Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukarsan
Abstrak :
Piranti pengukuran besaran listrik sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan listrik dan perusahaan lainnya yang memakai daya listrik cukup besar. Baik untuk mengecek kelayakan daya yang tersuplay maupun untuk mengkalibrasi peralatan tertentu yang menggunakan tegangan rendah maupun tegangan tinggi. Pada peralatan tertentu seperti unit Roentgen, diperlukan pengkalibrasian secara rutin. Pengukuran arus tabling merupakan salah satu parameter yang harus dikalibrasi. Pada pengukuran arus tabling pada unit Roentgen diperlukan alat ukur arus yang safety serta mampu meng-hold arus yang mengalir beberapa saat tersebut agar hasil pembacaan arus dapat terbaca. Pada skripsi ini dirancang-bangun suatu alat ukur arus puncak sesaat secara tak sentuh. Alat ini menggunakan mikrokontroller AT90S8535 sebagai pengatumya. Sensor arus yang digunakan yaitu current transformer atau lebih dikenal dengan tang ampere. Sensor ini bekerja atas dasar prinsip induksi elektromagnetik, sehingga hanya dapat digunakan pada arus listrik AC atau DC berdenyut. Sesuai dengan karakteristik arus tabling pada unit Roentgen, alat ukur ini bekerja baik pada arus listrik dengan frekuensi rendah yaitu antara 50Hz sampai 120 Hz dan memiliki besar amplitude yang stabil. Alat ukur yang berhasil dirancang-bangun mempunyai prosentase kesalahan pengukuran sebesar 5 % pada pengukuran arus listrik sinusoida dengan frekuensi 50 Hz dan periode mengalimya arus antara 0,5 detik sampai 1 detik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung Puranto
Abstrak :
Trafo arus merupakan peralatan insU mentasi yang memegang peranan penting dalam operasi pengamanan sistem tenaga listrik, sebagai peralatan yang berfungsi mengubah tingkat anus menjadi suatu tingkat arus yang lebih rendah untuk pengoperasian rele, dimana rele akan memberikan perintah kepada PMT untuk pengoperasian rele, dimana rele akan memberikan perintah kepada PMT untuk membuka saat terjadi gangguan. Keluaran yang dihasilkan oleh trafo arus merupakan transformasi dari bentuk gelombang arus masukan menjadi suatu bentuk gelombang arus keluaran, dengan perbandingan yang tertentu. Distorsi bentuk gelombang arus keluaran trafo anus dapat menyebabkan kesalahan kerja rele pengaman, karena nilai rms yang dihasiikan lebih kecil bda dibandingkan dengan nilai rms yang dihasilkan oleh bentuk gelombang arus keluaran tanpa distorsi. SaIah satu penyebab terjadinya distorsi bentuk gelombang arus keluaran trafo arus adalah sebagai aldbat kejenuhan yang dialami oleh trafo arus. Komponen anus searah arus gangguan asimetris yang yang dialami oleh trafo arus. Komponen anus searah arus gangguan asimetris yang ditimbulkan akibat terjadinya gangguan hubung singkat pada sistem tenaga bstrik, mempunyai pengaruh yang cukup besar untuk menimbulkan kejenuhan trafo arus. Metoda pemodelan dan simulasi akan digunakan untuk menganalisa kejenuhan yang dialami trafo arus akibat komponen arus searah arus gangguan asimetris, dan pengaruhnya terhadap keda rele anus lebih.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38879
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engelin Shintadewi Julian
Abstrak :
Jika dua bahan semikonduktor yang tidak sama digabungkan, sambungannya disebut heterojunction. Karena kedua bahan semikonduktor tersebut mempunyai bandgap yang berbeda, akan terjadi diskontinuitas energi pada persambungannya. Sambungan yang terbentuk dapat berupa sambungan abrupt atau graded. Sambungan abrupt terjadi jika perubahan dari satu bahan ke bahan lainnya terjadi secara tiba-tiba, sedangkan sambungan graded terjadi jika perubahan dari bahan satu ke bahan lainnya terjadi secara perlahan-lahan. Pada penelitian ini dibuat rancangan HBT (Heterojunction Bipolar Transistor) Si/SiGe sambungan abrupt yang dapat memberikan frekuensi transit (fT) dan penguatan arus yang optimum. Untuk memperoleh frekuensi transit tersebut digunakan model struktur divais dengan NE=I01 S cm-3, NB=5.1019cm"3, dan WE=-50 nm. Lebar basis W8 dibuat bervariasi antara 10 - 50 nm dengan kenaikan 10 nm dan fraksi mol Ge dibuat bervariasi antara 0.15 sarnpai 0.25 dengan kenaikan 0.025. Dalam perancangan digunakan model HBT yang memasukkan mekanisme drift, difusi dan emisi termionik. Model tersebut juga digunakan untuk menentukan densitas arus basis, arus kolektor dan penguatan arus untuk lebar basis dan fraksi mol Ge yang bervariasi. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pada HBT yang diteliti komponen arus emisi termionik sekitar 2.8 sampai 4.2 kali lebih besar dibanding dengan anus drift-difusi. Pengurangan lebar basis dari 50 nm menjadi 10 nm pada HBT dengan N E.--1018 cm-3, NB=5.109 cm 3, WE=50 nm, dan x .25 dapat meninakatkan frekuensi transit dari 52 GHz menjadi 178 GHz, sedangkan besarnya penguatan arus untuk WB=1O nm adalah 312 kali.
