Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Halim
"Latar Belakang. Dermatitis atopi merupakan manifestasi penyakit alergi yang sering pada anak. Prevalens dermatitis atopi (DA) meningkat di seluruh dunia dengan awitan tersering pada usia 1 tahun pertama. Lesi DA cenderung relaps hingga usia 5 tahun, diikuti allergic march yang dapat menetap hingga dewasa. Beberapa faktor risiko DA ialah riwayat atopi keluarga, pajanan dini alergen, defek barier kulit dan berkurangnya kekerapan infeksi. Alergen yang sering mencetuskan DA berasal dari makanan. Peran ASI dalam mencegah DA dilaporkan dalam banyak studi, namun masih kontroversi. Studi mengenai hal ini belum banyak dilakukan di Indonesia.
Tujuan. Mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif dalam mencegah kejadian DA pada anak.
Metode. Desain penelitian ini ialah kasus-kontrol berpasangan dengan matching terhadap kelompok usia dan adanya riwayat atopi keluarga. Penelitian dilakukan pada anak berusia 7-24 bulan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak dua Rumah Sakit swasta dan di sebuah Posyandu di Jakarta, pada bulan Juli-Desember 2012. Diagnosis DA ditegakkan pada kelompok kasus dengan kriteria Hanifin-Rajka.
Hasil. Sebanyak 108 anak ikut serta dalam penelitian. Sebagian besar anak dengan DA berusia 7-24 bulan dan memiliki riwayat atopi keluarga. Awitan DA tersering pada usia 6 bulan pertama dengan predileksi lesi di wajah. Tidak terdapat perbedaan pola dan lama menyusui pada kelompok anak dengan dan tanpa DA. Manfaat ASI dalam mencegah DA pada anak pada penelitian ini belum dapat dibuktikan (RO 0,867;IK95% 0,512-2,635; p 0,851).
Simpulan. Penelitian ini belum dapat membuktikan manfaat pemberian ASI eksklusif untuk mencegah kejadian DA pada anak. Pemberian ASI eksklusif masih sangat direkomendasikan karena memiliki banyak manfaat dan keunggulan dibandingkan susu formula.

Latar Belakang. Dermatitis atopi merupakan manifestasi penyakit alergi yang sering pada anak. Prevalens dermatitis atopi (DA) meningkat di seluruh dunia dengan awitan tersering pada usia 1 tahun pertama. Lesi DA cenderung relaps hingga usia 5 tahun, diikuti allergic march yang dapat menetap hingga dewasa. Beberapa faktor risiko DA ialah riwayat atopi keluarga, pajanan dini alergen, defek barier kulit dan berkurangnya kekerapan infeksi. Alergen yang sering mencetuskan DA berasal dari makanan. Peran ASI dalam mencegah DA dilaporkan dalam banyak studi, namun masih kontroversi. Studi mengenai hal ini belum banyak dilakukan di Indonesia.
Tujuan. Mengetahui manfaat pemberian ASI eksklusif dalam mencegah kejadian DA pada anak.
Metode. Desain penelitian ini ialah kasus-kontrol berpasangan dengan matching terhadap kelompok usia dan adanya riwayat atopi keluarga. Penelitian dilakukan pada anak berusia 7-24 bulan di Poliklinik Ilmu Kesehatan Anak dua Rumah Sakit swasta dan di sebuah Posyandu di Jakarta, pada bulan Juli-Desember 2012. Diagnosis DA ditegakkan pada kelompok kasus dengan kriteria Hanifin-Rajka.Hasil. Sebanyak 108 anak ikut serta dalam penelitian. Sebagian besar anak dengan DA berusia 7-24 bulan dan memiliki riwayat atopi keluarga. Awitan DA tersering pada usia 6 bulan pertama dengan predileksi lesi di wajah. Tidak terdapat perbedaan pola dan lama menyusui pada kelompok anak dengan dan tanpa DA. Manfaat ASI dalam mencegah DA pada anak pada penelitian ini belum dapat dibuktikan (RO 0,867;IK95% 0,512-2,635; p 0,851).
Simpulan. Penelitian ini belum dapat membuktikan manfaat pemberian ASI eksklusif untuk mencegah kejadian DA pada anak. Pemberian ASI eksklusif masih sangat direkomendasikan karena memiliki banyak manfaat dan keunggulan dibandingkan susu formula.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Anindita
"ABSTRAK
ASI mengandung nutrisi lengkap yang telah banyak digunakan sebagai pengobatan komplementer secara topikal. Penelitian menunjukan penggunaan ASI secara topikal efektif dalam mengatasi permasalahan gangguan integritas kulit dan resiko infeksi pada bayi dengan ruam popok dan atopic eczema. Selain itu, penggunaan ASI secara topikal telah banyak diteliti untuk menurunkan resiko infeksi dalam perawatan tali pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merekomendasikan standar prosedur operasional dalam mengatasi gangguan integritas kulit dan resiko infeksi pada ruam popok, atopic eczema, dan perawatan tali pusat dengan implementasi berupa aplikasi ASI secara topikal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian study literature dengan menghimpun berbagai database dan didapatkan 2011 artikel sesuai dengan kata kunci, kemudian artikel tersebut disaring dengan metode PICO dan didapatkan kriteria inklusi berupa: 1)Populasi penelitian yaitu Bayi dengan gangguan integritas kulit dan resiko infeksi 2)Penelitian clinical trial 3) Tahun publikasi 2010-2020 4) Dipublikasikan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Selanjutnya disaring dengan menggunakan kriteria eksklusi yaitu jenis penelitian systematic review, literature review, conference papers, posters atau abstrak, periodicals, surat kepada editor, dan text book. Dari proses penyaringan, didapatkan 16 artikel sesuai kriteria inklusi. Terdapat 3 artikel membahas penggunaan ASI secara topikal untuk ruam popok dan 3 artikel lainnya membahas penggunaan ASI secara topikal untuk atopic eczema. Penggunaan ASI secara topikal untuk perawatan tali pusat dibahas ke dalam 10 artikel. Berdasarkan artikel tersebut, penelitian ini merekomendasikan standar prosedur operasional aplikasi ASI secara topikal terhadap ruam popok, atopic eczema, dan perawatan tali pusat pada bayi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.

ABSTRACT
Human Breast milk (HBM) contains complete nutrition that used as topical complementary medicine. Research shows topical use of HBM is effective in overcoming problems of impaired skin integrity and risk of infection in infants with diaper rash and atopic eczema. In addition, the use of topical HBM can reduce the risk of infection in cord care. The purpose of this study is to recommend a standard operating procedure in dealing with impaired skin integrity and risk of infection in diaper rash, atopic eczema, and umbilical cord care with implementation of topical HBM application. This study uses study literature method by compiling databases and found 2011 articles from keywords, then it was filtered by PICO method and inclusion criteria in the form of: 1)The population is infants with impaired skin integrity and risk of infection;2) Clinical research trial;3) Year of publication 2010-2020;4) Published in English and Indonesian. Filtered using exclusion criteria: a systematic review research, literature review, conference papers, posters or abstracts, periodicals, letters, and books. After screening, 16 articles are used according to inclusion criteria. There are 3 articles discussing topical use of HBM for diaper rash and 3 other articles discussing topical use of HBM for atopic eczema. The use for cord care is discussed in 10 articles. Based on the article, this study recommends standard operating procedures for topical application of HBM for diaper rash, atopic eczema, and umbilical cord care in infants. The results of this study are expected to be useful for further research.
"
2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library