Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Etti Hadriyani
"ABSTRAK
Kriminalitas atau criminal yang di sebut juga kejahatan merupakan kejadian yang hamper setiap hari ada di masyarakat dan hal ini meresahkan anggota masyarakat. Kejahatan sendiri adalah bertemunya faktor niat berbuat jahat dari calon pelaku dengan kesempatan atau paluang yang ada. Selain itu kejahatan atau kriminalitas di sebabkan oleh banyak faktor utama adalah lingkungan.
Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana karakteristik kriminalitas di Kotamadya Bandar Lampung, kapan dan dimana pelaksanaan kejahatan di Kotamadya Bandar Lampung.
Dari hasil penelitian di ketahui jenis kriminalitas yang mempunyai jumlah kasus tinggi adalah jenis Curas, Curat, Curanmor dan lain lain kejahatan. Jenis Curas dan Curat merupakan jenis kriminalitas adalah perumahan, jalan, pusat-pusat keramaian dan waktu kejadian yaitu jam kejadian dan bulan kejadian
Berdasarkan tempat kejadian, perumahan mempunyai kasus tinggi dan berdasarkan waktu kejadian yang mempunyai jumlah kasus tinggi yaitu jam jam 24.01-06.00 wib (malam hari) dan pada kuartal I (januari, Februari, Maret, April)"
1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Subandi
"Pada awalnya Kotamadya Bandarlampung adalah dua kota keci yang terpisah, yaitu Tanjungkarang dan Telukbetung. Kemudian sejalan. dengan pertambahan penduduknya yang cepat yaitu rata-rata 4,7 % setahun, kedua kota itu masing-masing mengalami perluasan kota, dan akhirnya menjadi satu. Pada perkembangan selanjutnya, nampaknya pertumbuhan kota Bandarlampung ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan alamnya, dimana sebagian wilayahnya berlereng curam sampai sangat curam, dan di bagian selatan kota berbatasan langsung dengan laut.
Dengan latar-belakang di atas, permasalahan yang saya kedepankan. adalah
1. Bagaimana tingkat perkebangan Kotamadya Bandarlampung ?
2. Kemana arah perkembangannya ? Mengapa demikian. ?
3. Bagaimana pola perkembanganya ?
4. Berapa bagian kota yang masih bersifat pedesaan ?
Yang dimaksud dengan perkembangan kota adalah perluasan atau pemekaran kota, yaitu ditandai dengan perubahan penggunaan tanah yang bersifat pedesaan ( non urban ) menjadi daerah dengan penggunaan tanah yang bersifat kota ( urban ).
Sedangkan tingkat perkembangan kota adaiƔh tingkat perubahan suatu daerah atau region, pada suatu kurun waktu tertentu melebihi keadaan sebelumnya, dinyatakan dalam bentuk kualitatif : tinggi, sedang dan rendah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarji
"Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Tingginya prevalensi TB dan belum berhasilnya pelaksanaan program pemberantasan TB, menempatkan penyakit ini sebagai penyebab kematian nomor satu dari kelompok penyakit infeksi.
Salah satu komponen penting dalam program pemberantasan TB adalah adanya monitoring dan evaluasi program. Kegiatan tersebut dapat berjalan secara efektif jika pengelola program TB memiliki data dan informasi yang dapat diakses secara mudah, cepat, valid dan tepat waktu. Dalam rangka memenuhi kebutuhan data dan informasi maka dibutuhkan sebuah sistem informasi yang tertata dan dapat dioperasionalkan dengan baik serta dapat menjawab kebutuhan program pemberantasan TB.
Kajian penelitian ini berjudul "Pengembangan Sistem Informasi Program Pemberantasan TB Paru Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung". Sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah Terciptanya pengembangan aplikasi sistem informasi program pemberantasan TB di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung. Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalain dan telaah dokumen.
Pengembangan sistem informasi ini dilakukan di Seksi P2TB Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, dengan data input berasal dari Puskesmas, Balai Labkes dan BPS, sementara pengguna output sistem adalah Kepala Subdin P2P, Kepala Dinkcs Kota dan Propinsi. Sedangkan Feedback akan diberikan kepada Puskesmas.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sistem pencatatan dan pelaporan yang berjalan saat ini masih dilakukan secara manual, sehingga dalam proses akses data, pembuatan laporan dan analisis indikator masih banyak ditemui kendala, baik dari segi waktu, tenaga maupun tingkat kesalahan yang terjadi.
