Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Birge, Edward A.
New York: Springer, 2006
579.3 BIR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Inne Puspita Sari
"Hidrogel memiliki aplikasi yang luas dalam berbagai sektor khususnya dalam bidang kesehatan dengan memanfaatkan sifat antibakteri hidrogel. Penelitian yang mengarah pada pengembangan hidrogel bersifat antibakteri telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian mengenai pembuatan hidrogel dari CMC dan ZnO dengan metode reduksi insitu. Pada umumnya untuk mendapatkan sifat antibakteri pada hidrogel perlu dilakukan penambahan reagen yang memiliki sifat antibakteri. Pada penelitian ini disintesis hidrogel yang bersifat antibakteri dengan bahan dasar polimer alam yang bersifat biocompatible. Penggunaan eceng gondok sebagai bahan dasar karboksimetil selulosa CMC bertujuan untuk mendapatkan material dengan sifat biodegradable dan biocompable. Perak nitrat dan seng nitrat hexahidrat yang ditambahkan pada hidrogel akan direduksi menjadi nanopartikel untuk menghasilkan sifat antibakteri yang lebih baik. Variasi yang dilakukan adalah konsentrasi perak nitrat dan seng nitrat sebesar 500 ppm, 1000 ppm, dan 1500 ppm dengan tujuan untuk menghasilkan material komposit yang bersifat antibakteri dan super absorben. Berdasarkan hasil penelitian, swelling ratio hidrogel paling tinggi didapatkan saat konsentrasi reagen antibakteri sebesar 500 ppm yaitu sebesar 1714 pada nanopartikel perak dan 1689 pada nanopartikel seng oksida. Hal ini didukung dengan ditemukannya ikatan ester pada hasil uji gugus fungsi dengan menggunakan FTIR Fourier Transform Infrared serta terdapat ruang bebas dan serat yang banyak pada permukaan hidrogel berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis hidrogel dengan menggunakan SEM Scanning Electron Microscope.

Hydrogel has a wide range of applications, especially in health and medical applications for antibacterial material. Studies that lead to the development of antibacterial hydrogel has been done, one of which is the study of the synthesis of hydrogels from CMC and ZnO using in situ reduction method. In general to obtain antibacterial properties on the hydrogel, the addition of reagents that has antibacterial properties need to be done. In this research, the synthesized antibacterial hydrogel used natural biocompatible polymer as base material. The use of water hyacinth as base material of carboxymethyl cellulose CMC aims to obtain material with biodegradable and biocompatible properties. Silver nitrate and zinc nitrate hexahydrate added to the hydrogel will be reduced to nanoparticle size for better antibacterial properties. The concentration of silver nitrate and zinc nitrate are variated 500 ppm, 1000 ppm and 1500 ppm in order to produce antibacterial and super absorbent composite material. Based on the results, the highest hydrogel swelling ratio was obtained when the antibacterial reagent concentration is 500 ppm, for the silver nanoparticle the swelling ratio is 1714 and for the zinc oxide nanoparticle is 1689 . This is supported by the discovery of ester bonds on functional group test results by using FTIR Fourier Transform Infrared . There are many free space and fiber on hydrogel surface based on hydrogel microscopic observation by using SEM Scanning Electron Microscope . Antibacterial material was successfully obtained, having biocidal activity to gram ndash ve bacteria E. coli."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trimurti Habazar
Padang: Fakultas Pertanian Universitas Andalas, 2000
576.165 HAB d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academic Press, 1993
R 579.3 HAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Robby Anzil Firdaus
"Komponen utama produk A adalah bakteri fotosintetik. Salah satu permasalahan utama yang timbul pada proses produksi karena penggunaan bakteri fotosintetik adalah lamanya waktu fermentasi, dan menyebabkan tingginya biaya produksi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempercepat proses fermentasi adalah dengan menggunakan proses rekayasa genetika. Proses rekayasa genetika untuk menghasilkan bakteri dengan proses fermentasi yang lebih cepat telah dilakukan pada tahun 2012 di PT. X, dan telah mendapatkan satu bakteri.
Penelitian ini menggunakan metode Value Stream Mapping dan Cost Integrated Value Stream, untuk menganalisa proses produksi produk A. Proses current menggunakan bakteri tanpa rekayasa genetika, dan proses proposed menggunkan bakteri yang telah direkayasa secara genetika.
Dalam penelitian ini didapatkan hasil, total biaya produksi pada pross current sebesar Rp 6.384.655/batch dan total biaya produksi pada proses proposed sebesar Rp 4.119.867/batch. Dari hasil tersebut terjadi penurunan total biaya produksi sebesar Rp 2.264.788/batch atau sebesar 35%.

Main component of product A is photosynthetic bacteria. One of the major difficulty that arise in the production process is the slow fermentation rate, which resulting in the high production cost. One of the suggested way to handle it is by genetic engeneering. The genetic engineered that taken places in 2012 on PT. X resulted in a higher fermentation rate bacteria.
This research use Value Stream Mapping method and Cost Integrated Value Stream, to analize production process of product A. Current process using non genetic engineered bacteria and proposes process using genetic engineered bacteria.