When two different semiconductor materials are used to form a junction, the junction is called a heterojunction. Since the two materials used to form a heterojunction will have different bandgaps, the energy band will have a discontinuity at the junction interface. The type of the junction could be an abrupt or graded junction. In abrupt junction, the semiconductor changes abruptly from one material to the other material. on the other.hand in graded junction, the composition of materials are graded. In this work, we designed abrupt junction Si/SiGe HBT (Heterojunction Bipolar Transistor) with optimum transit frequency VT) and current gain. To achieve that transit frquency, the divals structure model with NE=1418 cm 3, Na 5.1019cm 3, and WE-50 nm is used. Base width WS was changed between 10 - 50 run with 10 nm increment and the Ge mole fraksi was between 0.15 - 0,25 with 0.025 increment. The model of HBT which include the drift, difussion and thermionic emission is used. The HBT model is also used to calculate the base and collector current density and the current gain for variable base width and Ge mole fraction. The result show that the thermionic emission current is 2.8 until 4.2 times higher than the drift-difussion current. If base width is decreased from 50 nm to 10 nm of an HBT with NE=1018 cm-3, N8=5.1019 cm-3, WE=50 nm, and x=0.25 , the transit frequency is increased from 52 GHz to 178 GHz. The current gain for WB= 10 nm is 312 times larger.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Dalam sistem transmisi dan distribusi daya listrik, banyak terdapat sambungan kabel. Sambungan kabel ini memiliki resistansi yang dapat membuat rugi daya meningkat. Semakin besar resistansi sambungan maka semakin besar rugi daya sehingga membuat temperatur sambungan semakin tinggi. Besar resistansi sambungan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain luas permukaan sambungan, besar arus yang melewati sambungan tersebut serta kekuatan sambungan. Oleh karena itu dilakukan pengujian dengan menggunakan variasi faktor permukaan sambungan tersebut. Bila arus yang dialirkan semakin besar, maka resistansi sambungan semakin besar karena sambungan mengalami kenaikan temperatur yang lebih cepat dibandingkanjika dialirkan arus yang lebih kecil. Dari pengujian didapatkan bahwa semakin kecil kekuatan sambungan mengakibatkan semakin besar rongga udara sehingga resistansi sambungan semakin besar. Dengan demikian semakin kecil luas permukaan sambungan maka temperatur sambungan lebih tinggi.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dilakukan suatu penelitian tentang penggunaan serat optik sebagai transduser arus listrik. Efek faraday mendasari perubahan intensitas cahaya yang melewati medan magnet. Berkas laserHe-Ne sebagai pembawa sinyal dilewatkan serat optik. Keluaran laser He-Ne dari serat optik mengenai prisma wollaston dan dipecah menjadi l'x dan Ily. Sensivitas sistem transduser ini tergantung pada intensitas I'รข€ž dan I'y. Hasil penelitian menunjukkan korelasi linear antara sensivitas dan arus listrik masukan sampai 240A
JURFIN 3:9 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Sutan
Politeknik Negeri Medan, 2016
338 PLMD 19:4 (216)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tomy Adiansyah