Kelebihan dari hasil pengembangan sistem informasi TB berupa report/laporan dan indikator program dapat diperoleh secara otomatis berdasarkan entri data yang dilakukan. Report yang dihasilkan antara lain TB 03, TB 06, TB 07, TB 08, TB 11, TB 12, Laporan efektivitas status pelaksana PM() terhadap hasil akhir pengobatan, Laporan Kedaluwarsa Reagensia ZN dan OAT. Sedangkan indikator yang dihasilkan berupa: proporsi suspek, angka konversi, angka kesembuhan, error rate, CDR dan CNR.
Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung secara organisasi, SDM, sarana dan prasarana serta dana dinilai memiliki kesiapan dalam penerapan sistem informasi ini. Berdasarkan kemudahan dalam operasional dan output yang dihasilkan, sistem ini cukup aplikatif. Report dan indikator yang dihasilkan sistem dapat menjadi acuan dan sumber data bagi pengelola program TB dalam melakukan perencanaan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pernberantasan TB di Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.

TB Paru is disease of infection which still became the problem of health in Indonesia. Still height of prevalence disease of TB and not yet succeeded him various program eradication of TB, placing-this disease as cause of death of first one of faction disease of infection.
One of cause still lower him efficacy of program eradication of TB is record-keeping system and reporting which uniform net yet each every unit service of health Affect from not yet good of record-keeping system him and reporting for example, organizer of program do not have instrument to conduct planning, program evaluation and monitoring. Without supported by good data source, hence big of problem which in fact difficult also in order to be known. Thereby the existence of information system able to be accessed easily, valid, on schedule and can give the image of program indicator is a requirement for organizer of TB program in the Health District of Bandar Lampung City.
Target of this research is creation development of application of system information in Health District of Bandar Lampung City. Information System Program Eradication of TB Paru is a designed application program by automatic.
This application program aim to give amenity for organizer of TB Program in Health District of Bandar Lampung City in making of report and calculation of indicators, is which during the time conducted by manual.
Research conducted qualitative, while data collecting through interview and document study. Circumstantial interview isn't it to Kasubdin P3P, Kasie P2ML and Staff/Vice Supervisor of program of TB Paru in the Health District of Bandar Lampung City.
Development of scheme of information system of TB Paru in the Health District Bandar Lampung City through some phases, for example pre study analyses with activity form identify problem and opportunity of system development. In this phase in after is systems analysis in the form of system model, instrument model and conversion -between old with new system. The stage of system design is to yield device of logic, system organization and procedure.
The Health District of Bandar Lampung City pursuant to study which have been conducted to readiness of SDM, material, organizational, expense and-also-technology, owning opportunity for the applying of this TB Paru information system.
Pursuant to data of entry at form which have been designing, -application program of TB Paru can give indicator and report automatically. Report yielded by system other : summarize TB 03, TB06, TB 08, TB-i-I; TB--I-2; the effectiveness of PMD and also important indicator which needed by organizer of Program TB Paru in the Health District of Bandar Lampung; City.
Limitation of this information system, for example do not be yielded by report form him of TB Health Centre, analyses OAT which still globally and also there is no medium him watch medium condition and availability related to Program Eradication of TB Paru.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Rusmawati
"Penyakit malaria sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia, khususnya di luar Pulau Jawa dan Bali. Di Indonesia, lebih dari 6 juta penderita malaria klinis dengan 700 kematian yang dilaporkan melalui unit pelayanan kesehatan setiap tahun. Propinsi Lampung termasuk daerah yang endemis terhadap penyakit malaria. Salah satu Kabupaten/Kota yang masih banyak terdapat kasus malaria di Propinsi Lampung adalah Kota Bandar Lampung.
Sejak tahun 1999 terjadi peningkatan kasus malaria di Kota Bandar Lampung. Upaya pencegahan terhadap masalah malaria belum dapat dilaksanakan secara optimal. Sistem surveilans yang ada di Kota Bandar Lampung belum menghasilkan informasi yang dapat mendukung program dalam rangka penanggulangan masalah malaria.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan basis data surveilans malaria yang bermanfaat sebagai alat bantu dalam menghasilkan inforrnasi yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan kebijakan, perencanaan, monitoring dan evaluasi program dalam rangka penanggulangan masalah malaria di Kota Bandar Lampung dengan ruang lingkup di Dinkes Kota Bandar Lampung khususnya seksi pemberantasan penyakit bersumber binatang. Metodologi yang digunakan adalah dengan menggunakan metode pendekatan System Development Life Cycle (SDLC) dengan cara observasi dan wawancara mendalam dengan para informan.
