Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adri Fauzan
"LATAR BELAKANG. Batuk merupakan mekanisme pertahanan utama pada saluran napas bagian bawah dan mekanisme kompensasi ketika terjadi ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran mukus. Batuk dapat mencegah aspirasi, merangsang aktivitas silia, dan membersihkan jalan napas. Penelitian di Brazil didapatkan nilai arus puncak batuk APB pada individu sehat usia 18-40 tahun adalah 240-500 L/mnt. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan di Selandia Baru yang merupakan ras kaukasian didapatkan hasil nilai APB dewasa normal 360-960 L/mnt , hal ini menunjukkan perbedaan besaran nilai yang cukup jauh mengingat kedua negara tersebut memiliki perbedaan baik secara antropometri maupun ras kedua negara tersebut. Hingga saat ini belum ada penelitian yang melaporkan nilai APB pada individu sehat usia dewasa muda di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai APB dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran nilainya pada dewasa muda sehat Indonesia di RSUPN Cipto Mangunkusumo RSCM.
METODE. Disain observasional potong lintang. Penelitian ini dilakukan terhadap 30 usia dewasa muda sehat yang didapat secara konsekutif. Analisis bivariat dengan uji Chi-Square dan analisis multivariat dengan regresi multipel. Penilaian kapasitas paru untuk penapisan subjek dengan uji spirometri dan kemampuan batuk dengan APB yang menggunakan peak flow meter.
HASIL. Subjek penelitian memiliki mean APB 477,17 L/mnt . Berdasarkan analisis bivariat, didapatkan hubungan yang bermakna secara signifikan antara variabel jenis kelamin p = 0,000 , usia p = 0,012; r = -0,430 , dan tinggi badan p = 0,000; r = 0,741 terhadap nilai APB. Hasil analisis multivariat dengan regresi mutipel menunjukkan variabel tinggi badan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap nilai APB p = 0,003; IK95 2,37-10,77.
SIMPULAN. Nilai rerata APB pada dewasa muda sehat di RSCM adalah 477,17 L/mnt . Faktor tinggi badan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap besaran nilai APB pada dewasa muda sehat di RSCM, diikuti faktor usia dan jenis kelamin.

BACKGROUND. Cough has been the main mechanism of defense on the lower respiratory tract, as well as a compensatory mechanism when there is imbalance of mucus production and clearance. Some of functions include preventing aspiration, stimulating ciliary activities, and airway clearance. A study done in Brazil revealed that peak cough flow PCF in healthy adults aged 18 40 years ranges from 240 500 L min . This value differs from another study done in New Zealand that took Caucassian subjects with normal PCF of 360 960 L min , this shows a huge difference in the results keeping in mind the differences in antropometry and race of the subjects. Until now, there had not been any study that reported the PCF in healthy young adult individualis in Indonesia. This study then, is aimed to discover the PCF and the factors affecting them in Indonesia healthy young adults of Cipto Mangunkusumo General Hospital.
METHODS. An observational cross sectional design was used in this study, with 30 healthy young adults subjects that complied to the consecutive sampling method. Bivariate analyses were done by Chi Square and multivariate analyses by multiple regression. The grading of lung capacity for screening subjects was measured using spirometry test and cough ability quantified in PCF value by utilizing a peak flow meter.
RESULTS. Study subjects were observed to have mean PCF 477,17 L min . Bivariate analyses results showed a significant correlation of PCF with gender p 0,000 , age p 0,012 r 0,430 , and height p 0,000 r 0,741 . Multivariate analyses on the aother hand, revelaed that body height were the most contributing variable towards PCF value p 0,003 IK95 2,37 10,77.
