perancangan instalasi dan analisis arus hubung singkat pada tulisan ini akan menggunakan perangkat lunak etap dan digsilent sebagai simulatornya. Dari simulasi, didapatkan bahwa hubungan antar busbar merupakan skenario paling tepat untuk penempatan reaktor, dan besarnya impedansi ideal yang dapat dipasang pada sistem ini adalah sebesar 10 ohm.

Good protection device is the key of reliability in power system. PLN P3B Jawa-Bali as the main supplier in this island surely working for the reliability of their power system time to time. That’s why this paper will discuss about the design of current limiting reactor for reduce fault current in the power system. Focus on the placement scheme of the current limiting reactor, it will explain about how to optimize the reduction of the fault current if this reactor installed between the busbar, outgoing feeder, or in the generator. Installation design and analysis of the fault current will use ETAP and DIGSILENT as the simulator program. From the simulation, busbar section is the best scheme to install the reactor and the maximum value of the ideal reactor impedans for this system is 10 ohm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Yoses Brebayrulige
"Peningkatan kapasitas produksi dan penambahan daya listrik pada plant 3AA terbaru berakibat pada kenaikan arus hubung singkat maksimum yang melewati pemutus tenaga tegangan menengah hingga mencapai 45,998kA. Nilai tersebut jauh melebihi  batas kemampuan pemutus tenaga eksisting sehingga diperlukan penggantian peralatan dengan kemampuan menahan arus hubung singkat yang lebih tinggi. Penempatan reaktor pembatas arus pada skenario 1 menurunkan arus hubung singkat hingga sebesar 28,412kA (reaktansi reaktor 0,279) dan pada 2 skenario hingga sebesar 30,425kA (reaktansi raktor 0,1). Pada skenario 3, arus hubung singkat yang melewati 3AA-SWGR01, 3AA-CBS01 dan 3AA-CBS02 dapat diturunkan hingga sebesar 30,626kA dan pada 3AA-SWGR02 dan 3AA-CBS03 sebesar 27,567kA (reaktansi reaktor 0,462). Dengan demikian penggantian pemutus tenaga eksisting (3AA-SWGR01, 3AA-SWGR02 dan 3AA-CBS01) tidak diperlukan. Namun demikian pengoperasian reaktor pembatas arus mengakibatkan peningkatan rugi-rugi daya dan jatuh tegangan. Penempatan reaktor pada skenario 3 merupakan pilihan terbaik karena memberikan rugi-rugi daya minimal dan jatuh tegangan dalam batas yang diinginkan. Investasi reaktor pada skenario 3 juga layak secara keekonomian karena memiliki nilai NPV sebesar USD 467.028 dan IRR 18%, di atas tingkat suku bunga.

With expansion of existing 3AA petrochemical plant, additional demand and development of power distribution system is required. This expansion increases the maximum available short circuit current to 45,998kA. Therefore, existing switchgear shall be replaced with enhanced rating. This replacement requires an expensive cost and shutdown of the existing plant. Current limiting reactor installed in scenario 1 reduce short circuit current to 28,412kA (reactor reactance 0,279). In scenario 2, short circuit current was reduced to 30,425kA (reactor reactance 0,1). In scenario 3, short circuit current was reduced to 30,425kA for 3AA-SWGR01, 3AA-CBS01 and 3AA-CBS02 and 27,567kA for both 3AA-SWGR02 and 3AA-CBS03 (reactor reactance 0,462). In conclusion, switchgear replacement is not required. However, current limiting reactor operation effect losses and voltage drop. Reactor installed in scenario 3 is the best option since its effect on losses and voltage drop is not so severe compare to other scenario. At the end, scenario 3 provide a significant positive NPV (USD 467.028) and IRR of 18%, which is higher than discount rate (12%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54268
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alpha Agustinus
"Perusahaan tambang sangat tergantung pada bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan listrik dan kegiatan pertambangan seperti penggunaan alat berat. Oleh karena itu, emisi gas rumah kaca akibat pembakaran bahan bakar fosil ini telah menjadi isu utama terkait dampak terhadap lingkungan akibat kegiatan pertambagan. Energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat menjadi solusi alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bauran PLTS yang optimal pada pabrik pengolahan mineral di tambang emas Newmont Suriname. Perangkat lunak HOMER digunakan untuk mendesain bauran PLTS paling optimal. Perangkat lunak ETAP digunakan untuk menvalidasi desain secara teknis teknis melalui analisis aliran daya dan analisis arus hubung singkat. Hasil penelitian menunjukkan kapasitas bauran PLTS paling optimal adalah 30 MW, dimana menurunkan Cost of Electricity (COE) dari cent $17,1/kWh menjadi cent $16,3/kWh dan emisi CO2 dari 142.682 ton/tahun menjadi 123.852 ton/tahun. Bauran PLTS ini layak secara teknis dimana level tegangan di semua bus masih dalam batas yang diperbolehkan menurut standar IEEE-1547-2018 dan arus hubung singkat maksimum tidak melebihi kapasitas dari switchgear terpasang.