In this research the result are, total production cost in current process Rp.6.384.655/batch, and total production cost using genetic engineered bacteria Rp.4.119.867/batch. From the result there is a declining production cost of Rp.2.264.788/batch or 35% from the proposes process compared to the current process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harun Rasyid
"ABSTRAK
Aspergillus clavatus merupakan kapang yang dapat menghasilkan
senyawa metabolit sekunder bersifat antibiotik. Untuk meningkatkan senyawa antibiotik, maka di perlukan suatu perlakuan terhadap kapang tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penambahan ekstrak khamir (0 %, 0,1 %, dan 0,2 %) dapat meningkatkan aktivitas aritibiotik metabolit sekunder yang dihasilkan oleb galur Asp. clavatus UICC 312 terhadap bakteri Alcaligenes faecalis UICC B-5, Bacillus subtillis UICC B-Il, Eschenichia coli UICC B-15, Micrococbus luteus UICC B-25, Proteus vulgaris UICC B-39, Pseudomonas solanacearum UICC B-23, Staphylococcus aureus UICC B-28. Galur Asp . clavatus UICC 312 yang diuji aktivitas antibiotiknya ditumbuhkan pada medium Potato Dextrose Broth dengan masing-masing konsentrasi ekatrak khamir, pengocokan 112 rpm, suhu inkubasi 300C selama 6 hari. Uji aktivitas antibiotik dilakukan dengan menggunakan " cylinder assay method". Aktivitas antibiotik penambahan ekstrak khamir d.iketahui dengan mengukur diameter zona bening.
Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa: (1) Penambahan ekstrak khamir pada medium PDB menurunkan aktivitas antibiotik galur Asp. clavatus UICC 312 terhadap ketujuh jenis bakteri; (2) Bakteri yang paling sensitif adalah Alc. feacalis UICC B-5 sedangkan yang kurang sensitif adalah S. aureus UICC B-28; (3) Pada fermentasi metode pengocokan untuk menghasilkan senyawa metabolit sekunder bersifat antibiotik oleh galur Asp. Clavatus UICC 312 tidak perlu diberikan ekstrak khamir.
ABSTRAK
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Astuti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah inokulum konsorsium
bakteri yang optimum dalam mendegradasi hidrokarbon minyak bumi. Sedimen
dan air laut yang dicemari minyak jenis ALCO digunakan sebagai medium uji
hidrokarbon minyak bumi yang diinokulasikan dengan berbagai jumlah inokulum
bakteri sebesar 106, 107, 108, 109, dan 1010 sel/ml. Pengamatan proses
biodegradasi hidrokarbon minyak bumi dilakukan selama 28 hari dengan interval
waktu inkubasi hari ke-0, 2, 5, 9, 14, dan 28. Aktivitas konsorsium bakteri dapat
diketahui dengan menghitung jumlah total sel bakteri menggunakan metode
perhitungan Acridine Orange Direct Count (AODC) dan pengukuran konsentrasi
minyak bumi dengan metode gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bioaugmentasi dengan inokulum konsorsium bakteri sebesar 106--1010 sel/ml dapat
mendegradasi hidrokarbon minyak bumi sebesar 42,54%--55,92%, sedangkan
kontrol positif (K(+)) sebesar 32,90% dan kontrol negatif ((K(-)) sebesar 3,47%.
Perlakuan K10 dengan inokulum konsorsium bakteri sebesar 1010 sel/ml
menghasilkan persentase degradasi hidrokarbon minyak bumi terbesar yaitu
55,92% serta meningkatkan jumlah total sel bakteri sampai log 9,47.

ABSTRACT
The study was conducted to determine the optimum amount of inoculums
in the bacterial consortium degrading petroleum hydrocarbons. Sediments and sea
water contaminated with ALCO type is used as the test medium ALCO petroleum
hydrocarbons that were inoculated with various amounts of bacterial inoculum of
106, 107, 108, 109, and 1010 cells / ml . The biodegradation process was observed
for 28 days with intervals 0, 2, 5, 9, 14, and 28 days. Bacterial consortium
activities was determined by counting total number of bacterial cells using of
Acridine Orange Direct Count (AODC) method and measuring the concentration
of petroleum hydrocarbons are analyzed by gravimetric method The results
revealed that bioaugmentation which inoculums consortium bacteria of 106 - 1010
cells / ml can degraded petroleum hydrocarbons at 42,54% to 55,92%, while
positive control (K(+)) only 32,90% and negative control (K(-)) only 3,47%.
