Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kiara Putri Mulia
"Dalam dua dekade terakhir, konsep hedging berkembang dalam ranah kajian Ilmu Hubungan Internasional (HI). Sejak kemunculannya dalam Ilmu HI, hedging sering digunakan untuk menjelaskan dinamika politik internasional dan tingkah laku negara pasca Perang Dingin yang tidak lagi dapat dijelaskan dengan konsep-konsep dasar dalam Ilmu HI, seperti balancing dan bandwagoning. Selain itu, hedging pun kerap kali dikaitkan dengan respon negara-negara terhadap kebangkitan kekuatan Tiongkok. Beberapa akademisi pun melihat bahwa hedging merupakan salah satu konsep paling signifikan dalam menjelaskan dinamika hubungan internasional di abad ke-21. Tinjauan literatur ini bertujuan untuk memetakan dan menganalisis perkembangan kajian mengenai hedgingdalam Ilmu HI. Guna mencapai tujuan tersebut, tulisan ini meninjau 53 literatur berakreditasi internasional yang membahas hedging dalam Ilmu HI. Dengan penggunaan metode taksonomi, penulis membagi tinjauan pustaka ini menjadi tiga sub bahasan, yaitu: (1) dasar konseptual hedging; (2) motivasi hedging; dan (3) implementasi hedging. Melalui analisis yang dilakukan terhadap literatur yang ditinjau, penulis menemukan berbagai perdebatan, konsensus, serta sintesis dalam topik mengenai hedging. Secara umum, tinjauan pustaka ini menemukan bahwa pemaknaan hedging dalam Ilmu HI mengalami perluasan. Perluasan tersebut merujuk pada munculnya ragam interpretasi hedging, pembahasan sektor-sektor non-keamanan dalam penggunaan hedging, serta isu empirik dan kebijakan luar negeri kawasan tertentu yang dibahas. Dalam konteks paradigmatik, tinjauan pustaka ini menyingkap bahwa hedging merupakan konsep yang multi-paradigmatik. Meskipun begitu, pembahasan mengenai hedging didominasi oleh pendekatan Neorealisme dan Realisme Neoklasik dalam Ilmu HI, serta pendekatan Analisis Kebijakan Luar Negeri. Meskipun hedging lahir dari cabang Realisme dalam Ilmu HI yang menekankan asumsi hubungan konfliktual antarnegara, penulis menemukan bahwa hedging pada umumnya berkaitan erat dengan pembentukan berbagai kerangka kerjasama internasional. Pada bagian akhir, tulisan ini merekomendasikan kajian mengenai hedging di masa depan untuk membahas tentang perbedaan konsep hedging dengan konsep sentral dalam Ilmu HI, parameter keberhasilan dan kesuksesan hedging sebagai respon negara, serta implikasi perilaku hedging suatu negara terhadap negara lain dan struktur internasional secara umum.  Penulis juga menyajikan catatan reflektif mengenai hedging dalam konteks kebijakan luar negeri Indonesia.

