Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985
499.25 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sujati Mertodimuljo
"Bahasa Djawa telah mengalami beberapa tingkat perkembangan. Sebelum dikenal bahasa Djawa sekarang (i) banjak sekali diketemukan bukti2 adanja bahasa Djawa jang lebih tua lagi. Bahasa jang paling tua dinamakan bahasa Djawa Kuna (ii). Disamping ini ada bahasa jang agak muda usianja jang merupakan pertengahan antara bahasa Djawa Kuna dengan bahasa Djawa sekarang jang dinamakan bahasa Djawa Pertengahan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S11271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudjanattistomo
"Uraian kami jang berupa kupasan tentang morfofonemik bahasa Djawa dialek Jojakarta ini adalah tugas kami dalam matakuliah pilihan Linguistk mendjelang udjian Sardjana jang akan datang. Sudah barang tentu pada waktu membuatnja, kami tidak dapat menghindarkan diri dari kesulitan-kesulitan, karena baru pertama kali inilah dibahas morfofonemik bahasa Djawa setjara deskriptif, lagi pula pengetahuan kamipun masih sangat terbatas adanja. Tetapi meskipun demikian, kami tjoba djuga untuk mengatasi kesulitan-kesulitan itu sedapat mungkin dengan segala apa jang ada pada kami, sehingga terwudjudlah uraian ini. Hingga kini belum ada jang memetjahkan persoalan-persoalan bahasa Djawa setjara linguistis berdasarkan udjaran, sehingga pembahasan ini bagi kami merupakan hal jang baru dan tidak djaramnglah kami berhadapan dengan kenjataan jang bertentangan dengan keterangan-keterangan jang ada. Akan tetapi walaupun demikian keadaannja, berkat bimbingan serta petundjuk-petundjuk baik pada waktu kuliah maupun diluarnja dani tuan T.W. Kamil, M.A., maka makin berkuranglah kesulitan-kesulitan jang kami hadapi. Oleh sebab itu, kami sangat menghargai bimbingan jang tidak dapat kami lupakan itu dengan rasa terima kasih sebesar-besarnja beserta harapan akan bimbingan selandjutnja kelak meskipun kami sudah tidak mengikuti kuliah-kuliah lagi_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S11007
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munadi Patmadiwiria
"Pada masa sekarang penduduk di daerah bagian utara kersidenan Banten, mempergunakan bahasa Djawa sebagai bahasa ibu. Kami mengira bahwa adanja bahasa Djawa ini ialah dibawa oleh orang-orang Djawa jang datang di Banten ketika terdjadinja penjebaran agama Islam, dimana mereka ini turut aktip didalam penjebaran agama jang baru itu. Kemudian bahasa Djawa ini dapat mendesak kedudukan bahasa Sunda, dan setelah bahasa ini menpunjai daerah lingkungannja dibagian utara, achirnja hidup berdampingan dengan bahasa Sunda jang menguasai daerah selatan, seperti keadaannja pada masa sekarang. Dan dengan perantaraan keraton jang kelak didirikan oleh orang-orang Djawa ini, kemudian bahasa Djawa berkembang dengan pesat. Djadi dapatlah kami katakan bahwa bahasa Djawa itu datang di Banten bersamaan dengan kedatangan agama Islam..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1963
S11005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar, Asmah binti Haji
"Pentjatatan setjara fonetis membuktikan bahwa dialek Kediri bisa menghasilkan 33 non- vokoid dan 15 vokoid. Tetapi setelah bunji-bunji ini difonemisasikan kita hanja mempunjai 21 konsonan dan 8 vokal. Hal ini disebabkan oleh adanja alofon dan pergeseran bebas dalam sistem fonemik dialek Kediri, ditambah dengan fonem-fonem asing seperti / f / dan / z /, jang menurut Saudara Suhardi hanja bisa diutjapkan oleh orang-orang jang mengenal bahasa-bahasa asing seperti Arab, Belanda dan Inggeris..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1961
S10754
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satwiko Budiono
"ABSTRAK
Ada dugaan bahwa bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi memiliki kemiripan. Kemiripan bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi didasarkan pada dugaan 1 kemiripan bunyi, 2 kemiripan mengandung kosakata bahasa Jawa Kuno, 3 kemiripan tidak memiliki tingkat tutur, dan 4 kemiripan berstatus sebagai daerah pinggiran. Pada kenyataannya, letak geografis pemakai bahasa Jawa dialek Banyumas dan bahasa Jawa dialek Banyuwangi memiliki jarak yang jauh. Pemakai bahasa Jawa dialek Banyumas berada di Provinsi Jawa Tengah bagian barat, sedangkan pemakai bahasa Jawa dialek Banyuwangi berada di Provinsi Jawa Timur bagian timur. Atas dasar tersebut, penulis tertarik untuk membuktikan dugaan kemiripan antara bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi berdasarkan pendekatan dialektologi. Hal ini disebabkan belum penah ada penelitian sejenis yang membandingkan secara langsung antara bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi dan melacak kandungan kosakata Jawa Kunonya. Hasilnya, dugaan kemiripan bahasa Jawa dialek Banyumas dengan bahasa Jawa dialek Banyuwangi yang datanya diambil pada Kecamatan Tambak Banyumas dan Kecamatan Glagah Banyuwangi terbukti secara dialektologi. Selain itu, kandungan kosakata Jawa Kuno pada bahasa Jawa dialek Banyumas lebih banyak dibandingkan bahasa Jawa dialek Banyuwangi sehingga bahasa Jawa dialek Banyumas dapat dikatakan sebagai dialek bahasa Jawa yang lebih tua dibandingkan bahasa Jawa dialek Banyuwangi.