Permasalahan sistem yang ada sekarang adalah kelengkapan dan ketepatan waktu pelaporan dari Puskesmas, permasalahan pengolahan dan analisis data serta permasalahan kurangnya informasi yang dihasilkan saat ini termasuk mekanisme umpan balik terhadap Puskesmas. Pengembangan sistem dimulai dari penetapan kebutuhan sistem, pemodelan sistem serta penetapan software dan hardware yang digunakan dengan harapan dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan user dalam menyusun perencanaan, monitoring serta evaluasi program pemberantasan malaria.
Software yang digunakan untuk aplikasi prototype ini adalah kombinasi microsoft acces, crystal report dan arc.view 3.3 dengan spesifikasi minimum hardware adalah Pentium II 450 Mhz, kapasitas RAM 128 MB, kapasitas Hardisk 10 GB.
Hampir seluruh informasi yang dibutuhkan user dapat terpenuhi antara lain informasi kebutuhan obat malaria, monitoring KLB malaria, stratifikasi malaria, pola penularan, slide positive rate malaria penilaian laporan Puskesmas dan proporsi CFR malaria.Pengembangan sistem berikutnya diharapkan dapat menghasilkan penilaian kinerja Puskesmas dan pengembangan sistem dengan input data individual.
Dengan dikembangkannya basis data surveilans malaria ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pengelola program dalam mengolah dan menganalisis data secara cepat dan efisien untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan user.
Daftar bacaan : 26 (1991-2002)

The Development of Malaria Surveillance Database in Bandar Lampung 2004 Until now, malaria is still becoming an important problem for the public's health in Indonesia, especially outside Java and Bali. Every year, the health services receive reports for more than 6 million people suffered clinical malaria, with 700 numbers of death. Lampung province is included to the area that is endemic for malaria. One of the cities in the Lampung province that is still found a lot of malaria cases is Bandar Lampung.
Since 1999, there has been an increase number of cases of malaria in Bandar lampung. The efforts to combat malaria are not optimally brought into realization. The surveillance system in Bandar Lampung is not giving enough information to support programs in order to combat malaria.
The arm of this research is to develop a malaria surveillance database, which can be useful as a helping device in giving information that can be used as a reference to determine policies, planning, monitoring, and program evaluations in order to combat malaria. The scope of the research is in the District Health Service of Bandar Lampung, especially in the animal sourced diseases prevention section. The method of the research is using a System Development Life Cycle (SDLC) approach by doing observations and deep interviews with the informants.
There are found several systematic problems now which the problem related to the reports completion and time from the public health center, the data processing and data analysis problems and the problem which is the lack of information produced in this time, including the feed back mechanism to the public health center. The system development starts from determining the system need, system modeling and the software & hardware that is used, which hopefully can produce the information needed by the user in constructing the planning, monitoring, and program evaluation of combating malaria.
The software application used in this prototype is a combination of Microsoft access, crystal report and arc. view 3.3 with minimize specification of the hardware is Pentium II 450 MHz, with 128 MB RAM capacity and 10 GB hardies capacity.
Almost all information that the user needed can be fulfilled, which among others are the information of the needs of medicine for malaria, monitoring the malaria early warning system confirmation, the infection season patterns of malaria, slide positive rate malaria, evaluation reporting of public health center and case fatality rate malaria. The development of next system hopefully can give information on the evaluation of the work of public health and evaluation of the work of public health center officers and development system with individual record.
With the development of this malaria surveillance database is hopefully that it can increase the work of program manager in processing and analyzing data quickly and efficiently to produce the information that is needed by the user.