CONCLUSIONS. The mean PCF in healthy young adults of Cipto Mangunkusumo General Hospital is 477,17 L min. Body height were the most contributing factor, followed by age and gender."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T57636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryatul Qiptiah
"Tesis ini disusun untuk mengetahui korelasi antara derajat kebiasaan merokok dengan Arus Puncak Batuk, Arus Puncak Ekpirasi dan kekuatan otot kuadriceps pada laki-laki dewasa muda perokok aktif. Penelitian menggunakan desain uji potong lintang (crosssectional). Subjek penelitian merupakan pasien laki-laki keturunan asli Indonesia, perokok tembakau aktif minimal 6 bulan, usia 18-40 tahun, tidak obesitas dan memiliki kekuatan otot ekstremitas bawah dengan penilaian MRC 5 tanpa ada riwayat kelemahan sebelumnya. Semua subjek (n=41) dilakukan penilaian derajat kebiasaan merokok berdasarkan Indeks Brinkman, pengukuran Arus Puncak Batuk (APB) dan Arus Puncak Ekspirasi (APE) dengan Peak Flow Meter serta pengukuran kekuatan otot kuadriceps dengan Hand-held dynamometer sesuai dengan prosedur di Poliklinik Departemen Rehabilitasi Medik RSCM Jakarta. Selain itu, dilakukan pengukuran fungsi respirasi menggunakan Spirometri. Hasil keluaran penelitian ini berupa derajat kebiasaan merokok subjek, yaitu 27 perokok ringan dan 14 perokok sedang, serta didapatkan nilai APE, APB, dan kekuatan otot kuadriceps. Selain itu berdasarkan hasil spirometri didapatkan 3 subjek dengan gangguan obstruksi, 1 subjek gangguan restriktif dan sisanya dalam batas normal. Pada karakteristik pekerjaan, didapatkan terbanyak pada kategori manual (58,5%), diikuti non-manual (24,4%) dan bidang jasa (17,1%). Analisa statistik uji korelasi Spearman dilakukan untuk menilai korelasi antara derajat kebiasaan merokok dengan nilai APB, APE dan kekuatan otot kuadriceps. Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa terdapat korelasi bermakna secara statistik antara Indeks Brinkman dengan nilai APE, tapi tidak demikian pada nilai APB dan kekuatan otot kuadriceps. Rerata nilai APE pada subjek dewasa muda perokok ringan dan perokok sedang sebesar 429,76±76,89 L/menit dengan nilai p = 0,026. Sedangkan rerata nilai APB dan kekuatan kuadriceps masing-masing sebesar 445,61±73,38 L/menit dan 19,36±4,28 kg pada kaki kanan, serta 18,92±4,03 kg pada kaki kiri, tanpa ada korelasi yang signifikan. Penelitian lebih lanjut mencakup subjek perokok berat dan faktor level aktivitas fisik serta marker biomolekuler diperlukan untuk menilai dampak merokok terhadap fungsi respirasi dan kekuatan otot.

This thesis was aimed to determine correlation between the degree of cigarrette smokers to peak cough flow, peak expiratory flow and quadriceps muscle strength in young adults male active smokers. The design was cross-sectional. The subjects were Indonesian male, actively cigarette smoking for at least 6 months, aged 18-40 years, not obesity and had lower limb muscle strength with MRC value 5 and no history of weakness. All subjects (n=41) were assessed the degree of smoking habits based on the Brinkman Index, measurements of Peak Cough Flow and Peak Expiratory Flow with Peak Flow Meters and measurements of quadriceps muscle strength with a Hand-held dynamometer according to procedures at Polyclinic of the Medical Rehabilitation Department at the RSCM Hospital Jakarta. In addition, the respiratory function measurements were taken using Spirometry. The study results include the degree of smoking habits, 27 subject mild smokers and 14 subject moderate smokers, the value of peak cough flow, peak expiratory flow, and quadriceps muscle strength on both legs. Based on spirometry examination, there are 3 subjects with obstructive, 1 subject restrictive and the others within normal limits. Based on working type, the highest on manual category (58,5%), followed by nonmanual (24,4%) and services (17,1%). Statistical analysis was performed to assess the correlation between Brinkman Index with the three variables. The study concludes that the higher Brinkman Index value, the lower peak expiratory flow value, but not on the peak cough flow and quadriceps muscle strength results. The average peak expiratory flow value in young adult subjects with mild and moderate smokers was 429.76 ± 76.89 L/min with significant difference was obtained with p value = 0.026. While the average peak cough flow and quadriceps muscle strength were 445.61 ± 73.38 L / min and 19.36 ± 4.28 kg in the right leg, and 18.92 ± 4.03 kg in the left leg, with no significant correlation. Further research including heavy smoker subjects, evaluation of physical activity level and biomolecular markers is needed to assess the impact of smoking on respiration function and muscle strength"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library