Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Alfian Pradana
Abstrak :
Kurang gizi dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya, karakteristik orang tua dan balita. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik orang tua dan balita kurang gizi di wilayah kerja Puskesmas Kosambi Tangerang. Penelitian menggunakan desain deskriptif sederhana. Responden penelitian berjumlah 84 orang dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menemukan karakteristik orang tua balita kurang gizi adalah usia, tingkat pendidikan yang rendah, pekerjaan dengan penghasilan yang rendah, dan pola asuh pemberian makan yang kurang baik. Karakteristik balita kurang gizi mayoritas berjenis kelamin perempuan dan berusia rata-rata 29,85 bulan. Pendidikan kesehatan mengenai pencegahan kurang gizi pada balita diperlukan untuk menurunkan angka kurang gizi pada balita. ......Parents and child characteristics are some of the many factors, affecting poor nutrition in children under five. This study aims to describe the characteristics of parents and children under five suffer from malnutrition in Puskesmas Kosambi, Tangerang work area. This study used descriptive design with consecutive sampling method. This study gathered 84 samples. Study results showed the characteristics of the parents of children with poor nutrition are age, low educational level, occupation with low income, and poor feeding pattern by parents. Most of the children suffer from malnutrition are female and at the age of 29,85 months. Health education regarding prevention of poor nutrition in children is necessary to decrease the prevalence of children with poor nutrition.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Dwinurwati
Abstrak :
Kesehatan dan gizi merupakan faktor yang penting karena secara langsung berpengaruh terhadap kualitas Sumber Daya Manusia di masyarakat. Status gizi masyarakat sering digambarkan dengan besaran masalah gizi pada kelompok balita. Kegiatan pemantauan balita kurang gizi merupakan kegiatan penting untuk kewaspadaan gizi. Peraturan yang mendukung terhadap kegiatan kewaspadaan gizi adalah Kepmenkes tentang pedoman penyelenggaraan surveilans epidemiologi kesehatan yang salah satunya tentang pelaksanaan kewaspadaan gizi daKepmenkes tentang standar pelayanan minimal yang menetapkan bahwa 80% kecamatan menjadi bebas rawan gizi. Angka balita kurang gizi yang cukup tinggi dan luasnya geografis Kabupaten Bogor mendasari diperlukannya suatu sistem informasi yang dapat dipergunakan untuk membantu para pengambil kebijakan dalam mengevaluasi dan intervensi program perbaikan gizi serta menentukan prioritas wilayah dalam pembinaannya. Penelitian pengembangan sistem informasi pemantauan balita kurang gizi di Kabupaten Bogor ini menggunakan desain penelitian dengan pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah. Dengan metode pendekatan sistem yang digunakan adalah incremental dengan metode prototyping yang meliputi tahapan perencanaan, analisis, perancangan, pengkodean dan uji coba prototype. Hasil analisis sistem dapat ngidentiftkasi permasalahan-permasalahan yang ada dalam sistem yang sedang berjalan serta altematif solusinya pada tingkat input, proses dan output. Sistem informasi pemantaun balita kurang gizi Sistem Informasi Geografts didesain untuk memudahkan input data dan analisis proses pengolahannya menjadi informasi. Output yang dihasilkan bempa laporan tabel, graftk prevalensi KEP, cakupan DIS, NID dan BGMID sebagai indikator pemantauan balita kurang gizi. Interpretasi lebih lanjut akan didapatkan peta sebaran kasus KEP, peta cakupan DIS, cakupan NID dan BGMID , sehingga akan didapatkan daerah yang rawan/potensi terhadap kasus balita kurang gizi. Aplikasi sistem informasi pemantauan balita kurang gizi ini dapat menjadi alat manajemen dalam pengambilan keputusan untuk kegiatan yang berhubungan dengan masalah balita kurang gizi di Kabupaten Bogor. Sistem informasi pemantauan balita kurang gizi berbasis sistem informasi geografi ini diharapkan dapat diman:faatkan bagi pengelola gizi lainnya. ......It has already known that health and nutrition are the most important factors that directly influence the quality of human resources in the?society. Public nutritional status is usually described as the wide of the nutrition problems within is under-five group. Therefore, the activities on the monitoring of malnourished under-five children should be prioritized as it can be as a nutrition awareness system. The regulation that support the activities? on a nutrition awareness is stated in the ministry of health decision (MHD) on the Guidelines for the Implementation of Epidemiological Surveillance on the subject