Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wella Yurisa
"Disfungsi otonom kardiovaskular (DOK) merupakan komplikasi diabetes melitus tipe 1 (DMT1) yang menjadi penyebab kematian tersering pada dewasa. Gejala subklinis dapat berawal sejak remaja tetapi deteksi dini melalui pemeriksaan fungsi otonom kardiovaskular belum rutin dilakukan. Studi terdahulu menunjukkan bahwa kontrol glikemik dan lama sakit berpengaruh terhadap progresivitas DOK. Data di Indonesia mengenai masalah ini belum ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalens DOK pada pasien DMT1 anak dan menilai hubungan DOK dengan rerata lama sakit dan kadar HbA1C. Tiga puluh delapan anak berusia 10-18 tahun dengan DMT1 yang terdiagnosis lebih dari 5 tahun menjalani 3 pemeriksaan uji refleks kardiovaskular (URK) di Poliklinik Endokrinologi Anak RSCM Kiara. Disfungsi otonom kardiovaskular dengan 1 nilai abnormal URK ditemukan pada 36,8% anak. Tidak ditemukan korelasi bermakna antara DOK dengan rerata lama sakit dan kadar HbA1C. Berdasarkan penelitian ini, prevalens DOK pada remaja cukup tinggi sehingga deteksi dini sebaiknya dilakukan secara rutin. Penelitian lanjutan dengan rentang sakit yang lebih panjang dan data HbA1C serial perlu dilakukan untuk mengevaluasi peran kontrol glikemik dan lama sakit terhadap kejadian DOK.

Cardiovascular autonomic dysfunction (CAD) is a type 1 diabetes mellitus (T1DM) complication which becomes the most common cause of death in adults. Subclinical symptoms may have occurred since adolescence, yet early detection using cardiovascular autonomic function examination has not been performed routinely. Previous studies showed that glycemic control and duration of illness affected CAD progressivity. However, there is still no data regarding this issue in Indonesia. This study aimed to determine the prevalence of CAD in pediatric T1DM patients and the correlation between CAD and average length of illness, as well as HbA1C levels. Thirty-eight children aged 10-18 years who had been diagnosed with T1DM for more than 5 years underwent a series of three cardiovascular reflex test (CRT) at the Pediatric Endocrinology Polyclinic RSCM Kiara. Cardiovascular autonomic dysfunction which was defined by one abnormal CRT value was found in 36.8% children. No significant correlation was found between CAD and the average length of illness and HbA1C levels. Based on the study, CAD prevalence in adolescents is substantially high, which emphasize the need of routine early detection. Further research with a longer duration of illness and serial HbA1C data need to be carried out to evaluate the role of glycemic control and illness duration in CAD occurrence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arden Gabrian
"Gangguan otonom pada penyakit Parkinson lebih banyak dialami dan berdampak pada kualitas hidup dan mortalitas pasien dibandingkan gejala motoriknya. Namun, hal tersebut jarang mendapat perhatian klinis dan data mengenai karakteristiknya masih minim di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk menggambarkan karakteristik gangguan otonom pada pasien penyakit Parkinson serta faktor yang memengaruhinya menggunakan instrumen SCOPA-AUT INA (Scale for Outcome in Parkinson`s Disease - Autonomic bahasa Indonesia) di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Penelitian ini dilakukan di RSCM pada Mei 2021 hingga September 2022 dengan desain potong lintang dan melibatkan 31 pasien penyakit Parkinson sebagai subjek. Data diambil melalui wawancara menggunakan SCOPA-AUT INA dan melihat rekam medis. Uji statistik yang digunakan adalah uji univariat, chi-square, dan U Mann-Whitney. Ditemukan bahwa 100,0% subjek mengalami gangguan otonom yang terdistribusi dalam domain gastrointestinal (96,8%), urin (93,5%), termoregulasi (67,7%), seksual (51,6%), kardiovaskular (48,4%), dan pupil (12,9%). Ditemukan hubungan bermakna antara faktor usia ≥60 tahun dengan peningkatan gangguan urin, jenis kelamin laki-laki dengan peningkatan gangguan seksual, terapi levodopa dengan peningkatan gangguan gastrointestinal, dan terapi triheksifenidil dengan peningkatan gangguan pupil. Tidak ditemukan hubungan bermakna antara gangguan otonom dengan durasi dan keparahan penyakit Parkinson. Studi ini menyimpulkan bahwa gangguan otonom ditemukan pada seluruh subjek dengan penyakit Parkinson di RSCM dan dipengaruhi oleh faktor demografis dan klinis, khususnya usia, jenis kelamin, dan jenis terapi anti-Parkinson.

Autonomic dysfunctions in Parkinson’s disease are often undiagnosed or untreated and the current data regarding its profile is still limited in Indonesia despite it being more common and having more impact on their quality of life and mortality rate compared to motor symptoms of Parkinson’s disease. Therefore, research is needed on the profile and affecting factors of autonomic dysfunction in Parkinson’s disease patients using the SCOPA-AUT INA (Scale for Outcome in Parkinson`s Disease - Autonomic – Indonesian version) in RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). This cross-sectional study is done in RSCM from May 2021 to September 2022 with 31 Parkinson’s disease patients enrolled as subjects. The results are taken from interviews using the SCOPA-AUT INA questionnaire and from the subjects’ medical records. Univariable, chi-square test, and U Mann-Whitney statistical tests are used in data analysis. This study found that 100,0% of the subjects reported having autonomic dysfunctions categorized into gastrointestinal (96,8%), urinary (93,5%), termoregulatory (67,7%), sexual (51,6%), cardiovascular (48,4%), and pupillomotor (12,9%). There is a statistically significant correlation between subject age of 60 or above and increase in urinary dysfunction, male sex with increase in sexual dysfunction, levodopa therapy with increase in gastrointestinal dysfunction, and trihexyphenidyl therapy with increase in pupillomotor dysfunction. No correlation is found between autonomic dysfunctions and Parkinson’s disease duration or clinical staging. Autonomic dysfunctions are found in all of the Parkinson’s disease patients enrolled as subjects in this study and are affected by demographic and clinical characteristics, especially age, sex, and anti-Parkinson therapy."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library