Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Etti Hadriyani
"ABSTRAK
Kriminalitas atau criminal yang di sebut juga kejahatan merupakan kejadian yang hamper setiap hari ada di masyarakat dan hal ini meresahkan anggota masyarakat. Kejahatan sendiri adalah bertemunya faktor niat berbuat jahat dari calon pelaku dengan kesempatan atau paluang yang ada. Selain itu kejahatan atau kriminalitas di sebabkan oleh banyak faktor utama adalah lingkungan.
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik kriminalitas di Kotamadya Bandar Lampung, kapan dan dimana pelaksanaan kejahatan di Kotamadya Bandar Lampung.
Dari hasil penelitian di ketahui jenis kriminalitas yang mempunyai jumlah kasus tinggi adalah jenis Curas, Curat, Curanmor dan lain lain kejahatan. Jenis Curas dan Curat merupakan jenis kriminalitas adalah perumahan, jalan, pusat-pusat keramaian dan waktu kejadian yaitu jam kejadian dan bulan kejadian
Berdasarkan tempat kejadian, perumahan mempunyai kasus tinggi dan berdasarkan waktu kejadian yang mempunyai jumlah kasus tinggi yaitu jam jam 24.01-06.00 wib (malam hari) dan pada kuartal I (januari, Februari, Maret, April)"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
899.22 BAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subandi
"Pada awalnya Kotamadya Bandarlampung adalah dua kota keci yang terpisah, yaitu Tanjungkarang dan Telukbetung. Kemudian sejalan. dengan pertambahan penduduknya yang cepat yaitu rata-rata 4,7 % setahun, kedua kota itu masing-masing mengalami perluasan kota, dan akhirnya menjadi satu. Pada perkembangan selanjutnya, nampaknya pertumbuhan kota Bandarlampung ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan alamnya, dimana sebagian wilayahnya berlereng curam sampai sangat curam, dan di bagian selatan kota berbatasan langsung dengan laut.
Dengan latar-belakang di atas, permasalahan yang saya kedepankan. adalah
1. Bagaimana tingkat perkebangan Kotamadya Bandarlampung ?
2. Kemana arah perkembangannya ? Mengapa demikian. ?
3. Bagaimana pola perkembanganya ?
4. Berapa bagian kota yang masih bersifat pedesaan ?
Yang dimaksud dengan perkembangan kota adalah perluasan atau pemekaran kota, yaitu ditandai dengan perubahan penggunaan tanah yang bersifat pedesaan ( non urban ) menjadi daerah dengan penggunaan tanah yang bersifat kota ( urban ).
Sedangkan tingkat perkembangan kota adaiƔh tingkat perubahan suatu daerah atau region, pada suatu kurun waktu tertentu melebihi keadaan sebelumnya, dinyatakan dalam bentuk kualitatif : tinggi, sedang dan rendah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
387.1 IND d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pengayoman, 2003
387.73 ANA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rendithya Ramdan Fikri
"Skripsi ini membahas bagaimana perdagangan begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Malaka sehingga Malaka kerap disebut sebagai pusat perdagangan pada masanya, baik dari masa kesultanan hingga masa pendudukan Portugis. Perdagangan yang berpusat di Malaka ini juga secara tidak langsung membawa perubahan bagi Malaka itu sendiri baik dari segi tatanan sosial masyarakat hingga berubahnya sistem kepercayaan di wilayah Asia tenggara khususnya Nusantara sebagai imbas perdagangan yang dilakukan oleh para pedagang di Nusantara dengan pedagang-pedagang dari wilayah lain dengan pusatnya di Malaka. Keberhasilan Malaka menjadi pusat perdagangan ini tak lepas dari berbagai strategi dagang mereka yang telah tertanam dari masa kesultanan hingga nantinya diadopsi oleh Portugis yang tetap membuat Malaka menjadi pusat perdagangan walaupun waktu telah cukup lama berlalu. Dengan menjadi pusat perdagangan membuat Malaka menjadi pusat dunia, terutama didalam dunia pelayaran perdagangan.