References: 26 (1991-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafrida
"Proses Peradilan Pidana terhadap Pelaku Tindak Pidana Anak, merupakan suatu Proses Peradilan Pidana dengan sifat-sifat khusus, sesuai dengan sifat-sifat khusus yang dimiliki seorang anak, terutama masalah kejiwaannya. Sifat-sifat khusus inilah yang membedakannya dengan proses Peradilan Pidana yang diterapkan untuk pelaku tindak pidana dewasa. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pelaksanaan Proses Peradilan Pidana Anak dengan penerapan sifat-sifat khusus tersebut dan apa hambatan-hambatan yang dihadapi dalam penerapannya. Penelitian ini dilakukan dalam rangka menyongsong berlakunya Undang-undang Peradilan Anak.
Penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan secara "Yuridis-sosiologis". Penentuan sampel dilakukan dengan dua cara, yaitu untuk sampel dari aparat penegak hukum dilakukan secara ?Purposive Sampling" dan untuk para tersangka, terdakwa dan terpidana ditentukan secara "Random Sampling". Sampel wilayah/lokasi penelitian adalah "Propinsi Lampung khususnya Kota Madya Bandar Lampung". Sebagai alat pengumpul data dipergunakan kuessioner. Analisis data dilakukan secara "Deskriptif-kualitatif", sedangkan analisis kuantitatif digunakan hanya sebagai pendukung analisis kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Proses Peradilan Pidana terhadap pelaku tindak pidana anak belum dapat dilaksanakan dengan memperhatikan sifat-sifat kekhususan tersebut secara semestinya, dikarenakan masih kurangnya peraturan-peraturan di bidang peradilan pidana anak, juga masih kurangnya infrastruktur yang akan menunjang pelaksanaan peraturan tersebut. Selain itu dengan memperhatikan latar belakang sosial ekonomi seorang anak, maka kita harus melihat persoalan ini secara lebih luas. Tidak cukup melihatnya dari sudut "Kebijakan Hukum Pidana" tetapi jugs kita harus melihatnya dalam konteks yang lebih luas yaitu dari sudut "Kebijakan Sosial" yang hendaknya secara lebih luas lagi kebijakan tersebut terintegral dengan "Kebijakan Pembangunan Nasional".

The Process of Criminal Trials for Juvenile Offenders is a process with special characteristics, corresponding to the special characteristics owned by juveniles particularly their psychological problems. These are special characteristics differentiating it from the process of criminal trials for adult criminals. This research is intended to understand the performance in the process of Juvenile Criminal Trials with the application of these special characteristics and what obstacles are encountered in its application. This research is carried out in anticipation of the implementation of the Juvenile Trial Act.
This research is carried out with a "Legal-sociological". The sampling procedure is carried out by two methods, namely for the sample of judicial personnel by "Purposive Sampling" and for the defendants, accused and criminals by "Random Sampling". The sample of the region/location for research is the Lampung Province in especially in Bandar Lampung Municipality. Data collection is conducted by questionnaires. Data analysis is carried out though the "Descriptive-qualitatively Method", where as qualitative analysis is used only to support qualitative analysis.
The result of analysis indicates that the performance of the process of criminal trials for Juvenile offenders can not yet be performed to take properly into account the special the characteristics of the offenders, this is caused by the lact of rules in the field of juvenile criminal trials. Likewise there is still a lack of infrastructure to support the implementation of the existing rules. In addition, to take also into account the socio-economy background of the juveniles, we must look at the criminal law policy aspect. However, we must also try to look at it in a wider contexts, namely from a social policy, integrated to a wider "National Development Policy".
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Rachmadi
"ABSTRAK
Sesuai dengan semakin banyaknya kegiatan pembangunan phisik dewasa ini terutama yang menyangkut proyek-proyek pembangunan phisik yang di laksanakan secara swa kelola oleh pihak pemerintah biasanya pemerintah sebagai pihak boawheer lebih banyak menentukan isi dari perjanjian pemborongan tersebut, Hal ini dilakukan karena semata-mata bertalian erat dengan kesejahteraan, kesehatan dan keselamatan umuni yang mengikatnya.
Dalam perkembangan dan prakteknya di Indonesia sekarang ini banyak terjadi unsur pelaksana dan perencanaan itu berada dalam satu tangan. Hal demikian ini terjadi karena perusahaan pemborong besar itu dapat memiliki ahli-ahlinya sendiri yang sekaligus' dapat merteliti dan merencanakan type bangunan yang
di maksud. Keadaan demikian ini di biarkan saja oleh pemberi kerja karena kenyaataannya dapat menekan ongkos pembiayaan dari anggaran yang tersedia, Kemungkinan lainnya juga terjadi sebaliknya babwa pemerintah selaku pihak yang memborongkan sekaligus merupakan perencana dari bangunan tersebut.