of a nutrition awareness, and MHD on the Minimum standard for services, which determine that 80% of sub-districts should be free from malnourishment state. The high rate on under-five malnourished and a broad-range of area geographically of bogor, are use to be the base on why information is needed, in order to assist for policy makers to evaluate and to intervene a nutrition improvement program, and to decide in which part of the area that program will be applied. The study on the development of information system to monitor the malnourished under-five children at the District of Bogor in using a system approach research design that intends to solve the problems. The met on of system approach fur the study is au incremental with a prototyping method .that consist of stages. of planning, analyzing, designing, coding, and prototype testing. The result of system analysis can be applied to identify problems that exist in the ongoing system and its solution alternatives at the level of input; process, and output, The information system to monitor the malnourished under-five children that based on the geographic information system (GIS) is designed for simplifying the data input and process analyzing into producing the information. Output yielded is in then from of Report Tables, Prevalence Graphics of EPD (Energy-protein deficiency), and Coverage of DIS, NID, and BGM/D as the indicators of malnourished under-five monitoring. An advance interpretation can be us to generate the map of tbe distribution of EPD cases, the map of the coverage on DIS, NID, and BGMID, in which identify the area that potentially become a malnourished under-five area. The information system to monitor the malnourished under-five children can be applied for management tools to meet the decision on any activities related to malnourished under-five at the district of Bogor. It is hoped that the information system to monitor the malnourished under-five children based on the GIS can be utilized by other nutrition managers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29182
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Erar Yusuf
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah gizi, dalam hal ini kurang gizi, masih merupakan masalah kesehatan utama anak balita dan menjadi pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia hari ini dan esok. Berbagai masalah telah ditelusuri sebagai penyebab kurang gizi, seperti rendahnya masyarakat, sasaran program tingkat ekonomi dan pendidikan pengetahuan adanya kebiasaan makan yang kurang baik sampai kepada keadaan alam dan jumlah penduduk yang tidak seimbang. Dari semua itu, kebiasaan makan seseorang berhubungan langsung dengan kurang gizi karena melalui kebiasaan makan ini terungkap bagaimana seseorang memenuhi kebutuhan untuk kesehatannya. Khusus bagi balita, kebutuhan makan gizinya sangat ditentukan oleh peranan ibu. Dengan demikian, perilaku kesehatan menjadi kendala utama terhadap permasalahan gizi kesehatan dan pendidikan kesehatan menjadi alternatif penanggulangannya. Untuk itu, tujuan penelitian ini akan menelusuri bagaimana kebiasaan makan responden yang meliputi kebiasaan menyusui, pantangan makan, distribusi makan dalam keluarga dan kebiasaan jajan disamping itu akan dilihat kaitan kebiasaan makan ini dengan faktor faktor pengetahuan sosialisasi pula yang mempengaruhinya gizi kesehatan, pemanfaatan fasilitas kesehatan serta sikap dari tenaga kesehatannya. Untuk memahami itu semua, penulis mencari tahu melalui studi di kampung Lembur Sawah, desa Kampung Sawah kecamatan Rumpin, Bogor, Jawa Barat. Studi ini dilakukan dengan penelitian deskriptif pengumpulan data terhadap 30 responden dengan menggunakan wawancara berstruktur, wawancara mendalam dan pengamatan untuk melengkapi penelitian ini. Gambaran empiris yang diperoleh di lapangan menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan yang lebih baik, pernah ke fasilitas kesehatan dan mendapat penyuluhan gizi kesehatan dari tenaga kesehatan cenderung mempunyai kebiasaan makan baik, dan begitu pula sebaliknya. Ini menunjukkan fasilitas kesehatan yang ada telah berperan sebagai wadah UKS di bidang gizi/kesehatan melalui bantuan tenaga kesehatan, yaitu dengan memberikan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan gizi kesehatan dan membentuk kebiasaan makan masyarakat. Namun demikian, ternyata masih cukup banyak responden yang mempunyai kebiasaan makan buruk yaitu kebiasaan makan yang cenderung dapat mengarah pada kurang gizi. Hal ini karena pengetahuan yang mereka miliki tidak mereka terapkan dalam kehidupan sehari hari mengingat kuatnya nilai nilai kesehatan tradisional dan rendahnya status sosial ekonomi.