ABSTRACT
Banyumas dialect and Banyuwangi dialect of Javanese language are hypothesized to share similarities in terms of 1 the sound, 2 the presence of Old Javanese vocabulary items, 3 the absence of speech levels, 4 suburban regions. In fact, speakers of Banyumas dialect and those of Banyuwangi dialect live in different geographical regions the former settle in the western part of Central Java province, while the latter in the eastern part of East Java province. Based on the fact, the researcher intended to reveal hypothesis concerning similarities of Banyumas dialect and Banyuwangi dialect of Javanese language using dialectology approach. This is so since there has been no similar research which directly compares Banyumas dialect and Banyuwangi dialect and tracks the contents of the Old Javanese vocabulary items. The research results indicate that 1 the hypothesis concerning similarities of Banyumas dialect and Banyuwangi dialect of which data were taken in Tambak Banyumas subdistrict and Glagah Banyuwangi subdistrict is dialectologically proved, 2 the number of Old Javanese vocabulary items in Banyumas dialect of Javanese language is more than the number of Old Javanese vocabulary items in Banyuwangi dialect of Javanese language, and therefore Banyumas dialect is said to be older than Banyuwangi dialect"
2018
T50856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soepomo Poedjosoedarmo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979
499.251 SOE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Suharsih
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten melalui pilihan dan pemakaian bahasa di ranah keluarga berdasarkan lokasi pemukiman. Diduga lokasi pemukiman dapat memberikan pengaruh terhadap pemertahanan bahasa. Penelitian ini dilakukan di masyarakat yang homogen, yaitu lokasi pemukiman di desa dan di masyarakat yang heterogen, yaitu lokasi pemukiman di dekat pusat pemerintahan, pusat industri dan pariwisata. Populasi penelitian adalah semua penutur bahasa Jawa dialek Banten di Provinsi Banten. Dengan menggunakan stratified purposive sampling, diperoleh 340 responden dari sepuluh desa yang mewakili berbagai lokasi pemukiman. Data pilihan bahasa dikumpulkan berdasarkan kuesioner dan dianalisis dengan SPSS dan data pemakaian bahasa didapatkan melalui observasi lapangan yang dianalisis dengan teknik triangulasi.
Hasil analisis menunjukkan secara umum pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten dalam kategori baik, dengan rerata persentase responden yang memilih menggunakan bahasa Jawa dialek Banten kepada mitra tutur di ranah keluarga 86,15%. Berdasarkan lokasi pemukiman, responden dengan karakteristik homogen (di desa) menunjukkan pemertahanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan karakteristik heterogen. Pemertahanan bahasa di desa didominasi oleh responden yang berusia 41-50 tahun. Pada masyarakat heterogen, responden yang tinggal di lokasi pemukiman dekat pusat pemerintahan menunjukkan pemertahanan bahasa Jawa dialek Banten paling tinggi, yaitu dengan rerata 74,93% dan didominasi oleh responden perempuan.