Abstrak :
Penelitian teori ini bertujuan untuk menginvestigasi pengaruh medan listrik dan medan magnet terhadap transpor elektron pada molekul DNA poli(dA)-poli(dT). Mekanisme transpor elektron dimodelkan menggunakan pendekatan hamiltonian ikatan kuat dengan melibatkan pengaruh temperatur dan frekuensi gerak memutar. Arus listrik yang melalui DNA dihitung menggunakan formula Landauer-Buttiker dengan perhitungan probabilitas transmisi menggunakan pendekatan fungsi green. Kemudian, faktor eksternal medan listrik dilibatkan mengikuti model Miller-Abraham. Sedangkan faktor eksternal medan magnet, dimodelkan menggunakan model Pierls. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa pengaruh medan listrik berdampak pada pelemahan probabilitas transmisi. Sebaliknya, pengaruh medan magnet memiliki dampak pada peningkatan arus listrik maksimum. Kemudian secara keseluruhan, frekuensi gerak memutar menyebabkan peningkatan pada probabilitas transmisi. ......This theoretical study aims to investigate the electric field and magnetic field influence on electron transport through DNA poly(dA)-poly(dT). The electron transport mechanism is modeled by the tight-binding Hamiltonian approach involving temperature and twisting motion frequency. The accumulation of electron current flowing through DNA is calculated using Landauer-Buttiker Formula from transmission probability obtained using green function. Then, the external disturbance, electric field, is considered using the Miller-Abraham model. On the other sides, the magnetic field effect is modeled by Pierls model. The results show that the electric field causes decrement on transmission probability. In contrast, magnetic field increases transmission probability. In contrast, the magnetic field increases the current. Furthermore, twisting motion frequency causes higher transmission probability.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi Ridwan
Abstrak :
Cold Storage pada umumnya digunakan untuk menyimpan bahan makanan seperti daging, sayur mayur, buah-buahan, susu, dan lain-lain. Keberadaan cold storage sangat vital sekali, mengingat bahwa bahan makanan tersebut kualitasnya harus terjaga dengan baik dan harus sampai ke tangan konsumen dalam keadaan yang masih segar. Bahan makanan ini pun juga mempunyai beban panas yang harus diserap oleh evaporator di cold storage agar temperatur di bahan makanan tersebut harus seminimal mungkin direndahkan untuk menjaga kesegaran bahan makanan tersebut. Pada percobaan kali ini, beban panas di kabin cold storage akan diganti dengan beban panas yang dihasilkan oleh heater, heater tersebut akan divariasikan arus listriknya agar mempunyai daya yang bervariasi pula. Heater pada percobaan kali ini menggunakan konduktor listrik dengan material besi dengan panjang 970 mm pada kabin evaporator besar dan panjang 760 mm pada evaporator kecil dengan diameter batang sebesar 8 mm. Tentunya daya yang dihasilkan oleh heater ini bukanlah daya panas yang harus diserap, namun cukup untuk menghasilkan beban panas pada kedua kabin. Variasi arus listrik yang digunakan adalah 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5 A. Diharapkan variasi tersebut akan menunjukkan temperatur yang dicapai oleh kedua kabin.