Abstract
This thesis discusses how the trade was so influential to the growth and development of Malacca, so often called as trade center in his time, either of the empire until the Portuguese occupation. Trade, based in Malacca is also indirectly bring change to Malacca itself either in terms of social order to change the belief system in the southeast Asian region, especially the archipelago as the impact of trade done by the traders in the archipelago with traders from other regions with head in Malacca. The success of Malacca became the center of this trade could not be separated from their trading strategies which have been implanted from the sultanate until later adopted by the Portuguese are still making a trading center of Malacca although enough time has long passed. By becoming a trading center to make Malacca became the center of the world, especially in world shipping trade."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S510
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional, 2009
R 387.736 BAD a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Tamtelahitu, Romylus
"Pada konteks tertentu, terdapat kejahatan yang mendapatkan dukungan sosial dari komunitas masyarakat dan terjadi relasi sosial yang khas antara pelaku kejahatannya dengan masyarakatnya. Demikian pula halnya dengan masyarakat di kampung X yang menjalin relasi khas dengan para bandar narkoba. Relasi yang unik ini membuat para bandar narkoba dapat menjalankan kegiatan peredaran narkobanya dengan rapi. Sebagaimana argument dari Peter Michael Blau dalam teori pertukaran sosial, bahwa ketertarikan sosial mendorong terjadi proses pertukaran sosial. Baik bandar narkoba dan warga memiliki ketertarikan sosial yang didasarkan pada pertimbangan reward instrinsik dan reward ekstrinsik. Ketertarikan atas dasar pertimbangan inilah yang membuat mutual relation diantara mereka. Berdasarkan pengamatan peneliti, pertukaran sosial yang terjadi antara bandar narkoba dengan warga dapat bersifat lestari. Dan pertukaran yang bersifat lestari tersebut terjadi antara bandar narkoba dengan warga yang supporting maupun yang bystander. Sebaliknya, ada juga kondisi dimana pertukaran sosial itu pun juga dapat terhenti. Penelitian ini mecnoba untuk memahami model dari pertukaran sosial, khususnya pertukaran sosial yang terjadi antara bandar narkoba denga warga di kampung X. Pertukaran sosial antara bandar narkoba dengan warga di kampung X tidak hanya menujukkan penghargaan instrinsik seperti ingin dihormati, merasa diterima namun juga memperlihatkan penghargaan ekstrinsik dalam bentuk uang, barang dan jasa.

In certain circumstances, some community had been given social supported to some criminal activities. This uniqe relations between them allows drug dealers to operates the drug dealing business. The model is premised on process of relationships of the drug dealers and the community in Ambonese?s Village, West Jakarta. The social relations not only between the drug dealing and supporting citizen but bystander too. The model argues that social relations must ensure that the community is given a voice in the way police enforce the laws. The model encourages that the drug dealers and community work together in a partnership that is different from the traditional relationship shared between the two groups under the previous social exchange model. This working in partnership means that not only must the drug dealers become more open to the community providing direction in the way they do their activity, but also that the community must take a more active role in the policing of their areas. This partnership could be considered an exchange of money, goods and services from both the drug dealers and the community. As argued by Peter Michael Blau in Social Exchange Theory, relationships that are on-going and have elements of exchange have obligations. These obligations of giving, receiving and reciprocity ensure that the relationship between the groups is not only maintained, but strengthened. This research attempts to understand the model of social exchange in terms of how social exchange process it is being applied by drug dealers and community in amobenes?s village. With the model encouraging a relationship with the community, issues of gift exchange appear. Through interviews with drug deallers, as well as citizens from the community of ambonese? village, how these obligations are being met and its relation to Blau?s theory of social exchange are explored."
Depok: Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29276
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sweet, Kathleen M.
Boca Raton: CRC Press, 2009
363.124 SWE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balitbang Perhubungan Kemenhub RI, 2017
387.7 IND b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>