Treatment K10 with a consortium of bacteria inoculums of 1010 sel/ml increased
capability of degrade petroleum hydrocarbons up to 55,92% and total number of
bacterial cells up to log 9,47.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43499
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tumbuhan Tanjung (Mimusops elengi Linn.) adalah tumbuhan tegak, tingginya mencapai 15 m. Buahnya berbentuk memanjang dengan panjang 2-3 cm, berwarna orange, sedangkan daunnya berbentuk panjang bulat telur atau bulat memanjang dengan panjang 9-16 cm. Tumbuhan ini banyak terdapat di kawasan India bagian selatan, Burma, Malaysia, Philipina dan Indonesia. Tumbuhan jenis ini banyak ditanam orang dihalaman dan tepi-tepi jalan sebagai tanaman perindang. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur molekul senyawa kimia yang terkandung dalam buah tanjung, yang kemudian senyawa ini diharapkan mempunyai sifat aktivitas anti bakteri. Isolasi dilakukan dengan Cara maserasi terhadap serbuk daging buah tanjung dalam petroleum eter dan metanol. Kemudian komponen-komponen dipisahkan dengan kolom kromatrografi. Untuk mengetahui sifat aktivitas anti bakteri dari komponen yang berhasil diisolasi, maka dilakukan uji aktivitas anti bakteri dengan metode tabur langsung dengan menggunakan kertas cakram ("paper disc"). Penentuan struktur molekul dari komponen hasil isolasi menggunakan spektrofotometer infra merah (IR), spektrometer resonansi magnetik inti (1H-NMR) serta spektrometer massa (MS). Senyawa kimia yang berhasil diisolasi dan identifikasi diduga adalah senyawa asam dehidro ursolat dengan rumus molekul C30H46Q3 yang didapat dari fraksi metanol dan ternyata komponen tersebut tidak mempunyai sifat aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli, B. subtillis, S. aureus dan Klebsiella."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tutik Murniasih
"Dalam penelitian kami tentang studi availabilitas biodegradasi senyawa PAH oleh bakteri laut, secara garis besar dapat diketahui bahwa pada dasarnya lingkungan laut Indonesia yang tercemar minyak telah menyediakan bakteri pelaku remediasi secara alamiah. Hal ini terbukti dari data skrining yang dilakukan dari ke-empat titik lokasi sampling, (Pel. Tanjung Mas Semarang, Pel. Tanjung Priok, Kumai Kal Sel dan Balikpapan) hanya dari Tanjung Priok yang tidak didapatkan bakteri pendegradasi. Hal ini disebabkan oleh tidak sesuainya kondisi sampel dengan media pengkayaan. Uji biodegradasi fenantren, piren dan benzo[a]antrasen menunjukkan bahwa isolat bakteri terpilih dari Semarang SalP-4b21 dapat mendegradasi fenantren sebesar 100% sesudah 15 hari kultivasi dan piren sebesar 24,53% sesudah 29 hari kultivasi. Sedangkan isolat KalP-3b22 dari Kumai Kal. Sel. dapat mendegradasi benzo[a]antrasen sebesar 38,2% selama 57 hari dan mendegradasi fenantren sebesar 59,5% sesudah 29 hari kultivasi. Karakterisasi senyawa hasil konversi menggunakan GC-Mass dan Spektroskopi Infra Merah menunjukkan bahwa tahap awal benzo[a]antrasen terkonversi menjadi benzo[a]antrasen 7, 12 diol yang terdeteksi sesudah 22 hari kultivasi dan pada hari ke-50 terdeteksi adanya benzo[a]antrasen 7, 12 dion. Fenantren oleh isolat KalP-3b22 terdegradasi menjadi 1-naftalenol sesudah 29 hari kultivasi, sedangkan oleh isolate SalP- 4b21 menjadi senyawa fenol 2,6-bis(1,1-dimethylethyl)-4 methyl. Jumlah produk konversi piren yang sangat kecil mengakibatkan sulitnya penentuan strukturnya. Karakterisasi 16S-rDNA isolate KalP-3b22 menunjukkan jenis Pseudomonas sp, sedangkan isolat SalP-4b21 adalah Sphingomonas sp.

In our investigation of bacteria that degrade PAH isolated from Indonesian coastal waters, basically we could conclude that some of Indonesian marine microbial isolated from oil contaminated areas were naturally available remediate the polluted areas. The screening data of this kind of bacteria from four sampling location (Tanjung Mas Semarang Port, Tanjung Priok Jakarta Port, Kumai Kal-Sel Port and Balikpapan Port) showed that almost in every site we could find PAH degrading bacteria. In case we didn? find the PAH degrading bacteria from Tanjung Priok Port was caused by unavailable physical condition sample with enrichment media. PAH Biodegradation test showed that the potent bacteria isolated from Semarang, SalP-4b21 degraded 100% phenanthrene after 15 days cultivation and 24,53% pyren after 29 days cultivation. The second potent bacteria isolated from Kumai Port (KalP-3b22) degraded 59,5% phenanthrene after 29 days cultivation and 38,2% benzo[a]anthracene after 57 days cultivation. Analysis of conversion product using GC-Mass and Infra Red Spectroscopy showed that in the beginning step, benzo[a]anthracene convert to benzo[a]anthracene 7,12 diol, this compound was detected after 22 days cultivation in KalP-3b22 and after 50 days cultivation this compound was converted to benzo[a]anthracene 7, 12 dion. In KalP-3b22 culture, phenantrene was converted to 1-naphtalenol after 29 days."
2007
T40082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>