Cold storage usually used to keep food- stuff like meat,vegetables, milk, etc. The existance of cold storage is very vital, its because the function of cold storage to keep the food-stuff in good condition when it was on consumer hands. The food-stuff also have cooling load which is they must absorbed by evaporator to make the food temperature low as possible. On this experiment, the cooling load which is producted by food-stuff will replaced by heater. The heater will variated by electric currenton the other hand it will have variation of heater power. The heater which is used on this experimental have length 970 mm on large evaporator and 760 mm on small evaporator, both of them have diametre 8 mm. And the variation of electric current is 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5 A. Hope those variation wil show the steady temperature each cabin.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1761
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Carolina Tonggo Marisi
Abstrak :
Salah satu solusi mengatasi kelangkaan sumber bahan bakar energi, saat ini sedang dikembangkan suatu sistem yang dikenal dengan Microbial Fuel Cell (MFC). MFC merupakan sistem yang secara langsung dapat memanfaatkan proses metabolisme bahan bakar pada mikroba dengan melibatkan transfer elektron di rantai respirasi sel untuk menghasilkan arus listik melalui reaksi elektrokimia. Sistem ini dilengkapi dengan suspensi sel, elektroda , mediator elektron, dan Proton Exchange Membrane (PEM). Pada penelitian ini, mediator elektron yang digunakan adalah methylen blue (MB) yang bersifat elektroaktif. Penggunaan PEM pada MFC seringkali menjadi kendala karena selain harganya relatif mahal, PEM seringkali dikotori oleh mediator MB yang sulit dihilangkan warnanya sehingga PEM tidak dapat digunakan kembali. Pada penelitian ini, telah digunakan suspensi agar dengan konsentrasi tertentu sebagai pengganti PEM. Suspensi agar ini v dapat melewatkan proton hasil metabolisme mikroba di anoda ke katoda namun tidak dapat dilewati oleh partikel-partikel MB. Telah dilakukan pemanfaatan Saccharomyces cerevisiae R-58 dengan menumbuhkannya pada beberapa media pertumbuhan untuk diukur arus listrik dan voltasenya. Dari beberapa media pertumbuhan, media air rebusan jagung manis merupakan media yang paling baik bagi pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae R-58. Pengukuran arus dan voltase pada MFC dengan menggunakan kultur Saccharomyces cerevisae R-58 dilakukan pada kondisi aerob dan anaerob. Pada kondisi aerob dihasilkan arus listrik sekitar 2.2 ?A dan voltase sekitar 358 mV sedangkan pada kondisi anaerob dihasilkan arus listrik sekitar 21.4 ?A dan voltase sekitar 352 mV. Telah dilakukan juga pengukuran arus dan voltase dengan pemecahan dinding sel Saccharomyces cerevisiae. Pada pemecahan dinding sel dengan sonikasi dihasilkan arus sekitar 22.8 ?A dan voltase sekitar 381 mV. Sedangkan pada pemecahan dinding sel dengan blender dihasilkan arus sekitar 6.4 ?A dan voltase sekitar 249.4 mV. Kata kunci : arus listrik, dinding sel, Methylen Blue, Proton Exchange Membrane, Saccharomyces cerevisae.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malau, Fritz Faraday Mangatas Hasiholan
Abstrak :
Proses elektroplating pada riset ini akan berfokus pada efek yang dihasilkan oleh pH, pengotor dan rapat arus pada proses elektroplating. Proses tersebut akan diawali oleh proses loading, degreasing, pickling, electro cleaning, electro plating dan unloading. Riset ini dilakukan dengan memvariasikan nilai pH, pengotor dan arus listrik dan juga melakukan studi pustaka. Berdasarkan hasil dan interpretasi dari riset dapat disimpulkan bahwa pH, pengotor dan rapat arus sangat mempengaruhi proses elektroplating, lebih lanjut faktor yang paling signifikan adalah arus listrik. Melalui hasil eksperimen didapatkan bahwa kondisi operasi standar yang paling optimum adalah proses elektroplating dengan pH berkisar 5.5-6, tanpa keberadaan zat pengotor dan pada besaran arus listrik 42 Ampere. Ketebalan terbaik pada electroplating berkisar antara 15-25 mikron dengan level kecerahan A dan 96.14% efisiensi. Untuk menjaga efektifitas dari proses elektroplating, pemeliharaan berkala terhadap peralatan elektroplating dan alat ukur lainnya harus dilakukan. ......Electroplating in this research will be focusing in the effect of pH, impurities and electric current in the electroplating process. The processes will be starting from loading, degreasing, pickling, electro cleaning, and electro plating and unloading. In the process of electro plating, there are several factors that affect the end result, which are pH, impurities and electric current. Varying the amount of the pH, impurities and electric current as well as doing the literature review will do the research. Based on the result and interpretation of the research can be concluded that pH, impurities and electric current are affecting the electroplating plating, Furthermore the most significant factor is the electric current. From the result of the experiment obtained that the most optimum standard operating conditions in the electroplating process are with pH ranged 5.5-6, no impurities and 42 Ampere of electric current. The range of optimum thickness is between 15-25 micron, with level of brightness A and having 96.14% of plating efficiency. In order to keep the effectiveness of electroplating process, continuous maintenance of electroplating and measuring equipment have to be done.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>