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Permata Sari
Abstrak :
Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan jumlah balita gizi buruk dan kurangterbanyak di Provinsi Banten dengan prevalensi sebesar 5,77 . Pemerintah KabupatenTangerang sejak tahun 2010 hingga saat ini telah menyelenggarakan Pos Gizi sebagai upayapenurunan prevalensi balita kurang gizi. termasuk di Kecamatan Teluknaga. Tujuanpenelitian ini untuk menganalisis penyelenggaraan Pos Gizi di Kecamatan TeluknagaKabupaten Tangerang 2017 berdasarkan komponen input, proses dan output. Metodepenelitian ini kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procesure RAP . Teknikpengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarahkader. Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan jumlah sumber daya manusiacukup, bidan desa tidak mendapatkan pelatihan, dana berasal dari dana BOK, peralatanmasak dari swadaya masyarakat, media penyuluhan tidak ada, dan jarak beberapa rumahpeserta jauh dengan lokasi kegiatan. Gambaran komponen proses didapatkan kegiatan PMTberjalan rutin, penyuluhan tidak rutin, pemantauan perubahan perilaku tidak dilakukan.Gambaran komponen output menggambarkan asupan makanan balita belum memenuhiprinsip gizi seimbang, peserta menerapkan beberapa perilaku kebersihan, dan peserta belummenerapkan perilaku mendapatkan layanan kesehatan yang positif. Perlu dilakukanpeningkatan kualitas kegiatan edukasi kesehatan melalui pelatihan kader dan bidan desa,kegiatan konseling dan pemantauan perilaku, serta pengadaan media edukasi. ......Tangerang district became the region with highest number of children unver fiveyears with malnutrition in Banten Province with prevalence at 5,77 at 2016. Tangeranggovernment since 2010 had held Pos Gizi as an effort to reducing prevalence of childrenunder five years with malnutrition. This study is purpose to analysis implementation of PosGizi that held at Teluknaga sub district in 2017 base on input, process, and output component.This research method is qualitative with Rapid Assessment Procedure RAP design. Datacollection used indepth interviews and focus group discussions. The result of study on theinput component shows human resources is sufficient, the midwife doesn't get the training,the fund source comes from BOK, cookware from the community, and distance of severalhouse participant far to the location. The process components show PMT activities areroutine, health education not routinely, monitoring of behavior change are not performed. The description of the output component show the intake food of children has not fulfilledthe principles of balance nutrition, participant still apply some hygiene behavior, andparticipant have not implemented positive behavior of getting health care. It is necessary toimprove the quality of health education activities through cadre and midwife training,counseling and behavior monitoring activities, and education media procurement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Permata Sari
Abstrak :
Kabupaten Tangerang menjadi wilayah dengan jumlah balita gizi buruk dan kurang terbanyak di Provinsi Banten dengan prevalensi sebesar 5,77%. Pemerintah Kabupaten Tangerang sejak tahun 2010 hingga saat ini telah menyelenggarakan Pos Gizi sebagai upaya penurunan prevalensi balita kurang gizi. termasuk di Kecamatan Teluknaga. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penyelenggaraan Pos Gizi di Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang 2017 berdasarkan komponen input, proses dan output. Metode penelitian ini kualitatif dengan desain Rapid Assessment Procesure (RAP). Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam dan diskusi kelompok terarah kader. Hasil penelitian pada komponen input menunjukkan jumlah sumber daya manusia cukup, bidan desa tidak mendapatkan pelatihan, dana berasal dari dana BOK, peralatan masak dari swadaya masyarakat, media penyuluhan tidak ada, dan jarak beberapa rumah peserta jauh dengan lokasi kegiatan. Gambaran komponen proses didapatkan kegiatan PMT berjalan rutin, penyuluhan tidak rutin, pemantauan perubahan perilaku tidak dilakukan. Gambaran komponen output menggambarkan asupan makanan balita belum memenuhi prinsip gizi seimbang, peserta menerapkan beberapa perilaku kebersihan, dan peserta belum menerapkan perilaku mendapatkan layanan kesehatan yang positif. Perlu dilakukan peningkatan kualitas kegiatan edukasi kesehatan melalui pelatihan kader dan bidan desa, kegiatan konseling dan pemantauan perilaku, serta pengadaan media edukasi. ......Tangerang district became the region with highest number of children unver-five years with malnutrition in Banten Province with prevalence at 5,77% at 2016. Tangerang government since 2010 had held Pos Gizi as an effort to reducing prevalence of children under-five years with malnutrition. This study is purpose to analysis implementation of Pos Gizi that held at Teluknaga sub-district in 2017 base on input, process, and output component. This research method is qualitative with Rapid Assessment Procedure (RAP) design. Data collection used indepth interviews and focus group discussions. The result of study on the input component shows human resources is sufficient, the midwife doesn't get the training, the fund source comes from BOK, cookware from the community, and distance of several house participant far to the location. The process components show PMT activities are routine, health education not routinely, monitoring of behavior change are not performed. The description of the output component show the intake food of children has not fulfilled the principles of balance nutrition, participant still apply some hygiene behavior, and participant have not implemented positive behavior of getting health care. It is necessary to improve the quality of health education activities through cadre and midwife training, counseling and behavior monitoring activities, and education media procurement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T53809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina Assyifa
Abstrak :
ABSTRAK
Kurang gizi merupakan salah satu permasalahan pokok dunia yaitu sebagai penyebab 50 kematian pada balita. Pelaksanaan program pemberian makanan tambahan PMT oleh pemerintah sebagai penanggulangan kurang gizi. Penelitian ini betujuan untuk mengevaluasi manfaat program PMT pada balita dengan kurang gizi terhadap status gizi balita. Penelitian cross sectional melibatkan 100 balita kurang gizi yang telah mendapatkan PMT di Kabupaten Tegal yang dipilih menggunakan teknik cluster sampling. Status gizi akan diukur menurut BB/TB. Hasil dari penelitian yaitu status gizi balita setelah pemberian PMT; 41 normal, 39 gizi kurang dan 20 gizi buruk. Selain itu pemberian PMT yang sesuai ada 13 dan tidak sesuai 87 balita. Sedangkan lamanya balita diberikan PMT 78 balita diberikan lebih dari sama dengan 3 bulan. Berdasarkan hasil uji Chi-Square menunjukan ada hubungan antara PMT dengan status gizi nilai p 0,003 dan ada hubungan antara lamanya diberi PMT dengan status gizi nilai p 0,000.
ABSTRACT
Malnutrition is one of the main problems of the world, that is as the cause of 50 infants death. Implementation of supplementary feeding programs PMT by the government as malnutrition prevention. This study aims to evaluate the benefits of PMT programs in infants with malnutrition to nutritional status of children under five. The cross sectional study involved 100 malnourished toddlers who had obtained PMT in Tegal Regency, selected using cluster sampling technique. Nutritional status will be measured by BB TB. The result of the research is the nutritional status of under five children after giving PMT 41 normal, 39 less nutrition and 20 malnutrition. In addition, the provision of appropriate PMT is 13 and not 87 of children under five. While the length of toddlers given PMT 78 of infants given more than equal to 3 months. Based on Chi Square test results showed there is a relationship between PMT with nutritional status p value 0,003 and there is correlation between length of given PMT with nutrient status p value 0,000.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library