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budi Sulistio
"Abstract. Street vendors (PKL) are common phenomena in urban areas all around the world, including in Indonesia. Bandar Lampung, as one of big cities in Indonesia, also has street vendor phenomenon. Some consider PKL illegal, yet some others perceive its existence as a way to overcome unemployment and poverty. Despite the different views, PKL is often considered as a source of urban problems by some regional governments in Indonesia, including Bandar Lampung Municipal Government. The research aims to analyze PKL phenomenon in Bandar Lampung and alternative policy issued to overcome PKL problems. The research result shows that the emergence of PKL in Bandar Lampung is caused by several factors, such as survival factor, lack of capital for running formal-sector business, reason of fulfilling educational needs, lack of employment, difficult bureaucracy, temporary job, lineages, and as a true profession. Based on the arguments and facts proposed, Bandar Lampung government must design a better policy to better accommodate PKL.
Abstrak. Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan sebuah fenomena umum di perkotaan yang berada di seluruh dunia, seperti halnya di Indonesia. Bandar Lampung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang tidak lepas dari fenomena ini. Keberadaan PKL dianggap ilegal di beberapa kota di Indonesia. Namun disisi lain, PKL dianggap dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan seperti keinginan pemerintah. Nyatanya, PKL dianggap sebagai masalah oleh beberapa pemerintah kota di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa fenomena PKL di kota Bandar Lampung dan alternatif kebijakan yang digunakan untuk mengatasi masalah PKL ini. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fenomena PKL di kota Bandar Lampung disebabkan oleh beberapa faktor seperti semangat juang untuk hidup, faktor pendidikan, sebagai pekerjaan sementara, birokrasi pemerintahan yang rumit, warisan dari generasi ke generasi, minimnya modal, minimnya lapangan pekerjaan, dan sebagai profesi. Berdasarkan argumentasi dan fakta-fakta, Pemerintan Kota Bandar Lampung harus merancang kebijakan untuk lebih mengakomodasi PKL."
Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Lampung, Lampung, Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shelly Shalihat
"Latar Belakang: Berdasarkan data per 20 September 2021 di 46.500 sekolah, ada 2,8 persen atau 1.296 sekolah yang melaporkan klaster COVID-19. Klaster COVID-19 paling banyak terjadi di SD/MI yaitu 2,78 persen. Per tanggal 18 Maret 2021 Angka kematian di Provinsi Lampung mencapai 5,32 persen atau berada di atas rata-rata nasional, yakni 2,71 persen. Berdasarkan SE Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bandar Lampung Nomor : 420/1254/IV.40/2022 tentang pembelajaran tatap muka pada masa pandemi COVID-19 dilaksanakan pada hari senin tanggal 14 Maret 2022. MIN 8 Bandar Lampung adalah MIN percontohan yang terletak sangat dekat dengan pemukiman padat penduduk, luas bangunan sekolah yang tidak terlalu besar memiliki jumlah siswa paling banyak serta memiliki interaksi dengan masyarakat luar yang sangat aktif. Berdasarkan dari studi pedahuluan yang sudah peneliti lakukan ternyata didapatkan hasil bahwa perilaku 3M siswa MIN 8 Bandar Lampung masih kurang disiplin.Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan perilaku 3M pencegahan COVID-19 pada siswa MIN 8 Bandar Lampung Tahun 2022. Metode: Menggunakan desain penelitian cross sectional survey, subjek diukur dan diamati hanya satu kali dalam penelitian ini. Hasil: Siswa kelas 5 (62,9%) MIN 8 Bandar Lampung tahun 2022 menerapkan perilaku 3M. Variabel pengetahuan (56,7%), sikap (62,9%), pola asuh (58,8%), dukungan guru (70,1%), dukungan teman sebaya (62,9%), peraturan sekolah (50,5%) dan sarana prasarana (56,7). Variabel terpenting yang terkait dengan penggunaan perilaku 3M adalah kebiasaan orang tua, dengan OR 3.095 (95% CI: 1.315-7.284). Kesimpulan: Kebiasaan orang tua dan peraturan sekolah secara signifikan berhubungan dengan perilaku 3M. Variabel yang paling dominan terkait dengan perilaku 3M adalah kebiasaan orang tua dan peraturan sekolah setelah mengontrol dukungan teman sebaya

Background: Based on data as of September 20, 2021 in 46,500 schools, there were 2.8 percent or 1,296 schools that reported COVID-19 clusters. Most of the COVID-19 clusters occurred in SD/MI, namely 2.78 percent. As of March 18, 2021, the death rate in Lampung Province reached 5.32 percent or was above the national average, which was 2.71 percent. Based on the SE Head of the Education and Culture Office of Bandar Lampung Number: 420/1254/IV.40/2022 regarding face-to-face learning during the COVID-19 pandemic, it was held on Monday, March 14, 2022. MIN 8 Bandar Lampung is a pilot MIN located very close to with densely populated settlements, the school building area is not too large and has the largest number of students and has very active interactions with the outside community. Based on the preliminary study that has been carried out by the researchers, it turns out that the 3M students of MIN 8 Bandar Lampung still lack discipline. Objective: To determine the factors related to the application of 3M behavior as a prevention of COVID-19 in students of MIN 8 Bandar Lampung in 2022. Methods: using a cross sectional study design where in this study the subject was only measured and observed once. Result: 5th grade students of MIN 8 Bandar Lampung in 2022 (62.9%) apply 3M behavior. Variables of knowledge (56.7%), attitudes (62.9%), parenting (58.8%), teacher support (70.1%), peer support (62.9%) school regulations (50.5%) and infrastructure (56.7). The most dominant variable related to the application of 3M behavior is the habituation of parents with OR 3,095 (95% CI: 1.315-7,284). Conclusion: There is a significant relationship between parental habits and school rules with 3M behavior. The most dominant variables related to 3M behavior are parental habits after controlling for peer support, and school rules."
Depok: Fakultas Kesehatan masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Syukur
"Aktivitas penyeberangan di pelabuhan Bakauheni berlangsung selama 24 jam, untuk melayani penumpang orang dan barang pada jalur pelayaran antara pelabuhan Merak dan Bakauheni. Selanjutnya dari pelabuhan Bakauheni pelaku perjalanan akan melanjutkan perjalanan dengan moda angkutan umum yang tersedia yaitu, bus non ac, bus ac, dan travel/taksi. Ketiga moda ini tersedia selama 24 jam dan mempunyai karakteristik yang berbeda seperti, tingkat pelayanan, waktu tunggu di terminal, waktu tempuh, dan ongkos.
Untuk mengetahui pertimbangan pelaku perjalanan dalam memilih moda angkutan umum yang disukai, dibuat skenario dengan metoda stated preference masing-masing angkutan umum. Untuk menentukan fungsi utilitas guna peramalan model dalam memilih alternatif moda yang bersaing digunakan model teori probabilitas yaitu analisis logit model. Pendekatan matematis yang digunakan dalam menghitung proporsi perjalanan yang akan memilih suatu moda tertentu digunakan multi nomial logit model. Pengolahan data dilakukan dengan metoda analisis regresi versi minicab release 10. 15 extra.
