Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Teks berisi laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang pejabat kolonial Belanda terhadap masyarakat desa Bandung sekitar tahun 1868. Hal-hal yang berkenaan dengan pemeriksaan itu antara' lain: masalah luas daerah dan perbatasannya; masalah kepemelikian serta penggunaan tanah; masalah jumlah penduduk; dan masalah mata pencahariannya. Keterangan penyalinan naskah ini tidak ditemukan dalam teks, namun dapat diketahui bahwa naskah disalin sekitar tahun 1930 oleh staf Pigeaud, menurun naskah yang dipinjam dari Mr. Ter Haar.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
HU.28-B 7.01
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teks memuat laporan daerah Sigedhang yang dibuat oleh Rejadipura, seorang Mantri Polisi Sawangan, distrik Kaliwira, Kabupaten Ledok, Karesidenan Bagelen, dan Tuwan Gelpke, seorang Kontroler Pangkat Satu. Laporan dibuat di Sigedhang tanggal 21 Februari 1869. Rincian isi teks adalah sebagai berikut: 1. Surat Laporan tertanggal 19 Februari 1869 (hari Jumat), berisi keadaan tanah, jenis tanaman yang bisa ditanam di daerah tersebut, batas daerah, cara membuka hutan untuk tanah pertanian, cacah jiwa penduduk, dan pembagian sawah yang dipakai sebagai penghasilan petugas desa seperti petinggi/carik, kami sepuh, serta kabayan (h.1-11); 2. surat laporan tertanggal 20 Februari 1869, berisi nama-nama tanah/sawah, cara membuka hutan, cara sewa-menyewa tanah, cara penggarapan sawah, cara membagi warisan menurut hukum yang berlaku, cara menyewa tanah dengan bagi hasil panenan, cara menanam dan menjual kopi serta teh (h.12-27); 3. Surat laporan tertanggal 21 Februari 1869, berisi cara-cara pengunaan tanah pertanian, makam, mendirikan pasar, dan keadaan telaga di desa Maron, serta cara-cara menangkap ikan di telaga tersebut, alat-alat untuk menangkap ikan atau kuwu, cara-cara menempati rumah baru, cara membagi warisan, jenis tanaman yang cocok untuk daerah tersebut, cara membayar pajak tanah, membayar zakat, sewa tanah, nama-nama tanah, dan himbauan penulis untuk menghapus tanaman kopi, karena tanaman kopi tidak banyak menghasilkan dan menguras tenaga dalam penanamannya (h.28-48). Teks tulisan tangan beraksara Jawa ini telah dibuatkan salinan ketikannya (lihat FSUI/HU.31)
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
HU.23-B 7.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Muamar Katon Dipoyudo
Abstrak :
ABSTRAK
Identitas merupakan seseuatu yang relasional dan  situasional. Dalam konteks ini, identitas orang Jawa di Desa Bagelen, Lampung  terbentuk dari sebuah relasi sosial antar etnik dan penggunannya akan berubah-rubah sesuai dengan situasi yang ia hadapi. Memahami relasi sosial antar etnik, artinya kita tidak melihatnya secara objektif dan berusaha menempatkan aktor dari individu yang sedang dalam relasi untuk membangun identitas Jawanya. Skripsi ini akan mengkaji bagaimana orang Bagelen membentuk dan mempertahankan identitas Jawanya di tengah kedudukannya di Lampung. Identitas Jawa di Bagelen terbentuk dari sebuah kontak etnik yakni relasi orang Bagelen dengan orang Lampung yang muncul dalam konteks ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Proses konstruksi identitas ini dimanifestasikan dalam bentuk dikotomisasi dan stereotip  yang terjadi antara orang Jawa dan Lampung. Menarik untuk dilihat, bahwa identitas orang Jawa juga dikonstruksi melalui external ascription  yang diciptakan oleh orang Lampung sebagai suatu syarat untuk melegitimasi orang Bagelen adalah orang Jawa. Begitu pun sebaliknya, orang Jawa memperkuat identitasnya, melalui etnosentrisme dan stigmatisasinya terhadap orang Lampung untuk bisa melakukan self identification dan self claim sebagai orang Jawa. Atribut dan ideologi kultural juga bermain secara rumit dalam negosiasi identitas antara siapa yang disebut orang Jawa dan Lampung sehingga pada kasus ini identitas adalah gabungan dari elemen instrumental dan non-instrumental yang terintegrasi secara kompleks.
ABSTRACT
Identity is something that is relational and situational. In this context, Javanese identity in Bagelen Village, Lampung, is formed from a social relationship between ethnic groups and its use will change according to the situation that it faces. Understanding social relations between ethnic groups means that we do not see them objectively and try to place actors from individuals who are in relations to build their Javanese identities. This thesis will examine how the Bagelen people form and maintain their Javanese identity in the middle of their position in Lampung. Javanese identity in Bagelen was formed from an ethnic contact namely the relation of the Bagelen people to Lampung people who emerged in economic, social, political and cultural contexts. The process of constructing this identity is manifested in the form of dichotomization and stereotypes that occur between Javanese and Lampung people. It is interesting to see that Javanese identity was also constructed through external ascription created by Lampung people as a condition to legitimize Bagelen people as Javanese. Likewise, on the contrary, the Javanese strengthen their identity, through ethnocentrism and stigmatization of Lampung people to be able to carry out self-identification and self-claim as Javanese. Cultural attributes and ideologies also play intricately in identity negotiations to determine who is called Javanese and Lampung so that in this case identity is a combination of instrumental and non-instrumental elements that are complexly integrated.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library