Mining companies are highly dependent on fossil fuels to meet their electricity needs and mining activities such as the use of heavy equipment. Therefore, greenhouse gas emissions due to burning of fossil fuels have become a major issue related to the impact on the environment due to mining activities. Renewable energy such as Solar Power Plants (Photovoltaic) can be an alternative solution to overcome this problem. This study aims to examine the optimal photovoltaic penetration at mineral processing plant at Newmont Suriname gold mine. HOMER software is used to design the most optimal photovoltaic penetration. ETAP software is used to technically validate the design through power flow analysis and short-circuit analysis. The results showed that the most optimal photovoltaic penetration capacity is 30 MW, which reduced the Cost of Electricity (COE) from cent $17.1/kWh to cent $16.3/kWh and CO2 emissions from 142,682 tons/year to 123,852 tons/year. This photovoltaic penetration is ??technically feasible where the voltage level at all buses is within the permissible limits according to the IEEE-1547-2018 standard and the maximum short-circuit current does not exceed the capacity of the installed switchgear."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pengetanahan netral sistem tenaga listrik merupakan hal yang sangat penting. Tujuannya adalah untuk mengamankan sistem dari gangguan tanah....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rialdo Farizky
"Perkembangan sistem tenaga listrik mengarah menuju penggunaan pembangkit energi terbarukan (EBT). Pembangkitan EBT umumnya menggunakan inverter guna mengubah tegangan listrik searah (DC) menjadi tegangan listrik bolak balik (AC). Pembangkit berbasis inverter umumnya dimodelkan secara Voltage Controlled Current Source (VCCS) dimana saat terjadi kondisi gangguan hubung singkat arus listrik yang keluar dari inverter terbatas sebesar 1,2 p.u. Pembatasan arus yang keluar dari inverter membuat rele inverse tidak bisa merespon atau lambat dalam mendeteksi gangguan arus lebih atau short cicuit. Ketidakmampuan atau keterlambatan dalam mendeteksi gangguan tersebut dapat membuat gangguan seperti terbakarnya panel surya dan kerusakan pada komponen sistem tenaga listrik yang terhubung. Oleh karena itu, diusulkan metode adaptif pengaturan rele arus lebih dengan memanfaatkan faktor pengali Voltage Current Multiplier (VCM) agar rele dapat memberikan sinyal perintah tripping lebih cepat saat terjadi gangguan. Pada penelitian ini dilakukan pada sistemtransmisiIEEE9Bus dimana panelsurya dihubungkan pada bus 5.

The development of power systems is shifting towards the utilization of Renewable Energy Sources (RES). RES generation commonly employs inverters to convert Direct Current (DC) into Alternating Current (AC). Inverter Based Generations (IBGs) are typically modeled as Voltage Controlled Current Sources (VCCS), where during overcurrent conditions, the short-circuit response of the inverter is limited to 1-1,2 p.u. This limitation in short-circuit current during faults (1.2 p.u) renders inverse relays unable to promptly detect or respond, or may cause delays in their response. The inability or delayed response during faults may result in issues such as solar panel fires and damage to interconnected power system components. Therefore, an adaptive overcurrent relay setting method is proposed, utilizing the Voltage Current Multiplier (VCM) factor, to enable relays to issue tripping commands during disturbances. This research simulate in IEEE 9 Bus transmission system, with solar panels connected to bus 5."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Febriadi
"Salah satu ciri motor induksi adalah arus start yang beberapa kali dari arus nominal motor. Kondisi normal ini jangan menyebabkan bekerjanya system pengaman arus lebih yang berarti setting waktu kerja rele harus lebih besar dari waktu start motor. Rele arus lebih dan gangguan tanah perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sistem pengaman yang sensitif dan selektif sehingga melindungi kabel dan trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini dibahas mengenai teori dan metodologi untuk menghitung arus gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, serta koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah untuk menjaga sistem dari arus gangguan tersebut.

One of the induction motor characteristic has starting current which many times from motor nominal current. This condition don?t cause the overcurrent relay work so the relay operation time setting must longer than motor starting time. Overcurrent relay and groundfault relay must be coordinated carefully so we can get protection system sensitively and selectively so that to protect cable and transformator when short circuit fault has done. In this paper will be explained about theory and methodology to calculate fault current which may be done in the system and to get relay setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.03.08.154 Feb a
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Febriadi
"Salah satu ciri motor induksi adalah arus start yang beberapa kali dari arus nominal motor. Kondisi normal ini jangan menyebabkan bekerjanya system pengaman arus lebih yang berarti setting waktu kerja rele harus lebih besar dari waktu start motor. Rele arus lebih dan gangguan tanah perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga diwujudkan sistem pengaman yang sensitif dan selektif sehingga melindungi kabel dan trafo ketika terjadi gangguan hubung singkat. Pada skripsi ini dibahas mengenai teori dan metodologi untuk menghitung arus gangguan yang mungkin terjadi pada sistem, serta koordinasi rele arus lebih dan rele gangguan tanah untuk menjaga sistem dari arus gangguan tersebut.

One of the induction motor characteristic has starting current which many times from motor nominal current. This condition don't cause the overcurrent relay work so the relay operation time setting must longer than motor starting time. Overcurrent relay and groundfault relay must be coordinated carefully so we can get protection system sensitively and selectively so that to protect cable and transformator when short circuit fault has done. In this paper will be explained about theory and methodology to calculate fault current which may be done in the system and to get relay setting."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51023
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library