The research aims to figure out Banten Javanese maintenance through language choice and language use in family domain based on respondents settlement location. It is supposed that settlement location gives influence toward language maintenance. The research conducted in homogeny society, those who stay in villages, and in heterogeneous society, those who stay near governmental center, industrial center and tourism. The population is all Banten Javanese speakers in Banten Province. by using stratified purposive sampling, there are 340 Banten Javanese speakers as respondents taken from the four settlement locations. Language choice data taken from questionnaire and it analyzed using SPSS; while language use data taken from observation and it analyzed using triangulation.
The result of analysis showed that Banten Javanese maintenance is good, reaching 86.15 % of respondents who chose to use the language. Based on the settlement locations, respondents represented homogeny society (village) tends to maintain the language higher than those who represented heterogeneous society. Social factor dominated in this location is respondents with 41-50 years old. In heterogonous societies, the respondents who live near the governmental center get the highest percentage, i.e. 74,93% with women domination.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2725
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Purnama Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk dan penggunaan kohesi gramatikal yang terdapat dalam majalah Ancas versi web. Penulisan penelutian ini berfokus pada bagaimana bentuk dan penggunaan pemarkah kohesi gramatikal berbahasa Jawa dialek Banyumas dalam majalah Ancas. Sumber data yang digunakan adalah majalah Ancas versi web dengan menggunakan ancangan kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan data teks naratif, teks ekspositoris, dan teks berita yang terdapat dalam majalah Ancas. penelitian ini menggunakan teori kohesi dalam kerangka wacana yang diungkapkan oleh Halliday dan Hasan (1976) Berdasarkan hasil analisis, ditemukan empat alat kohesi gramatikal berupa referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Dalam referensi ditemukan pengacuan persona, pengacuan komparatif, dan pengacuan demonstratif. Pengacuan persona meliputi pengacuan persona I tunggal, persona II tunggal, persona II tunggal dan jamak, persona III tunggal, pengacuan diri sendiri, dan persona III berupa enklitik. Pada data tidak ditemukan pemakaian pengacuan persona I jamak. Penggunaan pengacuan persona memperhatikan situasi formal atau informal dan lawan tutur. Pada pengacuan komparatif ditemukan penggunaan kata kaya seperti. Pada pengacuan demonstratif ditemukan pengacuan lokatif dan substantif. Substitusi terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu substitusi verbal, substitusi frasal, dan substitusi klausal. Elipsis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah ya ana ya ada. Selanjutnya terdapat konjungsi antarkalimat dan intrakalimat. Konjungsi antarkalimat berupa konjungsi penambahan, pertentangan, sebab-akibat, pilihan, dan syarat. Adapun konjungsi intrakalimat berupa penambahan, pertentangan, dan sebab-akibat.

The aim of this research is to describe the type and the function of grammatical cohesion in the web version of Ancas magazine. This research also discribe the form and the using of grammatical cohesion in the Javanese Banyumas dialect in Ancas magazine. The Ancas magazine in web version is used as the data in this research. The data also grouped by narrative data text, expository text, and news text. In the analyisis, this research used grammatical cohesion approach by Halliday and Hasan (1976). The result shows that there are four grammatical cohesions, those are references, substitutions, ellipsis, and conjunctions. For the references, there are personal reference, comparative reference, and demonstrative reference. In the personal reference, there are first person singular, second person singular and plural, third person singular, self-reference, and enclitic form of third person. In this result didnt show the use of plural first person reference. The use of persona reference also refers to formal and informal situations. In the comparative reference, there is use of kaya like. In the demonstrative references, that is found a locative and substantive reference. The substitution is divided into three forms, those are verbal substitution, fractional substitution, and clause substitution. The ellipsis in this research there is ya ana yes, there is. Furthermore, there are coordinating cojunction and correlative conjunctions. The coordinating cojunctions that be found are additive, adversative, causal, choices and conditions. Instead, the correlative conjunctions that be found are additive, adversative, and causal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rini Arinto Puji
"ABSTRAK
Rerdasarkan kesesuaian bahasan berkas isoglos dan babas= dialektometri. dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Mora terdapat sate dialek dengan tiga subdialek. Dialek itu adalah baha.sa Ja\1a dialek flora. Ketiga subdialek itu adalah (a) subdialek di \yilayah pinggir atau yang berbatasan dengan kabupaten lain_ yaitu di \\ilayah bagian barat taut dan bagian timur. (b) subdialek di wÂ?Ã?ilayah bagian tengah, dan (c) subdialek di wilayah yang didiami kelompok masvarakat Samin. Berikut ini adalah ~~ila~ah ~yilayah subdialek tersebut"
2007
T37475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>