In the last two decades, the concept of hedging has developed in the realm of International Relations (IR) studies. Since its appearance in IR, hedging has often been used to explain the dynamics of international politics and post-Cold War state behavior which can no longer be explained by basic concepts in IR, such as balancing and bandwagoning. In addition, hedging is often associated with states’ responses to the rise of China. Some academics deem hedging as one of the most significant and novel concepts in explaining the dynamics of IR in the 21st century. This literature review aims to identify and analyze the development of studies on hedging in IR. To achieve this goal, this paper reviews 53 internationally accredited literature that discusses hedging in IR. By using the taxonomic method, the author divides this literature review into three sub-cateogires, namely: (1) the conceptual basis of hedging; (2) hedging motivation; and (3) implementation of hedging. Through the analysis conducted on the reviewed literature, the author finds various ideas, consensus, and synthesis in the overall discussion of hedging in IR. In general, this literature review finds that the central discussion of hedging in IR is expanding. This expansion refers to the emergence of various interpretations of hedging, discussion of non-security sectors in the use of hedging, as well as empirical issues and certain regional contexts that are discussed. In a paradigmatic context, these literature review reveals that hedging is a multi-paradigmatic concept. Nevertheless, the discussion on hedging is dominated by the Neorealism and Neoclassical Realism approaches in International Relations, as well as the Foreign Policy Analysis approach. Although hedging was born from the Realism branch of IR which assumes conflictual relations between countries, the authors find that hedging is generally closely related to the formation of various international cooperation frameworks. At the end, this paper recommends studies on hedging in the future to discuss and delve deeper into the differences between the concept of hedging and central concepts in IR, the parameters of the success and success of hedging as a state response, and the impacts of hedging towards other states’ behavior and international structure in general. The author also presents a reflective note on hedging in the context of Indonesia's foreign policy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Lestari
"Secara keseluruhan tesis ini bertujuan untuk mengetahui strategi pertahanan Indonesia di Selat Malaka terhadap adanya tawaran Proliferation Security Initiative selama kurun waktu 2006 hingga 2008. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menjelaskan faktor-faktor yang membuat Indonesia menolak Proliferation Security Initiative di Selat Malaka periode 2006-2008. Lalu berlanjut pada alasan pemilihan strategi pertahanan Indonesia di Selat Malaka selama kurun waktu dimaksud. Analisis strategi tersebut dilakukan dengan menggunakan command of the sea untuk mengetahui fungsi kemampuan angkatan laut Indonesia sesungguhnya. Selain itu, juga dilihat mengenai perkembangan jumlah piracy/ armed robbery yang terjadi di Selat Malaka. Kemudian setiap bentuk gelar operasi, kapabilitas militer dan kerjasama pertahanan yang dilakukan Indonesia dianalisis sesuai dengan ciri balancing, bandwagoning, dan hedging. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan studi dokumen yang berkaitan dengan strategi pertahanan Indonesia di Selat Malaka selama kurun waktu 2006 hingga 2008. Penelitian ini telah membuktikan bahwa strategi hedging yang dilakukan Indonesia merupakan upaya untuk meningkatkan keamanan di Selat Malaka selama kurun waktu 2006 hingga 2008. Strategi hedging yang dilakukan Indonesia yaitu berupa pengumpulan kekuatan (power) di kawasan, baik itu mengadakan patkor dengan dua negara pantai lainnya dan negara di kawasan (Thailand dan India), atau menjalin kerjasama pertahanan dalam hal teknis atau teknologi dengan negara-negara besar seperti Cina, AS, Jepang, Korsel, atau Australia. Melalui hal tersebut juga dapat dibuktikan bahwa kapabilitas militer Indonesia di Selat Malaka masih memiliki kelemahan berkaitan dengan anggaran pertahanan, manpower, dan alutsista.

This thesis is generally proposed to observe Indonesian defense strategy on Malacca Strait upon the bidding of Proliferation Security Initiative between period of 2006 to 2008. This research is conducted by firstly elaborating some factors as Indonesia refuses the Proliferation Security Initiative on Malacca Strait between 2006-2008, subsequently analyzing the reason of Indonesian defense strategy choice along the period. The strategy analysis above is conducted by utilizing comman of the sea in order to dismantle the real capacity and function of Indonesian Marine. Besides, the analysis covers also the development of piracy/armed robbery amounts that happenned on Malacca Strait. Furthermore, every military operations, capability and defense cooperation accomplished by Indonesia are analyzed in accordance with the characteristic of balancing, bandwagoning, and hedging. This research is descriptively conducted by studying documents related to Indonesian defense strategy on Malacca Strait between the period of 2006 to 2008. This research revealed the hedging strategy carried out by Indonesia is the effort to increase the security on Malacca Strait between period of 2006 to 2008. Hedging strategy carried out by Indonesia are power assemblance (power) in territory, as to conduct billateral coordinating meeting between both coastal states and state in territory (Thailand and India), or as to establish defense cooperation in terms of technical or technological trait with big countries like China, United States of America, Japan, South Korea, or Australia. By this facts also it is proven that Indonesian Military capability on Malacca Strait still bear weaknesses related to defense budget, manpower, and primary defense weapon system (alutsista)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27499
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library