Dari hasil analisis yang diperoleh diketahui bahwa, pelaku perjalan cenderung memilih ongkos sebagai pertimbangan utama dalam menentukan pilihannya, selanjutnya waktu tunggu (wt) di terminal. Kondisi saat ini diantara ketiga moda yang paling disukai pelaku perjalanan untuk setiap maksud perjalanan adalah bus non ac. Dan skenario - skenario yang ditawarkan untuk masing-masing moda angkutan umum, yang paling disukai pelaku perjalanan adalah skenario II untuk bus ac, yaitu bila ongkos diturunkan dari Rp 6.500 menjadi Rp 6.000. Sedangkan untuk moda angkutan taksi/travel, bila ongkos Rp 9.000, penumpang tidak diantar sampai didepan pintu, pilihan naik menjadi 26%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarip Usman
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit virus akut, mudah menular melalui perantaraan nyamuk Aedes aegepti. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang relatif singkat, belum ada obat maupun vaksin. Penyakit ini juga telah menyebar tidak hanya di perkotaan saja namun merambah ke daerah pedesaan, karena vektornya (Aides aegypli) tersebar luas di kawasan pemukiman atau di tempat-tempat urn urn. DBD merupakan salah satu penyakit endemis yang masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia meskipun sudah dapat ditekan, namun insidennya masih cukup tinggi, yaitu 3,6% (tahun l990) menjadi 2,0% (tahun 1999). CFR 3,2 % (tahun 1994) menjadi 1,4 % (tahun 2000). Namun demikian daerah yang terjangkit terus bertambah dari 201 Dati II (tahun 1998) menjadi 225 Dati II (tahun 2000). Oleh karena itu penyakit DBD ini harus terus diwaspadai dan dipantau terus menerus. Dengan demikian penelitian kearah mencari faktor karakteristik dan kebersihan lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian DBD menjadi dasar penelitian ini dilakukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi, hubungan dan mencari model faktor karakteristik dan kebersihan lingkungan fisik rumah dengan kejadian DBD yang dilakukan di Kota Bandar Lampung dengan rancangan kasus-kontrol dengan metoda population based, kasus diambil dari regristrasi 5 (lima) Rumah Sakit Umum yang ada di Bandar Lampung sedangkan kontrol diambil dari tetangga terdekat kasus dengan jumlah sampel 56 kasus dan 112 kontrol (1:2) dengan rentang waktu dari bulan Januari 2002 s/d Mei 2002.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 (sembilan) variabel yang diuji dengan uji bivariat ada enam variabel yang mempunyai hubungan bermakna ( <0,05) dan iiga variabel mempunyai nilai p nya > 0,05.
Dari hasil uji multivariat dan uji interaksi diperoleh model dan dari model tersebut, faktor umur merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian DBD di Kota Bandar Lampung dengan OR .= 18,48 (Cl: 6,51-52,47) dan p value 0,000,
Aplikasi dari penanganan program pemberantasan penyakit ini, tidak terlepas dari berbagai kebijakan dari sektor lain, sehingga upaya pemecahannya harus secara strategic melibatkan sektor terkait. Kerjasama lintas sektor dalam pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan akan meneptukan keburhasilan program ini. Upaya-upaya kerja sama lintas sektor seperti Gerakan 3 M,dan lain-lain perlu ditingkatkan dan dilanjutkan. Pelaksanaan hukum, advokasi, sosialisasi serta adanya kesepakatan dalam pemberantasan penyakit menular dan kesehatan lingkungan perlu ditingkatkan dan dikembangkan lagi.
Daftar Bacaan: 35 (1960-2002)

Risk Factor Relating to Dengue Haemorhogic Fever (DHF) Incident in Bandar Lampung 2002Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is acute virus disease, easly communicable and transmitted by Aedes aegypti mosquito. Di-IF can be causation mortality in short time drug or vacsin find not yet. It transmitted in cities, but now had transmited to districs. Because vectors in everywhere as buildings or in public places. DHF is one of endemic disease and still health problem in Indonesia, although it could be pressed but incidence still high enough is 3.6 % (1990) to 2.0 % (1999th). Case Fatality Rate (CFR) from 3.2%(1994`') to 1.4% in 2000th. But the distric endemic is increase, from 201 districs (1988th) become 225 districs in 2000`''. Because of that DHF disease must to be monitor everywhere and time.
This study proposed to find out the frequency distribution, relation ship and look for characteristic and house phisic environmental Health factors model relation to Di-IF incidence in Bandar Lampung city 2002 and used Case Control study design. Cases take from 5 Hospital regristration in Bandar lampung City and control take from neighbour cases with 56 samples and 112 controls (1:2) in January 2002 - Mci 2002.
The result of study, with Chi square Test from 9 variables in relation to DI-IF find out 6 variables related significant (p value <0,05) and 3 variables isn't significant (p value > 0,05) related to DHF incident.
The result model from multivariate and interaction test, find out that highest dominan factor relation to Dl-IF incidence in Bandar Lampung city is age factor.
Aplication for Communicable Disease Control Programs depend on the other sectors wisdom and to solve this problem must be strategic to involve the other sectors. Coordination between sectors in communicable disease control and environmental health very important for succesfully this program, for example as " Gerakan 3 M " and "Pekan Sanitasi" action. The Law, advocation, socialization and same goal in communicable disease control and environmental health must he increase and to develop again.
Refeuvnce: 35 (1960 - 2002)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 9550
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>